Ayahnya Alina turun dan menatap Amir yang sudah ada di depannya, penampilannya sungguh membuatnya kecewa. Amir hanya memakai kaos oblong, celana pendek dan sandal jepit. Kenapa harus seperti ini saat akan melamar anaknya. Apakah tidak bisa rapih sedikit.
Tapi Ayahnya Alina terus mendekati laki-laki itu, mereka saling pandang Alina langsung memperkenalkan pacarnya itu pada Ayahnya.
"Ayah perkenalkan ini Amir dan Amir ini perkenalkan Ayahku "
Alina memasang senyum bahagia. Meskipun dia kecewa dengan pakaian yang Amir kenakan ini.
Amir langsung akan menyalami Ayahnya Alina, tapi Ayah Alina yang kecewa dengan penampilan dari pacarnya Alina ini hanya diam dan menatapnya dengan tajam.
Ibunya Alina yang tidak mau ada pertengkaran segera mencairkan suasana "Baiklah lebih baik sekarang duduk, jangan berdiri seperti ini kita akan bicarakan kan. Tidak baik bicara sambil berdiri "
Mereka semua segera duduk, Amir dan juga Ayahnya Alina saling berhadapan. Sedangkan Alina duduk di samping Mamanya.
Tanpa sopan santun sedikitpun Amir mengangkat kakinya dan menatap Ayahnya Alina dengan sangat angkuh sekali. Alina sudah mencoba untuk memberitahu Amir agar sedikit sopan, tapi Amir malah tersenyum miring seperti menantang pada Ayahnya Alina.
Ibunya Alina juga sepertinya sudah tidak nyaman dengan sikap yang diberikan oleh Amir. Baru tadi datang dia bukannya mengenalkan diri pada Ibunya Alina malah melipat tangannya dengan sangat angkuh sekali.
"Jadi untuk apa kamu mengundangku, untuk datang kemari apa ada sesuatu yang ingin dibicarakan Tuan"
Alina kembali menyenggol kaki dari Amir "Sopan lah Amir, mereka adalah orang tuaku "
"Tenanglah Alina. Aku sedang berbicara dengan ayahmu. Aku ingin bertanya ada apa sampai-sampai aku harus datang kemari"
"Turunkan kakimu itu, jangan seperti itu tidak sopan, apa kamu tidak punya sopan santun"
"Kenapa memangnya, ada yang salah hanya mengangkat kaki seperti ini tidak ada yang salah kan Tuan. Apa kamu mungkin ingin menghina penampilanku, memang aku datang ke sini karena aku ingin melihat bagaimana respon mu saat melihat keadaanku yang seperti ini"
Amir menatap Alina yang sudah sangat tak karuan, Alina begitu kesal dengan Amir yang berkata tidak sopan pada Ayahnya seperti itu. Alina saja tak pernah begitu pada Ayahnya ini.
"Tadinya Alina memintaku untuk memakai pakaian yang rapi seperti kemeja, celana panjang, tapi inilah keadaanku. Memang aku ini bukan orang berada jadi aku memperlihatkan apa adanya pada kalian semua, aku ya seperti ini tak akan bisa dirubah sampai kapan pun "
"Perkenalkan dirimu, keluargamu dan pekerjaanmu aku ingin tahu anak seangkuh dirimu bekerja apa "
Amir malah tertawa terbahak-bahak "Apakah kita akan melamar bekerja sampai-sampai aku harus perkenalkan diriku, keluargaku, pekerjaanku. Seperti nya itu tidak penting sekali Tuan. Intinya saja aku datang kemari untuk melamar Alina. Aku ingin menikah dengan Alina, aku sangat mencintai Alina. Bahkan tak akan ada yang bisa mencintai Alina sebesar aku "
"Memangnya akan ada orang tua yang mau menikahkan anaknya dengan laki-laki yang tidak sopan sepertimu ? "
Amir langsung bangkit dia tersulut emosi dengan kata-kata Ayahnya Alina. Seperti menghinanya saja. Ayahnya Alina yang memang dari tadi sudah menahan emosinya tentu saja ikut berdiri dan menatap Amir dengan tajam.
Alina dan juga Ibunya yang takut tentu saja akan memisahkan mereka berdua kalau sampai bertengkar.
"Aku tidak akan pernah merestui hubunganmu dengan Alina, lihat sikapmu itu sangat angkuh sombong tidak punya sopan santun. Mana ada orang tua yang mau menikahkan anaknya dengan laki-laki sepertimu tidak tahu diri. Meskipun kamu bukan orang berada, tapi jika kamu tidak angkuh, tidak sombong dan punya sopan santun mungkin aku akan menerimamu"
"Benarkah kesopanan masih dijunjung tinggi di keluarga ini. Kalian pasti akan menginjak-injak orang seperti aku. Kalian pasti tidak akan menerima aku kalaupun aku sopan pada kalian, aku kemari hanya ingin meminta Alina untuk menjadi istriku. Jika pun kamu tidak memberikannya aku tinggal menculiknya saja gampang kan "
Ayahnya Alina dan juga Ibunya tentu saja kaget, apalagi Alina dia lebih kaget dan kecewa dengan tingkah dari Amir yang begitu arogan pada Ayahnya, pada keluarganya. Kenapa Amir berkata seperti ini.
"Ingin menculik anakku, akan kucari kamu ke seluruh dunia tak akan aku lepaskan. Kamu malah akan aku habisi anak tidak sopan "
"Aku memang bukan laki-laki berada. Tapi aku sangat mencintai anakmu ini, aku akan mencintainya aku akan menjaganya hanya dia yang aku minta padamu. Kenapa sangat sulit sekali kamu memberikannya padaku, aku akan membahagiakannya. Mungkin aku tidak punya apa-apa tapi kamu punya segalanya tapi aku yakin Alina akan bahagia denganku"
"Apakah kalian menikah akan makan cinta saja, menikah itu tidak hanya tentang cinta tapi uang. Uang juga dibutuhkan kamu itu seorang pengangguran, dengan sikap kamu yang seperti ini tidak akan pernah ada orang yang mau mempekerjakan kamu"
"Alina lihat pilihanmu ini, apakah ini laki-laki yang menurutmu baik. Lihatlah sikapnya itu tidak sopan sekali. Dia tidak menghargai orang tuamu Alina, apa kamu ingin laki-laki seperti ini yang menjadi pendampingmu "
Alina yang ditanya seperti itu oleh Ayahnya hanya diam saja. Alina begitu bingung harus bagaimana sekarang.
"Aku tahu Tuan, kamu itu orang kaya orang terpandang, tapi lihat lebih pantas siapa aku dengan kamu."
"Hei kamu ini makin melunjak saja. Aku tidak pernah memperdulikan kasta ataupun apapun. Yang aku mau adalah kesopanan tapi dirimu tidak memperlihatkan itu sama sekali. Lihat Alina jika kamu sampai menikah dengan dia, dia hanya akan memanfaatkan kamu saja, dia hanya akan memanfaatkan harta orang tuamu Alina. Dia akan menjadi pengangguran dan angkuh seperti ini terus-menerus, dia hanya akan mau di biayai oleh kamu saja "
Ayah Alina sudah maju-maju saja ingin memukul Amir, karena emosinya begitu memuncak dengan wajah Amir yang terlihat mengejeknya. Dengan sikap Amir yang angkuh dan tidak sopan seperti ini.
"Sudah aku katakan, aku tidak peduli. Mau kamu suka denganku atau tidak, Alina akan tetap menjadi milikku. Alina akan menjadi istriku"
"Kamu pergi dari rumahku anak sialan tidak tahu diri, sombong keluar tinggalkan anakku dan jangan pernah datang lagi kemari. Aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian sampai kapanpun "
Alina langsung menggusur tangan Amir, Amir terus saja menunjuk-nunjuk Ayahnya Alina. Kenapa Amir malah tidak sopan seperti ini pada Ayahnya, kenapa Amir malah memperlihatkan sifat yang kurang baik seperti ini. Alina sangat kecewa sekali dengan sikap Amir.
"Biarkan aku berbicara dengan Ayahmu itu Alina, kenapa kamu membawaku keluar aku belum selesai berbicara dengan Ayahmu "
Alina terus saja membawa Amir keluar dari dalam rumah. Rasanya Alina ingin menangis menjerit-jerit melihat sikap Amir yang sangat kurang ajar. Alina saja tidak pernah seperti itu pada Ayahnya tapi Amir berani memperlakukan Ayahnya seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments