Malam hari Liana benar benar tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia merasakan begitu terpukul dengan perkataan ibu mertuanya sore tadi.
Pagi hari Liana seperti biasa mengerjakan tugas rumah seperti babu di rumah mertuanya. Setelah selesai Liana sengaja hari ini akan berangkat pagi ke toko nya, setelah mengantar Dion ke taman kanak kanak.
Dion baru masuk tahun pertama, menurut Liana Dion akan disekolahkan di taman kanak kanak selama tiga tahun. Liana tiba di toko dan segera membuka toko, dan tidak lama Mahendra datang ke toko sambil tergopoh gopoh memanggil Liana.
Liana tidak menghiraukan suaminya yang seperti itu, karena itu sudah biasa bagi Liana pasti akan ada kejadian yang didramatisir oleh ibu Hindun sang mertua.
"Sayang, Aisyah kok bilang nya gitu ke aku"
"Katanya kamu beli bakso untuk orang rumah"
"Tapi waktu ibu mau mengambilnya"
"Kamu langsung buang tu baksonya"
Tanya Mahendra pada Liana tanpa memberi kesempatan pada Liana untuk berbicara.
Liana hanya menghela nafas panjang dan nggak habis pikir kenapa keluarga suaminya semua lidahnya licin seperti ular beludak. Yang suka memutar balikkan fakta tanpa memperdulikan orang yang dihinanya.
Liana pun menghampiri Mahendra...
"Mas, misalnya aku jelasin semuanya"
"Apa mas bisa percaya ke aku"
Tanya Lian pada Mahendra suaminya.
Mahendra pun diam saja, dan mengangguk
Liana menceritakan siapa yang membuang bakso itu waktu mas Hendra keluar mengajak Dion ke warung.
Mahendra pun memang tahu perangai ibunya dan adiknya yang suka membesar besarkan masalah meski itu hanya hal sepele.
"Mas kalau mas ingin tahu"
"Aku ini benar apa tidak"
''Coba deh, mas ngumpet di kamar"
"Dan curi dengar waktu aku lagi bertatap muka sama ibu"
"Aku jamin kamu akan puas"
"Dengan hasilnya, saya yakin itu sangat bisa dipastikan" bujuk Liana pada suaminya.
Mahendra mulai berfikir bagaimana bisa ibunya dan adiknya bisa sekeji itu dalam perkataan, tapi Mahendra sangat bangga pada istrinya yang sudah mengambil keputusan bijaksana meski sudah disakiti berkali kali.
Tampak Aisyah berkunjung menuju rumah ibu Hindun, Aisyah langsung memanggil manggil ibunya yang ada di dapur.
"Ibu..."
"Ada berita heboh nih"
"Aku dengar si Liana ngebuang bakso yang hendak ibu makan ya"
Tanya Aisyah dengan nada marah.
Ibu Hindun seperti melongokkan kepala ke kanan dan ke kiri melihat situasi rumah apa masih ada suaminya apa tidak.
"Aku yang ngebuang bakso itu Ais"
"Aku ingin sekali membuat Liana tak nyaman biar cepet pergi dari rumah ini"
"Aku gak tahan liat Liana sok sok an gitu ke masmu Mahendra" jelas ibu Hindun.
"Hmmm.... Aku punya ide Bu"
"Kita sebar kalau yang ngebuang bakso itu adalah Liana bukan ibu"
"Mana baksonya Bu" tanya Aisyah pada ibu Hindun.
Aisyah pun menuju belakang rumah dan memfoto bakso yang masih terbungkus plastik dan yang satunya telah tumpah. Dengan akal liciknya bakso itu difotonya dan diunggah ke sosial media, dan dengan hitungan jam komentar miring begitu sangat membanjiri sosial media milik Aisyah.
Di toko Liana juga melihat konten tersebut, dan hanya melihatnya tanpa berkomentar apapun di akun sosial media milik Aisyah.
"Sudah numpang tak tahu malu"
"Mertua ingin makan hasil jerih lelah anaknya"
"Dilempar ke sampah ketimbang dimakan sama orang tua suaminya"
"Benar benar wanita laknat"
Itulah kata kata yang sangat membuat Liana semakin memantapkan yang disarankan salah satu pihak bank agar Liana lebih mengembangkan bisnisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments