...“Siapa dia? Wajahmu Asing, tapi degup jantungku tak karuhan, Seolah aku mengenalmu,”...
***
Satu Minggu yang lalu ...
“Cepetan Mel bis nya bentar lagi mau berangkat,”
Teriakan Mira, di dekat pintu masuk Bis, Amel baru saja turun dari motornya, ternyata Amel telat datang ke sekolah untung saja bis nya masih ada, tapi ngomong-ngomong Amel rasa ga bakalan ditinggal, karena kan Amel sendiri yang akan mewakilinya.
“Amel cepat!” sudah terdengar saja teriakan Pak Tino.
“Iya-iya pak sebentar kali,”
Berangkatlah Bis dari sekolah SMK Pasundan Bandung, menuju SMK Mutiara Bangsa, perkiraan menuju Jakarta 4 jam karena Bandung ke Jakarta tidak begitu jauh, apalagi kalau di jalan nya tidak macet.
“Mel Lo kenapa? dari tadi melamun terus,”
Benar saja Amel melamun karena Amel memikirkan apakah Amel bisa bertemu dengan sahabat kecilnya, Amel berharap sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
“Engga Mir, Gue takut aja nanti gue gak bisa jawab pertanyaan waktu Cerdas Cermat,”
“Yaelah Mel, Lo jangan ngomong kaya gitu, kita kan sudah belajar sudah berusaha, yang penting kan kita sudah berusaha, masalah kalah atau menangkan itu mah sudah biasa Mel, kita kan gak bertiga ke Jakarta tapi Pak Tino kan bawa sebagian Team Childers dan pendukung kita, ”
Mira berusaha menenangkan Amel, Amel hanya mengangguk tapi bukan itu yang Amel pikirkan saat ini, tapi Amel berusaha tenang dan mendengarkan Mira yang saat ini menenangkan Amel. Amel mengeluarkan buku Diary nya dan sedikit menulis tentang Amel saat ini sedang di dalam perjalanan menuju Jakarta. Mira sedikit ingin tahu tentang yang bernama Dewita, Amel melihat Mira, dan menceritakan tentang Dewita.
“Semuanya ayo kita turun, berurutan yah turun nya yang paling depan terlebih dahulu,”
Lagi-lagi Pak Tino mengeluarkan suaranya, membuat Amel dan Mira terbangun ternyata mereka baru saja menyadari bahwa ini sudah sampai, Amel dan Mira tidak tahu kapan ia tertidur, seingat Amel setelah menceritakan antara persahabatan Amel dan Dewita saat kecil.
Amel, Mira, dan Sinta mempersiapkan dirinya. Mereka berjalan menuju tempat di mana mereka akan berlomba, sambil berjalan, Mira dan Sinta dari tadi terus saja melihat suasana Sekolah SMK Mutiara Bangsa yang terlihat sangat luas, banyak sekali dari sekolah luar yang mengikuti perlombaan, Sekolah SMK Mutiara Bangsa bukan hanya mengadakan perlombaan Cerdas Cermat saja tapi banyak yang lainnya.
Amel, Mira dan Sinta, menunggu giliran regu untuk maju ke depan, sambil dipersilahkan duduk khusus peserta yang mengikuti perlombaan, sedangkan teman yang lainnya khusus pendukung ada tempat tertentu yang telah disediakan panitia nya.
“Ya ini dia, giliran dari SMK Pasundan Bandung, silahkan menaiki panggung untuk menempati tempat yang telah disediakan,” Semuanya teriak ramai setelah Mc memanggil SMK Pasundan, Amel, Mira dan Sinta terlebih dahulu berdoa bersama sebelum menaiki panggung, Team Childers begitu ramai dan teman-teman nya mendukung sekolah nya masing-masing.
Cerdas Cermat pun berjalan dengan lancar dan Putaran Pertama Grup Amel menang. Grup Amel berhasil memasuki tahap rebutan, sesekali Amel memencet Bel untuk menjawab soal yang telah dibacakan jurinya. Tapi seketika Amel ingin menjawab, mulut Amel seketika berhenti tidak bisa lagi menjawab nya, mulut Amel bergetar, rasa sakit di dadanya, pikirannya hilang tak tahu di mana, sekarang pikirannya tidak lagi berada di dalam perlombaan, melainkan memikirkan siapa tadi yang berdiri memakai kalung separuh Love. Amel seketika berdiri, karena ingin mengejar yang tadi berdiri di dekat pintu masuk dan sekarang menghilang tidak tahu ke mana. Orang-orang menatap Amel karena Amel seketika berdiri, Mc sesekali menyebut nama grup sekolah SMK Pasundan, Mira dan Sinta dari tadi membisikkan Amel agar duduk, tapi Amel tetap saja tidak melihat sekitar yang sedang memperhatikan dirinya, tetapi Amel seketika sadar dan kembali duduk di tengah-tengah Mira dan Sinta karena Amel adalah juru bicaranya.
Karena Amel pikiran nya kacau buyar entah ke mana, yang tadinya poin grup Amel paling tinggi Akhirnya poin Amel tersisihkan karena Amel dan kawannya tidak menjawab lagi, dan selesai lah perlombaan Cerdas Cermat.
“Mira, Sinta, maaf karena Gue perlombaan Cerdas Cermat jadi kalah, malah Tuan Rumah yang menang,”
“Gak papa Mel, kita kan Juara 3 berarti kita masuk 3 besarkan, yang penting kita sudah berusaha dan masuk babak rebutan,” Sahut Sinta.
Karena Pak Tino, telah menyampaikan bahwa diberi 1 jam untuk bisa melihat sekeliling sekolah SMK Mutiara Bangsa.
“Eh Mir, Sinta, Gue mau ke toilet yah, kalau kalian mau lihat-lihat atau ke kantin ya sudah duluan saja,”
“Yaudah Gue dan Sinta duluan yah, kalo Lo mau nyusul Telpon saja, takutnya Lo nyasar, kan ini sekolahnya gede banget gila,” semuanya tertawa karena melihat ekspresi Mira.
Amel mencari-cari toilet akhirnya ketemu, karena terlalu besar hingga toilet pun harus dicari-cari. Amel memasuki toilet dan saat keluar, Amel melihat perempuan yang tadi tengah berdiri yang membuat Amel buyar akan perlombaan nya kini Amel melihat jelas di hadapan nya, sedang membereskan rambutnya di hadapan kaca, dan jelas saja perempuan itu memakai kalung separuh Love.
Amel mendekati perempuan itu, tanpa perempuan itu menyadarinya, seketika Amel memegang lengan perempuan dengan rasa yang cukup gemetar hingga perempuan itu menoleh ke hadapan Amel.
“Dewita Putri,” Amel memanggil nya, yang menurutnya dia adalah orang yang selama ia cari.
“Maaf salah orang,” perempuan itu langsung pergi meninggalkan Amel, tapi Amel malah berdiam diri dan membuka tas nya mencari buku diary nya.
Amel mengejar perempuan itu yang menurutnya dia adalah Dewita, Amel berlari tidak tahu arah untuk mencari perempuan itu.
Brukkkkkkkk
“Eh Sorry, Gue gak sengaja,”
Seketika Amel menabrak cowok yang sedang membawa buku yang cukup banyak, hingga cowok itu terjatuh dan semua buku yang ia bawa berantakan, namun Amel tidak ada waktu lain lagi, Amel harus buru-buru pergi mencari perempuan itu, seketika Amel pun terjatuh karena kaki Amel di tarik oleh cowok yang Amel tabrak tidak sengaja.
“Aww sakit tahu,” Amel melihat cowok itu dengan tatapan kesal.
“Lo yang sakit atau Lo yang gak punya malu, habis nabrak orang langsung mau main pergi saja,” Amel mendengarkan ocehan cowok yang di hadapan nya sambil membantu membereskan buku-bukunya, dalam hati Amel menggerutu karna gara-gara cowok yang dihadapan nya Amel ketinggalan arah perempuan itu.
“Sudahkan? Gue mau pergi!” Amel berbalik arah namun malah tangan Amel yang di pegang.
“Apaan lagi,”
Amel benar-benar kesal dengan cowok di hadapan nya.
“Lo dari sekolah mana?” Cowok itu menatap Amel tetapi Amel risih dengan tatapan nya yang cukup mengganggu.
“SMK Pasundan,” Amel mau tidak mau harus menjawab agar Amel bisa pergi dari hadapan cowok ini.
“Oh gue rasa itu sekolah di Bandung yah,” Amel rasa cowok ini terlalu modus, Amel tidak ingin lagi mendengarkan nya, tadi saja dia marah-marah karena Amel menabraknya, sekarang modus, aneh ini orang, pikiran Amel dalam hati, Amel langsung pergi saja tanpa bilang apapun kepada cowok yang ada dihadapan nya. Tapi ternyata cowok itu mengikuti Amel ke mana Amel pergi.
“Kenapa Lo ngikuti gue?”
“Gue belum tahu nama Lo,” Sesekali Amel ingin mengeluarkan bola matanya ketika lihat cowok ini.
“kenalin Gue Alvin,” Cowok itu memperkenalkan namanya tanpa Amel meminta.
“Hey Amel cepetan kata Pak Tino kita harus pulang,” teriakan kedua kawannya dari kejauhan. Amel berlari menuju teman-teman nya dan meninggalkan cowok yang menyebalkan di hadapan nya sedangkan cowok itu dari tadi teriak hingga terdengar oleh teman-teman nya.
“Oh jadi nama Lo Amel, salam kenal dari Gue Raja,” lalu cowok itu pergi, setelah menurutnya dia tahu namanya Amel dan berteriak teriak di depan umum, membuat Amel kesal ingin menutup mulutnya.
Teman-teman Amel malah menertawakan tingkah Amel yang sedang kesal, karena tingkah laku cowok yang tidak di kenalnya.
“Oh jadi Lo sekarang punya teman nih di SMK ternama ini, hebat yah Lo,” celetukan Mira yang menggoda Amel.
“Siapa tuh namanya?” sambung Sinta
“emmm Raja yah,”
Sumpah demi apapun Amel ingin menjawab teman-teman nya bahwa cowok itu bukan Raja tapi Alvin, tapi Amel hanya menggeleng-geleng kepalanya, mendengarkan teman-temannya yang menggoda dirinya, tidak tahu saja kejadian nya yang menyebalkan dalam hatinya Amel, Amel tidak ingin sama sekali merespon teman-temannya, hingga sampai saja masuk ke dalam bis.
Suasana di dalam bis ketika berangkat berbeda dengan pulang, semuanya terlelap tidur selama dalam perjalanan sedangkan tadi berangkat ramai sekali hanya Amel dan Mira yang tertidur. Sedangkan Sekarang Amel hanya bisa melamun tidak tahu apa isi dalam pikiran Amel saat ini, apa lagi yang ada dalam pikiran Amel kalau bukan perempuan tadi yang berambut panjang tergerai memakai bandu berwarna merah dan di lehernya menggunakan kalung separuh Love.
“siapa dia? Apakah Dewita sahabat kecilku?” dalam hati Amel terus saja memikirkan nya, kalau iya kenapa dia lari? Sementara Amel mendadak kesal dengan pikirannya yang selintas ingat kepada cowok yang ngeselin, karena cowok itulah Amel kehilangan arah perempuan itu.
Selama dalam perjalanan Amel tidak tidur mungkin hanya Amel saja yang tidak tidur dan yang lain nya terlelap tidur, hingga sampai Sekolah.
Amel langsung saja pulang ke rumah nya, karena Amel rasa dirinya lelah ingin beristirahat.
“Eh kamu sudah pulang sayang, gimana dengan cerdas cermat nya?” Bundanya Amel langsung menyapa Amel setelah Amel pulang dari sekolahnya, namun Amel rasa Amel tidak ingin membahasnya.
“Nanti saja Bun, bahas nya yah, Aku mau langsung masuk kamar, Aku capek,”
“Oh ya sudah nanti bibi saja yang mengantar makanan ke kamar kamu,”
Bunda nya Amel heran mengapa muka Amel kusam tidak bersemangat, Bundanya mengira mungkin Amel kalah dalam perlombaan nya. Bundanya penasaran ada apa dengan Anaknya, Bundanya ingin melihat ke kamarnya, dan benar saja Amel sudah terlelap tidur tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ayleela
jadi ga ragu buat menyematkan nama public place. thankyou kakk
2023-09-05
0
Rere Sativa
aku udah mampir... nnti lanjut lagi bacanya... 😘
2023-09-01
1