Hampir 8 tahun Catherine mencari Adik dan Kakak laki-lakinya. Bahkan saat ini Catherine sudah mulai Kuliah dengan beasiswa dan dengan tabungan yang sudah dia tabung sejak dia bekerja. Sampai sekarang dia masih kerja di Kedai tersebut, bedanya sekarang dia mulai besar dan dewasa dia sudah bisa menjadi seorang kepercayaan dari pemilik Kedai tersebut. Tetapi tetap tinggal di Panti Asuhan, karena semenjak adiknya Zeline di adopsi dan beberapa kali menemui Zeline di rumah Ibu Emely, Catherine tidak pernah mendapatkan orang tua asuh. karena kebanyakan waktunya dihabiskan di Kedai, dan sedikit banyak membantu keuangan Panti dari gajinya.
Di sisi lain Lianz dan Sean yang sudah menjadi Mafia yang di segani anggota lainnya dan menjadi salah satu kepercayaan Boss Mafia. Lianz dan Sean tidak pernah kuliah atau pendidikan formal lainnya akan tetapi di ajari otodidak pembelajaran dari Suster Ghea dan yang pasti di ajari bertarung dan hal-hal lain dari Mantan Suster dan Senior anggota Mafia. Setelah tau keadaan Zeline bahwa Kakaknya dengan kehidupan baik bahkan tidak pernah mencoba mencari dia (Sean) dan Lianz. Sean semakin membenci Zeline dan Catherine. Sean berpikir pasti Zeline dan Catherine hidup enak tidak seperti mereka yang hidup di dunia kriminal. Bahkan sekolah saja mereka tidak bisa merasakan seperti anak seumuran mereka.
Sean memberikan info bahwa Zeline dan Catherine Kuliah dan hidup senang kepada Lianz, yang membuat awalnya Lianz percaya Catherine dan Zeline tidak akan melupakan mereka berdua ternyata sudah hidup enak dan melupakan mereka (Sean dan Lianz). Itu yang membuat Lianz bersumpah akan membuat hidup saudara-saudara perempuannya menderita. Membenarkan apa yang di infokan Mantan Suster mereka selama ini. Kedua adiknya di rawat Om dan Pamannya karena bukan ancaman buat mereka (Om dan Pamannya) karena mereka perempuan, sedangkan kami (Lianz dan Sean) laki-;aki akan mengancam kedudukan Om dan Pamannya makanya mereka berusaha dibunuh bersama kedua orang tua mereka.
Lianz pun memberitahu Gea dan Asley (mantan suster) bahwa mereka akan benar membalas dendam kepada Om dan Pamannya termasuk kedua saudara perempuannya akan menyesal yang berusaha membunuh Lianz dan Sean. Membuat kedua Mantan Suster tersebut tersenyum licik, karena mereka tau sebenarnya Catherine dan Zeline juga tidak di rawat Om dan Pamannya bahkan Zeline dan Catherine di buang ke Panti Asuhan oleh Om dan Pamannya. Tapi kenapa kedua Suster tersebut ingin Zeline dan Catherine ikut di benci oleh Lianz dan Sean karena dengan seperti itu mereka akan mudah mengadu domba ke 4 saudara tersebut dan bahkan mereka berharap mereka ber 4 saling membunuh jadi lebih gampang menguasai kekayaan orang tua ke 4 saudara tersebut.
Malamnya, Sean di minta untuk menyadap dan pergi ke Kantor Polisi untuk mengamati dan memasang penyadap agar lebih mudah melihat gerak-gerik Polisi dan Inteligen, agar mereka saat transaksi narkoba dan senjata ilegal tidak akan pernah tertangkap. Lusa Lianz dan anggotanya akan ada transaksi besar-besaran di Pelabuhan yang sudah di tunjuk untuk menyelundupkan barang terlarang tersebut.
Secara kebetulan atau memang takdir saat di depan Kantor Polisi, Sean seperti melihat seorang perempuan yang tidak asing buat dia.
"Apakah itu Kak Zeline? Apa yang dilakukan Kak Zeline di Kantor Polisi?" dalam benak Sean.
Tetapi segera memalingkan wajahnya sebelum di lihat Zeline. Setelah dari Kantor Polisi dan diam-diam sudah memasang alat penyadap dan CCTV portable di tempat tersembunti di Kantor Polisi, Sean segera pulang ke markas mereka (Mafia). Markas Mafia tersebut bukan berbentuk menyeramkan tetapi lebih seperti Rumah besar yang banyak kamar dan tempat rahasia di Rumah Besar tersebut. Bahkan Sean dan Lianz pun mendapat fasilitas mobil mewah dan barang-barang mewah jadi mereka terlihat seperti orang normal dan memang lebih pantas untuk mereka, karena sebenarnya mereka adalah anak dari orang tua kaya raya.
Sampai di Rumah besar tersebut yang mereka sebut Markas yang di lengkapi dengan fasilitas super canggih yang membantu Sean dengan mudah untuk mengontrol cyber crime lewat internet. Sean semakin penasaran kenapa Zeline ke kantor polisi?. Apakah Zeline dalam masalah kenapa di Kantor Polisi?, Sean mencari tau lewat internet tentang Zeline tapi belum juga di temukan.
"Kenapa penasaran dengan Zeline?" di kagetkan oleh Kakak laki-lakinya (Lianz) yang berdiri di belakangnya.
"Bukannya sudah sepakat untuk membenci mereka yang telah membuang kita (Sean dan Lianz)?" Imbuh Lianz.
"Hanya penasaran kenapa Zeline di Kantor Polisi? Sean penasaran ada masalah apa dengan Zeline? jelas Sean.
Tapi Karena Lianz sudah benar-benar merasa di buang oleh saudara perempuannya tersebut jadi melarang Sean untuk peduli lagi kepada kedua Kakak perempuanya. Meminta Sean untuk fokus dengan rencana besar mereka untuk transaksi besar yang akan di lakukan besok malam.
Lianz sebenarnya masih bimbang kenapa kedua saudara perempuannya bisa tega tidak mencari mereka (lianz dan Sean). (....)
Akhirnya Besok malamnya, sudah siap dengan senjata dan anggota yang bersamanya, Lianz berangkat untuk melakukan transaksi di sertai dengan Asley ikut dalam operasi transaksi tersebut sedangkan Sean dan Gea memantau didalam Markas mereka lewat internet dan CCTV yang sudah di pasangkan di mobil-mobil yang di pakai oleh Lianz dan anggotanya.
Sampai Pelabuhan yang banyak peti kemas dengan pencahayaan yang sangat minim. Lianz menunggu Mafia lain yang akan bertransaksi dengan mereka. Akhirnya sandarlah kapal boat yang mereka tunggu, saat mulai bertransaksi belum selesai bertransaksi, ada tembakan peringatan yang belum di ketahui dari arah mana?, dan ternyata banyak pasukan Kepolisian dan juga dari Inteligen yang menyamar di Pelabuhan tersebut. Akhirnya Lianz dan anggota lainnya segera pergi tanpa barang tersebut, sedangkan tembak-menembak tidak ter-elakan. Mafia yang akan bertransaksi dengan Lianz pun langsung berpencar melarikan diri, ternyata sudah menyiapkan helikopter untuk melarikan diri, Sedangkan Lianz masih bersembunyi diantara tumpukan peti kemas tersebut. Anggota Lianz yang lain banyak yang sudah tertangkap dan tertembak. Sean pun segera mengendarai mobil untuk menyusul Kakaknya tersebut tanpa bisa di hentikan Ghea. Asley pun ternyata tertembak dibagian kakinya dan tertangkap.
Masih dalam posisi bersembunyi Lianz mencari jalan keluar dan melihat dari balik celah-celah tumpukan peti kemas, Asley sudah di tangkap dan di kumpulkan dengan anggota yang tertangkap. Polisi pun masih terus berpencar mencari anggota mafia yang lari, termasuk Lianz. Sean masih mencari keberadaan Kakaknya dengan hati-hati agar tidak ikut tertangkap. Akhirnya ketemu melihat dari alat deteksi yang dipasang Sean di Jaketnya Lianz sebelum mereka berangkat, untuk antisipasi situasi seperti ini terjadi. Setelah ketemu, Sean langsung mengendarai mobilnya membawa Kakaknya dan mencari cara bagaimana membebaskan Asley dan anggotanya yang sudah tertangkap.
"Sebentar Kak?" masih sambil menyetir Sean berpikir.
Tidak akan menyerah ke Polisi dan mencari cara bagaimana membebaskan mereka yang sudah tertangkap. Akhirnya Sean membuat strategi untuk menyerang saat mobil yang membawa anggota tertangkap dan menembaki mereka di jalan. Memanggil anggota mafia yang lain untuk membantu, akhirnya Ghea menyiapkan anggota lagi untuk mencegat di jalan dan membebaskan anggota mereka yang tertangkap termasuk Asley.
Ternyata Lianz sempat tertembak di bahunya, dan masih pendarahan. Akhirnya Sean meminta Ghea untuk datang dan membawa Kakaknya untuk di obati terlebih dahulu, sedangkan Sean yang akan memimpin anggota untuk membebaskan anggota dan Asley. Akhirnya setelah di jalan yang sudah di rencanakan anggota yang sudah di siapkan termasuk anggota penembak jarak jauh juga sudah di posisi masing-masing. Mereka segera mencegat dan menembaki polisi yang mengawal bis yang membawa Asley dan anggota yang tertangkap, setelah polisi pengawal sudah dilumpuhkan, Sean segera masuk berkelahi dengan supir dan menembak Polisi yang ada di bis tersebut. Segera membebaskan Asley dan anggotanya.
Segera pergi dari tempat tersebut dan kembali ke Markas. yang tidak di sadari Sean bahwa ada CCTV di sudut pertokoan di jalanan tersebut yang merekam aksinya dan juga terekam wajah Sean, Asley dan anggota lainnya.
Sean sadar ke-esokan paginya saat melihat berita bahwa Polisi mengumumkan menemukan wajah-wajah pelaku penembakan. Lumayan jelas wajah Sean, Asley dan anggota lain di pemberitaan tersebut, dan menjadikan wajah mereka menjadi buronan Kepolisian.
Sean agak kaget melihat berita tersebut dan memang ceroboh tidak terpikir bahwa di sudut-sudut gedung di jalanan tersebut pasti ada CCTV, Tetapi Sean berpikir agar tetap bisa beraktivitas seperti biasa bagaimana?, Akhirnya Sean melihat black market yang biasa dia membeli CCTV dan alat-alat lain untuk menunjang fasilitasnya menemukan alat untuk membuat penyamaran dengan wajah palsu terbuat dari silicon.
Lanjut di part selanjutnya ya!
Bagaimana dengan keadaan Lianz ?
Ada apa dengan Zeline kenapa di Kantor Polisi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments