ALMAHYRA : LUKA YANG KAU TANAMKAN

ALMAHYRA : LUKA YANG KAU TANAMKAN

BAB 1 (PERLAKUAN KASAR)

Assalamu'alaikum,, Salam hangat untuk pembaca semuanya..

Terimakasih banyak ya sudah mau mampir dan membaca novel saya yang ke sekian kalinya😇...

Cerita kali ini bertema kan tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Semoga suka dengan alur ceritanya dan jangan lupa dukungannya dengan memberi like dan komentar terbaiknya ya..

SELAMAT MEMBACA

🙂🥰🤗

...💕💕💕...

Almahyra memandangi pantulan dirinya didepan cermin yang ada didalam kamarnya. Malam itu, Alma, nama panggilan gadis cantik bertubuh mungil tersebut, sengaja berhias diri untuk menyambut kedatangan suaminya tercinta yang beberapa hari ini pergi keluar kota untuk melaksanakan tugas lapangan yang diberikan oleh dosen di kampusnya.

Alma kembali tersenyum lebar memandangi dirinya yang sangat cantik dengan menggunakan gaun biru pemberian dari Rifan, Suaminya yang baru saja satu bulan menikahinya. Sedangkan tangan kanan Alma terlihat sedang mengelus - elus lembut bagian perutnya yang sudah mulai membucit.

Yah.. Pernikahan Alma dan Rifan terjadi tanpa direncanakan. Karena memang mereka masih sangat muda dan sama - sama masih berstatus mahasiswa di sebuah universitas yang sama. Mereka yang awalnya berpacaran terpaksa menikah karena Alma dihamili oleh Rifan. Kejadian yang begitu cepat, tanpa ada niat dan keinginan dari mereka masing-masing untuk berbuat diluar batas seperti itu. Namun, semuanya sudah terlanjur terjadi dan mau tidak mau mereka akhirnya harus menikah.

Meskipun Alma tahu dia sudah melakukan dosa besar atas perbuatannya tersebut, ditambah lagi ia sudah membuat kedua orang tuanya kecewa dan marah. Namun, disisi lain Alma merasa cukup bahagia bisa menikah dengan Rifan, sosok lelaki yang sangat tulus menyayanginya dan juga bertanggung jawab dengan apa yang ia perbuat. Begitu juga dengan Alma yang begitu sangat mencintai dan menyayangi kekasihnya itu.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara sebuah mobil memasuki halaman rumah mewah milik keluarganya Rifan. Memang saat ini Alma tinggal dirumah Rifan, sedangkan keluarga Alma sendiri berada dikampung. Dan sebelum menikah dengan Rifan, Alma ngekos tidak jauh dari kampusnya.

"Bang Rifan sudah pulang.." gumam Alma dengan nada kebahagian yang tiada tara karena memang kepulangan Rifan sangat dinanti - nantinya, meskipun suaminya itu hanya pergi 5 hari saja, namun sudah mampu membuat Alma merasa rindu sepanjang hari.

Alma kemudian bergegas berlari kecil menuruni anak tangga menuju ke pintu depan untuk menyambut kepulangan suaminya itu. Sesampainya didepan pintu utama, senyum Alma semakin merekah saat ia melihat Rifan yang baru saja turun dari mobilnya yang dikendarai oleh Pak Iwan, Supir pribadi keluarga Rifan. Almapun langsung melangkah penuh kepastian mendekati Rifan. Dan kini, Alma sudah berada tepat didepan Rifan. Maka dengan spontan Alma langsung saja mengulurkan tangannya kearah Rifan bermaksud untuk menyalami dan mencium tangan Suaminya itu. Tapi, sebuah tindakan tak terduga malah diberikan oleh Rifan. Alih - alih meraih uluran tangan dari Alma, Rifan malah menepis nya dengan kasar dan kemudian berlalu dari sana dengan langkah cepat, meninggalkan Alma yang menatap Rifan dengan penuh kebingungan.

Setelah itu, masih dengan kebingungan, Alma kemudian mengikuti langkah kaki Rifan yang mulai menaiki anak tangga menuju kekamar mereka.

"Bang.. Bang Rifan.. Kenapa? Ada masalah ya?" dari belakang punggung Rifan, Alma bertanya - tanya dengan ekspresi bingungnya. Namun, yang ditanya tidak menjawab dan terus melangkah cepat menuju kearah kamar dan akhirnya Rifan sampai didepan pintu kamar dan kemudian masuk kedalam kamar dengan sebelum itu ia membuka dan mendorong pintu kamar dengan keras dan kasar. Sontak saja hal itu membuat Alma langsung tersentak kaget, tidak menyangka Rifan melakukan hal itu.

"Ya, Allah.. Bang Rifan..!!" desis Alma dengan wajah tak percaya atas apa yang telah Rifan lakukan barusan. Apalagi selama kenal dengan suaminya itu, tidak pernah sekalipun Alma melihat Rifan semarah dan sekasar ini. Tentu saja bersarang pertanyaan besar dibenak Alma, ada apa dan kenapa suaminya terlihat begitu marah.

Rifan kemudian duduk ditepi ranjangnya dengan melotot gusar kearah Alma. Tatapan tajam dan mengandung kemarahan masih tertangkap oleh Alma sehingga membuat Alma langsung saja menghampiri suaminya itu dan kemudian ikut duduk disampingnya.

"Bang Rifan, kenapa? Gak suka ya lihat Alma pakai baju ini?" tanya Alma dengan wajah polosnya itu menatap Rifan dengan penuh perhatian seraya tangannya menyentuh bahu Rifan.

"TURUNKAN TANGAN KAMU DARI BAHU SAYA!!" perintah Rifan tiba - tiba dengan nada setengah membentak.

Bentakan yang lumayan kuat itu membuat darah Alma langsung berdesir hebat, sesuatu hal yang sekalipun tak pernah terlintas dipikirannya bahwa Rifan akan tega membentaknya seperti itu. Kendatipun demikian, tangan Alma masih tetap berada di bahunya Rifan.

"Gak dengar kamu ya? turunkan tangan mu ini..!!" ketus Rifan dan kali ini langsung menjatuhkan tangan Alma dari bahunya dan lagi - lagi Alma hanya bisa melongo kebingungan menerima perlakuan kasar yang diberikan oleh suaminya itu.

"Tapi, bang.. Ada apa sebenarnya? Bang RIfan lagi ada masalah ya dikampus?" Alma kembali menyodorkan pertanyaan ke Rifan dengan sabar dan tenang. Karena hatinya berkata bahwa Rifan pasti lagi kecapean sehingga membuat pikirannya jadi suntuk, sampai akhirnya timbul perasaan kesal dihati Rifan dan ingin menumpahkan rasa amarahnya itu. Alma berusaha untuk berpikiran positif meskipun apa yang terlihat tidak sesuai dengan yang ada didalam hatinya. Bukannya menjawab pertanyaan Alma, Rifan malah membuang wajahnya kesmbarang arah.

"Iya, maaf bang Rifan. Alma tahu pasti bang Rifan kecapean kan? karena baru pulang dari luar kota. Jadi, sekarang abang mau Alma bikinkan minum? Kopi mungkin? Biar Alma bikinkan kopi spesial untuk bang Rifan. Tunggu sebentar ya.." ucap Alma yang diakhiri dengan senyum ikhlasnya itu. Tanpa menunggu jawaban dari Rifan, Alma pun langsung bergegas keluar dari kamar dan menuju ke dapur.

Selang beberapa menit kemudian, Alma kembali datang dengan membawa minuman yang ia buat untuk suaminya itu.

"Bang Rifan sayang.. Ini Alma bawakkan minuman spesial tuk abang.." ucap Alma setelah masuk ke dalam kamar namun tidak melihat Rifan duduk ditempat yang tadi. Alma kemudian meletakkan minuman tersebut diatas meja dan berjalan menuju kamar mandi karena ia mendengar bunyi percikan air dari dalam sana.

"Bang Rifan lagi mandi ya?" tanya Alma sembari mengetuk halus pintu kamar mandi tersebut. Rifan tidak menjawab pertanyaan dari Alma, namun tak lama kemudian Rifan keluar dari kamar mandi dengan ekspresi wajah yang kali ini semakin menyeramkan bagi Alma. Wajah itu begitu sangar yang ia perlihatkan dihadapan Alma.

Alma hanya mampu bertanya - tanya dalam hati dan juga mencoba mengingat apakah ia telah berbuat satu kesalahan sehingga membuat suaminya jadi marah seperti itu. Tapi, Alma sedikitpun tidak menemukan dimana letak kesalahannya.

"Alma ada salah ya bang?" akhirnya Alma bertanya kepada Rifan dengan wajah pilu dan hati yang risau.

"YA.. Kamu sudah berbuat kesalahan. KESALAHAN FATAL, ALMA!!!" ungkap Rifan akhirnya dengan mengarahkan telunjuknya ke wajah Alma.

"Ke-kesalahnan apa, bang?" tanya Alma dengan terbatas - bata.

Tapi, bukan langsung menjawab pertanyaan dari Alma, Rifan malah menggeserkan tubuh Alma dari hadapannya dengan sangat kasar. Hampir saja tubuh Alma menabrak meja yang ada disudut sana karena saking kuatnya ia mendorong tubuh istrinya itu.

"Malam ini.. Kamu tidur disofa sana!!" ketus Rifan seraya melempar bantal dan selimut milik Alma kearah sofa. Sedangkan Alma hanya diam mematung dengan hati dan perasaan yang ngilu.

...🌺🌺🌺🌺...

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!