Pilihan Kedua Orang Tuaku

Pilihan Kedua Orang Tuaku

Bab 1 Kekasihku

Alina berlari ke arah pacarnya Amir, mereka baru berpacaran beberapa bulan tapi Alina begitu mencintai laki-laki ini. Tak pernah Alina mencintai seseorang sedalam ini.

Memang status mereka itu sangat berbeda, tapi Alina tidak peduli yang terpenting Alina suka dan laki-laki itu juga mencintainya. Kenapa tidak kan.

"Amir"

Amir langsung mendekati Alina dan memeluknya dengan erat "Aku sudah menunggumu dari tadi, aku kira kamu tidak akan datang dan hanya akan mengurus pekerjaan kamu yang banyak itu "

"Maaf aku sedang banyak pekerjaan. Kamu tahu kan Ayah dan juga Ibuku masih ada di luar negeri dan aku harus menggantikan Ayah untuk mengurus perusahaan. Bagaimana apa kamu sudah menemukan pekerjaan "tanya Alina sambil memberikan makanan kepada Amir.

Amir lantas mengambil makanan itu, dan menarik Alina untuk duduk berhadapan dengannya

"Mereka masih pergi dan kamu harus menggantikan mereka untuk bekerja. Orang tua macam apa yang seperti itu, sungguh mereka membiarkan kamu bekerja Alina "

"Hei kenapa kamu berkata seperti itu. Aku juga ingin belajar, aku juga ingin bisa mengurus perusahaan Ayahku. Kenapa kamu berbicara seperti itu jangan ulangi lagi Amir "

Amir mengangkat bahunya "Ya aneh saja anak perempuan itu seharusnya dibiarkan di rumah saja. Tidak usah mengurus perusahaan ataupun yang lainnya, kamu itu kan tuan putri "

"Aku ini adalah anak satu-satunya Amir, maka dari itu aku akan selalu membantu kedua orang tuaku. Sebenarnya seberapa cinta sih kamu dengan aku ? "

Amir langsung menggenggam kedua tangan Alina dan menciumnya satu persatu "Aku begitu mencintaimu sampai-sampai aku mau gila, aku tidak bisa mengukur rasa cintaku ini padamu Alina. Saking cintanya padamu aku bisa melakukan apapun untukmu"

Alina melepaskan genggaman kedua tangan dari Amir "Lalu kapan kamu membawaku pada orang tuamu, aku juga ingin bertemu dengan keluargamu Amir. Ya mungkin hubungan kita ini baru beberapa bulan tapi aku juga ingin bertemu dengan keluargamu. Aku ingin mengenal mereka"

Amir dengan cepat langsung mengelengkan kepalanya "Tidak, aku tidak mau kamu bertemu dengan keluargaku. Kamu tahu aku ini orang yang tidak punya apa-apa, sekarang saja aku masih pengangguran aku masih cari kerja sana sini Alina"

"Lalu apa masalahnya denganku, aku tidak peduli kamu mau pengangguran atau apapun itu. Aku sudah bilang kan padamu untuk melamar ke kantorku tapi kamu tidak mau. Kamu tidak mau dari nol mungkin kalau kamu mau sekarang kamu sudah bekerja, kamu sudah punya penghasilan. Aku akan membantu kamu masuk nanti "

"Aneh saja kalau misalnya aku bekerja di tempat Ayahmu bekerja, masa aku menjadi bawahannya saat kamu memimpin dan aku rasanya akan aneh pasti orang-orang juga akan mengatakan kalau aku ini hanya memanfaatkan kamu saja"

"Jangan pernah dengarkan kata-kata orang, yang terpenting hubungan kita baik-baik saja kan. Jadi bagaimana kapan kamu akan membawaku pada orang tuamu, kenalkan dulu saja aku. Katanya kamu sangat mencintaiku tapi hanya untuk mempertemukan aku dengan orang tuamu saja kamu tidak mau"

Amir diam cukup lama, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Tapi Alina tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Amir itu. Amir selama ini seperti menutup-nutupi sesuatu darinya.

"Baiklah jika kamu ingin bertemu dengan orang tuaku, tapi kamu nanti jangan pernah menyesal, saat melihat rumahku saat melihat keadaan orang tuaku juga "

Alina langsung tersenyum senang dia menganggukkan kepalanya dengan semangat "Tentu saja aku tidak akan mungkin menyesal. Aku sangat ingin bertemu dengan kedua orang tua kamu"

Alina langsung bangkit dan menarik tangan Amir, mereka masuk ke dalam mobil Alina. Tentu saja Alina yang menyetir karena Amir juga tidak bisa menyetir mobil. Alina begitu senang hari ini.

Alina menatap Amir yang dari tadi diam saja "Kamu kenapa diam saja. Apa kamu tidak rela kalau aku bertemu dengan keluargamu atau mungkin kamu sudah punya seseorang "

Tatapan Amir langsung teralih pada Alina "Kamu ini bicara apa, aku tidak mungkin mempunyai perempuan lain. Hanya kamu yang aku cintai, apa kamu masih meragukan cintaku ini Alina "

Alina menggelengkan kepalanya dan menjawab sambil terus fokus pada jalanan "Aku tidak pernah meragukan cintamu, hanya saja kamu seperti sedang menutup-nutupi sesuatu dariku. Makanya aku selalu curiga dan berpikir kalau kamu itu tidak serius denganku"

"Aku sangat serius denganmu Alina, mana mungkin kalau aku tidak serius. Aku sangat-sangat mencintaimu dan aku berjanji akan menikahimu. Tapi kamu harus tunggu aku dulu. Aku belum punya apa-apa, aku benar-benar belum memiliki apa-apa"

"Padahal aku tidak menuntut apa-apa darimu, aku hanya ingin bersamamu Amir itu saja "

Amir hanya diam saja, terjadilah keheningan di antara mereka berdua. Alina juga tidak mau bertanya lagi. Dia harus fokus ke jalanan.

Pertemuan mereka berdua memang tidak disengaja waktu itu. Alina bertemu Amir yang sedang bekerja di sebuah restoran dan entah bagaimana mereka bisa berkenalan.

Lalu Amir menyatakan perasaannya pada Alina. Memang dari awal Alina sudah tertarik dengan Amir karena kerja kerasnya itu.

Akhirnya mereka berpacaran juga, memang banyak sedikit konflik di antara mereka berdua tapi Alina mencoba untuk bisa membuat semuanya baik-baik saja.

Alina tidak mau terus bertengkar dengan Amir hanya karena sebuah status. Amir selalu saja mengungkit tentang dirinya, orang tuanya ataupun perusahaannya. Padahal Alina mencintai Amir sepenuh hati, bukan melihat dari status ekonominya ataupun dari bagaimana Amir.

"Stop Alina parkir saja di sini, rumah aku itu masuk gang tidak akan mungkin mobil bagus bisa masuk ke dalam sana "

Alina segera memberhentikan mobilnya dan menatap Amir sebelum keluar dari dalam mobil. Alina ingin berbicara dulu dengan Amir.

"Kamu kenapa sangat tegang sekali, apa kamu takut membawaku kepada orang tuamu ?"

Amir menghembuskan nafasnya dengan lelah. Amir menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Aku hanya takut kamu tidak menerima keadaanku saja. Rumah kamu bagaikan istana dongeng, sedangkan rumahku tidak ada apa-apanya Alina, rumahku bahkan tidak akan pernah membuatmu nyaman"

Alina menarik salah satu tangan Amir dan menyimpannya di pipinya, lalu tersenyum pada Amir yang masih gelisah "Aku mencintaimu bukan karena harta. Aku benar-benar mencintaimu. Aku akan menerima keadaanmu. Bahkan aku siap untuk hidup berdua denganmu dengan sederhana, asalkan kamu selalu ada disampingku Amir"

Amir yang mendengarnya tentu saja tersenyum dan membelai wajah Alina. Amir lalu keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu juga untuk Alina.

Mereka berjalan bersama-sama untuk pergi ke rumah Amir. Selama perjalanan Alina melihat anak kecil yang berlarian, lalu Ibu-Ibu yang sedang mengobrol banyak lagi yang Alina lihat. Ya sebenarnya ini untuk pertama kalinya Alina melihat sesuatu seperti ini.

Karena di perumahannya tidak ada anak kecil yang berlarian atau Ibu-Ibu yang sedang mengobrol bergerombol seperti ini. Tapi Alina cukup menyukai mereka yang sepertinya sangat bahagia dengan kehidupan yang sederhana.

Episodes
1 Bab 1 Kekasihku
2 Bab 2 Bertemu
3 Bab 3 Sudah diketahui
4 Bab 4 Permintaan Alina
5 Bab 5 Tidak sopan
6 Bab 6 Menolak perjodohan
7 Bab 7 Kabur
8 Bab 8 Memutuskan
9 Bab 9 Biarkan dia menangis
10 Bab 10 Sah
11 Bab 11 Dibawa pulang
12 Bab 12 Kenapa tidak marah
13 Bab 13 Ingin cepat kaya
14 Bab 14 Tidak mau minta maaf
15 Bab 15 Rencana mereka
16 Bab 16 Nizar harus tahu
17 Bab 17 Aku sudah tahu
18 Bab 18 Diberikan juga
19 Bab 19 Apakah harus bertahan
20 Bab 20 Nizar diam
21 Bab 21 Tolong percaya sama aku
22 Bab 22 Nizar membelanya
23 Bab 23 Alina memberikan semuanya
24 Bab 24 Pindah rumah
25 Bab 27 Amir licik
26 Bab 28 Kita harus bulan madu
27 Bab 29 Bulan madu
28 Bab 30 Bersenang-senang
29 Bab 31 2 Minggu
30 Bab 32 Dicoba
31 Bab 33 Datang kerumah
32 Bab 34 Bersenang-senang
33 Bab 35 Tak terima
34 Bab 36 Bersenang-senang kembali
35 Bab 37 Lupakan Alina
36 Bab 38 Tidak rugi
37 Bab 39 Alina merajuk
38 Bab 40 Nanti buat lagi
39 Bab 41 Pengawal
40 Bab 42 Mas Nizar
41 Bab 43 Tunggu aku ya
42 Bab 44 Kamu hanya terobsesi saja
43 Bab 45 Kabur
44 Bab 46 Diikuti
45 Bab 47 Jangan fikirkan itu
46 Bab 48 Untuk Alina
47 Bab 49 Datang ke pesta
48 Bab 50 Hanya kecewa
49 Bab 51 Ikut dia
50 Bab 52 Bertemu dan berbicara langsung
51 Bab 53 Dari mana saja
52 Bab 54 Ada rencana lain
53 Bab 55 Meminta pada Elina
54 Bab 56 Kembalikan uangnya
55 Bab 55 Apa salahnya sebenarnya
56 Bab 58 Aku tak suka kamu terus ikut campur
57 Bab 59 Penyemangat ku
58 Bab 60 Ayo ikut kami
59 Bab 61 Bayangan itu
60 Bab 62 Menyesal juga
61 Bab 63 Kenapa harus kembali
62 Bab 64 Bukan untuk kembali
63 Bab 65
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Kekasihku
2
Bab 2 Bertemu
3
Bab 3 Sudah diketahui
4
Bab 4 Permintaan Alina
5
Bab 5 Tidak sopan
6
Bab 6 Menolak perjodohan
7
Bab 7 Kabur
8
Bab 8 Memutuskan
9
Bab 9 Biarkan dia menangis
10
Bab 10 Sah
11
Bab 11 Dibawa pulang
12
Bab 12 Kenapa tidak marah
13
Bab 13 Ingin cepat kaya
14
Bab 14 Tidak mau minta maaf
15
Bab 15 Rencana mereka
16
Bab 16 Nizar harus tahu
17
Bab 17 Aku sudah tahu
18
Bab 18 Diberikan juga
19
Bab 19 Apakah harus bertahan
20
Bab 20 Nizar diam
21
Bab 21 Tolong percaya sama aku
22
Bab 22 Nizar membelanya
23
Bab 23 Alina memberikan semuanya
24
Bab 24 Pindah rumah
25
Bab 27 Amir licik
26
Bab 28 Kita harus bulan madu
27
Bab 29 Bulan madu
28
Bab 30 Bersenang-senang
29
Bab 31 2 Minggu
30
Bab 32 Dicoba
31
Bab 33 Datang kerumah
32
Bab 34 Bersenang-senang
33
Bab 35 Tak terima
34
Bab 36 Bersenang-senang kembali
35
Bab 37 Lupakan Alina
36
Bab 38 Tidak rugi
37
Bab 39 Alina merajuk
38
Bab 40 Nanti buat lagi
39
Bab 41 Pengawal
40
Bab 42 Mas Nizar
41
Bab 43 Tunggu aku ya
42
Bab 44 Kamu hanya terobsesi saja
43
Bab 45 Kabur
44
Bab 46 Diikuti
45
Bab 47 Jangan fikirkan itu
46
Bab 48 Untuk Alina
47
Bab 49 Datang ke pesta
48
Bab 50 Hanya kecewa
49
Bab 51 Ikut dia
50
Bab 52 Bertemu dan berbicara langsung
51
Bab 53 Dari mana saja
52
Bab 54 Ada rencana lain
53
Bab 55 Meminta pada Elina
54
Bab 56 Kembalikan uangnya
55
Bab 55 Apa salahnya sebenarnya
56
Bab 58 Aku tak suka kamu terus ikut campur
57
Bab 59 Penyemangat ku
58
Bab 60 Ayo ikut kami
59
Bab 61 Bayangan itu
60
Bab 62 Menyesal juga
61
Bab 63 Kenapa harus kembali
62
Bab 64 Bukan untuk kembali
63
Bab 65

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!