MAYA - DENDAM DAN AMARAH
Langit gelap tanpa cahaya rembulan,Angin malam terasa menusuk ketulang, dedaunan berjatuhan diterpa olehnya. Seorang wanita cantik berjalan tergesa-gesa dengan terus merapatkan jaket yang digunakannya menyelimuti tubuh kurus miliknya. Sambil menenteng tas plastik hitam ditangannya wanita itu menerjang angin.
Wanita itu setengah berlari sambil menatap arloji tua ditangan kanannya.Waktu menunjukkan pukul 22:00 saat dirinya memasuki gang menuju kediamannya. Wanita bertubuh kurus itu semakin menambah laju derap langkah kakinya dengan senyum manis yang tercipta dibibirnya. Suasana sepi mencekam tak ada suara tawa bocah yang berlarian didepan gang dan juga kediaman mereka karena cuaca yang terlihat sedang mengamuk.
Dari kejauhan, matanya menangkap bayangan sosok pria berbadan gempal sedang melangkah terburu-buru meninggalkan rumahnya. Minimnya cahaya membuat wanita itu tak dapat melihat dengan jelas siapa orang tersebut. Kerutan tercipta dikedua alisnya. Wanita itu segera berlari dengan kencang menuju kearah rumahnya. Wanita itu kaget ternyata pintu rumahnya tak terkunci dan dalam keadaan sedikit terbuka.
" Nadia.... Nadia...." Teriaknya saat memasuki rumah bernuansa putih tersebut. Sunyi sepi tak ada sautan dari dalam ruangan tersebut.
Wanita itu lalu berlari menuju kamar milik adiknya yang terletak di lantai dua. Matanya membola saat menatap kedalam kamar yang terlihat berantakan. Kantong plastik yang berada ditangannya pun terjatuh, mulut wanita itu menganga menatap keadaan disekitarnya.
" Nadia....kamu kenapa dek...." Pekik wanita itu seraya berlutut dan memeluk seorang gadis remaja yang tak sadarkan diri dengan keadaan yang mengenaskan. Darah segar mengalir dari bagian kepalanya.
" Nadia...bangun sayang..." Ucap wanita itu sambil terisak. Diguncang nya tubuh remaja tersebut namun gadis itu tak bergeming. Darah mengalir dari belakang kepala gadis itu membasahi lengan baju nya.
" Ya Tuhan...apa yang terjadi padamu Nadia. Bangun dek...." Ucap wanita itu seraya menangis histeris. Beberapa menit kemudian wanita itu mengambil gawainya dengan tangan gemetar lalu menghubungi ambulance. Wanita itu terus memeluk sang adik yang tertidur lelap.
Wanita itu melayangkan pandangnya kearah bagian tubuh lain milik sang adik. Darah segar terus mengalir dari celah kaki gadis remaja itu. Dengan perlahan wanita itu menyingkap rok berwarna pink milik adiknya.
Deg
Wanita itu menangis meraung saat melihat kondisi sang adik yang tak memakai ****** ***** dan darah segar terus mengalir dari kewanitaan nya.
" Dek...siapa yang sudah melakukan hal seperti ini padamu sayang." Ucap wanita itu sambil terus menangis memeluk sang adik.
Suara sirine ambulance terdengar mendekat kearah pemukiman. Wanita itu dengan perlahan membaringkan adiknya lalu bergegas menuju kedapan rumah.
" Pak disini, tolong adik saya pak." Ucap wanita itu saat ambulance berhenti dengan sempurna didepannya. Dua orang petugas segera berlari masuk kedalam rumah dengan tandu ditangan mereka. Tak berselang lama. Meraka pun keluar dengan membawa remaja tersebut dan bergegas memasukkannya kedalam mobil.
Wanita itu segera mengunci pintu rumahnya dan naik kedalam mobil ambulance. Warga yang penasaran terlihat berdiri berkerumun tak jauh dari rumah wanita tersebut.
Sirine mobil ambulance bergema memecah jalanan sepi malam itu. wanita itu terus menangis sambil menggenggam tangan adiknya.
" Tuhan, lindungilah adik ku, hanya dia satu-satunya keluargaku didunia ini." Ucap wanita tersebut sambil terus menangis dan mengelus pipi sang adik tercinta. Tiba-tiba hujan deras menguyur bumi seakan ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh wanita cantik berambut ikal itu.
***
Seorang wanita duduk didepan ruang UGD sebuah rumah sakit dengan gelisah sambil terus menetes kan air matanya. Wanita itu terus merapalkan doa memohon kepada sang pencipta agar menyelamatkan nyawa adiknya yang sedang terbaring tak berdaya didalam ruangan itu.
Wanita itu bernama Maya, berumur 20 tahun seorang pegawai minimarket. Wanita cantik berkulit putih dan berambut ikal sebahu itu hanya tinggal berdua dengan Nadia, Sang adik yang sedari kecil mengidap down syndrom.
Kakak beradik tersebut adalah yatim piatu, ayah dan ibu mereka telah tiada karena kecelakaan lalu lintas dua tahun yang lalu.
Maya hanya tinggal berdua bersama sang adik Nadia yang berumur 17 tahun, saat berangkat kerja Maya selalu berpesan kepada sang adik untuk selalu mengunci pintu dan tak boleh menerima tamu siapapun. Namun malam ini entah apa yang membuat sang adik tak mematuhi kata-kata nya.
Seorang perawat menghampiri Maya dan memintanya menemui dokter diruangannya. Maya mengekor suster tersebut dengan wajah cemas. Berharap adiknya baik-baik saja.
Disebuah ruangan bernuansa putih. Maya duduk berhadapan dengan seorang dokter muda berkacamata. Dokter itu melihat dengan teliti secarik kertas ditangannya, kerutan tercipta diantara keningnya. Dokter itu terlihat menghela nafas berat sambil menatap Maya yang sedari tadi duduk didepannya.
" Apa yang terjadi pada adikku dok..." Tanya Maya sambil menatap lurus kedalam manik mata sang dokter.
" Adik anda mengalami luka yang cukup parah pada kepalanya akibat pukulan benda tumpul hingga kami memberinya 20 jahitan. Beruntung cedera pada kepalanya tak mengakibatkan gangguan pada otaknya. Tapi.." terang dokter tersebut dengan wajah serius nya.
" Tapi apa dok..?!!!" Tanya Maya tak sabar.
" Adik anda mengalami pelecehan seksual yang mengakibatkan luka pada dinding rahim yang mengakibatkan pendarahan hebat dan juga ada beberapa luka robek pada kewanitaan dan juga anus nya. " Ucap sang dokter sambil menatap wajah Maya.
Mata Maya membola air mata berlomba mengalir dari mata nya yang indah.wanita cantik itu terpaku ditempatnya hanya air mata yang terus membanji pipinya. Dunianya terasa hancur mendengar penuturan dokter tersebut.
" Anda sudah melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib...?" Tanya dokter muda tersebut dengan menatap manik mata Maya. Maya hanya menggeleng perlahan sambil terus menangis dalam diam.
" Kalau diizinkan saya akan menghubungi pihak berwajib, kebetulan saya kenal baik dengan seseorang di Polresta." Ucap dokter muda berkulit sawo matang tersebut. Maya kembali menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan dokter tersebut.
Tak berselang lama, dokter tersebut terlihat sedang menghubungi seseorang menggunakan gawai miliknya.
Maya tak bergeming dari tempat duduk tersebut.tubuhnya seakan susah digerakkan. Air matanya terus mengalir tak terbendung.
" Tunggulah, sebentar lagi polisi akan datang dan meminta keterangan." ucap dokter tersebut sambil menatap iba pada Maya yang terus menangis tanpa suara.
" Terima kasih banyak dokter." ucap Maya sambil menundukkan wajahnya seraya menghapus lelehan air mata dipipinya.
" sama-sama." ucap sang dokter sambil tersenyum tipis.
" apakah saya sudah bisa menjenguk adik saya dok...?" tanya Maya sembari menatap wajah dokter didepannya.
" silahkan, sepertinya adik anda sebentar lagi akan siuman." ucap dokter tersebut sambil menatap lekat wajah cantik Maya.
" terima kasih dok, kalau begitu saya permisi." ucap Maya sambil berdiri dan sedikit menundukkan padanya.
" sama-sama." ucap dokter tersebut sambil tersenyum tipis.
Maya pun melangkahkan kaki nya meninggalkan ruangan dokter tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments