Reymond

“Uhhuuukkkk!!!”

Perkataan Rey membuat Siren tersedak. Kedua mata Siren terbelalak lebar. Lalu perlahan ia pun meraih kartu nama yang Rey letakkan di atas meja. Perlahan memastikan kartu nama yang menjelaskan pekerjaan lelaki itu sebagai seorang fotografer.

“Ah, Tuan jangan bercanda seperti ini! Mana mungkin aku dengan kulit gelap seperti ini menjadi seorang model.”

Sejenak Rey memicingkan kedua matanya. Lalu ia pun menyatukan ujung ibu jari dan jari telunjuknya hingga membentuk sebuah segitiga. Menatap sosok menawan Siren dengan satu matanya yang ia padukan dengan jemarinya. Lalu membuyarkan bentuk persegi dari jemarinya itu dan kembali menyantap makanannya.

“Seorang super model ternama pun akan iri dengan wajahmu.” ungkap Rey dengan makanan yang masih penuh dalam mulutnya. “Kau tak hanya cantik, tinggi tubuhmu ideal, warna kulitmu juga khas wanita asia. Sudah aku pastikan jika akan banyak pasang mata memintamu bergabung dengan mereka setelah aku memotretmu.” Imbuh lelaki itu usai menelan habis makanan yang ada di dalam mulutnya.

Siren tersenyum. Gadis yang hanya bermimpi membahagiakan ibunya itu masih tak bisa mempercayai perkataan lelaki asing di hadapannya.

“Ah, Tuan berlebihan! Mana ada hal seperti itu terjadi padaku?” Siren kian malu akan pujian tinggi dari Rey.

“Mataku ini adalah mata yang sangat jeli. Ibarat permata, aku sedang menemukan sebutir permata di antara sampah.” ujar Rey yang kemudian meneguk habis kuah mie kemasan cup dalam genggamannya. “Aku tak peduli kau tidak mempercayai diriku atau apapun itu. Terserah! Yang jelas, besok kau harus ikut denganku ke studio!”

“Aku tidak bisa Tuan!”

“Aku akan memberimu gaji dua kali lipat! Dan kau jangan khawatir, aku ini bisa dipercaya!” tegas Rey yang kemudian mengeluarkan kartu identitasnya di atas meja. “Pegang kartu identitas milikku jika aku tak bisa kau percayai!”

Siren terdiam sejenak. Ia memandang kartu identitas dalam genggamannya itu. Lalu kembali menyodorkan benda kecil itu kepada Rey yang sangat menantikan jawaban dirinya akan tawaran sebagai model.

“Aku percaya Tuan. Karena Tuan sama seperti diriku.” ucap Siren perlahan. Ia mengingat bagaimana kisah yang Rey ceritakan sangat mirip dengannya yang sudah sejak lahir hidup dengan orang tua tunggal yang tidak lain adalah ibunya.

“Kau,-“

“Tapi tetap aku tidak bisa Tuan!” potong Siren yang tentu saja tidak mau lelaki itu menggali kisah masa lalu tentang dirinya. Apalagi lelaki itu baru saja dikenalnya. “Besok aku harus kuliah.”

“Baiklah! Kau kuliah dimana?”

“Tuan mau apa menanyakan tempat aku berkuliah?” respon Siren dengan kening berkerut.

“Katakan saja, atau aku menanyakan sendiri hal sepele itu kepada Papaku?”

Kedua mata Siren terbelalak lebar ketika lelaki itu melibatkan Tuan Besar yang sangat dihormatinya selama ini. Sungguh ia tak berkutik ketika lelaki itu menyebut ayahnya sebagai satu hal yang mengharuskan Siren menjawab pertanyaannya.

Siren menghela napas perlahan. Lalu mencoba tersenyum meski lelaki itu sungguh sangat mengesalkan baginya. Benar-benar tak jauh berbeda dengan sosok Aksa yang juga gemar memaksa dan menjadikan orang tuanya sebagai ancamannya.

“Universitar Pabuan Anggara, Tuan.” jawab Siren kemudian.

Rey tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, akan kubuat kau menemuiku di sana! Sampai jumpa!” pamit Rey yang kemudian berlalu bergitu saja meninggalkan Siren yang dipenuhi tanda tanya besar tentang sosoknya.

Dalam diam Siren memperhatikan bagaimana lelaki itu pergi tanpa lagi menengok ke arahnya. Memperhatikan tubuh lelaki yang lumayan keren itu dari belakang . Dan mengingatkan dirinya kepada sosok Arka yang hari ini sudah sangat mengganggunya.

“Ah, sial! Apa yang aku pikirkan?” gumam Siren yang mendadak menghentikan lamunannya.

“Apa kau terkesan dengan kakakku?!”

Hingga Siren kembali dikejutkan dengan suara khas Arka. Membuatnya beranjak dari tempat duduknya dan membalikkan badan untuk memastikan dimana sumber suara itu berada.

Nyata ia menjadi pucat ketika sosok Aksa benar-benar berdiri di hadapannya. Lelaki itu menatapnya dengan tatapan dinginnya. Tersenyum licik lalu meminta dua wanita yang tengah menggandeng dirinya untuk pergi hanya dengan kibasan tangannya.

“Tu-Tuan Aksa... Bagaimana Tuan ...”

“Aku bersenang-senang dengan wanitaku dan melihatmu menggoda kakakku di sini.” potong Aksa dingin.

Seketika tubuh Siren gemetaran. Seperti mendapat satu firasat buruk, wanita itu memundurkan kakinya beberapa langkah. Namun dengan sangat cepat Aksa meraih tangannya dan menarik tubuh wanita itu hingga menempel pada tubuhnya. Mencengkeram pergelangan tangan Siren hingga wanita itu merasa kesakitan.

Kedua mata mereka beradu. Ada kemarahan di mata Aksa! Lelaki itu sungguh merasa terusik ketika tanpa sengaja melihat wanita yang beberapa kali membuatnya gila itu berbicara dengan sosok yang tak asing baginya.

“Apa kau juga sudah tidur dengan Reymond, huh?! Atau kau berniat menjual dirimu pada anak haram itu?!” cecar Aksa dingin.

“Lepaskan aku Tuan! Sungguh aku tak mengerti dengan maksud dari ucapan Tuan!” jawab Siren dengan kedua mata berkaca-kaca karena rasa takutnya setiap melihat wajah Aksa di hadapannya. “Jangankan untuk menjual diriku Tuan, aku bahkan masih terlalu takut untuk dekat dengan seorang pria setelah Tuan menghancurkan semua harapanku sebagai seorang wanita.”

Aksa tersenyum smirk. Lelaki itu tentu saja sangat tidak percaya dengan ucapan Siren. Baginya, Siren tetap melakukan kesalahan! Dan Aksa hanya akan berkutat dengan pikirannya sendiri.

“Sungguh sangat luar biasa!” pujinya sengit. “Kau takut dekat dengan pria, tapi kau bisa berbicara dengan sangat tenang dengan kakakku? Apa kau pikir aku ini bodoh? Aku ini sudah melihat wanita hina dan murahan sepertimu sejak aku kecil! Aku sudah banyak melihat apa yang mereka lakukan dengan kedua mataku sendiri!”

“T-Tuan a-apa maksud...”

“Ikut aku dan layani aku!”

“TUAN,-“

Siren tercekat ketika lelaki itu menarik tangannya secara paksa dan membuatnya masuk ke dalam mobil. Lelaki itu mengunci pergerakan tangan Siren dengan satu tangannya yang merengkuh paksa dirinya. Ia juga membungkam mulut Siren dengan sebuah sapu tangan agar leluasa memasukkan wanita itu ke dalam mobil.

Siren hanya terdiam ketika lelaki itu berhasil menguncinya di dalam mobil. Lalu tak lama sosok licik Aksa itu pun masuk dan mulai mengemudikan mobilnya secepat mungkin. Seketika Siren dibuat panik. Ia sungguh tak mengerti hal apa lagi yang akan ia perbuat agar lelaki itu tak melakukan hal yang sangat ditakutkannya.

“Tuan, T-Tuan mau bawa aku kemana?” tanya Siren yang tentu saja menjadi sangat kaku di atas stempat duduknya.

Aksa melerik ke arah Siren sejenak. Menatap remeh wanita itu dengan mata liarnya. Lalu mendadak menghentikan mobilnya di tengah jalanan sepi yang nyaris tiada satu kendaraan pun yang melintas. Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada wajah Siren. Membuat kedua mata Siren terbelalak lebar saat Aksa menatap matanya hingga ujung hidung bangir keduanya pun bersentuhan.

“Ku rasa akan sangat menyenangkan jika kita melakukannya di dalam mobil ini!”

Bersambung...

Terpopuler

Comments

dina marlina

dina marlina

aku penasaran sama Aksa kenapa dia jahat kali sama siren

2023-09-22

0

Resa Muhamad Faisal

Resa Muhamad Faisal

apkh sirena juga sama seperti reymond ank diluar nikah

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!