NovelToon NovelToon

Pilihan Kedua Orang Tuaku

Bab 1 Kekasihku

Alina berlari ke arah pacarnya Amir, mereka baru berpacaran beberapa bulan tapi Alina begitu mencintai laki-laki ini. Tak pernah Alina mencintai seseorang sedalam ini.

Memang status mereka itu sangat berbeda, tapi Alina tidak peduli yang terpenting Alina suka dan laki-laki itu juga mencintainya. Kenapa tidak kan.

"Amir"

Amir langsung mendekati Alina dan memeluknya dengan erat "Aku sudah menunggumu dari tadi, aku kira kamu tidak akan datang dan hanya akan mengurus pekerjaan kamu yang banyak itu "

"Maaf aku sedang banyak pekerjaan. Kamu tahu kan Ayah dan juga Ibuku masih ada di luar negeri dan aku harus menggantikan Ayah untuk mengurus perusahaan. Bagaimana apa kamu sudah menemukan pekerjaan "tanya Alina sambil memberikan makanan kepada Amir.

Amir lantas mengambil makanan itu, dan menarik Alina untuk duduk berhadapan dengannya

"Mereka masih pergi dan kamu harus menggantikan mereka untuk bekerja. Orang tua macam apa yang seperti itu, sungguh mereka membiarkan kamu bekerja Alina "

"Hei kenapa kamu berkata seperti itu. Aku juga ingin belajar, aku juga ingin bisa mengurus perusahaan Ayahku. Kenapa kamu berbicara seperti itu jangan ulangi lagi Amir "

Amir mengangkat bahunya "Ya aneh saja anak perempuan itu seharusnya dibiarkan di rumah saja. Tidak usah mengurus perusahaan ataupun yang lainnya, kamu itu kan tuan putri "

"Aku ini adalah anak satu-satunya Amir, maka dari itu aku akan selalu membantu kedua orang tuaku. Sebenarnya seberapa cinta sih kamu dengan aku ? "

Amir langsung menggenggam kedua tangan Alina dan menciumnya satu persatu "Aku begitu mencintaimu sampai-sampai aku mau gila, aku tidak bisa mengukur rasa cintaku ini padamu Alina. Saking cintanya padamu aku bisa melakukan apapun untukmu"

Alina melepaskan genggaman kedua tangan dari Amir "Lalu kapan kamu membawaku pada orang tuamu, aku juga ingin bertemu dengan keluargamu Amir. Ya mungkin hubungan kita ini baru beberapa bulan tapi aku juga ingin bertemu dengan keluargamu. Aku ingin mengenal mereka"

Amir dengan cepat langsung mengelengkan kepalanya "Tidak, aku tidak mau kamu bertemu dengan keluargaku. Kamu tahu aku ini orang yang tidak punya apa-apa, sekarang saja aku masih pengangguran aku masih cari kerja sana sini Alina"

"Lalu apa masalahnya denganku, aku tidak peduli kamu mau pengangguran atau apapun itu. Aku sudah bilang kan padamu untuk melamar ke kantorku tapi kamu tidak mau. Kamu tidak mau dari nol mungkin kalau kamu mau sekarang kamu sudah bekerja, kamu sudah punya penghasilan. Aku akan membantu kamu masuk nanti "

"Aneh saja kalau misalnya aku bekerja di tempat Ayahmu bekerja, masa aku menjadi bawahannya saat kamu memimpin dan aku rasanya akan aneh pasti orang-orang juga akan mengatakan kalau aku ini hanya memanfaatkan kamu saja"

"Jangan pernah dengarkan kata-kata orang, yang terpenting hubungan kita baik-baik saja kan. Jadi bagaimana kapan kamu akan membawaku pada orang tuamu, kenalkan dulu saja aku. Katanya kamu sangat mencintaiku tapi hanya untuk mempertemukan aku dengan orang tuamu saja kamu tidak mau"

Amir diam cukup lama, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Tapi Alina tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Amir itu. Amir selama ini seperti menutup-nutupi sesuatu darinya.

"Baiklah jika kamu ingin bertemu dengan orang tuaku, tapi kamu nanti jangan pernah menyesal, saat melihat rumahku saat melihat keadaan orang tuaku juga "

Alina langsung tersenyum senang dia menganggukkan kepalanya dengan semangat "Tentu saja aku tidak akan mungkin menyesal. Aku sangat ingin bertemu dengan kedua orang tua kamu"

Alina langsung bangkit dan menarik tangan Amir, mereka masuk ke dalam mobil Alina. Tentu saja Alina yang menyetir karena Amir juga tidak bisa menyetir mobil. Alina begitu senang hari ini.

Alina menatap Amir yang dari tadi diam saja "Kamu kenapa diam saja. Apa kamu tidak rela kalau aku bertemu dengan keluargamu atau mungkin kamu sudah punya seseorang "

Tatapan Amir langsung teralih pada Alina "Kamu ini bicara apa, aku tidak mungkin mempunyai perempuan lain. Hanya kamu yang aku cintai, apa kamu masih meragukan cintaku ini Alina "

Alina menggelengkan kepalanya dan menjawab sambil terus fokus pada jalanan "Aku tidak pernah meragukan cintamu, hanya saja kamu seperti sedang menutup-nutupi sesuatu dariku. Makanya aku selalu curiga dan berpikir kalau kamu itu tidak serius denganku"

"Aku sangat serius denganmu Alina, mana mungkin kalau aku tidak serius. Aku sangat-sangat mencintaimu dan aku berjanji akan menikahimu. Tapi kamu harus tunggu aku dulu. Aku belum punya apa-apa, aku benar-benar belum memiliki apa-apa"

"Padahal aku tidak menuntut apa-apa darimu, aku hanya ingin bersamamu Amir itu saja "

Amir hanya diam saja, terjadilah keheningan di antara mereka berdua. Alina juga tidak mau bertanya lagi. Dia harus fokus ke jalanan.

Pertemuan mereka berdua memang tidak disengaja waktu itu. Alina bertemu Amir yang sedang bekerja di sebuah restoran dan entah bagaimana mereka bisa berkenalan.

Lalu Amir menyatakan perasaannya pada Alina. Memang dari awal Alina sudah tertarik dengan Amir karena kerja kerasnya itu.

Akhirnya mereka berpacaran juga, memang banyak sedikit konflik di antara mereka berdua tapi Alina mencoba untuk bisa membuat semuanya baik-baik saja.

Alina tidak mau terus bertengkar dengan Amir hanya karena sebuah status. Amir selalu saja mengungkit tentang dirinya, orang tuanya ataupun perusahaannya. Padahal Alina mencintai Amir sepenuh hati, bukan melihat dari status ekonominya ataupun dari bagaimana Amir.

"Stop Alina parkir saja di sini, rumah aku itu masuk gang tidak akan mungkin mobil bagus bisa masuk ke dalam sana "

Alina segera memberhentikan mobilnya dan menatap Amir sebelum keluar dari dalam mobil. Alina ingin berbicara dulu dengan Amir.

"Kamu kenapa sangat tegang sekali, apa kamu takut membawaku kepada orang tuamu ?"

Amir menghembuskan nafasnya dengan lelah. Amir menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Aku hanya takut kamu tidak menerima keadaanku saja. Rumah kamu bagaikan istana dongeng, sedangkan rumahku tidak ada apa-apanya Alina, rumahku bahkan tidak akan pernah membuatmu nyaman"

Alina menarik salah satu tangan Amir dan menyimpannya di pipinya, lalu tersenyum pada Amir yang masih gelisah "Aku mencintaimu bukan karena harta. Aku benar-benar mencintaimu. Aku akan menerima keadaanmu. Bahkan aku siap untuk hidup berdua denganmu dengan sederhana, asalkan kamu selalu ada disampingku Amir"

Amir yang mendengarnya tentu saja tersenyum dan membelai wajah Alina. Amir lalu keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu juga untuk Alina.

Mereka berjalan bersama-sama untuk pergi ke rumah Amir. Selama perjalanan Alina melihat anak kecil yang berlarian, lalu Ibu-Ibu yang sedang mengobrol banyak lagi yang Alina lihat. Ya sebenarnya ini untuk pertama kalinya Alina melihat sesuatu seperti ini.

Karena di perumahannya tidak ada anak kecil yang berlarian atau Ibu-Ibu yang sedang mengobrol bergerombol seperti ini. Tapi Alina cukup menyukai mereka yang sepertinya sangat bahagia dengan kehidupan yang sederhana.

Bab 2 Bertemu

Alina sudah ada di rumah Amir, Alina melihat seorang Ibu-Ibu yang sedang mengelap meja. Amir langsung menunjuk Ibu-Ibu itu.

"Itu adalah Ibuku. Aku tidak punya Ayah, seperti keluargamu yang lengkap. Aku tidak lengkap aku hanya memiliki Ibuku saja, dia yang aku punya Alina kamu bisa menemuinya jika kamu ragu, kamu bisa kembali dan pergi dari sini "

Amir masuk terlebih dahulu dan menepuk bahu Ibunya "Mah ada yang ingin bertemu denganmu"

Mamanya Amir segera bangkit. Dia mengelap peluh yang turun di wajahnya lalu menatap Alina dengan senyum lebarnya "Siapa itu Amir, cantik sekali "

"Ayo Ma, biar aku kenalkan"

Amir menggandeng tangan Mamanya dan membawanya ke arah Alina. Alina segera menyalimi Mamanya Amir dan memeluknya juga.

"Perkenalkan Bu aku Alina pacarnya Amir"

Mamanya Amir seperti kaget saat Alina memperkenalkan dirinya. Lalu Mamanya Amir dengan cepat membawa Alina masuk ke dalam rumah dan membawanya duduk juga.

"Jadi ini yang selalu Amir ceritakan padaku, jadi perempuan cantik ini yang Amir cintai. Apakah aku tidak salah lihat kamu begitu cantik Alina"

Mamanya Amir menatap ke arah anaknya dan menyuruhnya untuk membuat minuman untuk Alina. Amir dengan semangat melakukan apa yang Mamanya suruh.

Alina juga menatap ruangan yang ada di rumah Amir ini, memang sangat sederhana sekali rumah Amir bahkan kecil tapi Alina tidak peduli. Alina hanya mencintai Amir. Alina mencintainya bukan karena sebuah harta Alina benar-benar mencintai Amir karena hatinya.

"Untuk pertama kalinya Amir membawa seorang perempuan ke rumah, Mama begitu senang saat melihat kamu Alina. Mama hanya mendengar tentang kamu dari Amir saja. Mulai sekarang kamu panggil aku dengan sebutan Mama ya, jangan canggung dengan Mama "

Alina yang disambut dengan hangat seperti itu langsung menganggukkan kepalanya. Alina begitu senang dengan sikap Mama Amir yang begitu ramah dan baik padanya.

"Amir itu anak yang keras Alina, Amir itu kadang suka membantah tapi mau bagaimanapun Amir adalah anak Mama. Mama minta sama kamu untuk bisa merubah sikap Amir yang seperti itu. Mama percaya kalau Alina bisa merubah semuanya, merubah sikap buruk Amir menjadi lebih baik lagi.

"Aku akan berusaha Ma, aku akan pelan-pelan agar Amir bisa berubah seperti apa yang Mama inginkan"

"Ada yang ingin Mama pertanyakan padamu Alina " Sekarang Mama Amir mulai serius menatap ke arah Alina. Alina cukup takut apa sebenarnya yang ingin ditanyakan oleh Mamanya Amir ini, sampai-sampai tatapannya itu berubah dari yang ceria menjadi serius.

"Apakah kamu yakin bersama Amir, kamu lihat keadaan keluarga kami begitu memprihatinkan. Sedangkan kamu dilihat dari atas sampai bawah saja sudah tertebak kalau kamu ini bukanlah orang biasa. Kalau kamu ini adalah orang berada, apakah orang tua kamu akan menerima dengan keadaan kami yang seperti ini Alina. Kalau kalian sampai nanti berjodoh"

Alina tidak berpikir sejauh itu, tapi Alina yakin Ayahnya akan menerima Amir. Ayahnya tidak akan pernah memandang siapapun dari ekonominya ataupun dari apapun. Yang terpenting untuk Ayahnya itu adalah kesopanan, rapi dan juga baik.

"Aku yakin Ayah dan Ibuku akan menerima Amir dengan sangat baik. Ayahku tidak pernah pilih-pilih orang Mah, dia akan menerima siapapun yang menjadi pasanganku nantinya"

Mamanya Amir langsung tersenyum bahkan sangat lebar sekali "Mungkin ada sesuatu yang harus kamu ketahui. Ini sangat menyakitkan sekali tapi aku harus memberitahu kamu. Agar suatu saat tidak ada kesalahpahaman. Memang ini adalah sebuah rahasia yang umum untuk keluarga kami. Amir itu tidak punya Ayah "

Mamanya Amir diam sejenak untuk melihat bagaimana reaksi Alina, masih diam dan juga mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh Mamanya Amir ini.

"Aku dulu adalah perempuan yang nakal, sampai-sampai aku mengandung seorang anak tanpa adanya suami. Aku hamil diluar nikah Alina dan Amir tidak mempunyai Ayah. Bahkan orang yang telah menghamili aku itu tidak mau menikahiku. Aku harus pergi karena orang tuaku tidak mau menerimaku dan sampai sekarang aku tidak menikah. Apakah kamu siap menerima keadaan keluarga Amir yang seperti ini, kami ini banyak kekurangannya Alina "

Alina cukup kaget dengan penuturan dari kata-kata Mamanya Amir, tapi Alina seperti dibutakan oleh cinta dia menerima semua kekurangan dan kelebihannya keluarga Amir, maupun Amir sendiri.

Alina menggenggam salah satu tangan Mama Amir "Aku tahu menjadi kamu itu sulit, tapi aku yakin itu tidak akan menjadi sebuah masalah saat aku nanti menikah dengan Amir"

"Baiklah Alina kalau kamu sudah percaya dan bisa menerima keluarga kami. Aku hanya minta padamu untuk bisa merubah sikap Amir yang kadang-kadang arogan, sombong dan tidak mau diberitahu. Mungkin saat bersamamu nanti Amir akan berubah dia akan menjadi laki-laki yang baik "

"Ini minumannya "teriak Amir sambil menyajikan minuman yang dia sudah buat. Teh hangat 3 teh hangat.

Alina langsung mengambil teh itu dan meminumnya dengan perlahan, lalu menyimpannya kembali. Akhirnya mereka bertiga larut dalam pembicaraan, banyak yang diceritakan oleh Mamanya Amir, dari sejak Amir kecil, sekolah sampai sekarang dewasa.

Alina cukup suka dengan keluarga ini dan merasa sangat akrab di awal pertemuan. Berarti ini awal yang baguskan untuknya. Nanti kalau misalnya sudah menjadi menantu tak akan canggung lagi.

Alina akan berbicara pada Ayahnya kalau Alina sudah mendapatkan seorang laki-laki yang pas untuk menjadi pendampingnya. Alina yakin kalau Ayahnya akan menerimanya.

Sepertinya Ayahnya juga sebentar lagi akan pulang kan, Alina harus segera mengutarakan semua ini. Apalagi Ayahnya selalu menanyakan kapan Alina menikah. Ini ada saatnya Alina berbicara pada Ayahnya kalau dirinya menemukan cinta sejatinya.

Sudah 2 jam lebih Alina di sini, Alina segera berpamitan pada Mamanya Amir. Takut kedua orang tuanya sudah pulang. Alina begitu merindukan mereka dan ingin bertemu dengan mereka juga.

"Aku pulang dulu ya Mah, nanti aku akan main lagi kemari"

"Kamu tidak kapok kan main ke sini, ke rumah kami yang begitu kecil dan tidak seperti rumah kamu. Kamu tidak akan menyesal nanti Alina, dan berfikir akan memutuskan hubungan kamu dengan Amir "

Alina tersenyum kecil "Mana mungkin aku tiba-tiba begitu. Aku benar-benar mencintai Amir Mah. Mana mungkin meninggalkannya hanya karena keadaan kalian saja. Sudah aku bilang kan aku akan menerima kekurangan dan juga kelebihan Amir, aku tidak mungkin tiba-tiba saja pergi begitu saja tanpa sebuah alasan yang jelas"

Alina memeluk Mamanya Amir dengan sangat erat. Lalu setelah itu dia pergi ke arah lapangan tadi bersama Amir. Selama perjalanan Amir terus saja tersenyum sambil menggenggam tangan Alina.

Bab 3 Sudah diketahui

Saat Alina pulang benar saja kan mobil orang tuanya sudah ada. Alina langsung berlari masuk ke dalam rumah dan ternyata benar saja Ayah dan juga Ibunya sudah ada di rumah.

"Ayah Ibu kalian sudah ada di rumah. Kenapa tidak menelponku, kenapa kalian malah diam saja coba"

Ayahnya Alina langsung memeluk Alina dengan erat "Ini adalah sebuah kejutan untuk kamu nak, ayo sini duduk bersama kami "

Alina duduk di tengah-tengah dan dipeluk oleh kedua orang tuanya "Habis pulang kerja, kemana dulu jam segini baru pulang anak Ayah ini. Ayah dengar kamu sudah pulang dari tadi loh. Tapi kenapa tidak langsung pulang ke rumah sayang "

Alina langsung tersenyum ke arah Ayahnya "Kamu tahu Ayah aku ini sedang jatuh cinta. Aku ini baru saja bertemu dengan pacarku, aku senang sekali dan aku juga bahagia Ayah "

"Pacar? Kamu punya pacar Alina "tanya Ayahnya dengan kaget.

"Tentu saja aku punya pacar, masa sih anak Ayah yang cantik ini ga punya pacar. Aku baru menjalani hubungan beberapa bulan sih dengannya, tapi aku merasa cocok dengannya. Lalu Ayah dari mana saja sampai-sampai lama sekali, seharusnya kalian hanya beberapa hari saja kan. Ini sampai 1 Minggu lebih "

"Setelah mengurus pekerjaan Ayah pergi ke Italia dan Ayah bertemu dengan teman Ayah, untuk mengatur pernikahanmu dengan anaknya "

Alina langsung bangkit dan menatap kedua orang tuanya "Maksud Ayah itu apa pernikahanku, sudah aku bilang kan pada Ayah kalau aku sudah mempunyai pacar. Mana mungkin aku bisa menikah dengan laki-laki lain saat aku sudah mempunyai hubungan dengan yang lain Ayah. Kenapa Ayah baru bilang sekarang. Kenapa tidak dari awal kalau Ayah pergi untuk mencarikan aku seorang jodoh. Padahal aku bisa mencarinya sendiri Ayah"

"Memangnya siapa yang bisa mengambil hati anak Ayah ini. Bawa dia kemari dan jika Ayah suka dengannya maka Ayah akan membatalkan pertunanganmu ini. Tapi kalau dia membuat Ayah kurang suka atau apapun itu Ayah akan menolaknya dan tetap menikahkan kamu dengan pilihan Ayah. Dia adalah laki-laki baik, pilihan Ayah adalah yang terbaik Alina"

"Ya tapi seharusnya Ayah itu bicara dulu dengan Alina, Ayah tidak boleh memutuskan sesuatu tanpa bertanya dulu. Alina kan dari awal juga tidak mau dijodohkan sudah Alina katakan, kalau Alina bisa mencari jodoh Alina sendiri, Alina tidak mau dijodohkan seperti itu. Memangnya masih zaman ya dijodohkan "

"Alina dengarkan dulu Ayahmu. Ini adalah pilihan kami yang terbaik untuk kamu "ucap Ibunya Alina yang dari tadi hanya diam saja.

"Tapi Bu aku tidak suka kalau dijodohkan seperti itu, apakah semuanya akan bertahan lama apakah aku nanti akan mencintai laki-laki itu dan apakah dia juga akan menerima aku. Aku takut nanti dia malah menyiksaku atau mungkin membenciku, aku tidak akan siap akan hal itu "

Ayahnya malah tertawa mendengar itu "Kamu ini terlalu banyak membaca novel dan juga terlalu banyak menonton film-film yang seperti itu. Dia tidak akan seperti itu Alina, dia laki-laki baik. Ayah mengenal betul kedua orang tuanya dan Ayah juga mengenal betul bagaimana laki-laki itu, dia sudah mapan dia sudah punya segalanya Alina "

"Iya aku tidak peduli, kalau pun dia laki-laki mapan kalau aku tidak mencintainya untuk apa coba "

Ayahnya mendekati Alina dan mengusap rambut Alina yang panjang itu "Seiring berjalannya waktu cinta akan ikut, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar Alina. Pilihan Ayah dan juga Ibumu tidak akan pernah meleset dan tidak akan pernah salah. Pokoknya besok bawa pacarmu itu dan Ayah ingin lihat dulu dia seperti apa, Ayah tidak mau gegabah menikahkan kamu dengan orang lain, Ayah ingin tahu dulu bagaimana pribadinya, keluarganya juga"

Alina menundukkan kepalanya "Tapi dia bukan seperti kita, bukan dari kalangan seperti kita. Dia hanya orang sederhana Ayah apakah kamu akan menerima orang seperti itu"

"Memangnya dari dulu Ayah pernah membeda-bedakan seseorang Alina, tidak pernah. Ayah hanya ingin melihat dulu bagaimana sikap dia, apakah dia baik untukmu nanti atau tidak. Ayah tidak peduli maupun di orang sederhana, maupun dia orang kaya tapi jika sikap dia minus Ayah tidak akan menerimanya. Ayah ingin melihat dulu bagaimana dia Alina "

Alina langsung menatap Ayahnya, dia begitu senang saat mendengar kata-kata dari Ayahnya. Alina yakin Amir akan bisa mengambil hati Ayahnya. Alina akan bertemu dengan Amir dan membicarakan semua ini. Alina yakin semuanya akan berjalan baik-baik saja, dan Ayahnya akan menerima Amir dengan baik.

"Baiklah besok Alina akan membawanya kemari, Ayah harus menjamunya dengan baik. Jangan sampai Ayah nanti jutek atau tidak terlihat menerimanya"

Ayahnya kembali tertawa kecil dan mencium kening Alina "Iya kamu bawa dulu dia kemari. Ayah ingin lihat dulu bagaimana orangnya. Ayah pasti akan menerimanya jika dia baik untukmu, tapi jika menurut Ayah tidak baik kamu harus menerima pernikahan itu dan kamu harus menikah dengan pilihan Ayah, pilihan orang tua itu kadang tidak pernah salah sayang. Ini juga kan demi masa depan kamu"

"Iya iya Ayah, pokoknya Ayah harus lihat dulu pacarku itu, dia baik dan dia juga perhatian. Ayah pasti akan menyukainya "

"Hemm, Ayah jadi makin penasaran laki-laki seperti apa sih yang bisa mengambil hati anak Ayah yang cantik ini, sampai-sampai anak Ayah ini menolak pertunangan yang Ayah lakukan. Baiklah sekarang segeralah istirahat ganti pakaian dan juga segera mandi. Kita akan makan malam sebentar lagi sayang, ayo sebentar lagi akan masuk jam makan malam"

"Baiklah Ayahku yang tersayang aku akan bersiap-siap"

Alina mencium pipi Ayahnya dan juga Ibunya, lalu berlari ke arah kamarnya. Dia senang sekali dengan keputusan Ayahnya yang tidak gegabah langsung memutuskan hubungannya dengan Amir, tapi Ayahnya mau bertemu dulu dengan Amir dan semoga saja Amir tidak mengecewakan Ayahnya.

Ibunya Alina segera menatap suaminya "Apa kamu yakin akan melihat dulu pacar Alina. Bukannya kamu sudah melihat bagaimana latar belakang keluarganya, tanpa Alina ketahui "

"Sudahlah sayang kita beri kesempatan dulu untuk Alina memperkenalkan pacarnya itu, agar dia sadar siapa laki-laki yang telah dia cintai itu. Seperti apa dia, aku tahu bagaimana dia saat bekerja dan semuanya. Aku ingin Alina melihat dulu sendiri bagaimana sikap pacar barunya itu"

"Aku juga tidak akan gegabah tiba-tiba menerimanya. Aku juga ingin lihat bagaimana pacar Alina itu akan menghadapi aku. Apakah dia akan meminta Alina dengan baik-baik atau tidak. Kita harus memberi kesempatan Alina untuk membuktikan apa yang menurut dia baik. Aku tidak mau membuat Alina kecewa dan dia benci padaku suatu saat nanti "

"Baiklah suamiku, aku akan mengikuti apa yang menurutmu baik"

Ayahnya Alina hanya menganggukkan kepalanya saja. Sebenarnya tanpa Alina ketahui, dirinya sudah mengetahui segalanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!