Berantem di sekolah

Cahaya berlari menghampiri ayahnya yang tergeletak di lantai dan melempar bakso yang dibawanya mengenai tempat setrika.

"Aduh ayah berat banget." ujar Cahaya sambil menyeret tubuh ayahnya kedalam kamar dan meletakan diatas kasur.

"Yah bangun yah,ini Aya sudah pulang." Ucap Cahaya sambil menggoyang goyangkan baju ayahnya.

"Aya ini kamu nak,ayah kangen sekali."ucapnya sambil memeluk Cahaya.

"Kenapa ayah tidur di gudang?kok sepi sekali dimana semua orang?" tanya Cahaya sambil membetulkan baju ayahnya.

"Tadi ayah kepeleset,mbok Jum lagi mudik ibu dan adik kamu pergi." sahut Anton

sambil memegangi kepala.

"Mana yang sakit yah,biar Aya obati?" tanya Cahaya sambil memandangi ayahnya dari atas sampai bawah.

"Ayah nggak apa apa,lebih baik kamu istirahat dikamar sana.Kamu pasti kecapean,maaf ya ayah nggak bisa jemput kamu." ujar Anton.

"Ya nggak papa,tadi Aya juga dijemput Sisil kok." ujar Cahaya.

"Aya...Kamu bener benar keterlaluan.Baru aja pulang udah bikin masalah,kamu harus ibu hukum." ucap Sandra sambil melemparkan baju ke muka Cahaya.

"Maaf Bu tadi Aya nggak sengaja." ucap Cahaya santai.

"Apa kamu bilang,nggak sengaja enak saja.Kamu tau ngga itu baju ibu mahal loh,ibu pesan khusus dari langganan ibu dan itu mau di pakai arisan hari ini pokoknya kamu harus ganti.Liat itu yah kelakuan anak kamu."ucap Sandra geram.

"Sudah sudah jangan diperdebatkan lagian cuma baju ini.Kamu kan bisa beli lagi.Kasian Aya dia kan baru bebas,biarkan dia istirahat." ucap Anton.

"Permisi ibuku yang cantik,Aya mau bobo siang dulu".ucap Cahaya sambil menjawil dagu ibunya.

"Dasar ini anak mesti aku kasih pelajaran,belum cukup apa kemarin aku jebloskan kedalam penjara." gumamnya dalam hati.

Cahaya yang langsung masuk kamar dan merebahkan dirinya kekasur.lsngsung terbuai dalam alam mimpi hingga tanpa sadar hari telah petang.

"tok tok tok."

"Ih siapa sih gangguin orang tidur" ucapnya sambil membuka pintu.

"Maaf non Bu Sandra menyuruh non buat makan malam." ujar Siti

" Lo siapa sih kok gue baru liat." ujar Cahaya sambil melihat penampilannya dari atas sampai bawah.

"Maaf non saya Siti pembantu baru." ucap Siti nampak ketakutan.

"Ya udah Lo boleh pergi,nanti gue nyusul." ujar Cahaya sambil masuk kedalam dan berganti pakaian.

"Eh kak Aya udah bebas,aku kangen kakak." ucap Mentari sambil memeluk Cahaya.

"Ya gue juga kangen Lo." ucap Cahaya kemudian bergabung dengan mereka.

"Mentari ayah dimana kok ngga keliatan?' tanya Cahaya sambil melihat kursi yang biasa ayahnya duduki kosong.

"Ayah ada tugas di luar kota,tadi udah bangunin kamu.Tapi kamu tidurnya kaya orang mati dibangunin susah banget." ucap Sandra sambil memasukan makanan kedalam mulutnya.

Suasana begitu hening mereka hanya makan bertiga kedua kakak Cahaya belum pulang dan biasa menginap dirumah temannya.

"Kak,aku kesepian banget selama nggak ada kakak.Apa lagi ibu pergi terus,nggak pernah dirumah." ucap Mentari sambil memeluk Cahaya.

"Kakak juga kangen dek,udah malem kamu tidur geh besok kan sekolah." ucap Cahaya sambil mengelus rambut Mentari.

"Iya kak,kakak juga istirahat.Aku kamar duluan ya." ucap Mentari sambil berjalan kekamarnya.

Cahaya hanya akrab dengan adiknya,karena kedua kakaknya sangat membencinya.Mereka iri dengan wajah cahaya yang lebih cantik darinya.Bahkan kedua kakaknya sering memfitnahnya.

"Kak ayo bangun ini udah siang,nanti kakak terlambat." ucap Mentari sambil menggoyang goyangkan tubuh Cahaya.

"Aduh dek,kakak tuh malas ke sekolah.Kakak tuh udah sebulan nggak masuk apa kata ibu guru nanti.Emang dia mau nerima murid bekas napi."ucap Cahaya sambil beranjak duduk.

"Sebentar lagi ujian kakak harus ikut paling tinggal betapa bulan lagi please kakak harus berangkat." ucap Mentari sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Iya gue berangkat demi Lo.Gue mau siap siap dulu."ucap Cahaya sambil menuju kamar mandi.

Setelah keduanya selesai sarapan segera berangkat diantar sopir.Cahaya dan Mentari hanya terpaut usia tiga tahun saja.

"Eh Aya kamu udah bebas,gimana rasanya dipenjara enak nggak.Kerjanya cuma makan tidur,bukannya enak disitu ngapain keluar harusnya kamu disitu aja nggak usah balik lagi kesini." ucap Santi teman sekelasnya yang melihat Cahaya turun dari mobil.

"Ya nih,kan aku jadi ada saingannya lagi.Harusnya kamu membusuk aja di penjara,dasar maling." ucap Dewi sambil tersenyum mengejek.

Cahaya berjalan melewati mereka berdua seolah tidak mendengar hinaan dari kedua temannya.

"Apa,kenapa Cahaya diem aja dan nggak bales kita sih.Ini beneran kan bukan mimpi!!"ujar Dewi tidak percaya.

"Plakkk"

"Loh aku ditampar sih!"ucap Dewi Sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

"Tadi kamu bilang ini bukan mimpi,ya aku tampar lah biar kamu percaya." ujar Santi merasa tidak enak.

"Ya tapi jangan kekencangan,sakit tau." ucap Dewi sambil bergegas berlari menyusul Cahaya yang berada di dalam kelas.

"Lo ngapain ngikutin gue,kelas Lo kan bukan disini." ucap Cahaya sambil memandang wajah Dewi.

"Hay teman teman lihat ini.Kalian harus hati hati ya malingnya barusan keluar dari penjara.Nanti uang kalian ilang dicuri sama wanita ini." ucap Dewi sambil menunjuk ke arah cahaya.

"Iya yah,padahal bokapnya aja tajir masa ngambil duit orang.Kalau aku sih nggak Sudi punya teman maling kayak gitu." ucap Santi yang tiba tiba berada di pintu.

"Atau jangan jangan dia itu nyuri duit buat beli barang haram lagi." ucap Dewi.

"Diem Lo,ini semua juga gara gara Lo." ucapnya sambil menjambak Santi

"Lepasin kamu mau masuk penjara lagi,atau aku teriak nih." ucap Santi ketakutan.

"Ya udah teriak aja,sebelum lo teriak gua udah bunuh Lo terlebih dahulu." ucap Cahaya sambil mencekik leher Santi dan membenturkan kepalanya ke tembok.

"Ampun Aya,maafin aku tolong lepasin ini sakit banget.Aku cuma disuruh ibu kamu." ucap Santi sambil menangis.

"Brakk"

Sebuah kursi dihantamkan seseorang ke kepala Cahaya,namun gadis itu tetap berdiri kokoh sambil melepas Santi dan mendekati Dewi yang ketakutan sambil berjalan mundur.

"Sekaran giliran kamu." ucap Cahaya sambil mengelap darah yang menetes di lengannya.

Cahaya membuka ikat pinggangnya dan mencambuk ke arah Dewi hingga tak sadarkan diri. Tidak ada yang berani menolong Dewi dan Santi.Sementara teman sekelasnya hanya menontonnya tanpa ada yang menghentikannya.

"Aya,ayo aku antar kamu pulang.' ucap Doni berusaha membantu Cahaya.

Namun dia tidak memperdulikannya dan keluar dari kelasnya dan berjalan sempoyongan.Kepalanya terasa berat dan pandangannya kabur kemudian dia terjatuh dan tidak sadarkan diri.

.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!