Oh My Delicious Lips

Oh My Delicious Lips

Permainan Aksa

"Kenapa kau menghindariku terus, Siren? Bukankah malam itu kau juga sangat menikmatinya?"

Alangkah takutnya Sirena ketika ia dihadapkan dengan seorang lelaki yang lima tahun lalu sudah merenggut keperawanannya. Tak hanya merenggut, bahkan lelaki itu selalu menekan Sirena ketika ia berada di Australia hingga Sirena mengalami kecelakaan lalu lintas akibat pengejaran yang dilakukan oleh seorang lelaki keji bernama Aksa.

Derita Sirena kian bertambah ketika diusia remaja ia harus merelakan kepercayaan dirinya terhadap nilai diri terkikis. Namun berjalannya waktu ia mulai menerima keadaan minusnya itu tanpa seorang pun tahu. Ia bahkan menutupi keterpurukan itu dari ibu yang sangat disayanginya.

Melihat sang ibu yang selalu bekerja keras hanya untuk membantu Siren menggapai cita-citanya menjadi alasan untuk tidak bercerita perihal deritanya. Namun siapa sangka jika akhirnya Tuhan mempertemukan Siren dengan lelaki tak berperasaan seperti Aksa. Lelaki itu tak berhenti mengejarnya setelah menyadari keberadaan Siren dirumah megahnya.

"T-Tuan Aksa, lepaskan sa-saya! Saya mohon Tuan!" rengek Siren dengan air mata yang tak berhenti mengucur deras dan membasahi kedua pipinya.

Aksa seakan menulikan pendengarannya sendiri. Alih-alih melepaskan gadis yang sudah ketakutan setengah mati karenanya, pemuda itu malah asyik menikmati paras cantik yang masih sangat dikaguminya. Ia asyik membiarkan jari telunjuknya mengitari setiap inci pada wajah menawan Siren. Menikmati betapa cantiknya setiap bagian pada wanita itu.

Kelopak mata lebar ketika dipejamkan itu seolah bak kelopak mawar yang selalu mempesona dan menggilakan mata. Kulit kecoklatan yang bersih nan mulus itu membuat Siren sangat berbeda dari para wanita yang selama ini bersedia menjadi teman tidurnya. Bibir ranum mengkilat milik Siren juga mengingat malam dimana ia ******* habis bagian itu dengan erangan tajam miliknya.

"Aku akan menikahimu dan menyiksamu sesukaku!" bisik Aksa.

Lelaki gila itu tanpa perasaan menyeret paksa Siren yang mau tidak mau harus menutup mulutnya. Gelisah ia akan kekhawatiran sang ibu membuatnya terpaksa mengikuti langkah penuh paksa putra majikannya itu. Ia sudah berusaha melepaskan tangan lelaki itu, namun nyata kekuatan tangan Aksa yang lebih besar tak bisa ia lawan.

Aksa membawa Siren masuk ke dalam kamarnya. Dengan brutal melucuti pakaian gadis miskin itu diselingi dengan tawa. Ia juga mengiringi tangisan penuh rintih sosok Siren dengan tawa jahatnya. Membiarkan wanita itu menangis dalam hasrat gilanya.

"T-Tuan.. Lepas!" pintanya seraya mencoba memberontak dalam dekap paksa Aksa yang tak berhenti menghujani lehernya dengan kecupan.

"Aku akan membuatmu terus mengingatnya, Nona! Aku akan pastikan sampai detik kematianmu tiba, kau akan mengingat hari ini!"

Jemari Siren mencengkeram punggung Aksa ketika lelaki itu mulai membuka lebar kedua pahanya. Setengah merintih pun terpaksa ia tahan saat Aksa membenamkan dalam-dalam benda gagahnya itu ke dalam inti tubuh Siren. Pergerakan brutal seketika membuat Siren tak berhenti menangis. Memori hina yang juga pernah Aksa lakukan sekitar lima tahun yang lalu pun terus berkutat di pikirannya dan menambah luka batin.

Hingga tak lama kemudian..

BRAAAKKKK!

Pintu didobrak oleh dua orang pengawal yang berani bergerak atas titah seorang wanita muda yang tak asing di mata Aksa. Aksa merobohkan dirinya di samping Siren. Lelaki itu tersenyum sumringah dengan bangga menaikkan dagunya sembari mengelus rambut Siren yang kalau itu menjadi sangat malu saat orang asing memergokinya.

"Hai, Sayang! Apa kau menikmati liburanmu seminggu ini?" sambut Aksa yang nampak sangat santai di samping Siren yang sudah sangat ketakutan.

Violetta yang baru saja seminggu lalu mengesahkan pertunangan dengan Aksa di Paris pun terbeliak melihat perangai menjijikkan kekasihnya itu. Dengan wajah memerah itu ia mengibaskan tangannya. Ia menyuruh para pengawal yang mendobrak pintu kamar Aksa pergi dan meninggalkannya.

"Siapa lagi wanita itu, Aksa?!" tanya Violetta dingin.

Mendapati perangai buas Violetta dari sorot matanya, maka dengan tubuh yang sudah gemetaran itu Siren meraih pakaian miliknya. Ia mengenakan kembali dress panjangnya dan tergesa-gesa turun dari ranjang Aksa. Sementara Aksa hanya tersenyum, lelaki itu malah bersiul tatkala Siren terburu-buru beranjak pergi dengan kepala tertunduk.

Tapi ketika Siren melalui Violetta, wanita itu mendadak menahan langkahnya. Wanita itu menarik tangan Siren, membuat Siren terdiam dengan kepala tertunduk.

"Tunjukkan wajahmu!" titah Violetta kemudian.

Dengan tubuh yang gemetaran itu Siren mencoba untuk menahan ketakutannya. Perlahan ia menunjukkan wajahnya pada perempuan berkulit putih bernama Violetta.

PLAKK!!!

Satu tamparan mendarat di pipi Siren. Menambah luka fisik dan batin bagi Siren yang baru beberapa menit dihancurkan akalnya oleh Aksa. Wanita itu hanya bisa terdiam. Lalu menyembunyikan kembali wajahnya di hadapan Violetta.

"Beraninya anak babu menyentuh milikku!" sentak Violetta geram.

Melihat kemarahan Violetta, Aksa tersenyum. Dengan sangat santai lelaki itu meraih pakaiannya. Mengenakan pakaiannya lalu menghampiri Violetta. Memeluk tubuh ramping tunangannya itu dari belakang sembari memandangi Siren yang masih menyembunyikan wajahnya karena takut.

"Jangan menyakitinya Sayang! Akulah yang menggodanya!" ujar Aksa sembari mengecup pipi Violetta tanpa peduli bagaimana deru benci bersemayam di benak Siren yang lemah.

Violetta sejenak merasa dikalahkan oleh pesona Siren yang memang terlampau sangat menarik di balik pakaian lusuhnya itu. Ia menjadi sangat iri dengan kenampakan fisik yang sempurna dari wanita miskin di hadapannya itu.

"Pergilah dari sini sebelum aku menghancurkan wajahmu!" sentak Violetta yang seketika itu membuat Siren berlari pergi darinya.

Kesal terus menderu di benak Violetta. Namun wajah rupawan yang selalu menjadi suami idamannya sejak kecil itu tak bisa membuatnya benar-benar marah.

Dengan wajah merajuk Violetta melepas dekapan Aksa. Ia memutar badannya, lalu mengalungkan dua tangannya pada leher tunangannya itu. Menatap mata Aksa yang sudah ia kenal sejak kecil. Menatap mata biru Aksa yang menawan yang kini sudah akan benar-benar menjadi miliknya.

"Kenapa harus anak pembantu itu sih, Sayang? Apakah kau tak bisa melakukan hanya denganku saja?" rengek Violetta manja. "Aku bahkan bisa memuaskanmu melebihi lima wanita sekaligus Sayang! Kenapa harus kau tiduri juga wanita kumuh itu di atas tempat tidurmu!"

Aksa tersenyum licik. Ia berpikir jika inilah saat dimana ia harus memanfaatkan kebodohan Violetta yang selalu menggilainya.

"Hanya wanita kumuh itu yang bisa aku siksa!" jawabnya enteng seraya memainkan jemarinya di sekitar bibir tipis Violetta.

Violetta masih menampakkan wajah manjanya. Merengek seolah benar sangat ingin diperhatikan oleh Aksa.

"Tak bisakah kau berhenti bermain dengan wanita, Sayang? Kita akan menikah sebentar lagi!" protesnya. "Hari ini, kau sudah dua kali mengejutkan aku dengan tingkah nakalmu itu!"

Aksa tersenyum licik. Lalu perlahan mencium pipi kiri Violetta. Memancing jiwa budak cinta yang semakin menjadi dalam diri Violetta ketika Aksa bermanis-manis di hadapannya.

"Jika kau mengijinkan aku menikahi wanita kumuh itu juga, aku bersedia melepas semua wanita di sekitarku! Aku akan merelakan diriku untuk dua wanita saja, tidak lebih! Bagaimana?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dewi Soraya

Dewi Soraya

y ampun kejam bngt y aksa.emang slh siren tu p...ko dy g kbur aj dilecehkn gt ditmpar jg g ditolong.g kebyng

2023-10-13

0

dina marlina

dina marlina

cerita nya bagus semangat terus menulis kak

2023-09-22

0

Laras Azfar

Laras Azfar

dari fb langsung mampir thor

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!