Mentari perlahan mengintip dibalik rimbunnya dedauan, gemercik suara air menerpa bebatuan menciptakan irama yang indah. Suara ciutan burung saling bersautan melengkapi suasana pagi yang menawan.
Seorang wanita paruh baya berjalan keluar dari sebuah pondok bambu yang terletak tak jauh dari sungai. Wanita yang mengenakan kebaya berwarna jingga dan dipadukan dengan kain jarik coklat itu berjalan perlahan menuju kearah samping gubuknya. Tangannya dengan cepat memetik beberapa dedaunan dan juga memungut ranting lalu membawanya kedalam gubuknya.
Didalam pondok berukuran sedang itu terdapat dua bilik kamar, beserta ruang untuk makan dan juga dapur sederhana dengan beralatan sederhana pula. Wanita paruh baya itu terlihat sedang mengaduk sesuatu didalam tembikar berukuran sedang, sesekali tangannya menambahkan ranting kedalam api.
Lalu wanita paruh baya itu meraih sabit yang terletak diatas meja kayu lalu kembali berjalan keluar meningalkan gubuk tersebut. Tak berapa lama dirinya berjalan, hingga matanya menangkap sosok tubuh tegap berjalan mendekati dirinya.
" Kenapa ngikut kesini nek...? " tanya pria berbadan tegap didepannya.
" Nenek hanya ingin membantu mu... " ucap wanita paruh baya itu sambil tersenyum kearah pria berbadan tegap didepannya.
" panji udah selesai nek, ayo kita pulang. " ucap sang pria yang ternyata adalah cucunya tersebut. pria berbadan tegap itupun mengambil cangkul serta keranjang yang telah terisi oleh singkong dan juga sayur-sayuran. Rupanya sang cucu sedang memanen beberapa hasil kebun. Merekapun berjalan beriringan menuju pondok bambu yang merupakan kediaman mereka.
sesampainya disana panji segera membersihkan singkong dan juga beberapa sayur-mayur hasil panennya. Ditepi sungai, pria itu juga mengecek bubu yang dipasang beberapa hari yang lalu. Setelah selesai panji segera membawa singkong dan ikan hasil tangkapanya menuju ke pondok bambu milik mereka. Sesampainya di sana panji menyerahkan hasil panennya kepada sang nenek untuk diolah.
" Nek, wanita itu belum siuman juga...? " ucap panji pada sang neneknya yang sedang sibuk mengolah makanan untuk mereka.
" Belum nak, tapi luka-lukanya sudah semakin membaik. Semoga saja dia segera siuman." ucap sang nenek. pria muda itu hanya menganguk mengiyakan ucapan sang nenek.
******
POV Maya
Aku terbangun diatas ranjang berwarna putih di sebuah ruangan yang sangat luas dan berwarna serba putih pula, aku mengerjapkan mataku berulang kali menyesuaikan cahaya diruangan tersebut.semilir angin menerbangkan kain tipis penutup jendela ruangan itu. ku rasakan hembusan angin itu sungguh sangat sejuk ketika menerpa kulit ku.Aroma lavender menusuk indra ku, ku hirup dalam-dalam aroma bunga favoritku itu.
Dengan senyum lebar aku bergegas menuruni ranjang dan berlari mencari dari mana sumber Wangi bunga berwarna ungu tersebut. Aku berlari menelusuri koridor namun langkahku terhenti saat netraku menatap sesuatu diujung koridor itu.Ada dua pintu disana yang terbuka, satu pintu dengan cahaya terang benderang dan satu pintunya lagi terlihat gelap gulita. Pintu dengan cahaya terang diujung koridor itu menarik perhatianku. Ku lajukan kembali langkah kakiku memasuki pintu itu.
Saat kakiku berhasil melewati pintu tersebut, angin lembut dengan berbauan lavender menerpa wajahku. Mataku membulat saat menatap pemandangan didepanku. Sejauh mata memandang terpampang hamparan bunga lavender yang sangat cantik.Warna ungu mendominasi tempat tersebut, sangat indah. Beberapa ekor kupu-kupu berterbangan dan saling bercanda, Ku tergugu menatap pemandangan di depanku. Aku bertanya-tanya dalam hati. apakah ini surga... ?
Ku langkahkan kakiku perlahan menyelusuri jalan kecil didepanku, disisi kiri dan kananku terlihat bunga lavender yang sedang berayun manja diterpa angin. Kupetik beberapa tangkai dan ku baui aromanya yang menawan. Mataku menutup seakan ku terbawa oleh aroma nya.
Tiba-tiba suara tawa seorang gadis mengagetkan diriku. Ku langkahkan kaki mencari dimana asal suara itu. Dengan setengah berlari ku telusuri jalan setapak kecil ini. Mataku menatap kesemua arah mencari asal suara tersebut, samar suara itu seakan sangat akrab di telinga ku. Ku percepat langkahku, rasa penasaran ku makin menjadi saat terdengar lagi dia suara lain selain suara wanita tersebut.
Hingga kakiku terhenti saat menatap tiga orang didepanku.Mataku terasa panas, air mataku tak dapat kutahan, berderai, membasahi pipiku.
Tiba-tiba tawa mereka terhenti, mereka berbalik dan menatap kearahku dengan senyum bahagia. Seorang gadis remaja dengan gaun putih yang cantik berlari kearahku.
Aku terhuyung saat tubuh gadis itu menabrak ku. Pelukan hangat darinya membuatku makin terisak. Kupeluk dirinya, bau harum tubuhnya masih sama seperti dahulu saat ku peluk tubuhnya di setiap malam sambil ku nyanyikan lagu pengantar tidur untuknya.
" Nadia adikku.... " ucapku sambil terisak. aku sangat merindukan dirinya.
" Kakak... nadia rindu. " ucap nadia sambil memeluk dengan erat. Gadis cantik itu terisak didalam pelukan ku.
" Kami juga rindu padamu sayang.... " suara lembut seorang wanita membuatku sontak menatap ke asal suara. Mataku membola menatap pasangan pria dan wanita yang berjalan menghampiri ku dan juga nadia.
" i.. ibu...a..ayah... " ucapku terbata saat menatap kedua orang tuaku yang sedang berdiri dihadapanku sambil tersenyum. Ibuku terlihat sangat cantik dengan gaun putih selutut yang dikenakannya, sedangkan ayahku terlihat tampan dengan setelan jas putih ditubuhnya.
Aku menghambur kedalam pelukan ibuku. Ku peluk erat tubuh wanita yang melahirkan ku kedunia ini. Ayahku membelai lembut rambutku sambil terus tersenyum manis kearahku.
" Hiks...hiks...Aku rindu pada kalian semua... " ucapku sambil terisak dalam pelukan hangat ibuku. wanita paruh baya itu memeluk erat tubuhku sambil mengelus lembut punggung ku.
" Kami juga sangat merindukanmu sayang, ibu sangat senang kau tumbuh dengan baik dan menjadi seorang wanita yang cantik dan kuat. " ucap ibuku sambil merengangkan pelukannya dan mengecup pipiku dengan lembut.
" Sudah waktunya kau kembali nak. " ucap ayahku sambil tersenyum.sontak, Aku bingung dengan kata-kata yang di lontakan ayahku.
" Kembali kemana yah...? aku tak ingin kemana-mana lagi. aku ingin disini bersama kalian. " ucapku dengan berlinang air mata.
" Kita akan berkumpul bersama jika saatnya telah tiba, sekarang kembalilah nak. waktumu masih panjang. " ucap ibuku sambil menatap haru padaku.
" Kakak, jangan khawatirkan aku. Aku sudah bahagia disini bersama ayah dan ibu." ucap adik ku sambil mengengam tanganku.
" Pergilah nak, bantulah orang-orang untuk menemukan arti keadilan." ucap ayahku sambil mengelus rambutku.
Ibu dan adikku menggandeng tanganku dan menuntunku hingga kedepan sebuah pintu besar berwarna putih.
" Buka lah... " ucap ayahku.
Ku ulurkan tanganku mengikuti perintah ayahku. Perlahan ku buka pintu itu, Silau cahaya benderang menerpa indra penglihatan ku, tak berapa lama cahaya itu meredup. Aku mengerjap menyesuaikan cahaya silau itu mataku seakan sangat sulit untuk terbuka. Kurasakan tubuh bagian belakangku kebas dan sangat kaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments