"Aku dua minggu berturut-turut ke Kalasan. Ke rumah Steven..!" Aku sengaja berhenti sejenak untuk melihat reaksi Eren. Setelah kulihat tidak ada perubahan yang cukup berarti. Aku lanjutkan.
"Kebetulan saat aku ke rumahnya dia tidak ada. Katanya kerja di Kalimantan. Steven mencari uang yang banyak untuk mengajakmu nikah di Singapura.
Benarkah!?" Kembali aku berhenti untuk melihat reaksi Eren*.
-----------
Ya kali ini ada reaksi. Muka Eren agak memerah. Lantas dia ngomong.
"Ya itu maunya Steven ... sedang aku belum tentu menyetujui. Bagaimanapun aku masih punya orang tua. Dan aku belum memutuskan mau atau tidak.
Sedang Steven pindah keyakinan tak mau. Aku apalagi...jadi itu hanya maunya dia. Ya itu sepihak..!" Ujar Eren.
Mendengar keterangan Eren tekadku semakin kuat. Untuk membela akidah Eren apapun yang terjadi.
"Tetapi maaf Eren...bukankah kamu pernah mengalami saat Steven nembak kamu sampe tiga kali kamu tolak. Nyatanya akhirnya kamu mau. Mengapa..!?" Ujarku sembari memancing reaksi Eren.
"Ya...itu..itu yang aku tidak tahu. Mengapa bisa begitu..!?" Ujar Eren dengan terbata-bata.
Disinilah aku memasukan point yang sangat penting. Agar Eren akhirnya mau dirukyah.
"Eren...ketahuilah itu bisa terjadi kepada siapa saja. Tidak hanya kamu. Cewek-cewek lain muslim juga banyak yang jadi korban pemurtadan..!" Kataku meyakinkan Eren.
"Kok Pak Imron bisa mengatakan begitu apa buktinya..!?" Tanya Eren dan aku ceritakan semua hasil temuanku di Kalasan.
Percakapanku dengan Kang Jito. Obrolanku dengan Rudi di billiard Janoko sampe kepada kesimpulan bahwa Steven menggunakan ilmu pelet atau sihir untuk menjerat Eren.
"Maaf Pak..kita anak milenieal..apa musti percaya yang kayak begituan..!?" Ujar Eren mempersoalkan keteranganku. Ya Eren memang perlu bukti lain yang dapat dia yakini.
"Jadi kamu meragukan temuanku ya..!?" Tanyaku. Eren mengangguk.
"Ya itu tidak masalah...memang harusnya begitu. Dan untuk meyakinkan. Apakah kamu bersedia dirukyah..!?" Tanyaku.
Eren langsung menjawab tidak mau. Penolakan Eren sudah kuduga. Dia orang mileneal mana mungkin mau dirukyah. Dia menganggap perbuatan rukyah adalah perbuatan sia-sia. Kuno dan tidak logis.
"Baiklah..tapi bersediakah kamu puasa dan sholat tahajud..sepertinya kamu sudah lama gak sholat malam ya..!?" Eren mengangguk. Tanda dia tidak keberatan. Padahal ini juga rukyah. Tetapi rukyah secara mandiri.
"Jika kamu sholat tahajud dan puasa. Ntar kuajari amalan-amalan yang dapat untuk membuktikan apa yang kukatakan..!" Ujarku Eren mengangguk, setuju.
Lantas aku ajari ayat-ayat Surat Ar Rahman dan beberapa ayat lain yang berhubungan dengan penolakan sihir dan pelet.
" Setelah kamu puasa sunnah tiga hari. Kemudian kamu tahajud dan wiridkan amalan-amalan yang kuberikan. Kamu temui aku ya..!?" Ujarku kembali Eren mengangguk.
Tidak terasa waktu menunjukan pukul 08.00 WIB karyawan lain sudah mulai berdatangan. Aku akhiri pembicaraan dengan Eren dengan mengatakan.
"Kamu bisa mulai tahajud ntar malam pas malam Jumat pahing. Besoknya kamu puasa sunnah sampe Ahad Wage. Jika kamu benar-benar melakukannya pasti akan terjadi sesuatu yang mengagetkan. Sesuatu yang tidak pernah kamu duga. Selamat menjalani puasa dan kutunggu laporannya..!"
Setelah itu aku meninggalkan Eren. Aku ke meja kerjaku membereskan tumpukan kertas-kertas di meja sembari minum teh yang disediakan Eko, office boy kantorku.
Eren juga kulihat mulai kerja memilah-milah surat masuk dan keluar.
Tidak terasa tiga hari berlalu dengan cepatnya. Sengaja kuminta Eren jangan pulang dulu. Aku katakan perlu ngobrol dengannya.
Setelah pukul 16.00 WIB jam kantor usai. Semua karyawan telah pulang ke rumah masing-masing. Eko sang office boy pun pamit pulang. Tinggal aku bersama Eren.
"Bagaimana Eren..apakah kamu melaksanakan saranku dengan tertib dan benar..!?" Tanyaku kepada Eren.
"Sudah Pak...insya Allah...tapi pada hari ketiga kepalaku pusing, Pak hampir-hampir puasanya batal..!" Ujar Eren. Aku menjawab bahwa itu hal yang lumrah.
Itu terjadi karena ada benturan dua ilmu yang berbeda. Yakni ilmu sihir yang ditembakan Steven ketemu dengan amalan rukyah mandiri yang kuajarkan.
Dengan kuatnya Eren berpuasa dan dzikir. Jin jahat yang menguasai dirinya dijamin keluar. Untuk membuktikan dan mengetahuinya aku tanya Eren.
"Sekarang aku tanya kamu...dan kamu musti jawab jujur. Tak boleh ada yang kamu sembunyikan ya..!?" Kataku penuh wibawa agar Eren benar-benar jujur. Eren mengangguk.
"Baik...sekarang aku tanya dari hatimu yang paling dalam dan jawab dengan jujur ya... Apakah kamu sekarang masih ingat Steven dan masih mencintainya!?" Tanyaku.
Kulihat wajah Eren nampak kebingungan seperti orang baru saja mimpi.
Setelah agak tenang. Eren menjawab.
"Aku tidak mengingatnya lagi...dan aku tak pernah mencintainya...!" Itulah pernyataan Eren yang kulihat cukup jujur.
"Kok bisa begini..ya Pak!?" Tanya Eren bingung dan heran. Lantas kujawab bahwa itu semua terjadi karena selama ini Eren tersihir oleh Steven. Dan sekarang sihirnya telah punah.
Jadi Eren sudah balik menjadi Eren yang dulu. Eren sebelum berpacaran dengan Steven. Eren yang pernah menolak cinta Steven tiga kali.
"Tetapi Eren kamu jangan gembira. Sebab pasti Steven atau gurunya si Frans tahu. Dan kemungkinan dia akan kembali menyihir kamu...!" Kataku membuat Eren sedikit terkejut.
"Lantas bagamana cara menangkalnya ... agar sihir itu tidak masuk lagi..!" Tanya Eren kepadaku. Aku katakan itu bisa dengan mudah kita atasi. Asal Eren menurut apa yang kukatakan.
"Kamu harus membuang apa saja barang yang pernah dikasih Steven. Paling lambat terhitung tujuh hari ke depan. Dia akan ke rumahmu dengan membawa sesuatu.
Dan di sesuatu itulah jin jahat yang membantu sihir Steven berada. Karenanya kamu tidak boleh menerimanya. Kalau Steven memaksa suruh taruh saja. Ntar biar Eko yang ngambilkan..!" Kataku.
Selain itu aku juga memperingatkan Eren untuk tidak melihat wajah dan mata Steven. Tetapi pandanglah ujung jari kaki Steven.
"Jangan sekali-kali bertatap mata langsung, karena energi sihir akan bekerja dan mengalir melalui pancaran sinar mata.
Itu saja aku minta kamu betul-betul menjalani saranku. Jika ini tidak terbukti. Maka boleh tidak percaya semua omonganku. Dan silahkan lanjutkan kamu pacaran dengan Steven.
Sebaliknya jika itu benar terjadi. Maka bukti yang kamu minta itulah adanya. Dan kamu musti putuskan hubungan dengan Steven," ujarku menahan emosi.
Sejak omonganku kepada Eren tiga hari telah berlalu. Ya, pada hari ketiga Eren nelpon ke HP ku. Dia memberitahu jika Steven ke rumah.
"Seperti yang kukatakan kepadamu. Benarkan Steven datang ke rumahmu..!?" Eren diseberang telpon membenarkan omonganku.
"Lantas aku harus bagaimana Pak..!?" Eren minta pendapatku.
Aku katakan, agar ia ... Eren jangan sampe melihat mukanya. Apalagi memandangnya.
"Juga jangan kamu terima pemberiannya. Dan tataplah jempol kakinya. Dia pasti akan gelisah. Dan kamu tinggal saja berangkat ke kantor..! " ujarku kepada Eren.
Dan Eren meninggalkan Steven di teras rumah.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments