Jam menunjukan 14.30 Wib.
Sepulang Kuliah Erina mampir ke Resto, untuk melihat keadaan Resto yang sedang di renovasi dan juga ingin membantu Sang Ayah karena jam seperti ini biasanya suasana Resto rame penggunjung. Tak butuh waktu lam Erina Sudah sampai di area parkir Resto, Erina turun dan berjalan menuju ke dalam Resto. Namun di saat Erina mau memasuki Resto, semua orang berteriak memanggil namanya dengan teriakan yang begitu panik. Di saat Erian menyadari teriakan itu seakan semuanya terlambat, Erian hanya diam dan memejamkan mata di saat sebuah alat kontrusi banggunan akan memgenai dirinya.
"Nona Erina Awas...." Teriak semua orang dan.
" Krek..priaaar." Suara benda yang jatuh dan berserakan. Semua orang yang melihat kejadian itu ada yang memèjamkan mata, teriak panik, menutup wajah dengan kedua tanggan dan ada juga yang berlari ingin menolong namun benda itu sudah jatuh tepat di atas kepala Erina.
Tak ada yang menyangka Erina selamat dari kejadian itu, karena begitu cepat benda itu jatuh dan tak ada waktu untuk bisa menghindar. Namun kenyataanya Erina baik-baik aja, dia berada dalam dekapan seseorang dengan masih memejamkan matanya kerena Erina mengira dirinya tidak selamat. Sampai suara orang itu pun tidak Erina hiraukan dan baru tersadar di saat suara sang ayah memanggilnya.
"Untung lah, benda itu tidak mengenaimu Nona." Ucap orang itu dengan melepaskan dekapanya dan melihat serta memeriksa keadaan Erina, namun tak ada respon dari Erina yang masih tetap diam dan memejamkan matanya.
"Nona bukalah matanya, anda selamat dan baik-baik saja." Ucap orang yang menolong Erina dan kali ini sedikit menyentuh kedua bahu Erina dangan tatapan penuh selidik.
Perlahan Erina membuka matanya dan saat terbuka Erian di buat takjub dan semakin membisu, di hadapan nya berdiri seorang laki- laki yang begitu sempurna, postur tubuh yang tinggi, garis wajah yang tegas semakin menambah ketampana wajahnya dan warna kulit yang bersih menambah nilai plus bagi orang yang berdiri di hadapanya dengan wajah Karismatik yang masih mamperhatikan dirinya, Erina masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, apa lagi kedua tangannya yang masih berada di bahu, hal itu mambuat Erina tidak mampu untuk berkata- kata lagi. Hanya kebisuan dan kedua mata yang saling menatap berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi, sampai sebuah suara membuyarkan semuanya. Erina melihat kearah sumber suara itu lalu berlari kedalam pelukkan orang yang memanggil namanya setelah orang yang menolongnya itu melapaskan tanggan dari kedua bahu Erina dan dia pun melihat interaksi Erina dengan orang yang di panggilnya Ayah.
"Erina Kamu baik- baik saja, nak!?" Tannya Tuan Harun ayah dari Erina.
"Ayah," Ucap Erina yang langsung berlari kedalam dekapan ayahnya. Tuan Harun pun memeluknya dengan penuh kasih sayang lalu memeriksa ka adaan Erina.
"Kamu baik-baik saja sayang? Apa ada yang terluka?" Tanyanya dengan begitu khawatir.
"Ya Ayah. Aku baik-baik aja! Tuan ini yang sudah menolong Erin." Ucap Erina sambil melihat ke arah orang yang telah menolongnya. Tuan Harun melihat dan sedikit terkejut ternyata orang yang menyelamatkan putrinya adalah Abimanyu seorang Arsirtek yang di percaya untuk merenovasi Restonya. Bahkan bukan Resto ini saja, semua Resto yang Tuan Harun miliki merupakan hasil Disain Karyanya. Kerjasama Antara Tuan Harun dan Abimanyu sudah berjalan begitu lama jadi bisa di kata Tuan Harun sudah mengenal nya dengan baik bahkan lebih baik. Kedekatan Tuan Harun dan Abimanyu sudah seperti anak dan ayah, setiap ada masalah yang di hadapi oleh Abimanyu Tuan Harunlah tempat mengadu keluh kesahanya dan Tuan Harun pernah membantu Abimanyu di saat perusahannya dalam ke adaan krisis dan hampir gulung tikar, atas bantuan Tuan Harun perusaahan Abimanyu kembali bangkit dan bertambah pesat.
"Kamu nak, yang mambantu Erin? Tannya Tuan Harun.
"Iya yah, tadi Abi tidak sengaja melihatnya hampir tertimpa Alat kontruksi, Abi sedikit berlari untung saja tepat waktu." Ucap Abi sambil tersenyum.
"Syukurlah, kamu datang tepat waktu. Dan ayah sudah lama menunggu." Ucap tuan Harun lagi.
"Maaf sudah buat ayah menunggu." Ucap Abimanyu yang langsung mencium tangan tuan Harun sebagai tanda hormat seorang anak kepada yang lebih tua.
"Ya sudah sebaiknya kita masuk, terlalu berbahaya lama-lama di area yang sedang direnovasi."
Erina, Pa Harun dan Abimanyu maninggalkan tempat itu dan memasuki Resto. Di dalam Resto banyak sekali para pekerja yang menanyakan keadaan Erina dan mereka sangat bersyukur ternyata keadaan anak majikannya dalam ke adaan baik-baik saja.
Pa Harun, sudah memilih tempat duduk untuk dirinya dan kedua anaknya. Ditempat khusus yang biasa di pakai berkumpul keluarga Pa Harun bila berkunjung ke Resto. Tempatnya sangat nyaman dengan view yang sangat indah untuk memanjakan mata da menenangkan pikiran, dan ini merupaka tempat sekaligus ruangan hasil dari rancangan Abimanyu dan ruangan ini juga menjadi tempat paporit Erina setiap kali berkunjung ke Resto, bahkan Erina bisa seharian di ruangan ini untuk beristirahat atau mengerjakan Novelnya dan Ruangan ini juga merupalan ruangan kerja Pa Harun.
Erina duduk di depan Pa Harun dan Abimanyu, dia melihat interaksi kedua laki-laki yang ada di hadapannya.
"Yah, Ayah kenal sama Tuan ini?" Tannya Erina yang sejak tadi ingin menanyakan hal itu.
" Oh iya, Ayah hampir lupa. Kalau ada anak gadis ayah di sini." Ucap Tuan Harun samabil tersenyum.
"Lah, Ayah segitinya sama Erin." Ucap Erin dengan wajah cemberutnya.
"Ayah minta maaf sayang, Ayah sampai lupa , karena ayah terlalu senang melihat anak laki-laki ayah yang satu ini. Sampai lupa anak sendiri."
"Anak laki-laki Ayah? Bukannya anak laki-laki ayah itu ka Aditia? Apa Ayah selingkuh dari Bunda?!" Tannya Erina dengan raut wajah penuh curiga.
"Ha..ha..ha..ha.." Pa Harun dan Abimanyu tertawa mendengar pertanyaan dari Erina.
" Kanapa Ayah sama Tuan tertawa? Apa Aku salah bicara?"
"Ya, apa yang kamu tanyakan ke ayah itu tidak benar. Ayah tidak pernah selingkuh, Pak Harun ini Ayah dan juga Suami terbaik yang saya kenal, bahkan beliau panutan buat saya." Ucap Abimanyu mencoba menjelaskan kesalah pahaman yang Erina buat.
" Lalu Kalau Tuan bukan anak Ayah, siapa Tuan?"
"Oh itu, Kenalin Nama saya Abimanyu Prasetia. Saya teman dari Aditi, dan saya kenal Keluarga Pak Harun sudah lama sejak Usia saya 15 tahun, jadi keluarga Pa Harun sudah seperti keluarga bagi saya."
"Gitu ya, tapi kenapa Erina baru tau! Dan Ayah gak pernah cerita sama Erina?"
"Kamu nya yang kemana aja, Neng? Ayah sering cerita tapi Neng Erin yang selalu cuekin Ayah. Selalu fokus sama tugas Kuliah dan Novelnya, Ayah sudah gak di angap sama Neng Erin."
"Maaf Yah, Bukan gitu maksud Erin. Kan kata Ayah Erin harus fokus dengan tugas kuliah dan satu hal yang sudah menjadi tanggung jawab Erin."
" Ya, yang di katakn anak Bunda gak salah. Yang salah, Bunda denger tadi ada yang bahas tentang perselingkuhan. Siapa yang selingkuh, apa Ayah?" Ucap Bunda Elin dari arah belakang dan pertanyaan Bunda Elin membuat Erina, Abimanyu dan Tuan Harun terdiam, mereka saling melihat satu sama lain.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments