Manggapai Mu Hanya Sebuah Hayalan

Manggapai Mu Hanya Sebuah Hayalan

Tepat Waktu

Di sebuah Rumah mewah.

Jam mujukan 07.00 Wib pagi, seorang gadis tergesa gesa menuruni tangga.

"Pagi Bunda!" Ucap gadis itu mencium Bundanya lalu duduk di kursi meja makan.

"Pagi sayang," Ucap seorang Ibu yang sejak tadi duduk di meja makan menunggu anak gadis nya turun. lalu dia menyiapkan makan untuk anak gadisnya, Sedangkan anak gadisnya masih sibuk dengan peralatan yang akan di bawanya.

"Makan lah dulu sayang."

"Sebentar lagi Bunda, Nah selesai! Wah, Nasi goreng plus telur mata sapi." Mata gadis Itu berbinar, melihat makanan kesukaanya, setelah selesai membereskan pelaratan yang akan di bawanya. lalu memakan nasi goreng kesukaannya sedikit tergesa sampai habis tak tersisa. Bunda yang melihat cara makan anak gadisnya sedikit khawatir karena takut tersedak.

"Pelan-pelan makannya, sayang?"

"Heumm," Gadis itu menjawab sekenanya karena sangat menikmati sarapan paginya, setelah makanannya habis, dia pun berpamitan untuk pergi ke kampus.

"Erin pergi dulu ya mah." Ucap gadis itu.

"Hati-hati sayang."

"Ya, Bunda," Ucap gadis itu sambil mencium tanggan Bundanya lalu pergi kecampus mengendarai mobil.

Gadis itu bernama Erina Ekaliana Putri adik dari Aditia Pramana dan anak dari pasangan Pak Harun dan Bunda Elin.

Erina terlahir dari keluarga besar Harun Pramana, keluarga yang terkanal di bidang kuliner dengan memiliki salah satu Resto yang paling terkanal dan sudah memiliki berbagai cabang di indonesia yaitu Best Resto. Selain pemilik Best Resto Pak Harun merupakan seorang chef yang terkenal di indonesia begitu juga dengan Bunda Elin dia merupakan salah satu Dosen di Universita Negeri di kota kembang.

Sedangkan Aditia dia seorang Artsitek muda yang sudah berkerja sama dengan berbagai perusahaan Asing, dan saat ini dia sedang bekerja di London. Erina sendiri merupakan seorang mahasiswa Akutansi Imformatika dan Sastra, dia juga seorang penulis Novel dengan kisah dan ceritanya yang menarik. Sudah banyak karya- karyanya yang sudah laris di pasaran terutama di kalangan kaum muda, dan saat ini Erina sedang menyelesaikan Kuliahnya yang sudah memasuki semester akhir, dan saat ini hari-harinya sibuk mengerjakan sekripsi untuk persipan sidang nanti.

#####

Perjalanan ke campus berjalan lancar karena hari masih pagi, belum banyak kendaraan yang berlalulalang. Sekitar 30 menit Erina sudah sampai di halaman capusnya dan memarkirkan kendaraan nya tepat di bawah pohon, Erina mengambil semua pelaratannya dan turun dari mobil. Namun baru saja berjalan beberapah langkah dari mobil, seseorang memangilnya dari arah belakang, Erina pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara itu.

"Aku kira siapa? Tumben pagi-pagi sudah di sini, biasanya juga siang?!" Ucap Erina sambil berlalu meninggalkan Julpa sahabatnya.

"Ish, Kamu ini Er. Eh, tunggu Er main tinggalin aja." Ucap Julpa dengan mempercepat langkanya, mengejar Erina yang gak memperdulikan terikan Julpar yang memanggil-manggil namanya.

Erina sampai di dalam kelas dan langsung duduk dan menyimpan pelalatannya, Erina masih tak memperdulikan Julpa yang duduk di depannya dengan masih mengoceh tak jelas.

"Berisik. Kamu tuh laki-laki tapi lemes sekali mulut mu, apa sih yang kamu mau? Bicara kesana kesini tapi gak jelas." Ucap Erina yang merasa pusing dengan ocehan Julpal.

"He..he..he, tau aja.Kalau aku ada maunya." Ucap Julpar dengan tersenyum gak jelas.

"Ya, itu kebiasaan kamu. Kalau ada maunya selalu bicara gak karuan, pusing aku dengarnya. Sudah di bilangin kalau bicara tuh langsung pada pokok masalahnya, jangan muter-muter."

"Aku gak muter-muter ko, kan lagi duduk di depan kamu!"

"Ish, terserah kamu. Cepet katakan mau apa kamu?"

"Ih, gak jutek juga kali neng?"

"Heumm."

"Neng Er, bantu aku bikin skripsi dong? Otak ku gak seencer Neng Er. Pleace.."

Ucap Julpar dengan menyatukan kedua tangan nya sebagai tanda memohon, sedangkan Erina yang melihat tingkah temannya seperti itu hannya tersenyum.

"Aduh, manisnya senyum Neng Er ni. Bikin Hati Aa Julpar Meronta." Ucap Julpar sambil merentang kan tanggan nya seperti ingin memeluk Erina, Erina yang melihat itu langsung memberikan tatapan membunuh sehinga Julpar mengurungkan niatnya.

Dan tak lama dari itu para mahasiswa memasuki kelas termasuk teman Erina lainnya, kelas pun menjadi ramai tidak seperti di saat Erina dan Julpar ada tadi. Apa lagi ketiga teman Erina yang lain datang dan bergabung dengan Erina dan Julpar, tambah rame suasana kelas dengan tingkan laku yang selalu bikin heboh di mana pun mereka berada, pertengkaran kecil, canda tawa dan perilaku mereka yang selalu bikin suasana menjadi rame.

"Wah Neng Er sudah ada di kelas! Pantas tadi kita tunggu di depan gak nonggol-nonggol. Eh, si Bejul tumben pagi ginih sudah datang? Biasanya kelas udah bubar dia baru nonggol." Ucap Bagas sahabat Erin yang sukanya protes.

"Iya, bener tumben lo. Pasti ada sesuatu ni?" Ucap Risma sahabat Erin yang super cerewet.

"Ih, iya. Aa Julpar kenapa sudah datang? Aa Julpar selingkuh ya sama Er, Elis jadi sedih." Ucap Elis dengan muka sok sedihnya, dan sahabat Erina ini yang paling Baperan di antara sahabat Erina lainnya. Mendengar ucapan Elis, Erina tertawa kecil dan tawanya ini mendapat protes berat dari Julpar.

"Eleuh..eleuh meni seneng na Neng Er, dan apaan sih Lis emangnya kita pacaran gituh, bilang aku selingkuh segala." Ucap Julpar tidak terima dengan apa yang di ucap Elis.

"Ih, Aa Julpar nih so lupa. Kita kan emang pacaran." Ucap Elis Kekeh dengan Ucapannya.

"Apa sih Lis, jangan ngaco kalau ngomong. Nanti di sangka bener lagi." Protes Julpar lagi.

"Emang benerkan kita pacaran?" Kekeh Elis.

"Wah, gak bener nih anak." Ucap Julpar sambil berlalu.

"Wah, Si Bejul gambek." Ucap Bagas sambil mengikuti Julpar.

"Ih, meni sensi si Aa Julparmah. Baru Elis candaain gitu aja, udah marah." Ucap Elis lalu duduk di kursi yang Julpar tadi dudukki.

"Jadi tadi kamu candain dia, Lis?" Tannya Risma.

"I ya." Ucap Elis cuek.

"Tumben Kamu candain dia Lis? Biasanya kamu suka cuek kalau ada Julpar." Tannya Erina ke Elis. Tapi yang di tannya malah senyum-senyum gak jelas.

"Ada yang gak beres sama ni anak? Apa kita ketingalan berita ya Er." Ucap Risma sambil duduk di sebelah Erina.

"Ya, sepertinya kaya gitu?!" Ucap Erina sambil melihat ke arah Elis, sedangkan Elis hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum lebar karena melihat kedua temennya kebinggungan atas sikapnya.

Dan taklama dari itu Dosen pembingbing pun datang, kelaspun di mulai sampai jam mata kuliah usai. Semua siswapun meninggalkan kelas kecuali Erina dan ke empat sahabatnya yang masih di dalam kelas.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!