3

Nova sadar kembali saat David berteriak memanggil nama Willy.

" Kita bisa saling berpelukan dan bercanda riang nanti. Aku juga punya beberapa roti dan teh hangat untuk menjamu kalian. Jangan khawatir, tapi untuk sekarang bisakah kita tunda dulu perjamuan nya. " Ucapan Willy membuat Nova kembali fokus. Buru buru ia mengambil belati itu dan memotong semua jaring yang menjerat tubuh David.

Monster tersebut tentu tidak akan mau menunggu sampai buruan kabur. Ia berjalan dengan sisa kakinya. Ada 4 pasang kaki, dengan satu pasang terpotong tidak terlalu mempengaruhi monster tersebut. Justru itu memicu kemarahan nya.

David sudah terbebas dari jerat, ia berlari menjauh dari Laba-laba itu.

" Berlindunglah dibawah pohon palem itu, dan jangan mendekat! " Willy memberi arah tempat bersembunyi.

Dengan dibantu Nova, David berjalan cepat kearah yang di sebutkan oleh Willy.

Melihat keduanya aman, Willy berlari kearah Laba-laba itu. Keduanya bertarung. Nova dan David sempat panik karena Willy justru berlari kearah monster itu. Ini bukan syuting film, atau pertunjukan hiburan. Ini pertarungan nyata.

Laba-laba sebesar 4 kali gajah Afrika, dengan 4 pasang kaki, melawan seorang remaja umur 16 tahun. Ini tidak masuk akal.

Monster tersebut menembakkan jaring-jaring nya, hebatnya Willy bisa menghindar. Karena gagal dengan jaring, laba-laba itu beralih menuju kakinya, ia berusaha menginjak tubuh kecil Willy.

Nova dan David cemas. Tiap satu pijakan kaki, akan muncul lubang ditanah. Menandakan jika kekuatan kaki laba-laba itu sangat besar, akan mengerikan jika sampai terinjak.

Disini Willy mulai kerepotan, ada saat dimana salah satu kaki si laba-laba hampir menginjak tubuhnya. Namun gagal, karena sebuah panah melesat dan menancap pada kaki tersebut membuat nya kesakitan.

Nova memperhatikan panah yang menancap pada kaki laba-laba, ia tida melihat siapa yang menembakkan panah tersebut.

Terjadi pertarungan sengit antara Willy dan Monster Laba-laba, beberapa kali Willy jatuh, terguling, dan melompat.

Kaki-kaki itu membuat Willy kewalahan, saat kedua tangan nya menghalau dua pasang kaki, satu pasang kaki yang lain berhasil mengenai nya. Membuat salah satu pedang nya terlempar dan jatuh didekat Nova dan Willy.

Willy sangat kesal, " Bagus sekali, kau benar-benar binatang jelek yang merepotkan. Akan aku jadikan kau Laba-laba saus padang hari ini karena berani membuat kesayangan ku menjadi kotor. "

Willy dengan wajah marahnya menunjuk kearah Nova, "Hei ketua kelas, tolong lempar kan kesayanganku sekarang, agar kita bisa lebih cepat memulai perjamuan nya! "

Nova mengerti maksud Willy, ia bergegas mengambil pedang milik Willy dan melempar nya dengan sekuat tenaga. Awalnya ia hendak mengantarkan, tapi sepertinya itu bukan ide yang bagus jadi ia lebih memilih melemparkan saja.

Dengan sigap Willy meraih pedang miliknya, ia memiliki dua pedang, satu kanan dan satu kiri. Nova memperhatikan Willy telah menyatukan kedua pedang itu jadi satu.

" Wow itu keren sekali. Nova lihat! Willy menyatukan dua pedang itu jadi satu , itu seperti adegan dalan film Final Fantasy. " Mata David berbinar.

Laba-laba itu tidak peduli mau Willy memakai dua pedang atau tidak, yang jelas ia sudah mengganggu waktu makan malam nya. Makhluk itu segera berlari menuju Willy.

Willy juga berlari kearah monster itu, ia menyusup kebagian bawah si monster dan memotong kakinya satu persatu. Dengan menggabungkan kedua bilah pedang, kekuatan nya semakin besar. Sekali tebas, kaki Laba-laba raksasa yang berukuran besar itu langsung terpotong.

Sementara Willy sibuk memotong kakinya.. dari atas puluhan anak panah melesat mengenai punggung si Monster.

Tinggi Laba-laba itu sudah berkurang karena semua kakinya sudah dipotong , Willy mengincar bagian bawah kepalanya. Namun, tanpa diduga, meski Laba-laba itu tidak bisa mengejar Willy ia tiba-tiba memutar tubuhnya membuat Willy yang berada dekat dengan si Monster terpental oleh kaki belakang nya.

"Willy! "

Nova dan David cemas, karena kini Willy terdesak. Laba-laba itu sudah siap menerkam Willy, mulut nya terbuka lebar memperlihatkan taringnya yang tajam. Namun saat monster itu mengangkat kepalanya, tiga panah melesat tepat mengenai kepalanya, seketika Laba-laba itu jatuh tepat didepan Willy dan mati tak bergerak.

Willy melihat ke atas.

" Bisakah kau lebih cepat sedikit, kenapa tidak kau panas langsung kepalanya dari tadi. Kau membuat ku berlarian kesana kemari seperti orang bodoh. "

Willy bangkit dan memarahi seseorang yang tidak terlihat.

Tubuh Laba-laba raksasa yang sudah mati itu tiba-tiba berubah menjadi hitam dan mengering, dengan hembusan angin, tubuhnya perlahan menghilang tidak meninggal sisa sedikit pun.

Selama proses tersebut Nova dan David melihat tanpa berkedip, sampai sampai mereka tidak menyadari kehadiran Willy yang sekarang sudah berada didepan mereka.

Brukkkk

Suara benda jatuh menyadarkan keduanya. Awalnya mereka tegang, namun perlahan dari jauh ia melihat sosok Gara berlahan muncul dari balik kabut.

"Gara." David berteriak memanggil nya, Gara hanya menjawab dengan anggukan.

Willy berjongkok didepan mereka

"Apa kalian bisa berjalan? Kita akan menuju pondok dan mengobati luka kalian. "

" Aku bisa berjalan tapi David tidak, kakinya terluka saat berlari. " Nova memperlihatkan kaki David yang berdarah pada Willy.

"Tidak tidak, aku baik baik saja. Ini hanya tergores bebatuan yang longsor tadi, aku masih bisa berjalan meski agak lambat. " Jawab David cepat.

Dengan bantuan Willy, David bisa berjalan dengan perlahan. Selama proses, Gara hanya melihat mereka lalu berbalik berjalan menembus kabut.

" Kalian benar benar punya nyali untuk datang kemari dengan mengikuti kami. Apa kalian punya banyak waktu luang? Dan ada apa dengan mu ketua kelas, apa les mu sedang libur atau gurunya sakit? Tidak mungkin kau bolos bukan? "

Menerima banyak pertanyaan dari Willy, Nova memang merasa bingung pada dirinya sendiri. Ia adalah seorang yang disiplin, biasanya ia memiliki jadwal yang sudah diatur sehari-hari, dari hari senin sampai minggu. Bahkan jadwal makan, olahraga, dan tidur sudah diatur. Ini pertama kalinya ia bolos dan melakukan hal yang tidak biasa ia lakukan.

David yang juga mendengar pertanyaan Willy menjawab dengan santai. "Dia bolos, dan mengajakku mengikuti kalian. "

Nova langsung menatap tajam pada David, ia buru buru berpaling.

" Tempat apa sebenarnya ini? Dan ada dimana kita?"

Kini giliran Willy yang menatap Nova

" Kau tidak tahu kemana akan pergi tapi dengan penuh percaya diri mengikuti kami kemari? Ketua, sepertinya itu kurang tepat, yang lebih tepat ialah apa yang kalian lakukan, dan kenapa mengikuti kami. Kalian beruntung, aku dan Gara sedang berpatroli sehingga menemukan kalian. Jika aku dan Gara tidak melihat kalian, bukankah kalian sudah jadi santapan Laba-laba raksasa itu? "

David terdiam tidak bisa menjawab, sementara Nova bingung bagaimana menjelaskan.

" Aku hanya penasaran pada Gara. "

Jawaban Nova membuat Willy tertawa terbahak-bahak.

" Gara kau ketahuan! " Willy masih tertawa dengan lebar. Gara yang berjalan jauh didepan sampai tidak terlihat punggungnya tidak menjawab.

"Seperti julukannya, ketua kelas kami adalah murid paling pandai disekolah. "

Nova tidak mengerti, tapi ia masih penasaran tempat apa sebenarnya ini.

Perjalanan mereka tidak terlalu jauh, sebelum Nova kembali bertanya. Mereka sudah sampai didepan sebuah pohon raksasa.

David terperangah, pohonnya sangat besar, mungkin butuh 8-13 orang dewasa untuk memeluk batang pohon itu.

" Pohon raksasa. "

Nova juga takjub dengan ukuran nya.

" Selamat datang di pondok. "

Gara sudah menunggu mereka di dekat pohon . Ia membuka pintu dan terlihat sebuah celah untuk masuk kedalam pohon raksasa itu.

Nova berjalan lebih dulu setelah Gara masuk, dibelakangnya, David masih di bantu Willy masuk sesudahnya.

Willy mendudukkan David, Gara membawa sebuah kotak berisi alat alat untuk mengobati luka.

" Lepas jaket mu dan angkat celanamu. Aku akan mengobati lukamu. " David dengan patuh melepaskan jaket dan menggulung celananya.

Gara tidak banyak bicara seperti yang dikenal oleh Nova. Ia memberi Nova segelas minuman,yang mana setelah Nova menenggaknya,badannya menjadi hangat. Lalu ia segera mengambil kayu bakar dan memasukkan nya kedalam perapian. Ruangan menjadi hangat.

Tidak butuh waktu lama untuk mengobati luka yang ada di kaki dan lengan David.

" Lukamu tidak terlalu serius , tapi kau tetap harus berhati-hati, istirahat selama tiga hari dan kau akan sembuh. "

Usai merawat David, Willy beralih ke Nova. Luka yang dialami Nova hampir mirip dengan David, tapi itu lebih ringan, Willy hanya membersihkan luka dan menerapkan salep khusus padanya.

Nova memperhatikan seluruh prosesnya, itu tindakan normal pertolongan pertama, tapi ia penasaran dengan salep yang diterapkan pada lukanya. Entah karena perasaannya atau memang itu salep yang bagus. Saat salep itu mengenai kulit, terasa dingin dan sedikit hangat. Rasa sakit yang dirasakan di area yang terluka perlahan memudar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!