MENGAGUMIMU
...“Dirimu hanya diam namun sudah menarik perhatian banyak orang”...
Agustus 2019, masa ospek atau pengenalan lingkungan kampus bagi mahasiswa baru, aku Jasmine Anggraini, mahasiswa baru disalah satu kampus di Riau. Aku mahasiswa rantau yang berasal dari luar provinsi Riau. Aku disini tinggal disebuah asrama kecamatan ku yang biaya perbulannya sangat murah walaupun seharusnya gratis namun karena tidak adanya dana tambahan dari kecamatan ku untuk biaya listrik dan sebagainya maka kami harus iuran tiap bulannya untuk membayar listrik, air, dan lain sebagainya. Jarak dari asramaku kekampus ku cukup dekat sehingga aku kerap kali berjalan kaki ke kampus bersama teman-teman. Sudah hampir seminggu kegiatan ospek ini dilakukan, sungguh melelahkan. Mulai dari ospek tingkat kampus, fakultas maupun prodi, cukup menguras tenaga terutama bagi yang tidak terbiasa banyak kegiatan dan kami sebagai mahasiswa baru masih mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru kami terkhusus anak-anak rantau.
“Min, ya ampun, liat deh bang Husein, adem banget Masyaa Allah” ucap girang temanku Lili
Lili Sanita, teman baruku yang cukup akrab selama masa ospek ini, kami kerap kali berdua jika pergi kemanapun selama dikampus. Dia seseorang yang cukup aktif namun terkadang mudah panik dan mudah overthinking sehingga aku juga terkadang cukup kewalahan untuk menenangkannya dan meyakinkannya ini bukan apa-apa. Tapi dia cukup cepat jika membahas lawan jenis. Dasar hahahah.
Aku celingukan mencari mana orang yang dia maksud, karena jujur saja aku baru mengetahui beberapa orang saja, baik itu senior maupun teman seangkatanku. Lili orang yang ramah sehingga dia duluan yang mengajakku berbicara dan mengobrol hingga kami menjadi teman sejak hari pertama.
“Mana sih ? Yang mana bang Husein-Husein itu ? Gatau aku” bingungku sambil masih celingukan kesana kemari.
“Ih itu loh yang pakai kemeja warna pink, sawo matang abangnya” jelas Lili,
“Ohh, itu ? biasa aja. Terus ademnya dimana ?” ucapku menilai setelah menemukan orang yang dimaksud dan langsung mendapatkan pukulan ringan dari Lili, aku pun mengaduh terkejut.
“Hihh kamu tuh belum tahu ya, abang itu Masyaa Allah banget soalnya katanya selalu menundukkan pandangan sama lawan jenis, apalagi pas ngaji duh suaranya itu loh, terus banyak juga senior-senior yang cerita abang itu idaman banget.” terang Lili dengan mata berbinar sambil terus memandang orang tersebut.
Aku perhatikan lagi orang tersebut dan berkata pada Lili “Tapi itu sama senior-senior yang perempuan biasa aja tuh. Lagian kata kamu kan katanya jadi masih belum bisa dibenarkan tuh faktanya. Liat aja dia kayak cowok-cowok kebanyakan santai juga ngobrolnya sama lawan jenis. Mana coba Masyaa Allahnya ?”
“Hih udah deh kamu mah ngga ngerti.” kesal Lili pergi meninggalkan ku.
Aku pun tertawa melihat reaksi Lili dan mengejarnya sambil mengatakan “Udah-udah ngga usah diliatin mulu, bolong nanti wajah abangnya, serem soalnya tatapanmu.” Ledekku sambil menariknya pergi ke mushollah soalnya sudah waktunya shalat dan kamipun belum makan siang.
Tak terasa sudah sore dan akhirnya pun kegiatan ospek hari ini berakhir, aku pun akan balik ke asrama ku sendiri karena Lili beda arah dengan ku. Saat dijalan menuju asrama ku, aku tak sengaja bertemu orang tersebut orang yang aku dan Lili bicarakan tadi disalah satu tempat percetakan yang berada disekitar kampus. Sambil terus berjalan aku memperhatikan orang tersebut dan mulai bertanya-tanya dimana letak menariknya dari orang tersebut, soalnya tidak hanya Lili yang tertarik dengan orang tersebut namun juga beberapa teman-teman seangkatanku yang membicarakan orang tersebut juga beberapa senior lainnya ketika istirahat. Bagiku biasa saja bahkan ada yang lebih baik dari dirinya, namun yah aku sadar penilaian setiap orang tentu berbeda-beda.
Aku terkejut ketika tersadar dia melihatku “Oh ya ampun!!! Gimana nih, bakal dikira aneh-aneh ngga ya ?” ucapku dalam hati saat tidak sengaja kami bertatapan, untungnya dia langsung memalingkan pandangan.
“Oh Jasmine, bego banget kalau mau mikirin ya mikirin aja ngapain sambil diliatin coba. Kan sekarang jadi malu-maluin.” Makiku dalam hati pada diriku sendiri yang sungguh teledor dan membuat malu diri sendiri.
Aku pun buru-buru berjalan menuju asramaku yang berada disekitar tempat tersebut, setelah sampai asrama aku mulai membersihkan diri dan beristirahat. Malamnya aku pergi keluar untuk membeli makan malam karena aku tidak bisa memasak dan terlalu lelah hingga akhirnya memilih membeli makanan diluar. Besok adalah hari terakhir kegiatan ospek kampus ku, mengingat kejadian pulang kampus tadi aku sangat berharap semoga aku akan jarang bertemu orang tersebut, aku takut dikira aneh-aneh oleh orang tersebut karena ketahuan melihatnya saat itu padahal tidak saling mengenal bahkan mungkin dia tidak tahu kalau aku juniornya dari jurusan yang sama. Semoga saja dia lupa akan kejadian sore tadi. Sekarang aku harus tidur karena badanku sungguh sangat lelah.
Esok harinya
Kegiatan ospek hari terakhir ini hanya mendengarkan beberapa arahan dan amanat yang berkaitan dengan apa yang akan kami jalani kedepannya. Setelah kegiatan tersebut kami dipersilahkan meninggalkan tempat dan kembali ke jurusan masing-masing. Setelah kami tiba dijurusan kami diarahkan untuk duduk dan berkumpul karena para senior akan memberikan beberapa arahan dan tugas kepada kami. Tugas yang kami dapatkan ialah kami harus mengumpulkan biodata dan tanda tangan senior-senior sebanyak 150 dan seluruh dosen dijurusan kami. Wahh ternyata hal-hal seperti ini masih ada sampai saat ini, sungguh bukan kah hal ini merupakan salah satu kegiatan ospek yang sudah terlalu kuno. Bagaimana ya mungkin memang tujuannya baik agar kami bisa mengenal senior-senior kami dimana tentu saja akan ada kerjasama atau hubungan antara kami dan senior kedepannya namun tetap saja bagiku hal tersebut merupakan kegiatan yang sia-sia.
Kenapa aku bisa bilang seperti ini karena ya buang-buang waktu, buang-buang kertas, buang-buang tinta pena dan buang-buang tenaga. Padahal ada banyak kegiatan atau usaha yang lebih efisien untuk bisa saling mengenal dengan waktu yang singkat dan tidak memfokuskan pada kegiatan satu saja. Juga kertas dan pena yang digunakan akan lebih bermanfaat bila di berikan kepada anak-anak yang punya keinginan untuk belajar namun kurang mampu, karenakan setelah waktu meminta tanda tangan tersebut habis tentunya kertas-kertas atau buku yang digunakan hanya akan disimpan atau dibuang, sayang sekali bukan padahal untuk membuat kertas-kertas tersebut kita harus menebang pohon-pohon. Yah tapi mau bagaimana lagi, aku terlalu takut untuk menyampaikan pendapatku jadi hanya kusimpan dalam pikiran ku saja dan aku tetap menjalankan tugas-tugas tersebut dengan sepenuh hati, aku harus ikhlas dan semangat agar tidak terasa melelahkan mengerjakan tugas tersebut walaupun bertentangan dengan pikiranku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
SUKARDI HULU
Nih sudah mampir kk, jangan lupa like, follow, dan beri hadiah y❣️🫰🙏
2023-09-20
2