Malam semakin larut, Diruangan bernuansa putih, maya duduk disamping ranjang milik sang adik. air matanya terus berlinang sambil terus mengengam erat tangan sang adik.
" siapa yang tega melakukan semua ini kepadamu dek. " ucap maya sambil terisak. maya menyentuh pipi gembul sang adik yang tertidur pulas. Lelah menangis membuat maya menyandarkan kepalanya diranjang sang adik dan mulai tertidur.
Tak berselang lama maya dikagetkan dengan gerakan jari sang adik. maya bergegas bangun dan menyentuh pipi sang adik.
" dek..kamu sudah sadar..? " ucap maya sambil tersenyum tipis kepada sang adik. perlahan sang adik mulai membuka matanya.
" kakak... " ucap sang adik terbata.
" ia sayang, kakak disini. " ucap maya sambil mengelus pipi adik kesayangan nya.
" pak doni jahat kak, pak doni mukul kepala ku. " ucap sang adik sambil menangis histeris. mata maya membola mendengar kata-kata sang adik. Rupanya tetangga mereka yang merupakan orang yang paling disegani di wilayah tempat mereka tinggal yang telah melakukan hal bejad terhadap adiknya.
" sabar ya sayang nanti kita akan menghukum orang yang sudah membuat kamu seperti ini. " ucap maya sambil memeluk tubuh sang adik.
Tiba-tiba tubuh sang adik kejang-kejang, maya yang panik pun segera berlari memangil perawat. perawat dan dokter pun berlari memasuki ruangan UGD. Maya pun turut masuk kedalam ruangan tersebut. Dilihatnya sang adik terus mengalami kejang. maya menangis dan terus merapalkan doa memohon kepada sang Pencipta agar melindungi dan menyembuhkan sang adik.
Terlihat dokter dan perawat dengan sigap memberikan pertolongan kepada sang adik. Maya terus menatap wajah sang adik sambil terus menagis, tak berselang beberapa lama sang adik mulai tenang. maya tersenyum melihat sang adik sudah tak kejang lagi. Namun dokter masih terus memereiksa kondisinya. Sambil menatap arlojinya sang dokter memberi kode kepada perawat yg berada di dekatnya. Perawat pun menutup wajah gadis belia itu dengan kain selimut putih yang dipakainya.
" Adik saya kenapa pak dokter, kenapa ditutup. " tanya maya sambil berjalan mendekati sang adik.
" maaf, adik ada tak tertolong. akibat cedera di kepala dan juga kondisi mental dan fisik yang lemah membuat adik anda tak bisa bertahan. kami turut berdukacita. " ucap dokter muda tersebut dengan wajah sedih.
" dek... bangun dek... jangan tinggalin kakak... kakak hanya punya kamu dek... bangun.. kakak Mohon. " ucap maya sambil menggoyang kan badan sang adik. jeritan dan tangisan maya tak dapat terbendung lagi. Dokter dan perawat pun meningalkan maya seorang diri diruangan itu.
Diluar ruangan sang dokter memberi arahan kepada beberapa perawat agar mengurus mayat remaja tersebut dan membantu maya membawa adiknya ke peristirahatan terakhirnya.
seorang perawat masuk dan menemui maya yang masih terus menagis dan memeluk tubuh kaku sang adik.
" mbak, saya mau membersihkan tubuh adik anda. kami akan membantu memandikan hingga mengantar adik ada ke TPU. " ucap perawat tersebut sambil menyentuh pundak maya. Maya hanya menganguk dan berjalan keluar ruangan tersebut dan duduk dikursi yang terletak didepan ruangan tersebut.
maya terus menangisi kepergian sang adik, kehilangan semua orang-orang yang dicintainya membuat dirinya merasa sangat sedih. kini hidupnya sebatang kata tanpa orang tua dan sanak saudara. maya terus menangis hingga ia teringat akan sesuatu, dengan cepat wanita cantik itu menghapus air matanya lulu berlari menuju pintu keluar rumah sakit tersebut.
*****
Mentari masih bersembunyi dibalik selimut awan. suaranya sunyi dan dingin yang menusuk tak dihiraukan oleh Maya. Kini wanita cantik itu berdiri didepan pintu ber cat coklat. Dengan cepat wanita cantik itu menekan tombol bel berulang .
Beberapa menit pintu rumah itu terbuka dengan kasar, seorang pria berbadan gempal dengan orang wajah penuh amarah menatap lekat maya yang sedang berdiri didepannya.
" ada apa ini...!!! kenapa kau menggangu di jam seperti ini tak bisa kah kau menunggu sampai pagi...??!!! " ucap pria itu dengan penuh amarah. Maya yang berdiri di depan pintu hanya menatap pria itu tanpa ekspresi. Beberapa menit lamanya maya tak bergeming. Hingga pria tua itupun menjadi takut.
" kau apakan adikku..?!!" ucap maya dengan wajah penuh amarah. Pria paruh baya itu seketika bergeming dan wajahnya terlihat kaget.
" a..a..apa maksud mu nak maya..? " ucap pria tersebut dengan terbata. matanya melihat kekiri dan kekanan namun suasa nampak sepi tak ada seorangpun yang berada di luar rumah.
" jangan berbohong...!!!! kau yang sudah melecehkan adikku.!!! " ucap maya dengan lantang. Pria itu menjadi panik dan wajahnya pun memucat.
" apa buktinya kalau akulah yang telah melecehkan adikmu..! kau jangan asal bicara. aku akan melaporkan mu pada polisi karna sudah membuat tuduhan palsu padaku." ucap pria tersebut dengan suara bentakkannya yang keras. maya tak bergeming ataupun takut. wanita cantik itu terus menatap wajah pria didepannya tanpa berkedip.
" akulah yang akan memenjarakanmu. aku pastikan hari ini juga kau akan mendekam didalam jeruji besi. " ucap maya dengan sinis. Maya pun berlalu dengan cepat dari hadapan pria paruh baya tesebut.
wanita cantik itu menuju ke kediamannya yang letaknya bersebelahan dengan rumah pria tersebut.pria berbadan gempal itu menatap punggung maya dengan tatapan yang sulit diartikan. sebelum menutup pintu pria itu sempat mendengar percakapan maya dengan seorang tetangga yang kebetulan sedang lewat dari arah yang berlawanan. senyum sinis tercipta dibibir pria paruh baya itu mendengar percakapan mereka. pria itu pun bersiul girang lalu segera menutup pintu rumah.
Maya mengemas pakaian dan juga surat-surat berharga miliknya lalu bergegas menuju ke rumah sakit tempat jasad sang adik berada.
Di tempat lain, seorang pria paruh baya terlihat sedang menghubungi seseorang melalui gawai miliknya. Dengan nada penuh amarah, pria itu menginterupsi seseorang di ujung telepon untuk melakukan sebuah rencana yang sudah diatur olehnya. Tak berselang lama, pria itu pun menutup sambung telepon. Senyum miring tercipta di ujung bibir nya. pria itupun segera menuju ke sebuah ruangan kamar yang terletak di ujung lorong rumahnya. Tak berselang lama terdengar jeritan dan rintihan kesakitan seorang wanita yang berasal dari kamar tersebut.
*************
Bunyi serine ambulance memecah jalanan padat pagi ini, maya terus berurai air mata sambil menatap jasad kaku sang adik yang telah terbungkus kain kafan di depannya. Hancur lebur perasaannya kini, Satu-satunya keluarga yang dimilikinya telah pergi meninggalkan dirinya dengan keadaan yang mengenaskan.
Wanita cantik itu berjanji didepan jasad sang adik akan menuntut balas atas kematian tragis yang telah dialami oleh sang adik.
Tak berselang lama mobil ambulance tiba di TPU, petugas segera membawa jasad nadia menuju ke liang lahat, disana terlihat seorang ustadz dan juga para pengali kubur telah berada disamping liang lahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Halimah lim
cerita kaya air ngalir terus
2023-11-13
0