DIRIMU SENDIRI

DIRIMU SENDIRI

Kejadian

Empat bersaudara dari keluarga kaya raya yaitu (Lianz Greek 12 tahun,Catherine Greek 9 Tahun,Zeline Greek 7 Tahun dan Sean Greek 4 tahun) ayah mereka George Greek seorang CEO di perusahaan multinasional dan ibu mereka Liana Han seorang Notaris yang sangat sibuk. Perbedaan usia di antara ke empat anaknya hanya selisih 2-3 tahun yang membuat mereka seperti teman seumuran. Tetapi karena orang tua mereka sangat sibuk mereka di asuh oleh pengasuhnya masing-masing.

Lianz Greek di asuh oleh suster Kelly, Catherine Greek diasuh oleh suster Asley, Zeline Greek diasuh oleh suster Melana dan si bungsu Sean Greek diasuh oleh suster Gea.

Rutinitas setiap pagi Catherine, 3 saudara dan orang tuanya sudah sibuk untuk berangkat ke sekolah, ke kantor begitupun pelayan yang ada dirumahnya yang sudah sibuk dari jam 5.30 pagi untuk bersih-bersih dan membuat sarapan.

"Non, ayo bangun sudah jam 6.30 pagi?" seru suster Asley yang membangunkan Catherine dan Zeline  (keduanya dalam 1 kamar).

"Ya sus, Zel bangun?" Catherine bangun sambil memanggil Zeline.

Sementara suster Melana sedang di kamar mandi untuk menyiapkan keperluan mandi kedua Nona muda tersebut. Begitupun kegiatan suster kedua Tuan muda aktivitasnya sama membangunkan dan menyiapkan keperluan kedua Tuan muda.

Jam 07.30 kedua Nona muda dan kedua Tuan muda, Nyonya dan Tuan besar keluarga Chaterine sudah siap untuk sarapan pagi bersama. Tetapi hari ini libur panjang jadi tidak ke kantor maupun sekolah. dari rencana sebelumnya Mami Chaterine (Liana Han) merencanakan liburan ke daerah pantai yang bisa di akses dengan mobil di luar kota tersebut.

Jam 08.15 setelah selesai sarapan semua bersiap-siap untuk ke mobil yang akan di kemudikan oleh supir dan di bagi menjadi 2 mobil. Lianz, Sean dan kedua orang tua Catherine dan 1 pengasuh suster Gea ikut di mobil pertama, sedangkan Catherine, Zeline dan 3 pengasuh ikut di mobil kedua.

Catherine terlihat senang karena jarang sekali orang tua mereka menyempatkan liburan bareng, karena kesibukan mereka, sepanjang jalan Catherine tersenyum ceria, begitupun Zeline. Di mobil pertama orang tua mereka mengobrol dengan hangat membuat Lianz dan Sean pun terlihat bahagia dan semangat.

Setelah hampir 3,5 jam perjalanan mobil mulai memasuki hutan dan jalanan yang berliku-liku, di sisi kanan kirinya terlihat tebing tebing terjal sebelum memasuki kawasan pantainya karena memang pantai yang masih alami dan ada villa pribadi keluarga Catherine di dekat pantai tersebut, tetapi tidak berselang lama mobil pertama terlihat agak goyang dan kehilangan keseimbangan. Dari arah sebaliknya terlihat ada truk pembawa ternak, karena mobil tidak bisa dikendalikan oleh supir dengan sempurna maka supir membanting kemudi kearah kiri terlalu jauh, dan mobil tersebut langsung terjun bebas ke tebing sebelah kiri yang lumayan curam.

"Praaak prakkkk prakkk.....duuuuarrrr!" Mobil terdengar jatuh berulang kali dan seperti ada ledakan.

Tetapi truk pengangkut ternak tersebut langsung kabur tanpa berhenti atau tanpa mencoba menolong.

Supir mobil kedua langsung rem mendadak, Non Nyonya Tuan Non!" teriak supir kedua ke Catherine dan Zeline yang berada di kursi tengah.

"Mami ......Papi..........!!!" seru Catherine dan Zeline sambil tidak kuasa menahan air mata mereka melihat mobil orang tua dan saudara laki-lakinya terjun ke tebing yang curam."

"Pak, Sus panggil ambulans, panggil polisi cepat!" seru Catherine ke supir dan Susternya.

Bingung dan panik segera dia mencari cara dan melihat apakah ada warga atau orang lain yang lewat untuk dimintai bantuan.

"Non ini signalnya susah tidak bisa telepon maupun chat?" info supir Catherine.

"Oke, kita bagi 3 team ya?" seru Catherine.

Memang pikiran Catherine lebih terlihat dewasa dari gadis seusianya.

"Pak ayo kita cari bantuan ke sana (menunjuk arah ke depan)!"  pinta Catherine ke supirnya.

"Suster Melana tolong disini dengan Zeline dan terus mencoba hubungi bantuan, ambulans dan polisi atau orang rumah untuk segera kirim bantuan, Suster Asley dan suster Kelly ke arah sana (menunjuk kearah belakang) atau arah yang mereka sudah lewati." seru Catherine membagi team.

Zeline masih saja menangis di temani Suster melana dengan masih mencoba menghubungi bantuan, semetara sesuai team yang sudah dibagi maka Catherine dan supirnya ke arah depan dan mencoba mencari bantuan orang yang lewat dan mencoba mencari perkampungan di sekitaran daerah tersebut, begitupula Suster Asley dan Suster Kelly.

Sekitar 30 menit berjalan belum juga ada orang yang lewat dan belum terlihat ada perkampungan tetapi catherine tidak menyerah, supirnya sudah mulai berhenti karena kecapekan dan kehausan tetapi belum ada titik dimana ada orang yang bisa membantu mereka. Tetapi Catherine dengan tekadnya tetap berjalan dan mencoba sesekali menengok ke arah tebing-tebing dengan harapan akan terlihat ada perkampungan, dan benar saja 10 menit kemudian Catherine memanggil supirnya.

"Pak, cepetan kesini, itu dibawah sana ada perkampungan, pasti ada warga yang bisa membantu kita?" seru Catherine dengan semangat dan penuh harapan.

"Iya Non, ayo Non!" jawab supir sambil berlari dengan semangat.

Catherine dan supirnya segera mencari jalan ke bawah untuk mencapai area perkampungan tersebut dengan mencoba menuruni tebing-tebing itu dengan memilih jalan setapak yang sepertinya memang jalan yang dipergunakan warga sekitar untuk naik dan turun.

15 menit kemudian Catherine dan supirnya dengan susah payah mencapai perkampungan tersebut langsung mencari warga. Bertemu ada 3 warga yang sedang mengobrol di teras rumah.

"Pak tolong kami, keluarga saya jatuh ke jurang di sebelah sana?" seru Catherine dengan nafas tersendak sendak karena capek, panik dan kehausan.

"Tenang dulu dek, tenang dulu, ini minum dulu?" warga tersebut memberikan minuman dan mencoba menenangkan Catherine dan supirnya yang terlihat kecapekan.

"Iya pak tolong kami, keluarga Nona kami masuk jurang disana!" seru supir Catherine kembali.

"Ok, kita coba hubungi bantuan ambulans dan team Sars ya?" jawab salah satu warga.

Salah satu warga langsung mencoba menelepon, warga yang lain mencoba mencari warga lain untuk membantu mencari keluarga Catherine yang kecelakaan.

Catherine dan warga kemudian menggunakan mobil warga untuk segera ke tempat kejadian.

30 menit kemudian team sars, ambulans, dan warga sudah berkumpul untuk mencoba mulai menyisir tempat kejadian, akan tetapi karena kemiringan tebing membuat team sars dibantu warga agak kesulitan untuk mencapai dasar tebing untuk mencari keluarga Catherine.

Sudah lebih dari 5 jam proses pencarian dan evakuasi keluarga Catherine belum juga mencapai titik temu. Catherine, Zeline beserta supir dan ke 3 susternya di ajak warga ke perkampungan terdekat sambil menunggu hasil evakuasi team sars yang dibantu warga, Catherine cemas, Zeline masih saja menangis sempat sampai pingsan.

"Pak coba telepon Om, Tante dan Keluarga yang lain minta bantuan orang-orang terbaik untuk ikut mencari?" pinta Catherine ke supirnya.

Setelah keluarga Catherine di kabarin maka banyak dari stasiun TV dan berita masa memberitakan hal ini. Kelurga besar Catherine mencarikan orang-orang terbaik untuk ikut membantu mencari.

Jam 02.00 dini hari, dari pihak team sars memberikan informasi bahwa mobil yang di tumpangi keluarga Catherine sudah meledak dengan dinyatakan orang yang di dalam mobil sudah tewas semua.

Catherine hanya bisa diam, dia ingin menangis tetapi tidak bisa, supir, Zeline, Om Tantenya yang saat itu sudah di tempat tersebut dan ke 3 susternya menangis sampai Zeline pingsan lagi, tapi Catherine seperti tidak percaya.

"Ini tidak mungkin? pasti semua selamat!" Catherine tidak mempercayai hal ini masih seperti mimpi baginya.

"Kamu sabar, semua akan baik-baik saja ya?" Tante catherine menenangkan Catherine sambil memeluknya.

2 minggu setelah kejadian tersebut, sudah di identifikasi bahwa jasad yang ditemukan di mobil hanya ada 3 orang dewasa, yang di identifikasi supir, Mami dan Papi Catherine, Suster Gea, Lianz dan Sean belum ditemukan.

Catherine masih meminta orang-orang terbaik yang di pekerjakan kelurga besarnya untuk tetap mencari Kakak Adik dan Susternya.

2 bulan berlalu, belum juga ada kabar dari pencarian Kakak Adik dan Suster Gea. Tapi keadaan perusahaan Papi Catherine semakin kacau karena tidak ada yang memimpin. Sementara di pegang oleh saudara dari Papinya tetapi membuat kacau karena saling menjatuhkan dan terjadi perebutan kekuasaan, sampai akhirnya perusahaan Papi Catherine bangkrut yang ternyata memiliki banyak hutang, Rumah Catherine di sita oleh Bank. Catherine dan Zeline bingung harus kemana, dia meminta izin ke Tante dan Omnya, tetapi bukannya di asuh di kirim ke panti asuhan dan pelayan , Suster, Supir dan semua pekerja yang dirumahnya pun sudah di pecat.

Catherine dan Zeline di panti asuhan dengan kondisi yang memprihatinkan, dan keluarga besarnya pun seolah-olah tidak ada yang peduli.

Lanjut part 2 ya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!