"Nova aku lelah, bisakah kita berhenti untuk beristirahat. "
Mereka sudah berjalan sangat jauh ditengah cuaca yang dingin, keduanya hanyalah dua remaja biasa yang belum pernah berada di situasi seperti itu, wajar jika kemampuan tubuh mereka terbatas.
Wajah mereka semakin pucat, mereka butuh sesuatu untuk menghangatkan tubuh.
"Nova, apakah kita akan mati disini? Ada dimana kita sebenarnya , dan tempat macam apa ini? " David mulai putus asa, air matanya kembali tumpah.
" Aku ingin pulang, aku rindu ibu dan ayahku. " David berhenti berjalan, ia bersandar di sebuah pohon dan menangis tersedu-sedu.
Nova pun tidak tahu apa yang harus dilakukan, pengetahuannya tidak begitu berguna ditempat ini. Ia merasa bersalah pada temannya ini, jika ia tak meminta David mengikuti Gara dan Willy, mereka mungkin tidak akan berada di tempat ini.
Nova ikut duduk bersandar di samping David, "Aku minta maaf karena mengajak mu untuk mengikuti Gara dan Willy, jika saja aku tidak meminta mu untuk menemani ku, kita pasti tidak akan terjebak di tempat ini. Aku merasa sangat bodoh karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan kita. "
David menangis semakin keras, ia meringkuk memeluk lutut sendiri. Nova memandang sedih sahabatnya itu.
Krakk... Krakk... Krakk...
Tiba-tiba perasaan Nova tidak enak, suara itu terus mengikuti perjalanan mereka, awalnya Nova pikir itu hanya suara dahan atau ranting yang saling bergesekan, tapi semakin kesini suara itu tampak mencurigakan. Pohon tempat mereka bersandar tiba-tiba bergetar, salju diatas nya berjatuhan. Nova menyeret David agar berlari menjauh.
"Auuu...! " David tersandung sesuatu dan terjatuh saat berlari dibelakang Nova.
Nova berbalik membantu David yang kakinya terlilit benda putih lengket seperti benang. Pandangan Nova berada pada atas pohon yang bergerak tidak wajar. Ia tidak bisa melihat puncak pohon karena terlalu tinggi dan kabut menutupi nya.
" Benda apa ini? " Ujar David yang tidak digubris oleh Nova
Nova tengah berusaha secepat mungkin melepas benda tersebut, begitu benda itu telah hilang ia kembali menyeret David untuk berlari.
"Cepat lari! "
Mereka berdua lari sekencang mungkin, dari belakang gemrisik suara dari atas pohon terdengar berpindah dari satu pohon ke pohon lain mengikuti mereka.
" Nova itu apa? " Tanya David ketakutan
" Jangan lihat kebelakang teruslah berlari! " Nova menyuruh David berlari didepan dan ia berpindah dibelakang.
Beberapa kali David dan Nova terjatuh karena tersandung benda putih lengket mirip benang atau jaring tersebut. Namun, keduanya kembali berlari, hingga sebuah pohon tumbang menghalangi jalan mereka yang membuat langkah mereka terhenti. Keduanya tiba bisa melewati nya karena pohon tersebut sangat besar.
Nova melihat sekeliling dan kembali berlari menghindari pohon tumbang tersebut. Sementara Nova memimpin jalan, David yang berada dibelakang mulai tertatih tatih.
Suara melengking terdengar dari atas disertai pohon tumbang yang lain. Kini tiba-tiba Nova percaya dengan adanya monster yang sering diceritakan oleh David.
Ada pohon tumbang yang menghalangi setiap sisi jalan. Nova berhenti sejenak mengamati keadaan.
Brukkk
Tahan bergetar sejenak, dari depan diantara pepohonan sesosok mahkluk besar berwarna hitam berjalan kearah mereka. Kontras dengan lingkungan sekitar yang berwarna putih.
Mata Nova dan David membesar. Apa-apaan! Didepan mereka ada seekor Laba-laba raksasa dengan tinggi hampir 4 meter.
"Aaaaa! " Keduanya berteriak bersama
Nova dan David berjuang untuk memanjat pohon tumbang itu agar bisa berlari. David yang sedari awal sudah ketakutan wajahnya kini pucat pasi. Ia sampai lupa menangis dan berteriak.
Nova berhasil naik terlebih dahulu sebelum membantu David naik ke atas lalu melompat turun untuk mencari tempat berlindung. Sang monster yang kelaparan tidak akan pernah membiarkan buruan untuk lari, beberapa kali ia menembakkan jaring untuk menangkap mereka.
Nova dengan cerdik menyuruh David berlari diantara pohon yang mirip pohon palem agar terhindar dari jaring tersebut. Cara itu berhasil, tapi karena hal tersebut membuat monster itu yang tadinya hanya menembak jaring sekarang berlari mengejar mereka.
Dengan kakinya yang panjang lebih dari dua meter, tidak akan lama bagi monster tersebut untuk sampai ditempat mereka. Ini benar-benar tidak bagus. Sementara mereka sudah sangat kelelahan karena sedari tadi berjalan dan berlari, melarikan diri dari monster tersebut adalah hal yang mustahil.
Disaat genting, David menemukan sebuah bukit berbatu dengan celah gua kecil.
" Lihat disana! " David nunjuk sisi kanan tubuh nya pada Nova.
" Ada gua kecil. Kita bisa bersembunyi disana kan? "
Nova mengangguk " Ayo cepat masuk! "
Gua kecil itu tidak terlalu jauh sehingga tak butuh waktu lama keduanya berhasil masuk. Nova dan David bahu membahu menutup jalan masuk dengan batu.
Monster tersebut terlalu besar dan ia juga tidak bisa menunduk untuk masuk. Sesaat, monster itu terdengar sangat marah, ia mengeluarkan suara seram sebelum tiba-tiba menghilang.
"Apakah monster tersebut telah pergi?Apa kita selamat sekarang? "
Nova memberi isyarat agar David diam. Melalui celah pada batu, Nova memang melihat Laba-laba itu pergi. Tapi untuk memastikan keadaan ia terus mengamati sekitar nya.
David akhirnya lega, ia jatuh bersandar pada dinding gua. Jantung berdetak sangat cepat. Tak pernah terpikir kan jika ia akan bertemu monster sungguhan.
Nova ikut duduk, badannya basah oleh keringat sejenak tubuhnya merasa hangat. Nova meraih ransel dan mencari senter untuk penerangan, ia tak berani menyingkirkan batu yang menutupi jalan masuk karena takut akan ada hewan lain yang datang. Didalam gua gelap, tapi setidaknya itu tidak terlalu dingin dan mereka aman disana.
Cahaya senter membuat wajah mereka terlihat satu sama lain, keduanya makan sedikit cemilan sebelum akhirnya tertidur karena kelelahan.Kejadian yang mereka alami benar-benar menguras semua energi mereka.
Ditengah waktu istirahat, tubuh mereka bergetar, gua yang mereka tempati juga bergetar, membuat beberapa butir tanah dan kerikil jatuh mengenai keduanya yang akhirnya membuat Nova bangun terlebih dahulu.
Nova mendengar sesuatu dari atas, buru-buru ia membangun kan David.
" David bangun ,cepat! "
David yang sudah bangun kembali ketakutan.
" Apa ada gempa? "
"Tidak. Kurasa ada suatu aktivitas diatas gua ini. Pindah kan batu itu perlahan dan cepat pergi dari sini ayo! "
Berpacu dengan waktu , saat keduanya memindahkan batu yang menutupi pintu masuk, sebuah lubang kecil terbentuk diatas dinding gua. Awalnya hanya sebesar lubang hidung dan terus membesar, kerikil dan bebatuan mulai gugur menimpa mereka. Lengan David dan Nova terluka karena bebatuan tersebut.
Begitu jalan masuk sudah terbuka mereka keluar dari gua.
Dari luar mereka akhirnya tahu jika gua tersebut mulai runtuh karena monster tersebut ternyata tidak menyerah, dia menggali gua tersebut dari atas agar longsor dan memaksa Nova dan David keluar. Binatang yang cerdas.
Melihat mangsanya akhirnya keluar dari lubang persembunyian, monster itu buru buru menembakkan jaring nya kembali. Kini ia berhasil menangkap David.
Nova panik, ia berbalik membantu David melepas jaring itu. Namun jaring yang di semprotkan berbeda dari jaring terakhir kali mereka temui. Ini lebih kuat dan lengket, butuh waktu lama untuk melepaskan nya. Sementara keduanya sedang berjuang melepas jaring, sang Laba-laba segera menghampiri mereka.
David melihat mahkluk itu semakin dekat.
" Nova cepat lari, monster itu mendekat. "
Nova tidak menggubris omongan David, ia tidak akan meninggalkan sahabatnya itu.
Laba-laba itu sudah semakin dekat, tinggal beberapa meter lagi untuk bisa menangkap mereka, mulut nya sudah terbuka lebar dan sorot matanya yang merah terlihat senang. Tapi bagi David itu pemandangan yang mungkin tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
David ketakutan, ia melihat salah satu kaki Laba-laba itu terangkat seakan-akan siap untuk menginjak mereka. David menutup matanya.
Brukkk
Nova kaget, ia melihat kebelakang ada sebuah kaki yang terjatuh tak jauh dari nya. Laba-laba itu marah, kaki yang lain bersiap untuk menginjak Nova tapi tiba-tiba terpotong dan jatuh kembali disebelah kaki sebelum nya.
Lengkingan suara monster itu membuat mata David terbuka. Nova terpaku melihat kedua kaki laba-laba itu terjatuh tiba-tiba. Hingga suara orang yang dikenal nya terdengar.
"Pakai belati itu untuk memotong jaring! "
David melihat orang itu ia langsung berteriak senang " Willy! " teriaknya kegirangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments