Young Marriage

Young Marriage

Young Marriage 01

...Happy Reading😁...

"Saya Terima nikah dan kawinnya, Aletta queensha efendi binti Efendi dengan mas kawin yang disebutkan, tunai."

Dengan lantang dan tanpa keraguan sedikitpun suara itu menggema memenuhi setiap sudut ruangan. Disambung beberapa orang yang ikut berseru dengan kata SAH.

Mendengar itu membuat Aletta yang masih berada di dalam ruangan bersama sang bunda, berhasil meloloskan cairan bening dari pelupuk matanya. Hatinya bergemuruh hebat dengan tangan yang mengepal kuat. Ini benar-benar diluar prediksinya. Dia dijodohkan dengan seorang laki-laki yang sangat ia kenal. Laki-laki yang selalu menerima sumpah serapah dari mulutnya. Laki-laki yang sangat ia benci dan selalu ia hindari dimanapun dan kapanpun Aletta berada. Dia adalah Arvin askarava wijaya

Tapi nyatanya … takdir berkata lain. Laki-laki itu kini telah sah menjadi suaminya, menjadi seorang yang dipercaya oleh sang Ayah untuk melanjutkan tugasnya. Lantas apa yang harus Aletta lakukan setelah ini? Apa dia sanggup menghadapi lika liku kehidupan setelah menikah, sedangkan berpacaran pun ia enggan melakukannya.

"Aletta, ayo cium tangan nak Arvin sebagai suami kamu!" perintah Luna pada anak semata wayangnya.

Aletta yang mendengar suara lembut itu menoleh tidak yakin pada sang bunda, berharap wanita itu bisa membangunkan Aletta dari mimpi buruknya.

tapi sial nasi sudah menjadi bubur dan ini semua bukan ilusi, ini nyata.

Mau tidak mau dan dengan terpaksa, Aletta menarik tangan Arvin dan segera menciumnya. Tidak berhenti disitu, Aletta yang masih menunduk itu dibuat termangu saat merasakan bibir Arvin mencium keningnya. Gemuruh di hatinya kembali muncul, ingin sekali rasanya Aletta meninju perut laki-laki di hadapannya saat ini, yang dengan lancang sudah berani mencium keningnya.

Aletta mendongak, menatap horor wajah Arvin yang ternyata juga tengah menatapnya dengan senyuman, yang justru terlihat lebih menyebalkan.

"Awas lo vin, tunggu pembalasan gue!" seru alleta tanpa suara, Arvin yang bisa membaca itu segera mengangkat sebelah Alis seperti bertanya, kenapa?

Aletta berdecak malas, memalingkan wajah menatap apapun asal jangan wajah Arvin. Sekarang dia percaya dengan kalimat jangan terlalu membenci lawan jenis, nanti jadi jodoh.

Arghh … menurut Aletta ini salah, ia dijodohkan jadi bukan berarti jodoh kan?

***

"Ini serius … kita tinggal disini cuma berdua doang?" tanya Aletta sesaat setelah kedatangan mereka berdua, di rumah pemberian pak Wijaya-ayah Arvin sebagai hadiah pernikahan.

Gadis itu mengerjapkan mata, takjub melihat pintu yang menjulang tinggi di hadapannya. Sedangkan Arvin, laki-laki itu masih sibuk mengeluarkan koper dari bagasi mobil.

"Bertiga, lo gue sama anak kita nanti!" jawab Arvin asal ceplos

"Apaan sih lo vin, nggak lucu tau !" seru Aletta sedikit berteriak, gadis itu membalikkan badan menatap Arvin dengan berkacak pinggang.

Arvin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas jengah, bagaimana bisa ia terjebak dalam situasi seperti ini.

"Daripada lo ngoceh mulu di situ, mending sini bantuin suami lo" jawab Arvin penuh penekanan di akhir kalimat.

"Gausah diperjelas, gue sama lo cuma dijodohkan jadi… " Aletta menghentikan ucapannya, kakinya terus melangkah mengikis jarak antar keduanya hingga posisi mereka hanya berjarak dua jengkal.

"...gue harap, pernikahan ini cuma lo, gue dan keluarga kita yang tau! Gimana lo setuju?"

Arvin tak menjawab, lelaki itu hanya melayangkan tatapan yang sulit sekali dijabarkan oleh Aletta, ditambah dengan seringaian kecil yang membuat si gadis tambah bingung.

"M-mau ngapain lo?" tanya Aletta saat dengan tiba tiba Arvin ikut mengikis jarak antar keduanya.

Arvin terus melangkah maju, membuat Aletta juga turut memundurkan tubuhnya, hingga punggung ringkih itu menabrak pintu dari kayu jati di sana. Susah payah gadis itu meneguk salivanya sendiri, apalagi saat menatap wajah Arvin yang hanya berjarak sejengkal darinya. Bahkan ia pun bisa merasakan deru nafas laki-laki itu menyapu wajahnya. Akh … ini adalah first time seorang Aletta melihat lawan jenis sedekat ini.

Dengan senyuman merekah, Arvin semakin mendekatkan wajahnya hingga kedua hidung itu saling menempel dan tangan Arvin bergerak mengelus surai indah milik Aletta. Jangan tanyakan bagaimana keadaan gadis itu, Aletta benar-benar dibuat mati kutu dan hanya bisa memejam dengan merapalkan segala doa yang ia hafal.

Melihat itu membuat mulut Arvin berkedut menahan senyum, merasa puas. Kemudian berdehem untuk menetralkan semuanya.

"Ngapain lo merem-merem disini? Minggir sana gue mau buka pintu!"

Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Arvin segera membuka pintu rumah dan langsung masuk meninggalkan Aletta dengan perasaan yang campur aduk.

"Mikir lo kejauhan Aletta!"

...****...

Entah sudah keberapa kali Aletta dengan piyama bergambar beruang kebanggaanya itu, menghela nafas jengah. Ia sudah sangat mengantuk tapi tetap berusaha untuk terjaga.

"Kalau mau berdiri terus, di luar sana sekalian!" gerutu Arvin yang baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung mendaratkan tubuhnya pada kasur oversize yang sangat terlihat empuk.

"Kita tidur berdua?"

Kini giliran Arvin yang dibuat menghela nafas jengah, sembari meraup wajahnya kesal.

"Terus lo maunya tidur bareng orang berapa? satu Rt, satu Rw, nggak sekalian aja satu komplek lo ajakin tidur disini!"

Aletta yang masih berdiri diambang pintu menghentakkan kakinya kelewat kesel. Apakah Arvin tidak paham dengan apa yang ia maksud? dan cowok itu … kenapa dia bisa bersikap biasa saja padahal sejak tadi Aletta tengah diserang panas dingin di sekujur tubuhnya.

"Gue gak akan nyentuh lo sedikitpun, Al" Arvin kembali membuka suara, menarik tangan Aletta agar mau duduk disampingnya.

" tapi…"

"Tapi apa?" Potong gadis itu cepat, dengan mata yang masih menatap horor suaminya.

"Tapi lo tidur di sofa, dan gue tidur di kasur! Gimana lo setuju kan?"

Aletta melongo tak percaya, gadis itu menurut saja saat Arvin mendorongnya hingga berada di sofa panjang yang ada di kamar mereka.

"Oke deal, diem berarti setuju?" Arvin bertepuk tangan, kemudian kembali ketempat awal dan langsung menjatuhkan tubuhnya pada kasur oversize yang ada disana.

Melihat itu, tentu membuat Aletta yang memang kesabarannya setipis tisu dibagi delapan tersulut emosi.

"Enak aja nggak, lo laki- laki jadi harus ngalah gue yang tidur di kasur dan lo, yang tidur di sofa!"

"Nggak mau! Emang siapa lo nyuruh-nyuruh gue?"

"Gue … istri lo lah!" Aletta menutup mulutnya dengan cepat, bodoh sekali kenapa dia bisa berbicara seperti itu.

"Oke kalau gitu kita tidur di kasur bareng-bareng. Sekalian kita ngerjain projek!" Cicit Arvin berusaha menggoda. Dan benar saja karena ucapan Arvin pipi gadis dihadapannya menjadi merah bak udang rebus.

"Al, pipi lo merah banget! Kenapa tuh? Lo beneran mau bikin orang ketiga diantara kita?"

Aletta kembali merasakan panas di sekujur tubuh terutama di bagian pipi, Arvin benar-benar membuatnya kehabisan kata-kata malam ini.

"Arvin gilaaaa!"

Terpopuler

Comments

Darellia

Darellia

hay kak, maaf ya aku telat mampir terus semangat ya

2023-10-15

1

SUKARDI HULU

SUKARDI HULU

Nih sudah mampir kk, jangan lupa mampir juga y❣️🫰🙏

2023-09-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!