Hari beranjak gelap, awan hitam membentuk tameng menutupi cakrawala. burung-burung berterbangan kembali kesarang mereka.Desisan angin menyeruak dibalik daun yang bergoyang dengan ganasnya.
gemuruh saling menyaut diatas sana, seakan mendesak hujan agar segera turun menyapa tanah tandus dan berdebu.
srekkkk....
sreeekk....
sreeekk....
suara tebasan benda tajam meratakan rerumputan. Seorang pria mengayunkan goloknya menebas rerumputan yang menghalangi jalannya. Indra penciumanya menuntunnya menemukan bau anyir darah yang tak jauh didepannya. Dengan setengah berlari pria itu mendekati sesosok mayat yang tergeletak bersimbah darah dibawah sebuah pohon rindang.
**********
Sementara itu di sebuah villa mewah yang terletak dipingir kota. Dibalik jendela kaca lantai dua seorang pria berambut putih bak salju sedang menatap tajam kearah mobil berwarna hitam yang baru saja melewati pintu pagar villa tersebut.
Dari dalam mobil tersebut keluarlah tiga orang pria berbadan tegap dan satu orang anak lelaki berumur sekitar 12 tahun. Anak lelaki itu tampak ketakutan saat dirinya diseret memasuki villa tersebut.
Pria paruh baya yang sedari tadi memantau dari balik kaca jendela tersenyum miring sambil mengusap jambangnya yang panjang memutih.
Dengan langkah perlahan pria paruh baya itu menuruni tangga sambil menatap tajam anak laki-laki yang sedang menunduk dan ketakutan.
ketiga orang pria berbadan tegap yang berada disamping anak tersebut menunduk memberi hormat kepada pria paruh baya tersebut.
" Bawa dia ke rumah "hitam". ucap pria paruh baya itu. sesaat setelah dirinya berada tepat dihadapan mereka.
" Baik tuan. " ucap para pria itu lalu segera menyeret sang bocah menuju kearah belakang villa. Disana terdapat sebuah rumah tanpa jendela yang di cat dengan warna hitam. semua sudut ruangan berwarna hitam bahkan lantainya pun berwarna hitam.
" Masuk." ucap seorang pria berbadan tegap sambil mendorong Bocah tersebut dengan keras. Bocah kecil itu terlihat mengigil ketakutan sambil menatap ke sekeliling ruangan tersebut. Ruangan yang bernuansa hitam itu terlihat luas dengan sebuah altar dengan beberapa dupa dan kembang yang berserakan diatasnya. Dipojok ruangan tersebut tersusun rapi tengkorak manusia berukuran kecil.
" Hiks..Hiks..Mama... tolong aku. " ucap bocah tersebut sambil menangis berusaha membuka pintu tersebut. Namun pintu itu rupanya telah dikunci dari luar. bocah itupun memukul-mukul pintu kamar tersebut hingga tangan kecilnya mengeluarkan darah.
"Diamlah... " sebuah suara berat dan berbisik terdengar ditelingan sang bocah. sontak bocah tersebut menatap ke asal suara.
Namun tak ada siapapun disana selain dirinya. Bocah itu ketakutan dan berlari menuju pojok ruangan sambil meringkuk. Badan bocah kecil itu bergetar ketakutan. suara tawa bergema terdengar diruangan itu. Sang bocah yang ketakutan itupun jatuh tak sadarkan diri.
kliikk....
kreeeekkk..
suara pintu terbuka, tampak pria paruh baya memasuki ruangan tersebut dengan berjalan santai. Senyum tipis tercipta dibibirnya saat menatap tubuh lemah sang bocah yang terbaring tak berdaya di pojok ruangan itu.
Dengan perlahan dihampiri nya bocah tersebut, perlahan di gendongnya bocah itu lalu dibaringkannya keatas altar yang berupa meja panjang.
Pria itupun menyalakan korek dan membakar dupa yang berada diatas altar tersebut. Asap dupa perlahan membaui seisi ruangan tersebut. pria paruh baya itu kemudian memakai jubah berwarna hitam dan kembali berdiri didepan altar lalu meletakkan tangannya dikepala sang anak sambil merapalkan beberapa kalimat yang tak dapat dipahami. Mulut pria itu terus berkomat kamit melantunkan bacaan-bacaan berupa mantra, tak berselang lama pria paruh baya itupun menghentikan aksinya.
" Datanglah, Ambilah, dan berikanlah padaku apa yang aku inginkan wahai tuan ku. " ucap pria paruh baya tersebut, lalu dengan perlahan ptia paruh baya itu berjalan keluar meningalkan ruangan tersebut.
************
Malam semakin larut, lolongan anjing hutan bersahutan memecah keheningan. Burung gagak yang sedari tadi berkicau tak kunjung berhenti makin menambah seram suasana disekitar villa itu.
Perlahan mata kecil sang bocah mengerjap dan menatap sekeliling ruangan bernuansa hitam tersebut. Dia mendapati dirinya hanya seorang diri dan berbaring diatas altar, bocah kecil itu hendak beranjak namun tubuhnya tak dapat digerakkan.
ssyyuuuuuutttt....
ssyuuuuuuutttt....
Tiba-tiba angin berhembus kencang membentuk putaran bak ****** beliung namun berwarna hitam, seisi ruangan menjadi kacau oleh terpaan angin yang sedang mengamuk itu. Air mata sang bocah berlinang, matanya membola sambil melirik kearah pusaran angin berwarna hitam tersebut.
Angin pun perlahan menjadi tenang, namun bocah kecil itu semakin panik saat matanya menatap bayangan hitam yang berjalan mendekati dirinya.
Tap....
Tap....
Tap....
Derap langkah berat dan tertatih semakin terdengar mendekat kearah sang bocah. Hingga bayangan itu berubah menjadi mahluk yang menyerupai seorang wanita tua renta dengan rambut beruban panjang terurai hingga menyentuh lantai.
Wanita berbadn bungkuk itu mengenakan gaun hitam yang panjang,Wanita itu terus melangkah hingga berada tepat didepan tubuh sang bocah malang.
wanita itu menyeringan dengan mulutnya yang lebar hingga telinganya dan dihiasi dengan gigi tajam yang berwarna hitam pula. Perlahan wanita renta itu mendekatkan wajahnya kearah tubuh sang bocah sambil mengendus tubuh bocah itu. Lidahnya menjulur menjilati wajah sang bocah. Lidahnya yang panjang dan berwarna hitam pekat itu terus menjilati wajah sang bocah. Bocah itu mengigil ketakutan hingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri.
Hihihihihihi.....
Hihihihihihi.....
Hihihihihihi.....
Suara mahluk itu tertawa cekikikan, Setelah itu mahluk itupun mulai menari-nari sambil mengelilingi altar. Suara tawanya makin lama makin mengema beberapa detik kemudian mahluk itu berhenti tepat didepan kedua kaki sang bocah, dengan kedua tangan dan kukunya yang panjang mahluk itu mencabik-cabik baju yang dikenakan sang bocah.
matanya nyalang menatap kejantanan sang bocah malang tersebut. Dengan kuku panjangnya mahluk itu mengengam dan mengoyak kejantanan sang bocah hingga terlepas dari tubuhnya, darah menyembur hebat dari tubuh bocah malang tersebut, tubuh bocah itu terkapar beberapa saat lalu membeku.
Dengan rakusnya mahluk itu melahap seongok daging yang berada dalam gengamannya. Setelah puas melahap daging mentah tersebut, mahluk itu pun kembali menari dan meliuk-liukkan tubuhnya kegirangan, Wajahnya yang semula menyeramkan seketika berubah menjadi cantik jelita bak remaja, tubuhnya yang sediakala terlihat rapuh dan membungkuk kini tegap seperti muda kembali, kulit tubuhnya yang keriput kini kencang bak seorang gadis perawan.
Suara tawa kembali mengema diruangan itu diiringi oleh lolongan anjing yang saling bersahutan diluar bagunan villa tersebut.
Sementara itu dilantai dua villa bernuansa clasic itu, seorang pria paruh baya sedang duduk dikursi kebesarannya dengan dengan wajah penuh kecemasan, Tiba-tiba seekor burung gagak menotobos masuk kedalam ruangan itu dan berputar mengelilingi ruangan tersebut sambil terus bersuara nyaring. Namun dalam putaran ketiga burung gagak itu tiba-tiba terjatuh dan mati seketika.
Senyum tercipta diwajah pria paruh baya tersebut, dengan segera pria itu mengapai gawai diatas meja kerjanya lalu menghubungi seseorang.
" Bereskan ruangan. " ucapnya singkat lalu memutuskan sambungan teleponnya. Wajahnya berbinar, gelak tawa pun terdengar dari ruangan tersebut.
Pria itu kemudian melangkah keluar dari ruanganya dan menuju sebuah kamar yang terletak di ujung koridor. Pria itu lalu menatap kearah ranjang dengan seprei putih bersih sebagai alasnya, Disana telah terbaring seorang remaja perempuan dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Dengan senyum miring diwajahnya, pria paruh baya itu segera berjalan mendekati ranjang.
Hai gaes, thanks udah baca novel ku. mohon dukungannya dengan jempol dan love nya. 🥰
Thanks ya untuk kalian yang udah mampir. mohon dukungannya ya ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments