Setelah kejadian itu Cahaya lebih sering berada di kamar.Hanya keluar jika menemani ayahnya makan.Anton kini harus mengunakan kursi roda,karena setelah mengetahui Cahaya hamil di jatuh sakit.
Dan beberapa hari yang lalu dia terpeleset dari kar mandi,hingga mengakibatkan pembuluh darahnya pecah dan terkena stroke.
"Ayah kan makannya sudah selesai,Aya masuk kedalam dulu ya mau mandi.Kalau sudah selesai nanti Saya jemur ayah didepan ya biar cepat sembuh." ucap Cahaya sambil masuk kedalam.
Namun saat selesai mandi dia mendengar suara ribut ribut di depan.Dia segera keluar dengan handuk yang dililitkan di kepalanya.
"Ini dia pak RT,putriku sudah berbuat zina dirumah ini.Lebih baik kita usir dia dari rumah ini." ucap Widya sambil menangis terisak.
"Apa yang kamu katakan Sandra,putriku tidak berbuat zina." ucap Anton sambil menggerakkan kursi rodanya dengan tangan.
"Benar pak RT aku tidak berbohong,ini buktinya test pack ini milk Cahaya.Dan muka ini karena ulahnya saat aku mencoba menasehatinya dia malah melukai mukaku." ucap Sandra sambil menunjukan mukanya yang tergores pisau cukup dalam.
"Iya ayo sebaiknya kita usir saja,daripada buat malu kampung kita." ucap seorang warga.
"Gue nggak berbuat zina,kalian jangan memfitnahku." ucap Cahaya sambil menghampiri ayahnya.
"Bohong mana ada maling ngaku.Udah langsung usir saja.Udah ketahuan hamil mana nggak ngaku lagi." ucap salah seorang warga.
"Tunggu,sebaiknya jangan main hakim sendiri .Sebaiknya kita tanya dengan baik baik.Jika memang terbukti bahwa nak Cahaya membawa laki laki masuk kesini maka kalian bisa mengusirnya dari sini." ucap Pak RT.
"Iya betul,kalian liat sendiri kan .Gue aja baru selesai mandi kalian malah ribut ribut nggak jelas." ucap Cahaya.
"Nah itu dia pak RT,lelaki yang dibawa putriku menginap disini.Aku bahkan sering menasehatinya.Coba tanya sendiri pada orangnya," ucap Sandra sambil kembali menangis.
"Apa benar kamu pacarnya Cahaya." tanya pak RT sambil melihat penampilan pria itu yang hanya memakai celana pendek.
"Benar pak RT,bahkan saya sudah sering menginap disini.Bahkan kami sering melakukan hubungan suami istri betul kan Cahaya." ucapnya sambil melihat kearah Cahaya.
"Eh Lo ya kenal aja nggak ,ngapain Lo ngaku ngaku.Pasti Lo disuruh nyokap gue ya." ucap Cahaya sambil melotot kerahnya.
"Tuh kan pak RT lakinya aja udah ngaku ayo usir mereka.Aku nggak Sudi punya anak seperti dia." ucap Sandra sambil meludah kearah Cahaya.
"Ya ayo kita usir bila perlu kita arak dan telanjangi mereka berdua " ucap salah seorang warga.
"Ya aku setuju telanjangi saja mereka bila perlu dibakar." ucap Sandra ikut mengompori.
"Oke gue akan keluar dari sini.Dengan satu syarat biarkan aku berkemas dan kalian semua bubar pergi dari sini." ucap Cahaya.
" Bagaimana kalau kamu bohong." ucap Sandra.
"Kalau aku bohong,maka kalian boleh mengarakku keliling kampung." ucap Cahaya.
"Baiklah kalian semua pulang,biar ini menjadi urusanku." ucap Sandra sambil tersenyum.
Cahaya naik ke lantai atas dan masuk kekamarnya membawa beberapa helai pakaian.Kemudian dia mengambil pisau dan membubuhkan pisau itu dengan sesuatu.
"Nih bawa sekalian papa kamu,sungguh merepotkan.Sudah tus sakit sakitan lagi. Kan kerjanya hanya menyusahkan." ujar Sandra sambil mendorong Anton keluar.
Cahaya yang kesal ayahnya diperlakukan seperti itu,segera mengeluarkan pisau yang tadi sudah dilumuri serbuk beracun.Melukai wajah Sandra dengan beberapa kali sayatan hingga luka yang lama tergores kembali.
"Auw sakit Aya,perih tolong." ucap Sandra sambil memegangi wajahnya dan mendorong Cahaya.
"Cepat kejar dia ." ucap Sandra sambil menahan perih .
Namun saat lelaki itu berusaha mengejar Cahaya,dengan sigap Cahaya menghalangi dan menendang barang berharga miliknya cukup keras sehingga dia merintih kesakitan.
"Auw sakit sekali.",ucapnya sambil meringis.
"Rasain kalian berdua,emang enak." ujar Cahaya sambil pergi mendorong kursi roda ayahnya dan menjauh pergi dari rumah itu.
"Sebaiknya kita kemana Yah." ucap Cahaya sambil mendorong kursi roda ayahnya.
"Ayah juga tidak tau.maafkan ayah nak pasti ini semua ulah ibu kamu." ucap Anton nampak sedih.
"Sudahlah ayah tidak perlu sedih kan ada Aya,Bagaimana kita kontrakan Sisil dulu." ucap Cahaya.
"Terserah kamu saja nak." ucap Anton.
"Tok tok tok."
"Sisil ini Aya,kamu dirumahkan ." ucap Cahaya uang berdiri cukup lama di pintu.
"Maaf dek,Sisil lagi pulang kampung" ucap seseorang dari belakang.
"Kapan ya dia balik Bu." tanya Cahaya.
"Nggak tau,biasanya Sisil suka lama kalau pulang." ucapnya.
"Jadi kita kemana dong yah?" tanya Cahaya yang merasa bingung.
"Bagaimana kalau ketempat bule kamu aja di Semarang?"tanya Anton.
"Terserah ayah saja"Sahut Cahaya sambil mendorong Anton.
Setelah menyetop angkot dan menuju terminal mereka segera membeli tiket ke Semarang.Setelah sampai mereka segera turun.
"Apa rumah bulek masih jauh yah?" tanya Cahaya sambil mengelap keringatnya.
"Masih nak,ayo kita kesana naik angko.Ini alamat bulek kamu."sahut Anton sambil menyerahkan selembar kertas berisi alamat.
Setelah menerima Kertas yang diberikan Ayahnya.Cahaya mendorong kursi roda ayahnya menuju pangkalan angkot namun disana sangat ramai hingga pegangan tangan nya terlepas.Karena begitu rame dan banyak sekali kepulan asap Cahaya kesulitan mencari ayahnya.
"Bang kok ramai banget memang ada apa ya?" tanya Cahaya pada pengemudi angkot yang masih tersisa.
"Lagi demo mbak semua angkot mogok nggak ada yang narik hari ini." sahutnya sambil melihat penampilan Cahaya.
"Abang tadi liat bokap gue nggak tadi disini pakai kursi roda?" tanya Cahaya.
"Maksude opo sih!!" ucapnya
"Gini bang,Abang liat nggak bapak bapak pakai kursi roda itu ayah saya." ujar Cahaya sambil memperhatikan dengan teliti.
"Nih orang udah kakek kakek,masa gue panggil Abang sih.Pantas aja dia bingung." gumam Cahaya lirih.
"Oh nggak liat mbak,habis tadi penuh banget,wakeh petasane meneh.Aku wae kaget untung nggak jantungan." ucapnya.
"Ya udah kek makasih,permisi." ucap Cahaya sambil meninggalkannya.
Setelah bertanya kesana kemari Cahaya tidak dapat menemukannya.Kemudian dia teringat alamat yang diberikan ayahnya.
"Gue kan masih punya alamat bulek.Ih dodol banget sih kenapa nggak dari tadi." ucapnya sambil merogoh saku celananya.
"kok nggak ada sih,sial banget gue jatuh dimana lagi." ucapnya sambil berkeliling mencari kertas itu namun belum juga menemukannya.
"Aduh mana haus banget lagi.Semoga ayah baik baik saja." ujarnya sambil menelan ludahnya sendiri.
"Wih ayu juga nih cewe.Bos pasti suka dan aku bakal dikasih duit banyak nih." gumam pria bertato sambil melihat penampilan Cahaya.
"Kenapa bang" ucap Cahaya yang merasa risih dengan tatapannya.
"Oh ya kenapa mba sendirian disini.Apa mba butuh bantuan?" tanyanya yang tiba tiba sopan.
"Ya bang,boksp gue maksudnya ayah saya belum ketemu apa Abang liat,Ayah saya pakai kursi roda." ucap Cahaya.
"Oh yang pakai kursi roda itu,ya saya liat.Ayo ikut nanti saya anterin." ujarnya sambil berjalan disebelahnya.
"Nah ini kontrakan saya,kamu duduk disitu dulu." ucapnya sambil masuk kedalam.
"Kenalin saya Agus,nih minum kamu pasti haus.Nama kamu siapa?" tanyanya sambil menyodorkan segelas teh.
"Saya...bunga bang.ya nama saya bunga." ucap Cahaya gugup karena bingung harus pakai nama apa.
"Ayo diminum,pasti kamu haus." ujarnya sambil terus memperhatikan Cahaya.
" Kok cuma satu sih bang,emang Abang nggak minum." ucap Cahaya.
"Aku udah minum itu buat kamu aja." ucapnya.
"Kok baunya gini sih bang,ini teh apaan.Nggak ada air putih,aku minta air putih saja" ucap Cahaya sambil mencium gelasnya.
"Air putihnya habis,Itu teh rasa terbaru kebetulan saya bekerja di pabrik teh." ucapnya.
Cahaya lalu meminum sedikit minuman itu karena Agus terus saja memperhatikannya. Tiba tiba Cahaya merasa kepalanya sangat pusing dan pandangannya kabur kemudian tidak sadarkan diri.
"Wah mangsa baru nih,pasti bos suka.Mana cantik banget,aku harus segera menghubungi bos." ujar Agus sambil tersenyum dan membopong Cahaya masuk ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments