"Amir aku berkata benar-benar, kamu malah seperti menganggap kalau semua ini hanya lelucon saja. Ayahku ingin bertemu denganmu, kamu harus bisa mengambil hati Ayahku itu"
Alina begitu kesal dengan respon dari Amir saat diberitahu. Malah tertawa dan menganggap ucapan Alina ini hanya main-main saja.
"Kamu yakin kalau Ayah kamu itu akan menerima aku dengan keadaanku yang seperti ini. Lihatlah penampilanku ini "sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya makanya kamu nanti datang ke rumahku memakai pakaian yang rapi. Jangan seperti ini memakai kaos, celana pendek dan juga sandal. Cobalah sedikit rapi Amir, kamu akan bertemu dengan Ayahku maka bersungguh-sungguh lah. Kalau kamu benar-benar mencintaiku maka kamu akan mengikuti apa kemauanku itu. Nanti sore kita bertemu dengan Ayahku"
Amir langsung mengusap kepala Alina "Tentu saja aku sangat menyayangimu, untuk apa aku berjuang sejauh ini kalau tidak mencintaimu Alina. Baiklah aku akan mengikuti mu lalu apalagi yang ingin kamu sampaikan padaku selain Ayahmu ingin bertemu, mungkin ada kabar baik lainnya "
"Ya kamu juga harus menjaga ucapanmu jangan asal bicara. Ayahku itu kadang menilai seseorang dari cara bicaranya, sopan lah nanti pada Ayahku dan aku yakin dia akan menerimamu dengan baik. Jangan pernah membuat aku kecewa. Aku hanya percaya padamu saja dan aku hanya mencintaimu saja Amir "
"Aku pun hanya mencintaimu saja sayang, aku hanya mencintaimu Alina. Aku tidak akan pernah bisa hidup tanpamu. Aku akan berjuang untuk kamu dan aku akan berbicara dengan Ayah kamu. Pokoknya sekarang hari ini kita akan bertemu dengan keluargamu dan aku akan memintamu pada Ayahmu itu"
Alina menganggukkan kepalanya dengan semangat, ya inilah yang Alina tunggu-tunggu dari pacarnya itu. Tidak main-main seperti tadi menganggap pembicaraan yang Alina lakukan itu hanyalah sebuah lelucon.
Padahal Alina benar-benar mengatakan yang sesungguhnya, kalau Ayahnya ingin bertemu dengan Amir tidak main-main semua ini memang benar-benar kenyataan.
"Apakah aku harus membeli pakaian baru sayang, untuk terlihat bagus di depan Ayahmu itu. Atau mungkin agar terlihat seperti orang berada "
"Pakai saja pakaian yang ada di rumahmu, tapi rapi mungkin kamu punya kemeja, celana panjang dan sepatu. Aku tahu kamu pasti punya pakai itu tidak usah baru yang terpenting rapi. Ayahku akan suka"
Amir berjalan menjauhi Alina dan membelakanginya "Lalu jika aku datang ke rumahmu dengan penampilan seperti ini bagaimana, apakah Ayahmu akan menerimaku"
"Jangan gila Amir, yang ada Ayahku tidak akan suka. Ayah aku suka orang yang rapi sopan. Tolong hargai aku, hargai keluargaku juga "
Amir lagi-lagi tertawa dan menatap ke arah Alina "Tenang saja sayang aku hanya pura-pura saja, kamu ini sangat ketakutan sekali sih aku akan berpenampilan rapi seperti apa yang kamu mau, dan aku akan berbicara dengan sopan seperti apa yang kamu mau juga. Apa yang kamu inginkan akan aku lakukan aku tidak akan membuat kamu kecewa dan juga keluarga kamu"
"Aku senang mendengarnya Amir, tolong jangan buat aku kecewa. Tolong jangan buat semuanya kacau, jika kamu memang ingin menikah denganku maka ikutilah kata-kataku ini"
Amir mendekati Alina dan mencium keningnya "Iya sayang kamu hanya perlu percaya padaku. Bukannya kamu mau pergi ke kantor. Kenapa tidak pergi sekarang saja, aku akan menyiapkan pakaian yang paling bagus yang paling aku sukai untuk datang ke rumahmu untuk melamarmu"
"Baiklah aku akan pergi sekarang dan kamu ingat nanti sore langsung saja datang ke rumahku, aku akan menunggu kedatanganmu Amir"
Amir tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, sekarang Alina cukup tenang semoga saja Amir mengikuti apa yang dia inginkan.
Setelah kepergian Alina Amir tersenyum miring "Kita lihat saja bagaimana musuhku itu, aku akan mendapatkan Alina bagaimanapun caranya. Meskipun nanti Ayahnya tidak suka denganku, dengan penampilanku tapi aku akan tetap mendapatkan Alina. Dia hanya milikku dan akan menjadi milikku selamanya "
...----------------...
"Amir bukannya kamu ingin pergi ke rumah Alina. Kenapa belum siap-siap dan pakaianmu kenapa masih memakai kaos. Mama sudah menyediakan pakaian rapi untukmu dan semuanya"
Amir mendekati Mamanya dan mengusap tangannya "Mama tenang saja keluarga Alina akan menerima keadaanku, mau bagaimanapun aku mereka harus menerima aku, karena Alina juga mencintaiku. Jadi Mama bisa tenang semuanya akan berjalan dengan lancar"
"Tapi Mama sudah menyediakan pakaian bagus untukmu. Bahkan Mama tadi membeli kemeja baru untuk kamu. Jangan kecewakan keluarga Alina dengan sikap kamu yang kerasa seperti ini, kamu harus bisa mengalah"
"Memangnya siapa mereka, aku harus mengalah. Memang penampilanku seperti ini, kalau memang mereka tidak mau menerimaku ya sudah toh aku bisa langsung membawa kabur Alina saja untuk menikah denganku"
Mamanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang seperti ini, tidak pernah berubah. Seperti ini terus-menerus.
"Kamu tahu keluarga Alina itu adalah orang terpandang. Mereka akan melihat dulu dari penampilanmu dari cara bicaramu dulu Amir. Memang kita ini orang tidak punya tapi setidaknya kamu harus punya adab yang baik tidak seperti ini. Meremehkan segala hal macam"
Amir yang mendengar Mamahnya berbicara seperti itu malah tertawa terbahak-bahak. Dia benar-benar meremehkan apa yang Mamanya katakan Amir benar-benar tidak peduli nanti bagaimana respon kedua orang tua Alina.
"Sudah begini saja menurutku sudah sopan, aku akan berbicara baik-baik pada mereka dan meminta Alina dengan baik-baik juga"
"Mama akan ikut denganmu saja bagaimana, kamu juga ke sana akan melamar Alina kan. Masa Mama tidak ikut"
"Tidak tidak Mama jangan ikut, lebih baik Mama diam saja di sini. Diam di rumah dan tunggu aku pulang, tunggu kabar baik dariku. Alina akan menjadi menantu Mama. Alina akan menjadi milik kita Mamah tenang saja ya"
"Kamu yakin"
"Tentu saja aku yakin Mah, kamu jangan pernah meragukan anakmu ini. Alina saja bisa kudapatkan, apalagi kedua orang tuanya bisa aku taklukan. Mereka itu akan tunduk padaku suatu saat nanti"
Amir mengambil ponselnya lalu mencium kening Mamanya "Sekarang aku akan pergi ke rumah Alina. Akan aku buktikan kalau aku ini adalah laki-laki yang pantas bersanding dengan Alina, kalau aku ini laki-laki yang cocok dengan Alina tidak akan pernah ada yang cocok selain aku"
"Baiklah Mama akan selalu berdoa di sini untuk kebahagiaanmu dan juga Alina. Ingat Amir jaga sikap"
Lagi-lagi bukan menjawab Amir malah tertawa dan langsung pergi meninggalkan Mamanya. Mamanya Amir sangat tahu bagaimana watak anaknya ini, dia takut Amir malah membuat masalah di rumah Alina dan semuanya menjadi kacau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments