Setelah peristiwa di sekolah kemarin Cahaya memutuskan untuk berhenti sekolah.Saat ini dia berada dikamarnya.Katena kehausan dia menuju dapur hendak mengambil minum,namun samar samar dia mendengar suara erangan dari seseorang.
Karena penasaran dengan suara tersebut dia mencari sumber suara yang ternyata berasal dari kamar Sinta.Perlahan Cahaya membuka pintu kamar sedikit dan menempelkan kedua telinganya di pintu.
"Ayo sayang lebih cepat lagi,aku sudah tidak tahan.Sebentar lagi aku keluar."ucap seseorang wanita yang Cahaya sangat kenali suaranya.
"Iya sayang aku juga,tunggu sebentar lagi ya." ucapnya sambil melanjutkan aktivitasnya diatas tubuh Sinta.
"Ya ampun laki laki itu,gue kenal banget itu teman ayah."gumamnya lirih sambil membuka pintu lebih lebar lagi sehingga tubuh si lelaki terlihat jelas.
"Sungguh keterlaluan beraninya Kak Sinta berbuat serendah itu.Sebaiknya gue Vidio aja." ujarnya sambil mengambil ponsel dari sakunya.
"Ohhhh aaahhh ." ucap Sinta sambil memejamkan matanya.
"Sekarang gantian kamu yang diatas sayang." ucap Bayu sambil membalikan tubuhnya sehingga kini gantian Sinta yang berada diatas.
"Tentu om,dengan senang hati." ucap Sinta sambil sesekali mencium Bayu.
"Kamu sangat menggodaku sayang" ucap Bayu sambil meremas gunung kembar miliknya.
"Ya ampun ini menjijikan sekali,kurasa ini sudah cukup menjadi bukti." gumam Cahaya dalam hati sambil meninggalkan kamar Sinta dan turun ke lantai bawah.
Namun belum sampai bawah dia melihat pemandangan yang membuat dirinya kembali tercengang.
"Sayang kamu gimana sih,kok anak itu bisa keluar dari penjara dengan cepat.Aku kan penginnya dia dipenjara selamanya.Pokoknya aku pengin dia keluar dari sini secepatnya berapapun bayarannya akan aku berikan." ujar Sandra sambil bergelayut mesra.
"Kamu tenang saja,semua akan menjadi urusanku.Biar anak buahku yang urus,sekarang aku minta bayaran yang lain padamu." ucapnya sambil menggendong Sandra ke kamar.
"Ya ampun ibu sama anak ngga ada akhlak, lebih baik gue rekam lagi." gumam Cahaya lirih dan mencoba membuka pintu namun tidak berhasil.
"Sialan malah di kunci,ya udah lah ngga papa gue masih punya bukti ini." ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan kamar Sandra.
* * *
Sudah satu bulan ini,Cahaya tidak berangkat sekolah.Beruntungnya Anton merupakan pengusaha terkenal dan dia penyumbang dana terbesar disekolah Cahaya.Sehinnga dengan mudah dia bisa melakukan ujian susulan.
Sudah satu Minggu ini Cahaya merasakan mual dan pusing.Karena tidak suka obat dia tidak meminum obat apapun.
"Hoek "
Cahaya berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.
"Ya ampun kenapa muntah lagi sih,padahal udah cape ngunyah." ujar Cahaya sambil menyenderkan tubuhnya di ranjang tempat tidurnya.
"Kak Aya kenapa kok pucat gitu mukanya." ucap Mentari sambil memegang kening.
"Ngga papa,mungkin kakak masuk angin."
ucap Cahaya.
"Akhir akhir ini kakak aneh deh.Masa habis makan malam langsung tidur,ibu juga masa aku ngga boleh masuk ke kamar kakak.Katanya kakak lagi tidur ngga boleh di ganggu dan aku disuruh tidur cepat.Padahal masih jam delapan." ucap Mentari.
"Entahlah kakak juga tidak tau,habis makan malam tiba tiba mengantuk padahal biasanya selalu tidur malam.Dan anehnya badan kakak terasa sakit,pegel dan lemas.Dan yang lebih aneh lagi beberapa Minggu yang lalu ************ kakak terasa perih dan buat berjalan susah." ucap Cahaya.
"Apa kakek tidak merasa aneh dengan ibu,kenapa dia bisa tiba tiba baik dengan kakak ya?" tanya Mentari sambil memandangi wajah kakaknya.
" Entahlah kakak juga tidak tau,tiap hari ibu masak masakan kesukaan kakak." sahutnya sambil berlari menuju kamar mandi sambil menutup mulutnya.
"Hoek"
Cahaya kembali muntah di kamar mandi.Setelah tidak merasa mual dia keluar menemui adiknya.
"Kakak tidak papa." ucap Mentari menghampiri kakaknya.
"Gue lemes ba.."belum selesai ucapan Cahaya tubuhnya sudah tergeletak dilantai.
"Kak bangun kakkak kenapa." ujar Mentari yang memegangi tubuh Cahaya.
Kemudian Cahaya terbangun dan dia sudah berada di kasur dan didepannya tampak Ibu dan ayahnya tengah berdiri dan seorang dokter tengah memeriksa perutnya.
"Begini pak Anton,kondisi cahaya masih lemah dia kekurangan asupan makanan.Dan ini merupakan hal yang wajar bagi seorang ibu yang tengah mengandung di trisemester pertama.Selamat ya pak anda akan menjadi seorang kakek." ucap Dokter Hendra sambil menjabat tangannya.
"Apa hamil,dokter jangan bercanda.Anak saya itu belum menikah bagaimana dia bisa hamil dokter jangan bercanda?" tanya Anton yang nampak terkejut.
"Iya dok tiap hari aja dirumah.Lagian gue juga kagak punya pacar.Ini pasti akal akalan ibu aja." ujar Cahaya sambil melirik kearah Sandra.
"Maaf itu menurut saya,untuk lebih jelasnya kalian coba menggunakan tes kehamilan atau langsung kerumah sakit saja untuk USG.Kalau begitu saya permisi pak Anton."
ucap Dokter Hendra.
"Ya dok mari saya antar ke depan." ucap Anton sambil berjalan keluar bersama Dokter Hendra.
Sementara Cahaya memandangi Sandra yang nampak biasa saja tanpa menunjukan wajah sedih atau kecewanya.
"ini semua ulah ibu ya,katakan atau gue bunuh Lo sekarang juga." ucap Cahaya sambil mencekik leher Sandra dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya mengeluarkan pisau dari dalam laci.
"Aya tolong lepasin ibu nak,i itukan baru menurut dokter belum tentu benar.Ayo turunkan pisaumu nak kita cek dulu dengan ini barang kali itu salah." ucap Sandra sambil menunjukan test pack ditangannya.
"Nggak akan gue lepasin sebelum pisau ini mengenai wajahmu dan tepat di jantungmu." ujar Cahaya sambil memainkan pisaunya di wajah Sandra dan mulai mengenai pipinya.
"Aya lepasin itu ibu kamu,ayo lepasin nak kita bisa bicara baik baik.Mungkin dokter itu salah." ucap Anton yang berada di pintu.
"Auw sakit,hentikan Aya.Yah ini tolongin ini anak kamu jangan diem saja." ucap Sandra sambil bergetar.
"Brakkk."
Cahaya mendorong Sandra Sampai terjengkang dengan darah yang menetes diwajahnya.
"Auw sakit banget ayah,ayo bawa ibu ke rumah sakit." ujar Sandra sambil menahan perih di wajahnya.
Anton segera membawa Sandra ke rumah sakit dengan menggunakan mobilnya.Sementara Cahaya hanya tersenyum sambil memungut test pack yang terjatuh dilantai.
"Baiklah gue akan coba,tapi gimana makainya?" ujar Cahaya sambil menepuk kepalanya sendiri.
"Sini kak biar Mentari bantu.Aku yakin ini semua nggak benar ini hanya akal akalan ibu saja.Ayo kakak kencing disini." ucap Mentari sambil memandang wajah kakaknya yang nampak kebingungan.
"Buat apa kencing disitu." ucap Cahaya sambil menerima wadah kecil.
"Udah kakak nurut aja buruan ntar itu kencingnya bawa kesini." ucap Mentari sambil duduk di ranjang.
"Nih kencing gue." ujar Cahaya sambil menyodorkan wadah kecilnya.
"Nah tunggu lima menit nanti bisa dilihat,aku mau minum dulu." ujar Mentari sambil menuju dapur.
"Apa ini udah lima menit apa bedanya dengan yang tadi." ujar Cahaya sambil membolak balikan test pack nya.
"Sudah kak gimana hasilnya negatif kan?" tanya Mentari sambil menaruh dua gelas es jeruk di meja.
"Negatif apaan sih gua ga ngerti.Coba deh Lo liat sendiri gue aja bingung." ujar Cahaya sambil menyodorkan test pack nya.
"Ya ampun kak ini garis dua,Kaka beneran hamil." ujar Mentari sambil menjatuhkan test pack nya.
"Apa hamil,nggak mungkin gue nggak pernah ngapa ngapain sama cowok." ucap Cahaya kaget dan merosot di lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments