waktu terus berlalu, Selesai makan siang Abi berbincang lagi dengan pak Harun di meja makan sedangkan Erin sedang fokus ke leptopnya dan bunda sedang pergi keluar memgecek keadaan Resto.
Entah apa yang sedang di bicarakan Abi dengan Pak Harun mereka terlihat begitu serius namun sesekali Abi mencuri pandang melihat ke arah Erina yang fokus mengerjakan sesuatu di leptopnya sambil menerima pangilan telepon menggunakan headset hingga sedikit terdengar apa yang di bicarakan Erina dengan lawan bicaranya.
Ada sebersit senyum di wajah Pak Harun, ketika melihat Abi yang terus memperhatikan Erina.
"Nak Abi sudah punya pacar?" Tanya Pak Harun dan pertanyaan nya ini mampu membuat Abi mengalih kan pandangan yang kembali melihat Pak Harun.
"Kenapa ayah bertanya seperti itu?" Tanya Abi yang bukan nya menjawab pertanyaan Pak Harun malah balik bertanya.
"Apa pertanyaan ayah salah?"
"Tidak yah, lagi pula Abi belum kepikiran hal seperti itu. Itu hanya membuang waktu saja." Jelas Abi.
"Jangan habis kan waktu mu untuk bekerja, gak ada salahnya di usiamu sekarang mencari pasangan hidup."
"Mungkin ayah benar, tapi apa ada yang mau dengan Abi yah. Dijaman sekarang susah mencari wanita yang benar-benar baik dan mau menerima pasangan hidupnya, kebanyakan mereka melihat materi dari pada mencintai dan Abi belum menemukan wanita yang sesuai dengan apa yang Abi harapkan. Soal pasangan dan pernikahan Abi tidak ingin main-main yah."
"Heumm, Kamu benar. Sulit mencari pasangan yang baik di jaman sekarang, asal pilih bisa sajah tapi resiko kedepanya yang akan kita tanggung sangat lah besar. Kalau sampai kita mempunyai keturunan, anak-anak yang akan jadi korbanya. Tapi ada satu gadis yang mungkin sesuai dengan apa yang kamu harapkan, ayah yakin gadis ini sangat lah baik karena ayah sangat mengenal dia dengan baik. Bahkan ayah lah yang mendidiknya menjadi gadis yang sangat smart dan solehah, walaupun kadang sikapnya sagat jahil."
"Apa ada gadis seperti itu, kenapa ayah gak kenal kan ke Abi? Abi pasti akan langsung melamarnya, karena Abi gak akan sia-siakan kesempatan ini."
"Sungguh kamu akan melamarnya? Ayah pegang ucapan kamu." Tanya Pak Harun dengar senyum di wajahnya.
"Ya yah, siapa tau dia jodoh Abi. Ayo Yah perkenalkan Abi denganya sekarang?" Pinta Abi dengan begitu antusias.
"Bener kamu ingin bertemu dengan gadis itu sekarang?"
"Iya yah, itu juga kalau ayah berkenan untuk memperkenalkan Abi padanya."
Namun di saat Pak Harun ingin memberitaukan siapa gadis itu, Erina sudah berada di antara mereka untuk berpamitan pergi keluar karena ada sesuatu yang harus dia kerjakan.
"Serius sekali, apa yang Ayah dan Ka Abi bicarakan?" Tannya Erin yang sudah berdiri di dekat Tuan Harun.
"Ayah hanya membicarakan soal kerjaan, sepertinya kamu mau pergi Na?"
" Ya yah, ada yang harus Erina kerjakan. Erina pergi dulu yah." Ucap Erina lalu menciun tangan kanan Pak Harun dan berpamitan juga ke Abimanyu.
Abimanyu hanya mengangukan kepala disaat Erina berpamitan padanya dan memperhatikan dalam diam di saat Erina pergi dan menghilang dari pandanganya.
"Kanapa hanya melihatnya saja, kejar dia?" Ucap Pak Harun yang di mana ucapan dan perintahnya itu membuat Abi bingung.
"Apa maksud Ayah?" Tanya Abi.
"Kenapa Kamu belum paham, sudah pergi sana kejar Erina."
"Baik lah, kalau gitu Abi pamit yah."
"Semoga berhasil nak, ayah pegang kata-kata mu."
Abimanyupun pergi setelah berpamitan kepada Pak Harun, untuk mengejar Erina.
#####
Erina pergi tergesa-gesa dan lansung masuk kedalam mobilnya namun saat mobil akan melaju tiba-tiba Abi menghalaginya di depan mobil Erina dan hampir tertabrak kalau saja Erina tidak mengerem.
"Astagfirlullah Al azim, Ka Abi?" Ucap Erina yang terkejut, Dia langsung keluar dari mobil dan memeriksa ke adaan Abi.
"Apa yang Kaka lakukan, kenapa berhenti di depan mobil seperti itu?" Ucap Erina sedikit panik lalu memeriksa ke adaan Abimanyu, Abimanyu hanya terdiam ketika Erina membolak-balikan tubuhnya hingga mata mereka saling bertemu.
"Apa Erina Gadis yang Ayah Maksud?" Gumam Abi yang masih terdiam walau Erina terus memangilnya, sampai..
"Awww, kenapa kamu mencubit Kaka?" Protes Abi sambil mengelus tangan yang Erina cubit.
"Salah sendiri dipangil diam saja." Ucap Erina sambil memajukan bibirnya dan itu terlihat lucu di mata Abi.
"Maaf, sini kunci mobilnya?" Pinta Abi.
"Kenapa Kaka meminta kunci mobil?" Tanya Erin namun bukannya Menjawab Abi pergi meninggalkan Erina dan masuk kedalam mobil Erina lalu duduk di kursi pengemudi, Erina pun menghampiri Abi.
"Apa yang kaka lakukan?"
"Cepatlah masuk, Ayah menyuruh Kaka temanin Kamu."
"Ayah?" Ucap Erina terdiam.
"Ayo de bukanya tadi kamu terburu-buru?" Ajak Abi sambil menyalah kan mesin mobil, Erin pun naik ke mobil dengan masih banyak pertanyaan di dalam benaknya, namun Erina memilih untuk berhenti bertanya karena masalah kerjaan yang sangat mendesak dan memelih fokus sama pekerjaannya.
Abi pun mengantar ketempat-tempat yang Erina tuju untuk menyelesaikan semua pekerjaaanya dengan senyum yang tersemat di wajahnya setiap kali melihat kegiatan Erina. Ada rasa kagum dalam hati Abi melihat begitu profesionalnya Erina dalam menyelesaikan pekerjaan sampai semua klien menyambut baik kinerjanya dan mereka senang bekerja sama dengan pembisnis munda seperti Erina.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Fitri🅰️ni
Semangat lanjut ke part berikutnya 🥰🥰🥰
2023-09-01
0