NovelToon NovelToon

Manggapai Mu Hanya Sebuah Hayalan

Tepat Waktu

Di sebuah Rumah mewah.

Jam mujukan 07.00 Wib pagi, seorang gadis tergesa gesa menuruni tangga.

"Pagi Bunda!" Ucap gadis itu mencium Bundanya lalu duduk di kursi meja makan.

"Pagi sayang," Ucap seorang Ibu yang sejak tadi duduk di meja makan menunggu anak gadis nya turun. lalu dia menyiapkan makan untuk anak gadisnya, Sedangkan anak gadisnya masih sibuk dengan peralatan yang akan di bawanya.

"Makan lah dulu sayang."

"Sebentar lagi Bunda, Nah selesai! Wah, Nasi goreng plus telur mata sapi." Mata gadis Itu berbinar, melihat makanan kesukaanya, setelah selesai membereskan pelaratan yang akan di bawanya. lalu memakan nasi goreng kesukaannya sedikit tergesa sampai habis tak tersisa. Bunda yang melihat cara makan anak gadisnya sedikit khawatir karena takut tersedak.

"Pelan-pelan makannya, sayang?"

"Heumm," Gadis itu menjawab sekenanya karena sangat menikmati sarapan paginya, setelah makanannya habis, dia pun berpamitan untuk pergi ke kampus.

"Erin pergi dulu ya mah." Ucap gadis itu.

"Hati-hati sayang."

"Ya, Bunda," Ucap gadis itu sambil mencium tanggan Bundanya lalu pergi kecampus mengendarai mobil.

Gadis itu bernama Erina Ekaliana Putri adik dari Aditia Pramana dan anak dari pasangan Pak Harun dan Bunda Elin.

Erina terlahir dari keluarga besar Harun Pramana, keluarga yang terkanal di bidang kuliner dengan memiliki salah satu Resto yang paling terkanal dan sudah memiliki berbagai cabang di indonesia yaitu Best Resto. Selain pemilik Best Resto Pak Harun merupakan seorang chef yang terkenal di indonesia begitu juga dengan Bunda Elin dia merupakan salah satu Dosen di Universita Negeri di kota kembang.

Sedangkan Aditia dia seorang Artsitek muda yang sudah berkerja sama dengan berbagai perusahaan Asing, dan saat ini dia sedang bekerja di London. Erina sendiri merupakan seorang mahasiswa Akutansi Imformatika dan Sastra, dia juga seorang penulis Novel dengan kisah dan ceritanya yang menarik. Sudah banyak karya- karyanya yang sudah laris di pasaran terutama di kalangan kaum muda, dan saat ini Erina sedang menyelesaikan Kuliahnya yang sudah memasuki semester akhir, dan saat ini hari-harinya sibuk mengerjakan sekripsi untuk persipan sidang nanti.

#####

Perjalanan ke campus berjalan lancar karena hari masih pagi, belum banyak kendaraan yang berlalulalang. Sekitar 30 menit Erina sudah sampai di halaman capusnya dan memarkirkan kendaraan nya tepat di bawah pohon, Erina mengambil semua pelaratannya dan turun dari mobil. Namun baru saja berjalan beberapah langkah dari mobil, seseorang memangilnya dari arah belakang, Erina pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara itu.

"Aku kira siapa? Tumben pagi-pagi sudah di sini, biasanya juga siang?!" Ucap Erina sambil berlalu meninggalkan Julpa sahabatnya.

"Ish, Kamu ini Er. Eh, tunggu Er main tinggalin aja." Ucap Julpa dengan mempercepat langkanya, mengejar Erina yang gak memperdulikan terikan Julpar yang memanggil-manggil namanya.

Erina sampai di dalam kelas dan langsung duduk dan menyimpan pelalatannya, Erina masih tak memperdulikan Julpa yang duduk di depannya dengan masih mengoceh tak jelas.

"Berisik. Kamu tuh laki-laki tapi lemes sekali mulut mu, apa sih yang kamu mau? Bicara kesana kesini tapi gak jelas." Ucap Erina yang merasa pusing dengan ocehan Julpal.

"He..he..he, tau aja.Kalau aku ada maunya." Ucap Julpar dengan tersenyum gak jelas.

"Ya, itu kebiasaan kamu. Kalau ada maunya selalu bicara gak karuan, pusing aku dengarnya. Sudah di bilangin kalau bicara tuh langsung pada pokok masalahnya, jangan muter-muter."

"Aku gak muter-muter ko, kan lagi duduk di depan kamu!"

"Ish, terserah kamu. Cepet katakan mau apa kamu?"

"Ih, gak jutek juga kali neng?"

"Heumm."

"Neng Er, bantu aku bikin skripsi dong? Otak ku gak seencer Neng Er. Pleace.."

Ucap Julpar dengan menyatukan kedua tangan nya sebagai tanda memohon, sedangkan Erina yang melihat tingkah temannya seperti itu hannya tersenyum.

"Aduh, manisnya senyum Neng Er ni. Bikin Hati Aa Julpar Meronta." Ucap Julpar sambil merentang kan tanggan nya seperti ingin memeluk Erina, Erina yang melihat itu langsung memberikan tatapan membunuh sehinga Julpar mengurungkan niatnya.

Dan tak lama dari itu para mahasiswa memasuki kelas termasuk teman Erina lainnya, kelas pun menjadi ramai tidak seperti di saat Erina dan Julpar ada tadi. Apa lagi ketiga teman Erina yang lain datang dan bergabung dengan Erina dan Julpar, tambah rame suasana kelas dengan tingkan laku yang selalu bikin heboh di mana pun mereka berada, pertengkaran kecil, canda tawa dan perilaku mereka yang selalu bikin suasana menjadi rame.

"Wah Neng Er sudah ada di kelas! Pantas tadi kita tunggu di depan gak nonggol-nonggol. Eh, si Bejul tumben pagi ginih sudah datang? Biasanya kelas udah bubar dia baru nonggol." Ucap Bagas sahabat Erin yang sukanya protes.

"Iya, bener tumben lo. Pasti ada sesuatu ni?" Ucap Risma sahabat Erin yang super cerewet.

"Ih, iya. Aa Julpar kenapa sudah datang? Aa Julpar selingkuh ya sama Er, Elis jadi sedih." Ucap Elis dengan muka sok sedihnya, dan sahabat Erina ini yang paling Baperan di antara sahabat Erina lainnya. Mendengar ucapan Elis, Erina tertawa kecil dan tawanya ini mendapat protes berat dari Julpar.

"Eleuh..eleuh meni seneng na Neng Er, dan apaan sih Lis emangnya kita pacaran gituh, bilang aku selingkuh segala." Ucap Julpar tidak terima dengan apa yang di ucap Elis.

"Ih, Aa Julpar nih so lupa. Kita kan emang pacaran." Ucap Elis Kekeh dengan Ucapannya.

"Apa sih Lis, jangan ngaco kalau ngomong. Nanti di sangka bener lagi." Protes Julpar lagi.

"Emang benerkan kita pacaran?" Kekeh Elis.

"Wah, gak bener nih anak." Ucap Julpar sambil berlalu.

"Wah, Si Bejul gambek." Ucap Bagas sambil mengikuti Julpar.

"Ih, meni sensi si Aa Julparmah. Baru Elis candaain gitu aja, udah marah." Ucap Elis lalu duduk di kursi yang Julpar tadi dudukki.

"Jadi tadi kamu candain dia, Lis?" Tannya Risma.

"I ya." Ucap Elis cuek.

"Tumben Kamu candain dia Lis? Biasanya kamu suka cuek kalau ada Julpar." Tannya Erina ke Elis. Tapi yang di tannya malah senyum-senyum gak jelas.

"Ada yang gak beres sama ni anak? Apa kita ketingalan berita ya Er." Ucap Risma sambil duduk di sebelah Erina.

"Ya, sepertinya kaya gitu?!" Ucap Erina sambil melihat ke arah Elis, sedangkan Elis hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum lebar karena melihat kedua temennya kebinggungan atas sikapnya.

Dan taklama dari itu Dosen pembingbing pun datang, kelaspun di mulai sampai jam mata kuliah usai. Semua siswapun meninggalkan kelas kecuali Erina dan ke empat sahabatnya yang masih di dalam kelas.

Bersambung.

Inseden Kecil

Jam menunjukan 14.30 Wib.

Sepulang Kuliah Erina mampir ke Resto, untuk melihat keadaan Resto yang sedang di renovasi dan juga ingin membantu Sang Ayah karena jam seperti ini biasanya suasana Resto rame penggunjung. Tak butuh waktu lam Erina Sudah sampai di area parkir Resto, Erina turun dan berjalan menuju ke dalam Resto. Namun di saat Erina mau memasuki Resto, semua orang berteriak memanggil namanya dengan teriakan yang begitu panik. Di saat Erian menyadari teriakan itu seakan semuanya terlambat, Erian hanya diam dan memejamkan mata di saat sebuah alat kontrusi banggunan akan memgenai dirinya.

"Nona Erina Awas...." Teriak semua orang dan.

" Krek..priaaar." Suara benda yang jatuh dan berserakan. Semua orang yang melihat kejadian itu ada yang memèjamkan mata, teriak panik, menutup wajah dengan kedua tanggan dan ada juga yang berlari ingin menolong namun benda itu sudah jatuh tepat di atas kepala Erina.

Tak ada yang menyangka Erina selamat dari kejadian itu, karena begitu cepat benda itu jatuh dan tak ada waktu untuk bisa menghindar. Namun kenyataanya Erina baik-baik aja, dia berada dalam dekapan seseorang dengan masih memejamkan matanya kerena Erina mengira dirinya tidak selamat. Sampai suara orang itu pun tidak Erina hiraukan dan baru tersadar di saat suara sang ayah memanggilnya.

"Untung lah, benda itu tidak mengenaimu Nona." Ucap orang itu dengan melepaskan dekapanya dan melihat serta memeriksa keadaan Erina, namun tak ada respon dari Erina yang masih tetap diam dan memejamkan matanya.

"Nona bukalah matanya, anda selamat dan baik-baik saja." Ucap orang yang menolong Erina dan kali ini sedikit menyentuh kedua bahu Erina dangan tatapan penuh selidik.

Perlahan Erina membuka matanya dan saat terbuka Erian di buat takjub dan semakin membisu, di hadapan nya berdiri seorang laki- laki yang begitu sempurna, postur tubuh yang tinggi, garis wajah yang tegas semakin menambah ketampana wajahnya dan warna kulit yang bersih menambah nilai plus bagi orang yang berdiri di hadapanya dengan wajah Karismatik yang masih mamperhatikan dirinya, Erina masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, apa lagi kedua tangannya yang masih berada di bahu, hal itu mambuat Erina tidak mampu untuk berkata- kata lagi. Hanya kebisuan dan kedua mata yang saling menatap berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi, sampai sebuah suara membuyarkan semuanya. Erina melihat kearah sumber suara itu lalu berlari kedalam pelukkan orang yang memanggil namanya setelah orang yang menolongnya itu melapaskan tanggan dari kedua bahu Erina dan dia pun melihat interaksi Erina dengan orang yang di panggilnya Ayah.

"Erina Kamu baik- baik saja, nak!?" Tannya Tuan Harun ayah dari Erina.

"Ayah," Ucap Erina yang langsung berlari kedalam dekapan ayahnya. Tuan Harun pun memeluknya dengan penuh kasih sayang lalu memeriksa ka adaan Erina.

"Kamu baik-baik saja sayang? Apa ada yang terluka?" Tanyanya dengan begitu khawatir.

"Ya Ayah. Aku baik-baik aja! Tuan ini yang sudah menolong Erin." Ucap Erina sambil melihat ke arah orang yang telah menolongnya. Tuan Harun melihat dan sedikit terkejut ternyata orang yang menyelamatkan putrinya adalah Abimanyu seorang Arsirtek yang di percaya untuk merenovasi Restonya. Bahkan bukan Resto ini saja, semua Resto yang Tuan Harun miliki merupakan hasil Disain Karyanya. Kerjasama Antara Tuan Harun dan Abimanyu sudah berjalan begitu lama jadi bisa di kata Tuan Harun sudah mengenal nya dengan baik bahkan lebih baik. Kedekatan Tuan Harun dan Abimanyu sudah seperti anak dan ayah, setiap ada masalah yang di hadapi oleh Abimanyu Tuan Harunlah tempat mengadu keluh kesahanya dan Tuan Harun pernah membantu Abimanyu di saat perusahannya dalam ke adaan krisis dan hampir gulung tikar, atas bantuan Tuan Harun perusaahan Abimanyu kembali bangkit dan bertambah pesat.

"Kamu nak, yang mambantu Erin? Tannya Tuan Harun.

"Iya yah, tadi Abi tidak sengaja melihatnya hampir tertimpa Alat kontruksi, Abi sedikit berlari untung saja tepat waktu." Ucap Abi sambil tersenyum.

"Syukurlah, kamu datang tepat waktu. Dan ayah sudah lama menunggu." Ucap tuan Harun lagi.

"Maaf sudah buat ayah menunggu." Ucap Abimanyu yang langsung mencium tangan tuan Harun sebagai tanda hormat seorang anak kepada yang lebih tua.

"Ya sudah sebaiknya kita masuk, terlalu berbahaya lama-lama di area yang sedang direnovasi."

Erina, Pa Harun dan Abimanyu maninggalkan tempat itu dan memasuki Resto. Di dalam Resto banyak sekali para pekerja yang menanyakan keadaan Erina dan mereka sangat bersyukur ternyata keadaan anak majikannya dalam ke adaan baik-baik saja.

Pa Harun, sudah memilih tempat duduk untuk dirinya dan kedua anaknya. Ditempat khusus yang biasa di pakai berkumpul keluarga Pa Harun bila berkunjung ke Resto. Tempatnya sangat nyaman dengan view yang sangat indah untuk memanjakan mata da menenangkan pikiran, dan ini merupaka tempat sekaligus ruangan hasil dari rancangan Abimanyu dan ruangan ini juga menjadi tempat paporit Erina setiap kali berkunjung ke Resto, bahkan Erina bisa seharian di ruangan ini untuk beristirahat atau mengerjakan Novelnya dan Ruangan ini juga merupalan ruangan kerja Pa Harun.

Erina duduk di depan Pa Harun dan Abimanyu, dia melihat interaksi kedua laki-laki yang ada di hadapannya.

"Yah, Ayah kenal sama Tuan ini?" Tannya Erina yang sejak tadi ingin menanyakan hal itu.

" Oh iya, Ayah hampir lupa. Kalau ada anak gadis ayah di sini." Ucap Tuan Harun samabil tersenyum.

"Lah, Ayah segitinya sama Erin." Ucap Erin dengan wajah cemberutnya.

"Ayah minta maaf sayang, Ayah sampai lupa , karena ayah terlalu senang melihat anak laki-laki ayah yang satu ini. Sampai lupa anak sendiri."

"Anak laki-laki Ayah? Bukannya anak laki-laki ayah itu ka Aditia? Apa Ayah selingkuh dari Bunda?!" Tannya Erina dengan raut wajah penuh curiga.

"Ha..ha..ha..ha.." Pa Harun dan Abimanyu tertawa mendengar pertanyaan dari Erina.

" Kanapa Ayah sama Tuan tertawa? Apa Aku salah bicara?"

"Ya, apa yang kamu tanyakan ke ayah itu tidak benar. Ayah tidak pernah selingkuh, Pak Harun ini Ayah dan juga Suami terbaik yang saya kenal, bahkan beliau panutan buat saya." Ucap Abimanyu mencoba menjelaskan kesalah pahaman yang Erina buat.

" Lalu Kalau Tuan bukan anak Ayah, siapa Tuan?"

"Oh itu, Kenalin Nama saya Abimanyu Prasetia. Saya teman dari Aditi, dan saya kenal Keluarga Pak Harun sudah lama sejak Usia saya 15 tahun, jadi keluarga Pa Harun sudah seperti keluarga bagi saya."

"Gitu ya, tapi kenapa Erina baru tau! Dan Ayah gak pernah cerita sama Erina?"

"Kamu nya yang kemana aja, Neng? Ayah sering cerita tapi Neng Erin yang selalu cuekin Ayah. Selalu fokus sama tugas Kuliah dan Novelnya, Ayah sudah gak di angap sama Neng Erin."

"Maaf Yah, Bukan gitu maksud Erin. Kan kata Ayah Erin harus fokus dengan tugas kuliah dan satu hal yang sudah menjadi tanggung jawab Erin."

" Ya, yang di katakn anak Bunda gak salah. Yang salah, Bunda denger tadi ada yang bahas tentang perselingkuhan. Siapa yang selingkuh, apa Ayah?" Ucap Bunda Elin dari arah belakang dan pertanyaan Bunda Elin membuat Erina, Abimanyu dan Tuan Harun terdiam, mereka saling melihat satu sama lain.

Bersambung.

Ke Usilan Erina

Mendengar perkataan Bunda Elin semuanya menjadi terdiam dan melihat satu sama lain.

"Kenapa kalian diam, apa Bunda salah denger atau emang kalian sedang bahas tentang perselingkuhan, ada yang mau jelasin sama Bunda. Ayah, Erina?" Tanya Bunda Elin.

"Nah kan ayah bilang apa, Bunda tiba-tiba datang?" Ucap Tuan Harun sedikit berbisik.

" Maaf Yah." Ucap Erina dengan berbisik juga, sedangkan Abi hannya bisa tersenyum melihat tingkah anak sama ayah.

"Kenapa Kalian berbisik. Ayah, Erin kalian menyembunyikan sesuatu dari Bunda."

"Tidak Bunda Erin tidak menyembunyikan sesuatu? sebaiknya Bunda tanya Ayah saja." Ucap Erina dengan tersenyum jahil pada Tuan Harun. Tuan Harun jadi salah tingkah ketika Erina menojokkanya dan tersenyum usil, anak gadisnya selalu membuat ulah kalau melihat Bunda sama Ayahnya sedang Mode romantis , dan dia hanya bisa pasrah kalau ujung-ujung nya Istrinya nanti merajuk karena ulah anak gadis nya ini.

"Jangan dengerin Erin Bunda, anak gadis kita ini suka usil. Seperti Bunda tidak kenal Erin saja." Ucap Tuan Harun berusaha membuat suasana manjadi dingin, tapi sayang Bunda terlalu percaya dengan apa yang di omongin Erin.

"Kali ini Bundà percaya apa yang di katakan Erin, Bunda akan cari bukti di meja kerja Ayah. Kalau bunda sampai menemukan sesuatu, ayah siap-siap tidur di luar." Ucap Bunda sambil berlalu ketempat meja kerja Tuan Harun.

"Ya ampun Erin kamu membuat Ayah dalam masalah." Ucapa Tuan Harun yang mulai gelisah.

"Sudah yah cepat susul Bunda nanti dia menemuka sesuatu di meja kerja ayah, selesaikan masalah rumah tangga ayah, di suruh tidur di luar baru tau rasa." Ucap Erin sambil tertawa.

"Ish, kamu ini." Ucap Tuan Harun lalu berdiri dari duduk nya dan menyusul Bunda Elin.

"Kenapa Nona Erin senang sekali, melihat Bunda sama Ayah bertengkar?" Tannya Abimanyu.

"Ya, itu salah mereka. Sapa suruh setiap kali bertemu selalu saja bersikap romantis, sudah tau anak nya jomblo, sekali-kali liat mereka berantem gak apa kan." Ucap Erina Cuek dan ucapan nya itu seketika membuat Abimanyu tertawa sampai tawanya itu membuat Erin cemberut.

"Kenapa Tuan Tertawa? Apa ada yang lucu?" Tanya Erin dan tangannya seponta memukul tangan Abimanyu sebelah kanan, seketika itu Abimanyu mengaduh kesakitan.  Mendengar itu Erin mejadi ikut teriak karena tangan yang dia pukul mengeluarkan darah.

"Masyaallah," Teriak Erina yang seketika mengundang perhatian Budan Erin dan Ayah Harun.

"Ada apa Erin?" Tanya Bunda.

"Ya Na ada apa? Kenapa kamu berteriak?" Tanya Tuan Harun.

"Bunda, Ayah tolong ambilkan kotak P3K. Tangan Tuan Abi terluka?" Ucap Erin. Mendengar perkataan Erin Bunda dan Tuan Harun mendekat ke arah Erin dengan Bunda menbawa kotak P3K.

"Na Abi, kenapa bisa terluka seperti ini dan sepertinya luka nya sedikit parah." Tanya Bunda.

"Nah Bunda, makanya jangan lansung berpikiran negatif, liat situasi kalau mau ngomel. Sudah tau kita punya anak yang super usil, Bunda masih saja kena prank anak nya."

"Apa sih Yah, yang di tanya apa jawab nya apa?"

"Ya Ayah mau jelasin apa yang Bunda tanya tadi ada hubungan dengan kesalah pahaman sama apa yang Bunda degar tadi," Ucap Tuan Harun dan perlahan Tuan Harun memjelaskan kepada Bunda Elin semuanya sampai di mana tangan Abi terluka dan Bunda pun mengerti. Bunda langsung meminta maaf sama semuanya, namun sedikit mengomel kepada Erina.

"Sudah Bunda gomelnya, mana kotak P3K nya, Tuan Abi harus segera di obati kalau tidak nanti lukanya jadi infeksi." Ucap Erin lalu mengambil kotak P3K dari tangan Bunda. Setelah memberikan Kotak P3K, Bunda berlalu untuk menyiapkan makan siang dengan Pak Harun mengikuti dari belakang.

Dengan sedikit ragu Erin meminta Abi untuk melipat kemejanya agar Erin bisa menggobati luka yang ada di tangan Abimanyu. Abi sedikit kesulitan saat melipat kemejanya dan Erin membantunya dengan perlahan takut mengenai lukanya.

Setelah kemejanya terlipat dengan telaten Erin membersihkan luka Abi lalu memberikan obat dan membalutnya dengan perban.

"Maaf untuk luka nya Tuan dan kenapa tidak mengatakan kalau Tuan terluka?" Tanya Erin sambil membereskan Kotak P3K.

"Ini hanya luka kecil, aku bisa menahannya."

"Biarpun luka kecil tapi kalau di biarkan akan infeksi dan itu akan berakibat patal."

"Makasih, dan kalau bisa jangan pangil aku Tuan."

"Saya yang seharusnya berterimakasih, maaf baru mengatakan nya. Ka Abi."

"Heumm, pangilan yang terdegar bagus." Ucap Abi sambil tersenyum.

"Ya, Kaka juga jangan pangil saya Nona, nga enak kedengerannya." Ucap Erin yang  masih fokus dengan kotak P3K.

"Ya, saya juga agak cangung kalau panggil Nona. Gimana kalau panggil De, apa boleh?"

"Itu lebih baik Ka," Ucap Erin sambil tersenyum dan senyuman Erin mambuat sedikit getaran di hati Abimanyu.

Tak lama dari itu Bunda dan Ayah datang dengan pelayan Resto yang membawa berbagai makanan dan lansung menyiapkan nya di atas maja, Bunda dan Ayah kembali duduk bergabung dengan Erin dan Abimanyu.

"Udah baikkan nih." Goda Erin lagi.

"Jangan mulai lagi de," Ucap Ayah.

"Kamu ini senang sekali mengoda Ayah sama Bunda. Oh ya, ngimana lukanya Na Abi? Apa lukanya serius sebaiknya kita kedokter saja." Tanya Bunda.

"Sudan baikan Bunda, lagi pula ini hanya luka kecil dan De Erin sudah mengobatinya jadi terasa lebih baik." Ucap Abi sambil melihat ke arah Erin.

"Ish, Bunda jangan remehin Erin. Dalam hal obat mengobatin Erin juga handal bahkan labih handal dari seorang Dokter." Ucap Erin sambil mengambil makanan yang ada di depanya dan memindahkan nya ke piring makan dia.

"Lah, Narsis kali kamu de. Syukurlah kalau kamu udah merasa baikkan, Bunda sangat berterima kasih karena Kamu udah menolong Erin."

"Ya Bunda, sama-sama."

"Kapan kita makan nya kalau bicara terus," Sambung Ayah.

"Iya ni Bunda, ngajak ngomong aja. Eh, Ka Abi mau makan apa? Erin siapin ya?" Ucap Erin yang langsung mengambil piring makan Abimanyu dan mengisi makanan sesuai dengan apa yang akan di makan Abi, Sebenarnya Abi sedikit canggung tapi melihat  begitu antusias Erin yang ingin mengambil makanan untuk nya dia pun memberitaukan makanan yang akan dia makan.

"Kenapa Nak Abi saja Yang Kamu abilkan makanan, kenapa Ayah tidak." Ucap ayah dengan pura-pura cemberut.

"Lah, Ayahkan ada Bunda. Kenapa minta Erin." Ucap Erin Cuek.

"Ya deh, Ayah juga kan ingin sekali-kali di siapin sama anak Ayah."

"Bunda..., Suami Bunda merajuk tuh." Ucap Erin yang mulai jengah dengan ulah Ayahnya yang mulai usil.

"Ayah..jangan ganggu Erin, biarkan dia menyelesaikan makannya."

"Ish, dasar tukang ngadu." Ucap Tuan Heru sambil menguyah makanan di dalam mulut.

"Biarin."

"Ayah, Erin Fokus dengan makan kalian." Ucap Bunda yang mulai pusing dengan tingkah Ayah sama anak kalau sudah mode usilnya datang. Sedangkan Abi malah tersenyum melihat tingkah laku Tuan Harun dan Erina, apa lagi melihat Erina yang terlihat gadis pendiam dan santai ternyata dia gadis ceriah yang mampu membuat suasana menjadi ramai dengan segala keisengannya.

Bersamabung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!