Saat Alina pulang benar saja kan mobil orang tuanya sudah ada. Alina langsung berlari masuk ke dalam rumah dan ternyata benar saja Ayah dan juga Ibunya sudah ada di rumah.
"Ayah Ibu kalian sudah ada di rumah. Kenapa tidak menelponku, kenapa kalian malah diam saja coba"
Ayahnya Alina langsung memeluk Alina dengan erat "Ini adalah sebuah kejutan untuk kamu nak, ayo sini duduk bersama kami "
Alina duduk di tengah-tengah dan dipeluk oleh kedua orang tuanya "Habis pulang kerja, kemana dulu jam segini baru pulang anak Ayah ini. Ayah dengar kamu sudah pulang dari tadi loh. Tapi kenapa tidak langsung pulang ke rumah sayang "
Alina langsung tersenyum ke arah Ayahnya "Kamu tahu Ayah aku ini sedang jatuh cinta. Aku ini baru saja bertemu dengan pacarku, aku senang sekali dan aku juga bahagia Ayah "
"Pacar? Kamu punya pacar Alina "tanya Ayahnya dengan kaget.
"Tentu saja aku punya pacar, masa sih anak Ayah yang cantik ini ga punya pacar. Aku baru menjalani hubungan beberapa bulan sih dengannya, tapi aku merasa cocok dengannya. Lalu Ayah dari mana saja sampai-sampai lama sekali, seharusnya kalian hanya beberapa hari saja kan. Ini sampai 1 Minggu lebih "
"Setelah mengurus pekerjaan Ayah pergi ke Italia dan Ayah bertemu dengan teman Ayah, untuk mengatur pernikahanmu dengan anaknya "
Alina langsung bangkit dan menatap kedua orang tuanya "Maksud Ayah itu apa pernikahanku, sudah aku bilang kan pada Ayah kalau aku sudah mempunyai pacar. Mana mungkin aku bisa menikah dengan laki-laki lain saat aku sudah mempunyai hubungan dengan yang lain Ayah. Kenapa Ayah baru bilang sekarang. Kenapa tidak dari awal kalau Ayah pergi untuk mencarikan aku seorang jodoh. Padahal aku bisa mencarinya sendiri Ayah"
"Memangnya siapa yang bisa mengambil hati anak Ayah ini. Bawa dia kemari dan jika Ayah suka dengannya maka Ayah akan membatalkan pertunanganmu ini. Tapi kalau dia membuat Ayah kurang suka atau apapun itu Ayah akan menolaknya dan tetap menikahkan kamu dengan pilihan Ayah. Dia adalah laki-laki baik, pilihan Ayah adalah yang terbaik Alina"
"Ya tapi seharusnya Ayah itu bicara dulu dengan Alina, Ayah tidak boleh memutuskan sesuatu tanpa bertanya dulu. Alina kan dari awal juga tidak mau dijodohkan sudah Alina katakan, kalau Alina bisa mencari jodoh Alina sendiri, Alina tidak mau dijodohkan seperti itu. Memangnya masih zaman ya dijodohkan "
"Alina dengarkan dulu Ayahmu. Ini adalah pilihan kami yang terbaik untuk kamu "ucap Ibunya Alina yang dari tadi hanya diam saja.
"Tapi Bu aku tidak suka kalau dijodohkan seperti itu, apakah semuanya akan bertahan lama apakah aku nanti akan mencintai laki-laki itu dan apakah dia juga akan menerima aku. Aku takut nanti dia malah menyiksaku atau mungkin membenciku, aku tidak akan siap akan hal itu "
Ayahnya malah tertawa mendengar itu "Kamu ini terlalu banyak membaca novel dan juga terlalu banyak menonton film-film yang seperti itu. Dia tidak akan seperti itu Alina, dia laki-laki baik. Ayah mengenal betul kedua orang tuanya dan Ayah juga mengenal betul bagaimana laki-laki itu, dia sudah mapan dia sudah punya segalanya Alina "
"Iya aku tidak peduli, kalau pun dia laki-laki mapan kalau aku tidak mencintainya untuk apa coba "
Ayahnya mendekati Alina dan mengusap rambut Alina yang panjang itu "Seiring berjalannya waktu cinta akan ikut, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar Alina. Pilihan Ayah dan juga Ibumu tidak akan pernah meleset dan tidak akan pernah salah. Pokoknya besok bawa pacarmu itu dan Ayah ingin lihat dulu dia seperti apa, Ayah tidak mau gegabah menikahkan kamu dengan orang lain, Ayah ingin tahu dulu bagaimana pribadinya, keluarganya juga"
Alina menundukkan kepalanya "Tapi dia bukan seperti kita, bukan dari kalangan seperti kita. Dia hanya orang sederhana Ayah apakah kamu akan menerima orang seperti itu"
"Memangnya dari dulu Ayah pernah membeda-bedakan seseorang Alina, tidak pernah. Ayah hanya ingin melihat dulu bagaimana sikap dia, apakah dia baik untukmu nanti atau tidak. Ayah tidak peduli maupun di orang sederhana, maupun dia orang kaya tapi jika sikap dia minus Ayah tidak akan menerimanya. Ayah ingin melihat dulu bagaimana dia Alina "
Alina langsung menatap Ayahnya, dia begitu senang saat mendengar kata-kata dari Ayahnya. Alina yakin Amir akan bisa mengambil hati Ayahnya. Alina akan bertemu dengan Amir dan membicarakan semua ini. Alina yakin semuanya akan berjalan baik-baik saja, dan Ayahnya akan menerima Amir dengan baik.
"Baiklah besok Alina akan membawanya kemari, Ayah harus menjamunya dengan baik. Jangan sampai Ayah nanti jutek atau tidak terlihat menerimanya"
Ayahnya kembali tertawa kecil dan mencium kening Alina "Iya kamu bawa dulu dia kemari. Ayah ingin lihat dulu bagaimana orangnya. Ayah pasti akan menerimanya jika dia baik untukmu, tapi jika menurut Ayah tidak baik kamu harus menerima pernikahan itu dan kamu harus menikah dengan pilihan Ayah, pilihan orang tua itu kadang tidak pernah salah sayang. Ini juga kan demi masa depan kamu"
"Iya iya Ayah, pokoknya Ayah harus lihat dulu pacarku itu, dia baik dan dia juga perhatian. Ayah pasti akan menyukainya "
"Hemm, Ayah jadi makin penasaran laki-laki seperti apa sih yang bisa mengambil hati anak Ayah yang cantik ini, sampai-sampai anak Ayah ini menolak pertunangan yang Ayah lakukan. Baiklah sekarang segeralah istirahat ganti pakaian dan juga segera mandi. Kita akan makan malam sebentar lagi sayang, ayo sebentar lagi akan masuk jam makan malam"
"Baiklah Ayahku yang tersayang aku akan bersiap-siap"
Alina mencium pipi Ayahnya dan juga Ibunya, lalu berlari ke arah kamarnya. Dia senang sekali dengan keputusan Ayahnya yang tidak gegabah langsung memutuskan hubungannya dengan Amir, tapi Ayahnya mau bertemu dulu dengan Amir dan semoga saja Amir tidak mengecewakan Ayahnya.
Ibunya Alina segera menatap suaminya "Apa kamu yakin akan melihat dulu pacar Alina. Bukannya kamu sudah melihat bagaimana latar belakang keluarganya, tanpa Alina ketahui "
"Sudahlah sayang kita beri kesempatan dulu untuk Alina memperkenalkan pacarnya itu, agar dia sadar siapa laki-laki yang telah dia cintai itu. Seperti apa dia, aku tahu bagaimana dia saat bekerja dan semuanya. Aku ingin Alina melihat dulu sendiri bagaimana sikap pacar barunya itu"
"Aku juga tidak akan gegabah tiba-tiba menerimanya. Aku juga ingin lihat bagaimana pacar Alina itu akan menghadapi aku. Apakah dia akan meminta Alina dengan baik-baik atau tidak. Kita harus memberi kesempatan Alina untuk membuktikan apa yang menurut dia baik. Aku tidak mau membuat Alina kecewa dan dia benci padaku suatu saat nanti "
"Baiklah suamiku, aku akan mengikuti apa yang menurutmu baik"
Ayahnya Alina hanya menganggukkan kepalanya saja. Sebenarnya tanpa Alina ketahui, dirinya sudah mengetahui segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments