Benih Yang Tak Diketahui
Siang ini udara terasa panas, namun tidak dirasakan oleh seorang gadis yang baru keluar dari tahanan. Dengan senyum yang khas dengan lesung pipinya serta kaos oblong dan celana yang penuh dengan robekan di lututnya.Berlari kegirangan menyambut temannya yang sudah lama menunggu di luar.
"Aya akhirnya kamu bebas juga." ujar Sisil sambil memeluknya erat.
"Iya dong,gue kan ga salah.Kok Lo sendirian,mana bokap gua kok ngga ikut jemput sih?tanyanya sambil celingukan mencari keberadaan ayahnya.
"Mungkin dia sedang ada kerjaan,udah jangan nanyain yang ngga ada.Mending kita makan kamu pasti laper kan!'ucap Sisil sambil merangkul sahabatnya.
"Lo tau aja kalau gue laper." ucap Cahaya.
"Bang baksonya dua ya makan sini." ucap Sisil pada penjual bakso.
"ngga jadi bang,jangan dua tapi tiga." ucap Cahaya sambil tersenyum kearah Sisil.
"Ya ampun Aya satu aja belum di makam mau minta dua."ujar Sisil sambil geleng geleng kepala.
"Habis gue laper banget,disana tuh boro-boro makan enak.Dikasih makan aja untung,liat nih tangan gue."ucap Cahaya sambil menunjukan sikunya yang terluka.
"Kok bisa sih,gimana ceritanya kamu bisa sampe kayak gitu.Terus ini kenapa?"tanya Sisil sambil menunjuk kening Cahaya.
"Ceritanya nanti deh tunggu aku makan dulu aku laper." sahutnya sambil menyantap bakso di depannya dengan rakus.
"Aya makannya pelan pelan saja,kayak orang kesetanan.Memangnya kamu disana nggak dikasih makan apa?"tanya Sisil sambil menelan air liurnya karena merasa heran dengan cara makan sahabatnya.
"Bang dua mangkok lagi ya?" ucap Cahaya.
" Apa,dua mangkok lagi." ujar Sisil keheranan.
Sisil menatap heran cahaya sambil memasukan bakso kedalam mulutnya.
"Udah Sil ayo buruan kamu bayar habis itu kita pulang."ujar Cahaya sambil memasukan bakso terakhir ke dalam mulutnya
"Apa aku yang bayar?"tanya Sisil keheranan.
."Ya Elo lah,masa gue sih.Gue mana ada duit.Gue kan habis jadi tahanan." ujar CAhaya sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Aduh Aya duit gue mana cukup paling untuk bayar tiga mangkok aja.Habis itu pulangnya jalan kaki."ucap Sisil merasa tidak enak pada Cahaya.
"Ya udah sini duitnya biar itu jadi urusan gue." ujar Cahaya sambil merebut uang yang ada ditangan Sisil.
"Jangan,biar aku aja.Kamu diem aja disitu." ucap Sisil sambil menemui penjual bakso.
"Maaf ya bang totalnya jadi berapa ya."tanya Sisil.
"Oh kamu yang pesan Lima mangkok makan sendiri.Totalnya jadi seratus ribu." ujar Abang penjual bakso.
"Kok banyak banget bang,lagian teman saya cuma tiga mangkok kok jadi seratus ribu." ucap Sisil keheranan.
"Tuh liat tumpukan mangkok temen kamu,terus di tadi pakai bakwan sama ketupat.Tuh liat bakwan yang ada di mangkok ludes kan!!"
"iya juga ya bang kok aku ngga nyadar ya." ujar Sisil merasa tidak enak.
"Teman kamu kesurupan apaan sih,Cewe kok makannya kayak gitu.Cantik sih cantik tapi bikin kantong kering."
"Ih Abang ngga boleh gitu tau.Ngomong ngomong boleh ngga ngutang dulu."
ujar Sisil.
"Apa,cantik cantik kok ngu..." Sisil lalu menutup Abang penjual bakso dengan dua jarinya.
"Jangan kenceng kenceng bang nanti kedengaran yang lain.Sebenernya dompet aku ketinggalan nih ada cuma lima puluh ribu.Itu pun sebenarnya buat ongkos pulang.Tolong lah bang nanti aku balik lagi kok buat lunasi." ujar Sisil dengan muka memelas.
"Baiklah,gini aja.Kalian berdua bantuin Abang jualan dan nyuci piring.Dengan begitu utang kalian lunas.Dan uang yang kamu pegang itu simpan untuk kalian.Kebetulan bakso ini sudah dipesan orang dan sebentar lagi yang mesen datang.Gimana mau ngga?"
"Gimana ya apa Aya mau.Tapi kalau ngga mau gimana bayarnya.Ah aku ada ide."gumam Sisil dalam hati.
"Iya bang saya mau bentar ya mau kasih tau teman saya dulu ya." ucap Sisil.
"Kemudian dia menemui Cahaya yang tengah terduduk dan menyender pada kursi sambil menegang perutnya yang kekenyangan.
"Aya kamu mau ngga nolongin aku." ucap Sisil.
"Nolongin apaan!!" sahut Cahaya.
"Jadi gini,aku tuh baru ingat kalau keponakan aku mau ulang tahun.Aku lupa beliin kado,kan uang aku ngga cukup.Kebetulan siabang bakso ini butuh bantuan kita katanya bentar lagi yang pesan datang sedangkan dia ngga ada yang bantuin.Nih aku tadi dikasih depe buat kamu nih." ujar Sisil sambil menyerahkan limapuluh ribu miliknya.
"Buat Lo aja,ayo aku mau bantuin kamu." ucap Cahaya bangkit dan menuju depan.
"Ya ampun ini anak,kesambet apa.Gara gara dipenjara jadi berubah kayak gini." gumamnya dalam hati.
Kemudian mereka membantu Abang penjual bakso.Sisil dan Cahaya membantu membungkus bakso kemudian mencuci mangkok yang kotor.
"Alhamdulilah akhirnya kelar juga." ujar Cahaya sambil duduk selonjoran di lantai.
"Ya ampun Aya,aku seneng banget." ucapnya sambil memeluk Cahaya.
"Belum aja di bayar Lo udah kesenangan gitu" ucap Cahaya.
"Bukan,bukan itu.Tapi kamu bisa bilang Alhamdulilah.Kamu sudah banyak berubah Aya." ujar Sisil sambil melepas pelukannya dan mencubit pipi Cahaya.
"Oh itu,aku kan belajar ngaji disana." ucap Cahaya.
"Nih bayaran buat kalian,ini juga bakso buat kalian.Makasih ya udah di bantuin." ucapnya sambil menyodorkan dua lembar seratus ribuan dan dua bungkus bakso.
"Ya bang sama sama.Kami permisi dulu." ucap Sisil.
Kemudian keduanya berjalan karena Cahaya menolak naik angkot.
"Oh iya Aya lukamu itu sebenarnya kenapa?' tanya Sisil sambil menunjuk kening Cahaya.
"Oh yang ini.Kebentur paku waktu berantem,lalu yang ini waktu lagi rebutan makanan."
jawab Cahaya sambil menunjukan lukanya.
"Ya ampun Aya kau kasian banget.Kalau aku jadi kamu aku bisa mati dipenjara kali." ujar Sisil sambil memandangi tangan Cahaya.
"Dipenjara itu banyak orang jahatnya,tapi ada juga orang baiknya.Bahkan ada yang ngga bersalah tapi malah dihukum sedangkan orang yang bersalah malah enak enakan diluar." ucap Cahaya sambil mengingat pahit manis dipenjara.
"Tapi kok kamu bisa dibebaskan sih Aya.Gimana ceritanya?" tanya Sisil penasaran.
"Jadi orang yang mencuri sudah tertangkap,masa iya orang yang nolongin pencuri dituduh mencuri malah dijebloskan penjara lagi kan sadis." jawab Cahaya.
"Ya udah ayo mampir ke rumah.Udah sampai mungkin ayah sudah nungguin aku." ucap Cahaya.
"Ngga usah Aya aku langsung balik aja nih buat kamu."ujar Sisil sambil menyerahkan satu lembar uang merahnya.
"Nggak usah Lo lebih membutuhkan.Ya udah gue masuk dulu ya.Daa Sisil.." ucap Cahaya sambil melambaikan tangannya.
"Ayah...Aya pulang.ucapnya sambil berteriak namun tidak ada sahutan.Dia mencari seisi rumah dan dia begitu kaget melihat ayahnya berada di gudang.
"Ya ampun ayah,apa yang terjadi dengan ayah ." ucapnya sambil berlari menghampiri ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Neldes Novber
semangat thor.. saling suport thor
2023-10-01
1