Setelah puas memarahi Alma bertubi - tubi, lalu Rifan keluar dari kamar dengan sebelum itu ia mengunci pintu kamar tersebut dari luar.
"Bang, bang Rifan? Buka pintunya.. Kenapa Alma dikunci didalam bang?" tanya Alma dengan menarik gagang pintu yang sudah terkunci itu. Tapi, Rifan sama sekali tidak menggubris rengekkan Alma tersebut. Ia malah berlalu dari sana menuju kebawah.
Sesampainya dibawah, Rifan berpapasan dengan Mamanya.
"Rifan, ada apa ini? Mama dengar ada keributan dikamar kamu." tanya Jelita, wanita separuh baya yang merupakan Mamanya Rifan.
"Ngak ada apa - apa Ma, biasalah.. Rifan cuman lagi memberikan sedikit pelajaran untuk Alma." jawab Rifan dengan cuek.
"Pelajaran apa, Rifan? Mama dengar Alma sampai menangis gitu dan juga ada benda - benda yang berjatuhan. Kalian tidak sedang bertengkar hebat kan?" tanya Jelita lagi seraya menatap Rifan dengan curiga.
"Ya.. Pelajaran agar dia tidak lagi berbuat macam - macam dibelakang Rifan. Mama tahu sendiri kan Aku paling tidak suka dikhianati." kata Rifan dengan geram.
"Memang apa yang dilakukan Alma? Dia mengkhianati kamu? Mengkhianati bagaimana maksud kamu, Fan?" Mama Rifan kembali bertanya dengan nada tak percaya.
"Tadi Rifan lihat dia sedang berduaan dengan teman laki - lakinya saat di kampus Ma, laki - laki itu lagi memeluk Alma dari belakang. Bagaimana Rifan tidak marah melihat istri Rifan bermesraan dengan cowok lain? dan sebelum - sebelum nya juga Rifan sudah menyelidiki gerak gerik Alma, Rifan suruh orang untuk menguntit keseharian dia di kampus. Dan ternyata apa.. dia sering berhubungan dan berduaan dengan cowok yang bernama Rama itu." cerita Rifan dengan geramnya.
"Ya ampun, Alma seperti itu? Mama sungguh tidak menyangka, Fan." kata Mama Rifan dengan menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Makanya mulai hari ini.. Rifan sudah putuskan Alma untuk berhenti kuliah. Biar dia dirumah saja. Dia tidak boleh keluar dari rumah sebelum Rifan memberikan dia izin untuk keluar rumah." kata Rifan dengan suara yang lantang. Sedangkan wajah Mama Rifan langsung berubah menjadi sumringah mendengar pernyataan anak lelakinya tersebut.
...🌺🌺🌺🌺...
Sudah 2 jam lebih Alma dikurung didalam kamarnya, dan sudah berkali - kali pula Alma mencoba berteriak dan memanggil siapapun itu yang ada dirumah ini agar membuka kan pintu. Namun, sangat disayangkan tidak ada satupun yang datang menolongnya untuk membuka kan pintu.
Alma juga sudah berkali - kali menghubungi nomor Rifan dan juga mengirimkan pesan singkat ke nomornya. Tapi, semuanya juga sia - sia. Panggilan dan pesan dari Alma sama sekali tidak dihiraukan lelaki itu.
"Bang Rifan.. Kenapa jadi seperti ini? Bang Rifan kok tega sekali sama Alma.." lirih Alma yang hanya bisa menangis tersedu - sedu.
'Alma kelaparan bang.. Alma mohon bukakan pintunya, Alma belum makan sejak tadi pagi. Perut Alma perih banget ni bang, Alma lagi hamil lo bang.. Janin ini juga butuh makan.'
Akhirnya Alma mengirimkan pesan tersebut ke Rifan. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa, sedangkan tubuhnya sudah semakin lemah tak berdaya untuk berteriak.
Selang 5 menit kemudian setelah Alma mengirimkan pesan terakhir tersebut, akhirnya pintu kamarnya terbuka dan muncullah Rifan didepan pintu sana dengan membawa sepiring nasi. Melihat Rifan datang membawa makanan tersebut, membuat Alma langsung menghela nafas dengan lega. Setidaknya ia beranggapan Rifan masih peduli terhadapnya.
"Bang.. Ini makanan untuk Alma kan?" tanya Alma yang perlahan - lahan berdiri dari tempatnya duduk tadi. Sedangkan Rifan kini sudah berada di depan Alma.
"Yaa.. Makanlah, tapi hukuman untuk kamu akan tetap berlanjut setelah ini." ujar Rifan dengan nada dingin.
"Hukuman? Memang Alma melakukan kesalahan apa bang Rifan, sampai - sampai bang Rifan memberikan Alma hukuman seperti ini?" tanya Alma dengan nada kesal.
"Bang Rifan seperti bukan bang Rifan yang Alma kenal. Bang Rifan berubah!!" lanjut Alma lagi yang seakan ingin menumpahkan kekesalan yang sejak tadi ia tahan.
"Bang Rifan jadi Kasar, pemarah dan bahkan tidak segan - segan menyakiti Alma. Bang Rifan kenapa? Apa salah Alma!!?? Kenapa bang Rifan tega mengurung Alma dikamar selama 2 jam lebih ini, kenapa bang??" tanya Alma bertubi - tubi dengan tarikan nafas yang naik turun.
"DIAM KAMU..!!" bentak Rifan. Bukannya kata maaf yang diucapkan oleh suaminya itu, tapi malah bentakan yang begitu kuat terdengar ditelinga Alma. Bentakan yang membuat hati Alma langsung terhenyak. Alma kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan air mata yang sudah tergenang sedari tadi akhirnya kembali tumpah membasahi pipinya yang mulus.
"Masih bertanya kenapa aku berubah seperti ini ha? Seharusnya kamu intropeksi diri..!!" kata Rifan seraya menempelkan jari telunjuknya didada Alma, dengan setengah menekannya.
"Sekarang.. kamu jawab jujur Alma, ada hubungan apa kamu dengan Rama?" tanya Rifan dengan mata tajamnya itu memandang Alma penuh selidik.
"Hubungan apa maksud bang Rifan? Aku.. Aku gak paham kemana arah pembicaraan bang Rifan ini." kata Alma dengan mengeleng - gelengkan kepalanya.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan Ha??" tanya Rifan lagi dan kali ini ia mencengkram lengan Alma dengan kuat.
"Aduhh.. Sakit bang.." keluh Alma yang menahan sakit pada lengannya.
"MAKANYA JAWAB..!!" Rifan kembali membentak Alma.
"Ngak ada, gak ada hubungan apa - apa. Bang Rifan jangan salah paham dengan yang bang lihat, tadi itu.. Alma.." belum sempat Alma menyelesaikan ucapannya, Rifan malah mendorong tubuh Alma sehingga jatuh dan mendarat diatas kasur.
"Aku tidak akan biarkan kamu keluar dari kamar sebelum kamu mengakui perbuatan busuk mu itu, Alma." ketus Rifan dan setelah itu berlalu dari sana dengan kembali mengunci pintu kamar dari luar. Alma kemudian berlari menghampiri pintu dan mencoba membuka pintu yang sudah terkunci itu.
"Bang Rifan.. Bang.. Buka pintunya.. Alma mohon.." kata Alma dengan setengah memohon. Tapi, sepertinya permohonan Alma itu sia - sia saja karena langkah kaki Rifan terdengar sudah semakin menjauh dari kamar tersebut.
Setelah itu, Alma kembali terduduk lemas di depan pintu dengan memegang perutnya yang terasa semakin perih. Sebenarnya Alma sungguh tak selera untuk makan meskipun saat ini ia sangat kelaparan. Tapi, Alma tidak ingin juga memperturutkan seleranya. Dia harus makan, Alma tidak ingin janin yang dikandungnya jadi bermasalah karena ia yang telat makan. Maka Alma putuskan untuk makan makanan yang dibawakan Rifan tadi. Dengan langkah tertatih - tatih Alma berjalan menuju ke arah meja untuk mengambil makanan tersebut. Namun, belum sampai ia ke tempat tujuan, Tubuh Alma kembali oyong dan apa yang ada disekitarnya pun seakan berputar - putar. Alma merasakan pusing dan sakit kepala yang begitu hebat, sampai akhirnya Alma pun jatuh Pingsan. Alma tak sadarkan diri dilantai kamarnya.
...🌺🌺🌺🌺...
BERSAMBUNG..
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments