Will You Marry Me, Dewi ?
Dewi Anggia
Gadis berusia 17 tahun ,berasal dari keluarga sederhana, dari kecil ia selalu di jauhi oleh semua temannya hanya karena keluarganya yang miskin. ia hanya tinggal berdua saja dengan sang ayah, disebuah rumah kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Ibunya sudah meninggal sejak Dewi berusia 8 tahun.
°°°
Budianto
Seorang pria paruh baya berusia 58 tahun,beliau adalah ayahnya Dewi. yang hanya bekerja sebagai tukang becak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan diusia yang sudah senja ini, beliau sudah sering sakit-sakitan.
Itulah sebabnya diusia yang belum genap 17 tahun, Dewi memutuskan untuk merantau ke Bali, supaya ia bisa memperbaiki ekonomi keluarganya. Ia ingin membahagiakan ayahnya, supaya ayahnya tidak perlu bekerja keras lagi. Bermodalkan ijazah SMP ia bersyukur bisa diterima kerja di konter HP. Dan dari sinilah hidup Dewi mulai berubah secara perlahan.
Suatu hari, karena keakrabannya dengan seorang pria dewasa, membuat semua orang salah paham kepadanya. Ia dituduh menjadi perusak rumah tangga orang lain.
Ia berusaha menjelasakan yang sebenarnya, namun itu tak membuat orang percaya kepadanya. Ia pun mencoba menutup telinganya, karena ia merasa semua tuduhan itu tidak benar.
°°°
I Bagus Manuaba
Seorang Duda berusia 36 tahun, memiliki 2 orang anak ,ia juga seorang CEO perusahaan dibidang furniture. memiliki wajah yang cukup tampan, namun sedikit dingin, badannya tinggi besar sempurna.
Sejak pertemuan pertamanya dengan seorang gadis muda yang bekerja di konter milik salah satu temannya, hatinya perlahan terbuka kembali, setelah 4 tahun ia menutup hatinya.
Ia tak tau mengapa bisa jatuh cinta kepada gadis yang umurnya jauh di bawahnya. Mungkin ini yang dinamakan cinta memang tak memandang usia.
Jika ia bisa mendapatkan cintanya itu, ia akan mengikatnya kuat-kuat agar kejadian yang dulu tidak terulang kembali.
Namun apakah gadis itu mampu bertahan dengan sikap Bagus yang over posesif ?
°°°
David dan Fely.
Mereka sepasang suami istri pemilik konter ( Leondy phone ) tempat Dewi bekerja. David berusia 40 tahun, sedangkan Fely berusia 39 tahun.
Leondy dan Clarissa
Mereka adalah putra putri David dan Fely.
***
Denpasar Bali.
Tanpa terasa sudah 6 bulan Dewi bekerja konter. Setiap bulannya ia selalu mengirimkan sebagian gajinya untuk ayahnya dikampung.
Siang itu, Dewi baru selesai mencatat stock barang yang sudah tinggal sedikit maupun yang sudah habis. Ia berjalan menuju meja bosnya dengan membawa lembaran catatan, ia menyerahkan catatan itu kepada David.
"Ko David ini laporan catatan stock barang yang harus kita beli," tutur Dewi sambil menyerahkan lembaran kertas ketangan David.
(Oh iya David ini keturunan Cina jadi itu sebabnya dipanggil Koko)
"Iya Wi... Nanti suruh Ivan yang belanja, atau menunggu Jimmy saja, hari ini jadwalnya dia lewat sini," ucap David. Dewi menganggukkan kepalanya, lalu ia permisi kembali ke depan lagi.
Ivan, dia adalah pegawai disini juga, jadi konter ini hanya memiliki 2 orang pegawai, yaitu Dewi dan Ivan. Sedangkan Jimmy adalah sales accesorris Hp.
Dewi yang hendak mendudukkan tubuhnya di atas kursi, terpaksa mengurungkannya karena bosnya kembali memanggilnya. "Wi...kamu makan dulu saja mumpung sepi juga belum ada pengunjung lagi!" Sambil melirik jam dinding.
"Iya Ko, sebentar lagi sambil nunggu Ivan kembali," ujar Dewi sopan.
"Oh iya, Ivan masih makan di belakang ya?" David terkekeh pelan.
Dewi mengangguk. "Iya Ko."
Tak lama kemudian tampak Ivan datang dari belakang.
"Van lama sekali kamu dibelakang, tuh kasihan Dewi sudah kelaparan, hampir pingsan dia, kamu ketiduran ya?" tanya David bercanda.
"Lah si Koko ini bawa-bawa aku segala," gumam Dewi.
"Maaf Ko, ada panggilan alam tadi, mana keras banget tadi, jadi sedikit lama deh Ko, hehe,"
jawab Ivan tanpa malu.
Hahahaha .. David dan Dewi tertawa menatap Ivan.
"Sana kebelakang dah Wi, makan yang banyak biar gemuk, masak badan kurus begitu," ucap David sedikit mengejek.
"Iyaa Ko," jawab Dewi sambil mengacungkan jempolnya dengan senyum terpaksanya. Kemudian Dewi pun langsung berjalan ke belakang.
David ini memang humoris orangnya, beliau juga sangat ramah dan tidak segan mau bercanda dengan pegawainya tanpa membeda-bedakan. Namun berbeda dengan istrinya, Fely sedikit judes orangnya, tidak suka bercanda dan hanya mau bicara seperlunya saja kepada pegawainya.
Konter ini memang letaknya tepat di depan rumah David, dan ya Dewi dan juga Ivan tinggal di Mes, dibelakang rumah David. Makanpun sudah ditanggung penuh, jadi kalau waktunya makan, Dewi dan Ivan selalu bergantian, kalau yang 1 lagi makan, yang 1 jaga di konter.
Di rumah ini David tinggal bersama keluarga besarnya Fely, ada kedua orang tua Fely, 2 anak David dan Fely (Leondy dan Clarissa), ada juga kakak Fely, dan ada 2 orang asisten rumah tangga (mbak Sri dan mbak Nani).
Di dapur...
"Mbak Sri..menunya apa hari ini?" tanya Dewi.
"Sayur lodeh, ikan asin, tempe tahu, krupuk," jawab Sri.
Dewi mengacungkan jempolnya, lalu ia segera mengambil piring, ia langsung menuangkan nasi kedalam piringnya dan tak lupa dengan sayur lodeh beserta lauk pauknya, lalu ia pun langsung memakannya.
"Saya kedepan dulu ya, Wi. Mau nyetrika baju," ucap Sri.
Karena sibuk menguyah makanan, Dewi hanya mengangguk tanpa menjawab ucapan mbak Sri, lalu mbak Sri pun langsung berjalan kedepan meninggalkan Dewi yang tengah sibuk mengunyah makanannya.
°°°
Beberapa menit kemudian...
Di konter... Tampak seorang pria tampan bertubuh tinggi besar datang ke konter Leondy Phone.
"Siang Vid, bagaimana kabarnya? wah semakin tampan saja kau, Vid," sapa pria itu sambil menepuk pundak Ivan yang sedang duduk di depannya, ia pun menyapa Ivan.
Ivan hanya mengangguk sambil tersenyum.
Pria itu adalah Bagus. Dia adalah temannya David, ia datang kesini jika ingin membeli ponsel atau membeli kebutuhan lain yang berhubungan dengan ponsel. Dari dulu ia selalu membeli ponsel di konternya David. Tapi sejak satu bulan ini, Bagus sering datang kesini bahkan hampir setiap hari. Entahlah semua hanya karena kebetulan saja atau ada hal lain yang membuatnya selalu ingin datang ketempat ini.
"Kau Gus, kabar baik, seperti lama tidak bertemu saja, padahal setiap hari kau kesini," ucap David sambil terkekeh pelan.
"Iya kan basa basi saja Vid, biar nggak kaku," jawab Bagus sambil tertawa.
David dan Ivan pun tertawa.
"Sini masuk Gus, seperti siapa saja duduk diluar begitu," ajak David. Bagus pun mengangguk dan segera masuk ke dalam, sambil celingak celinguk seperti ada yang ia cari, lalu Bagus pun bertanya.
"Pegawaimu yang perempuan dimana Vid, kenapa tidak terlihat?" tanya Bagus penasaran.
"Hmmm, modusnya kesini hanya ingin melihat Dewi saja," gumam Ivan pelan.
"Di belakang dia lagi makan, mungkin sebentar lagi selesai," jawab David.
Dan benar saja tak lama kemudian Dewi datang. Ia tak kaget ketika melihat Bli Bagus ada disini, karena memang hampir setiap hari dia mampir kesini.
"Bli Gus, sudah lama ya?" sapa Dewi sambil tersenyum. (Bagus adalah pria Bali, itu sebabnya di panggil Bli).
"Baru saja datang, kamu baru selesai makan ya?" Bagus balik bertanya.
"Iya Bli." Dewi menjawab singkat, ia pun segera permisi hendak ke depan. Setelah Bagus mengangguk, Dewi pun segera berjalan meninggalkan Bagus dan juga David yang sudah mulai mengobrol. Sesampainya di depan ia langsung duduk di kursi dekat Ivan.
"Van, Ko David sudah menyuruhmu belanja stock barang apa belum?" tanya Dewi kepada Ivan.
"Belum, mungkin Ko David lupa," jawab Ivan.
"Astaga, Ko David. Padahal belum ada 1 jam sudah lupa saja," gumam Dewi pelan, namun masih bisa di dengar oleh Ivan.
Ivan terkekeh pelan mendengar gumaman Dewi.
Dewi bangun dari duduk nya lalu berjalan mendekat kearah bosnya itu.
"Maaf Ko, itu Ivan jadi belanja apa tidak ya? Atau menunggu mas Jimmy saja?" tanya Dewi sopan.
"Coba kau telpon Jimmy Wi, dia bisa mampir kesini apa tidak?" perintah David.
Dewi pun mengangguk, dan mengambil ponsel yang ada di meja David, segera ia berjalan sedikit menjauh dan mulai memencet nomor telpon mas Jimmy.
Telpon pun tersambung, tak lama kemudian terdengar suara Jimmy.
"Hallo Ko, gimana-gimana ?" tanya Jimmy di sebrang sana.
"Hallo Mas Jimmy, ini saya Dewi, kata Ko David disuruh nanya, apa hari ini mas Jimmy bisa mampir kesini? Karena stock barang kita banyak yang habis mas."
"Oh iya, Wi. Barang apa saja yang habis, nanti aku siapkan," ucap Jimmy.
Dewi mulai menyebutkan semua barang yang perlu dibeli, ia pun berterimakasih kepada Jimmy, lalu ia mematikan telponnya, dan langsung meletakkan ponselnya ke tempat semula.
.
.
.
Bersambung ...
Buat yang penasaran sama kisah Dewi, baca terus lanjutannya ya...
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Maura
visual thor biar tambah semangat bacanya
2023-01-31
0
🎶🎶💞🎶🎶
ok
2021-04-16
0
ѕєιηdαн sєηjα
oke
2021-04-15
0