Cahaya tersadar karena mendengar obrolan seseorang diluar kamar.
"Ya ampun,apa yang terjadi.Kenaoa gue tiba tiba berada disini.Ini pasti ulah cowo tadi.Kurang ajar,gue bakal bikin perhitungan sama dia." gumamnya lirih.
Cahaya bangun dan bergegas keluar,namun saat didepan pintu ketiga lelaki menghadangnya.
"Haduh kenapa lagi ini,pake ketemu manusia model kayak gini."gumamnya dalam hati.
"He cantik kok udah bangun."ucap pria gendut yang seluruh badannya penuh dengan tato.
"Kamu gimana sih Gus,nggak mempan apa obat tidurnya." ucap pria yang bertubuh kerempeng dan berambut gondrong.
"Maaf bos dia minumnya dikit." ucap Agus sambil berbisik.
"Ngga papa jika dia menolak,kita ikat aja dia." ujar pria bertubuh gendut yang berusaha mendekati Cahaya.
"Tunggu,kalian mau ngapain?" tanya Cahaya terlihat santai.
"Kita mau nangkap kamu,kita mau bersenang senang sama kamu.Kamu mau kan cantik." ucap pria bertubuh kurus.
"Aduh kalian ini,ngapain ditangkap.Aku udah siap kok bersenang senang dengan kalian bertiga." ucap Cahaya sambil mengedipkan matanya.
"Aduh nih cewe,bener bener deh membuat aku nggak sabaran.Nih Gus bayaran buat kamu." ucap pria bertubuh kurus sambil memberikan amplop kepada Agus.
"Nih buat kamu juga." ucap pria satunya yang bertubuh gemuk.
"Makasih bos,sering seringlah kayak gini " ucap Agus sambil mencium amplop itu dan pergi ke depan.
"Eh cungkring aku dulu ya " ucap pria gendut.
"Enak aja,aku dulu lah Aku kan tadi yang bayar terlebih dulu."ucap si pria kurus.
"Ya udah kita bateng aja ya gimana?" tanya si pria gendut.
"Boleh,ayo aku udah nggak sabar "sahut si pria kurus yang hendak masuk.
" Berhenti,gue nggak mau kalau kita main bertiga,gue maunya satu satu.Lagian Lo berdua mau kita mainnya cuma bentar." ucap Cahaya sambil menggoda keduanya dengan memainkan rambutnya.
"Iya juga ya,ya udah aku dulu deh." ucap si pria gendut.
"Tapi aku maunya sama Abang yang itu dulu.Dia kann lebih kurus dari Abang,kalau sama Abang duluan nanti energi udah abis dan gak kuat jika nemenin abang." ucap Cahaya sambil menggoda keduanya.
"Ya udah dulu ya,kamu tunggu di luar." ucap si pria kurus sambil menarik tangan Cahaya masuk kedalam.
"Bang nggak dikunci dulu pintunya.Nanti teman Abang masuk pas kita belum selesai gimana?" ujar Cahaya sambil menatap pintu.
"Ya deh aku kunci dulu,bentar ya cantik.ucapnya sambil menjawil pipi Cahaya.
" Brakkk"
"auwww."
ucap Si pria kurus yang tergeletak pingsan.
" Emang enak,udah gue pukul pake kayu,senjata Lo gue tendang.Dan gue masih punya kejutan lagi buat Lo." gumam Cahaya lirih sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya kemudian tersenyum.
"Hei kamu lagi ngapain temenku ,jangan macem macem ya.Cepetan buka pintunya." ujarnya sambil memukul pintu.
"Nggak kok bang,tenang aja Habisnya teman Abang mainnya nggak sabaran.Bentar lagi bang ini lagi nanggung." ucapnya sambil membuat suara orang sedang mendesah sementara tangannya membuka celana pria kurus sambil menaburkan serbuk cabai dengan menutup kedua matanya.
"Habis ini pasti Lo bakal nyesel karena udah coba ganggu gue." gumam Cahaya lirih.
"Ayo bang sekarang giliran Abang." ujar Cahaya dengan penampilan yang dia buat berantakan sambil berdiri di depan pintu.
Jaketnya dia lepas dan hanya mengunakan kaos oblong, dan celana robeknya sementara rambutnya terlihat acak acakan.
"Ya ampun,gila bener nih cewe,baru kali ini nemuin cewe model kayak gini." ujarnya sambil menjilat bibirnya sendiri.
"Hoekkk"
Cahaya tiba tiba mual mencium parfum si pria gendut.
"Abang liat kan,sebenernya gue tuh punya kelainan **** bang dan gue juga punya penyakit HiV.Tapi berhubung gue jarang begituan jadi nggak papa deh,lagian gue udah nafsu banget sama Abang." ucap Cahaya sambil mecoba mendekati si pria gendut.
"Kamu pasti bohongin aku kan biar aku takut " ucap si pria gendut beringsut mundur.
"Ya ngga lah bang,coba Abang pikir mana ada cewek baik baik kayak aku.Celana sobek gini,trus ini rambut aku bagus kan tiga warna kayak pelangi.Mana ada cewek baik baik penampilan kayak gini." ucap Cahaya sambil menunjukan rambutnya yang berwarna pirang ,hitam dan abu abu.
"Iya juga ya,terus temen aku kamu apain." ucap si pria gendut.
"Oh teman Abang itu,biasalah gue kan kena HiV jadi jika ada yang berhubungan emang suka pingsan.Malah ada yang langsung MATI ditempat bang.Kalau Abang nggak percaya ayo kita coba bang.Daripada Abang penasaran,nggak papa meninggal ,kan udah nyobain tubuh gue Abang nggak tertarik apa?" ucap Cahaya sambil memperlihatkan tubuhnya yang seksi.
"Nggak aku belum mau mati,aku masih punya emak di kampung." ucapnya sambil berlari.
"Dasar preman oon,dikibuli begitu aja udah ngacir." ucap Cahaya sambil masuk kamar dan mengambil tasnya.
"Eh kamu,kenapa bos aku lari kenceng banget gitu." ucap Agus yang merasa keheranan dan berdiri di pintu.
"Oh itu,tau kali.Mau lahiran kali bininya.' ucap Cahaya yang hendak pergi.
"Eh kamu,kan belum layanan aku jangan pergi dulu." ucap Agus yang menahan tangan Cahaya.
"Oh jadi kamu mau yah.Oke,sekarang kamu merem dan balik badan." ucap Cahaya sambil mengambil kayu yang tadi dia gunakan untuk memukul si pria kurus.
"Cepetan kok lama banget." ucap Agus yang masih memejamkan matanya.
"Bentar." ucap Cahaya yang kemudian memukul kayu pada kepala Agus.
"Brakkk."
Seketika Agus pingsan ditempat dengan darah yang mengalir dikepalanya.Sementara Cahaya pergi meninggalkan tempat itu.
" Duit yang tadi mungkin cukup buat ngobatin luka kamu." ujarnya sambil tersenyum saat dijalan.
"Ayah kemana sih,kok dari tadi nggak ketemu.Aku yakin dia baik baik saja ini kan kota kelahiran ayah.Pasti dia punya banyak kenalan disini." ucapnya yang seharian mondar mandir di kota Semarang.
Cahaya memutuskan kembali ke Jakarta namun karena kendaraan sudah lewat dia memutuskan tidur di terminal.Dia merasa takut mengingat kejadian barusan.Hinnga waktu subuh tiba dia bangun dan melaksanakan sholat subuh.
" Beruntung di penjara gue sempat belajar ngaji." ucapnya stelah selesai salat.
Saat bis datang dia masuk lewat pintu depan.Nampak bus yang dinaikinya sudah tidak layak digunakan namun dia tidak memperdulikannya.
Tidak banyak penumpang yang ada ditempat itu,namun dia melihat ada dua orang penumpang yang terasa janggal menurutnya.Dia berusaha tidak memperdulikannya dan duduk di sebelah ibu yang tengah memangku anaknya yang tertidur.
"Mbak boleh minta tolong nggak?" ucap Ibu yang duduk disebelahnya.
" Bilah Bu,ibu butuh bantuan apa." jawab Cahaya sambil memandangi wajah ibu itu.
"Bukan saya mbak,tapi wanita yang ada di belakang sana." ujar si ibu.
Cahaya menoleh ke barisan belakang,disana tampak seorang lelaki yang tengah memangku seorang wanita dengan jaket yang menutupi bagian depan pahanya.
"Apanya yang aneh ya,mereka terlihat baik baik saja,seperti pasangan kekasih." ujar Cahaya.
"Wanita itu tadi naik bersamaku,dan si lelaki naik selang beberapa jam." ucap si ibu.
Lalu Cahaya menoleh ke belakang dan memperhatikan cukup lama.
"Gue tau,wanita itu pasti dibawah tekanan lelaki itu.Gue harus nolongin dia,tapi bagaimana caranya ya? Gumam Cahaya lirih.
Setelah berpikir cukup lama akhirnya Cahaya bangkit dan berdiri.
"Gue punya ide." ucapnya sambil berjalan kebelakang dan mendekati dua orang itu sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Mianti
bikin penasaran ceritanya
2023-09-05
1