...“Inikah awalnya ? Obrolan pertama dibalut tugas ?”...
Seminggu telah berlalu sejak awal dimulainya perkuliahan dan seminggu pula telah aku lalui tugas dari senior yang menurutku konyol walaupun dikatakan ini agar kami saling mengenal dengan senior. Bagaimana bisa saling mengenal jika mayoritas dari kami menganggap ini adalah tugas yang harus diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran agar tidak mendapatkan hukuman, kecil kemungkinan bagi kami untuk bisa mengingat 150 nama senior hanya dalam waktu singkat terutama untuk diriku yang sulit mengingat nama dan wajah seseorang. Bahkan aku sampai tidak sadar sudah meminta sebanyak 3 kali biodata dan tanda tangan seorang senior yang bernama Kak Nina, hingga kakak tersebut mengingatkan ku. Sungguh memalukan.
Selepas sholat Dzuhur di Musholla terdekat aku dan kedua temanku berjalan kembali menuju gedung prodi kami, hanya sekedar informasi kampus jurusanku lorong bangunannya seperti rumah sakit. Ketika hampir mendekati ruangan kelas yang akan aku masuki kami harus melewati 1 lorong dan disana terdapat tiga orang senior yaitu Kak Cici, Bang Husein dan Bang Rahmat.
“Seandainya ada jalan lain” pikir ku dalam hati karna tidak mau harus berpapasan dengan senior apalagi melewati mereka, terasa sangat segan.
Namun hal tersebut tentu tidak mungkin, aku harus melewati mereka dan menyapa mereka. Aku dan kedua teman seangkatanku pun berjalan melewati lorong tersebut dan aku berada di paling belakang.
“Permisi Kak” Ucapku saat melewati mereka.
Namun baru 1 anak tangga ku pijaki untuk melewati lorong tersebut aku mendengar Bang Husein berkata
“Adek itu belum minta tanda tangan sama aku.” Ucapnya kepada Kak Cici dan Bang Rahmat.
Aku berusaha mengabaikan dan berjalan dengan biasa namun dengan cepat Kak Cici memanggil ku dan bertanya
“Jasmine udah minta tanda tangan abang ini ?” tanya Kak Cici ketika aku berbalik menghadap mereka.
Dengan senyum canggung aku pun bilang “Belum kak” dengan nada pelan, Kak Cici pun kembali bertanya
“Kenapa ngga minta ?” dan dengan senyum canggung yang masih bertahan di wajahku aku membuat alasan dengan berkata
“Oh iya kak ini mau minta” Ucapku pada Kak Cici.
Selanjutnya ku arahkan badan ku menghadap Bang Husein dan dia menyuruh ku duduk disebelah kirinya karena disebelah kanannya Kak Cici duduk disana dan Bang Rahmat duduk bersebrangan dengan mereka. Aku pun duduk dan langsung memperkenalkan diriku kepada Bang Husein.
“Perkenalkan Bang nama saya Jasmine Anggraini, angkatan 2019 berasal dari Kepulauan Riau dan sekarang beralamat di Jl. Melati.” Ucapku sembari menyerahkan buku tugasku yang berisi nama-nama dan tanda tangan senior kepada Bang Husein karna Bang Husein ingin menulis sendiri biodatanya.
Baiklah sebelum melanjutkan percakapan kami ini, sebenarnya ada alasan khusus kenapa aku tidak meminta-minta tanda tangannya padahal sering bertemu, itu karena Bang Husein selalu memberikan pertanyaan seputar agama terhadap junior-juniornya. Karena diriku sangat sadar 100% bahwa pemahaman ku terhadap agamaku sangat-sangat buruk terutama dari banyak yang kudengar Bang Husein sering menanyakan silsilah keluarga Nabi yang jelas-jelas aku hanya tahu dasar-dasarnya bahkan itupun tidak banyak. Maka dari itu aku selalu menghindarinya dan berfikir tidak masalah aku melewatinya karena satu orang senior yang terlewati tidak akan berpengaruh besar terlebih aku sudah hampir menyelesaikan tugasku dengan sudah mendapatkan hampir mencapai 100 lebih senior.
Oke kembali ke percakapan kami,
“Sebutkan Rukun Islam !” Ucap Bang Husein begitu aku selesai memperkenalkan diri.
Diriku sangat terkejut terlebih aku sudah terlalu gugup dan aku mulai kikuk serta menjawab dengan tidak jelas padahal apa yang dia minta sangat dasar sekali bagiku. Beruntungnya aku Bang Rahmat membantu ku dengan berkata
“Gugup adek ni Bang, ulangi aja lagi.” Ucap Bang Rahmat.
Mendengar ucapan Bang Rahmat membuat ku sedikit tenang karena dia membantuku untuk bisa mengulang lagi. Bang Husein pun mempersilahkan aku mengulang kembali dan Alhamdulillah aku berhasil dan menyebutkan Rukun Islam dengan benar. Selanjutnya Bang Husein memberikan ku pertanyaan kedua.
“Surat yang menceritakan tentang wanita surat apa ?” Tanya Bang Husein kepadaku.
Aku berfikir sejenak dan menjawab
“Surah An-Nisa Bang.” Jawabku, dan ternyata benar aku cukup beruntung karena aku cukup sering mendengar surah tersebut kalau tidak mungkin aku tidak akan bisa menjawab dan akan membuat diriku malu didepan senior-senior ini.
Bang Husein menyerahkan buku tugasku kembali yang sudah dia isi dan tanda tangani, aku cukup terkejut karena hanya diberikan 2 pertanyaan yang itu sebenarnya bagi orang lain sangat mudah, bagaimana tidak pertanyaan itu disuruh menyebutkan rukun Islam dan nama surah saja. Aku berfikir apakah ketidaktahuan ku sangat terlihat sehingga dia memberikan level pertanyaan yang sangat mudah. Wahhh aku cukup kesal menyadari hal tersebut tapi di satu sisi aku merasa bersyukur karena aku tidak akan terang-terangan malu didepan mereka. Aku pun permisi kepada mereka untuk pergi kembali keruangan kelasku.
Sesampainya dikelas aku menghampiri salah satu teman sekelas ku yaitu Dewi. Oh ya aku tidak sekelas dengan Lili jadi sulit untuk bermain bersama kembali atau mengobrol bila tidak sengaja bertemu atau ada kegiatan yang dilakukan 1 angkatan. Dewi dan aku cukup sering mengobrol ketika masa ospek, hal tersebut dimulai karena aku mulai sering memperhatikannya karena wajahnya mirip dengan adek kelasku dulu waktu di SMP dan lucunya dia juga berkata bahwa wajahku mirip juga dengan wajah temannya dari SMP hingga SMA. Kami pun tertawa ketika membahas hal tersebut, apakah wajah kami sangat pasaran hahaha. Selain karena wajah aku sering memperhatikan Dewi karena dia kerap kali tidak mengikuti makan siang bersama dikarenakan dia menunaikan puasa sunah Senin Kamis, aku selalu takjub dengan orang-orang yang menaati perintah Allah. Hingga ternyata kami 1 kelas aku dan Dewi jadi semakin akrab walaupun dia sangat cuek dan tidak peka akan orang-orang disekitarnya tapi dia cukup perhatian jika mengetahui keadaan orang-orang disekitarnya.
“Dew ihhh, tahu ngga tadi aku loh dipanggil buat minta tanda tangan Bang Husein.” Curhatku dengan wajah sedih.
“Ehh iya ? Tuh tuh gimana ? Kok bisa ?” Tanya Dewi
“Entah lah, tadi kan aku abis dari Musholah terus mereka duduk di koridor tuh ya aku lewat lah deket merek tuh dipanggil, kaget oy untung aja pertanyaannya ngga susah. Tapi malu juga masak aku hampir salah-salah ngucapin rukun Islam. Huwaaaa bego banget loh aku.” Rengek ku ke Dewi yang langsung ditertawakannya.
“Hahaha, baguslah. Kan enak bisa ngobrol sama Bang Husein yang menjaga pandangan itu.” Kata Dewi.
Dewi sama sepertiku tidak terlalu tertarik dengan Bang Husein seperti kebanyakan teman-teman kami tapi Dewi sangat kagum dengan laki-laki yang sholeh. Tapi ya begitu dia hanya sekedar suka dengan karakternya tidak seheboh teman lainnya.
“Dihh biasa aja, aku udah keburu takut duluan dari awal soalnya katanya kan pertanyaan-pertanyaan dari dia susah gitu silsilah Nabi, gilak aja ilmu ku mah minim sekali.” Ucapku
“Iyasih aku aja ngga berani, hahahah. Tapi kamu udah banyak banget loh Min itu dapat biodata dan tanda tangan senior, liat deh aku ngga sampe seperempatnya. Males banget ngejar-ngejar senior mana rame-rame kan kayak lagi nunggu antrian sembako.” Kata Dewi dengan wajah kesal.
“Alhamdulillah sih udah 100 an lah sedikit lagi, tapi mah kamu tuh mageran, terus juga emang lucu aja mengerubungi senior udah kayak apa aja loh. Tapi malas juga kalau dihukum.” Ucapku dengan wajah lelah
“Tapi ya aslinya hukumannya lebih enak ngga sih buat essay doang.” Lanjut Ku.
“Enak apaan, malas juga mah buat essay tapi malas juga ngejar-ngejar senior.” Keluh Dewi.
“Ngga usah aja dua duanya woy. Malas semua gitu.” Ucapku gemas kepada Dewi sambil ke cubit pelan lengannya.
Salah satu hal lagi ciri khas Dewi dia mageran untuk beberapa hal, karena dia dan aku sama-sama anak asrama bedanya asrama dia sangat aktif dengan banyak kegiatan dan acara beda dengan asrama ku yang sangat pasif dan minim kegiatan bahkan bisa dibilang tidak ada. Jadi Dewi sudah sangat lelah duluan di asrama, kalau dikampus dia masih bisa menghindari senior-senior ataupun kegiatan lainnya tapi kalau diasrama dia tidak bisa, itu salah satu alasannya dia kerap kali tertangkap ketiduran dikelas.
Akhirnya Dosen masuk dan kami mulai fokus pada kelas sore ini, selesai kelas kami kembali ke kost, asrama atau rumah kami masing-masing karena juga tidak ada izin bagi mahasiswa untuk tetap dikampus hingga larut bila tidak ada surat izin terkhusus bagi perempuan dan alasan yang paling utama adalah kami sudah lelah hahahah. Aku berjalan pulang ke asrama bersama teman-teman ku yang juga searah sambil membahas hari ini yang cukup melelahkan. Sesampai diasrama aku membersihkan diri dan istirahat sejenak menunggu waktu Maghrib yang sebentar lagi akan tiba.
Sedikit tentang asrama ku, walaupun tidak seaktif asrama Dewi tapi ada beberapa tradisi yang dilakukan anak asrama yang membedakan dengan kost, yaitu makan bersama diruang tengah sambil menonton, berkumpul diruang tengah, diprotes bila lebih sering dikamar, dan lain sebagainya. Anehnya aku tidak nyaman dengan hal-hal tersebut, aku merasa tertekan bila berkumpul bersama mereka, aku seperti pura-pura dan itu melelahkan. Kakakku alumni dari asrama tersebut juga dan dia sudah memberikan beberapa gambaran terkait asrama ini. Seperti senioritas, apa-apa saja yang akan membuat senior-senior sensitif dan lain sebagainya.
Akhirnya aku menyerah akan kepura-puraan dan lebih sering dikamar karena aku sudah lelah dikampus menurutku asrama atau kamarku adalah tempat aku istirahat setelah seharian beraktivitas dan bersosialisasi. Jadi aku cukup sering dibicarakan diasrama ini. Tapi aku tidak terlalu peduli karena kenyamanan paling penting. Aku sekamar dengan senior ku juga untungnya dia tidak memaksa ku tapi hanya memberitahukan dan dia juga terkadang membantu menjelaskan kepada senior-senior lainnya bila mereka menanyakanku. Waktu tidur ku pun cepat, aku tidur jam 9 malam dimana kebanyakan mahasiswa biasanya lebih sering bergadang. Jadi yah aku punya alasan untuk menghindari mereka. Ah aku mau istirahat karena besok aku masih harus kekampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments