Darah Biru

Darah Biru

1

Hembusan angin terdengar ditelinga Nova, telinganya berdengung dan kepalanya sangat pusing, jantung berdetak begitu cepat.

Dingin dingin dingin

Semua badannya sakit, tapi dari semua itu ketika kesadarannya mulai kembali hal pertama yang ia rasakan adalah rasa dingin yang meresap didalam kulit. Dingin, dan semakin dingin. Nova berusaha bangkit dan bersandar pada sebuah pohon.

Lihat didepannya semuanya putih, aneh sekali apa kah ini mimpi? Yang dilihat oleh Nova adalah tumpukan salju dimana-mana. Ia hanya mengikuti Gara dan Willy, bersama David, kenapa ia malah berada di tempat antah berantah ini.

Butiran salju yang jatuh membentuk hujan, sejauh mata memandang hanya pohon pohon menjulang yang terlihat tertutupi salju, bahkan tanah dan bebatuan di bawah nya tidak terlihat, semua benar-benar putih tertutupi.

Baik. Selain dirinya berada entah dimana, hal utama yang harus ia khawatirkan untuk saat ini adalah udara yang dingin. Meski ini diluar nalar , tapi salju dan udara yang dingin ini menandakan bukanlah mimpi, semua itu nyata. Tubuhnya mulai menggigil, segera Nova mengais ngais tanah mencari ransel miliknya. Untung saja ransel milik nya ia temukan, ada jaket untuk menghangatkan tubuhnya, yah meski bukan jaket tebal untuk musim dingin, hanya jaket biasa itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Nova lanjut membalut luka yang ada di lutut dan lengannya, di udara dingin luka harus segera ditangani.

" Nova!..... Gara!.... Willy!... "

Nova menghentikan aktivitas nya, ia mendengar seseorang memanggilnya, suaranya tampak menyedihkan.

" Nova!.... Gara!.... Willy..... "

Nova mengenal suara itu. Itu suara teman baiknya David. Buru-buru Nova mengemas barangnya dan berlari mencari David.

Tak jauh dari posisi Nova, David berjalan sambil memeluk tubuhnya yang menggigil, air matanya terus mengalir, ia menangis sesegukan. Ia ketakutan karena saat tersadar ia tak tahu berada dimana dan sendirian. David hanya bisa menangis dan berteriak memanggil teman-teman nya.

"Nova!... Gara!... Willy!... Ayah!... Ibu!.... " David terus menangis sampai suaranya parau.

David terus berjalan, meski tak tahu arah mana yang ia tuju, ia hanya terus berjalan. Dingin, sakit, dan kedinginan.

Srekk srekkk srekk

Tiba-tiba ada suara aneh tidak jauh darinya, karena ketakutan David berhenti berteriak, ia membayangkan monster yang tiba-tiba muncul dan menerkam manusia hingga tewas. Monster Yeti, monster yang biasa hidup di hutan bersalju dan suka memakan manusia. Kira kira begitu lah bayangan monster itu pada film yang biasa ia tonton dirumah. David berlari, bersembunyi di belakang pohon besar yang daunnya menjuntai mirip pohon beringin. Tangannya membungkam mulutnya, takut mengeluarkan suara. David sangat takut dan juga tegang sampai sampai ia berteriak sangat kencang dan membuat burung burung di sekitarnya berterbangan karena kaget. Ia berteriak karena tiba-tiba ada sebuah tangan menarik bahunya.

" Berhenti berteriak! Ini aku. " Ujar Nova

Seperti melihat seorang penyelamat, David langsung memeluk Nova sangat erat. Ia kembali menangis.

Awalnya Nova merasa jijik, tapi melihat keadaan David yang menyedihkan ia tak mempermasalahkan. Bayangkan saja jika dirimu terbangun dan tiba-tiba berada di tempat yang tidak dikenal, tentu saja akan ketakutan, apalagi untuk remaja seperti mereka yang belum tau seperti apa kerasnya dunia luar.

Cukup lama untuk menenangkan David, sebelum mereka melanjutkan perjalanan mencari Gara dan Willy.

" Nova apa kau tau dimana kita berada? "

" Aku tidak tahu."

David yang berjalan sambil memegang lengan Nova tiba-tiba menghentikan nya.

Nova memandang David yang menghentikan nya "Ada apa? "

" Nova bagaimana kau bisa tidak tahu, kau kan anak terpandai di sekolah. "

Nova memandang David dengan kesal " Aku pintar disekolah bukan berarti tau segalanya, lagipula ada banyak orang yang lebih pintar dariku, kebetulan saja yang kau tau itu baru aku. " Nova berbalik melanjutkan berjalan.

David berfikir sejenak lalu menyusul Nova " Benarkah, tapi bulan lalu kau membuat seorang kakak yang bersekolah di Universitas menangis karena kalah melawan mu dalam kompetisi matematika. "

Nova menghela nafas, kejadian itu karena seorang lelaki yang mengaku dari universitas terkemuka bertingkah sombong dan mengolok-olok sepupunya, mengatakan jika sepupunya bodoh karena tidak lulus seleksi masuk laboratorium. Lelaki tersebut dan sepupunya terkenal di departemen Jurusan Matematika, mereka selalu bersaing untuk posisi pertama. Kebetulan hari itu Nova datang ke Universitas tersebut untuk melihat tempat Olimpiade yang akan diikuti olehnya. Karena hari itu ia dalam suasana hati yang buruk, Nova menantangnya, awalnya orang orang menertawakan. Tapi setelah seorang Dosen yang mengetahui kejadian tersebut mendukung dan mengkonfirmasi bahwa jawaban Nova benar dan jawaban milik lelaki tersebut ada yang salah, ia langsung menangis dan ditertawakan oleh semua orang. Apalagi setelah kejadian itu dia dikeluarkan dari daftar peserta seleksi tingkat lanjut.

David bersorak melihat ketika mengingat kejadian itu, seakan-akan ia lupa jika saat ini ia dan Nova sedang mengalami tragedi.

" Berhenti bicara omong kosong, saat ini kita perlu mencari tempat berlindung terlebih dahulu, kalau tidak kita akan mati kedinginan. "Ucapan Nova membuat David kembali ke dunia nyata, benar sekali apa yang diucapkam Nova.

" Lalu kemana kita akan pergi? Arah mana yang kita tuju? "

Nova membenarkan tudung di jaketnya karena sudah ada beberapa salju menumpuk diatasnya.

" Aku tidak tahu, aku hanya terus berjalan sambil melihat ke sekeliling. Kau juga perlu memperhatikan sekeliling mu David. Katakan padaku jika ada sesuatu yang aneh dan mencurigakan."

" Aneh dan mencurigakan. Baiklah. "

Nova sendiri sedang kebingungan, hutan ini tampak aneh, pohon pohonnya tumbuh menjulang sangat tinggi, memang tidak terlihat ada pergerakan dari hewan penghuni hutan. Tapi dilihat dari kondisi nya yang bersalju, hewan hewan yang bisa hidup dilingkungan ini biasanya kelinci, beruang, tupai, atau mungkin serigala. Hewan tersebut biasanya akan masuk fase hibernasi. Mereka akan tertidur didalam sarang mereka untuk menghindari cuaca dingin. Nova cuma berharap agar tidak bertemu serigala, karena hewan tersebut bisa tetap berkeliaran dihutan, dan menjadi ancaman yang serius sekarang.

" Kenapa kita tidak berteriak memanggil Gara dan Willy Saja? " Usul David.

"Jangan! " Nova buru-buru menghentikan nya.

" Kenapa? Bisa saja mereka mendengar suaraku dan menemukan kita seperti kau saat menemukan ku. "

"Mungkin itu bisa berhasil, tapi aku takut suaramu juga akan didengar oleh penghuni hutan yang kelaparan."

David menggigil ketakutan, " Kau benar, bukan tindakan bijak mengganggu penghuni hutan. Mungkin saja ada Monster Yeti dan segerombolan Serigala disini. " David kembali merapatkan tubuhnya pada Nova.

" Tapi Nova, apakah Monster Yeti itu benar-benar ada? "

Nova melirik David dengan tajam, segera David menutup mulutnya.

Keduanya terus berjalan tak tentu arah, meski salju yang turun itu kecil, tapi karena waktu yang lama, salju itu pasti akan menumpuk. Nova memandang ke atas, langit tampak kelabu, matahari tidak terlihat, ia tidak bisa menentukan arah mata angin. Selain itu, ada kabut juga yang membuat jarak pandang terbatas.Kedinginan dan kelelahan, keduanya berjalan melambat.

" Nova aku lapar, aku juga lelah, ayo istirahat sebentar cari naungan dibawah pohon dan makan sesuatu. "

Nova setuju, mereka berteduh di bawah pohon palem raksasa. Entahlah. Nova tidak tahu pohon apa, yang jelas itu terlihat seperti pohon palem hanya saja ukuran nya sangat besar.

David mengacak acak isi ranselnya, ada banyak makanan ringan, ia hendak mengambil dan memakan nya. Namun, Nova menghentikannya.

" Ada apa? "

"Keluarkan semua makanan yang kau punya!"

Meski bingung David menurutinya. David adalah tipe anak yang tidak tahan kelaparan, jadi setiap bepergian ia akan memenuhi ranselnya dengan banyak makanan. Giliran Nova yang menumpahkan bekalnya, lalu memilah mereka sesuai kategori, membagi dalam bagian bagian kecil.

"Apa yang sedang kau lakukan? "

"Kita tidak tahu akan berapa lama kita ada disini, sebelum ada orang yang menyelamatkan kita, hal pertama adalah menjaga diri kita tetap sehat. Jika kita tersesat hal paling penting adalah makanan, aku menghitung bekal kita dan membaginya,itu cukup untuk tiga hari, tapi kalo kita berhemat bisa bertahan untuk lima hari.Kita tidak boleh boros, kita tersesat jadi harus bijak saat kita makan. " Nova menjelaskan.

David mengangguk setuju " Lalu apa yang kita makan sekarang? " Meski David kelaparan ia sependapat dengan Nova.

Perjalanan berlanjut, Nova memperkirakan jika mereka telah berjalan cukup jauh, sudah sekitar 4-6 jam. Salju turun semakin lebat, ini tidak bagus. Mereka belum menemukan rumah penduduk atau tanda tanda kehidupan manusia, hanya pepohonan dan salju dimana mana. David mulai putus asa begitu juga Nova. Tapi Nova menyemangati David untuk terus bertahan.

Krakkkk

Nova berhenti dan melihat sekeliling dengan waspada. Tidak ada apa apa. Beberapa saat kemudian suara itu kembali terdengar.

" Nova itu suara apa? " Nova menggeleng tidak tahu. Ia menyeret David bersembunyi pada sebuah pohon.

Krakk

Krakk

Krakk

Suara seperti patahan ranting terus terdengar, tapi Nova tidak melihat ada pergerakan. Kemudian ia berpikir, jika itu pasti hanyalah suara patahan ranting yang saling bergesekan antar pohon satu dengan pohon yang lain. Mereka melanjutkan perjalanan kembali

Tanpa mereka sadari, sesuatu sedang mengawasi keduanya dari atas. Mengikuti keduanya secara perlahan seperti pemburu mengintai mangsanya.

Terpopuler

Comments

Tiana

Tiana

up

2023-09-26

0

SUKARDI HULU

SUKARDI HULU

mampir y KK❣️🫰

2023-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!