Weapon Holder's The Academy
Seratus tahun yang lalu, era Median ada seorang pahlawan yang bertarung dengan monster naga bercula yang diciptakan oleh seorang ahli sihir yang bertujuan untuk menghancurkan seluruh benua Timur Raya. Benua Timur Raya atau disebut benua Mashreg atau Eastinia/Astinia dalam bahasa orang di benua bagian barat. Pahlawan tersebut merupakan keturunan campuran keturunan orang benua barat dan timur. Givari Razemann merupakan sosok yang menyelamatkan benua Mashreg di ambang kehancuran. Di tengah gelombang badai serta guncangan tanah yang semakin kuat, Givari menarik pedang platina dari sarungnya untuk melawan naga bercula tersebut. Ahli sihir yang menciptakan naga bercula tersebut merupakan orang asli benua timur di sebuah kerajaan Kartopania. Ahli sihir tidak senang dengan adanya perdamaian antara benua barat dan benua timur pada saat persetujuan gencatan senjata di era Partia.
Naga bercula mampu menciptakan getaran tanah yang dahsyat serta badai hebat dari auman dan gerakannya. Kemudian naga tersebut mengeluarkan plasma ungu kegelapan berasal dari mulutnya untuk menghancurkan setiap kota dan desa di kerajaan. Kemudian naga tersebut menuju ke arah barat, yaitu desa Minka yang berada di bagian barat laut kerajaan Moghapasia. Kerajaan Moghapasia merupakan kerajaan terbesar yang terbentang dari barat hingga ke timur di wilayah benua Mashreg. Di bagian timur kerajaan terdapat sebuah kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan banyak pulau kecil. Di benua Mashreg, terdapat pembagian sepuluh wilayah, yaitu lima kerajaan, tiga kenegaraan, dan dua kekaisaran. Saat ini ada beberapa wilayah yang memiliki adidaya yang kuat di benua Mashreg, yaitu kerajaan Moghapasia, kerajaan Ayethifa, kerajaan Khanavan Soma, kekaisaran Daidan, dan Negara Alvazani.
Saat naga ingin terbang menggunakan sayap besarnya menuju ke desa Minka. Tiba-tiba ada serangan mendadak yang berhasil melukai bagian punggung naga tersebut dan kemudian terjatuh. Serangan tersebut di keluarkan oleh Givari dengan menggunakan pedang platinanya. Saat naga terjatuh, kemudian naga tersebut bangkit dan mulai membuka kedua rahangnya, kemudian tercipta molekul-molekul api, angin dan petir membentuk sebuah bola molekul raksasa. Kemudian molekul tersebut dihembuskan oleh naga tersebut dan cula di bagian ujung wajah dekat hidung naga tersebut bersinar. Molekul yang dihembuskan tersebut berubah menjadi ledakan laser yang luruh mengarah ke desa Minka, tidak lama kemudian Givari langsung menuju ke arah serangan tersebut dan menancapkan pedang platinanya ke tanah serta merapal mantra. Tiba-tiba di sekeliling Givari terbentuk aura jingga yang keluar dari tubuhnya. Aura tersebut terbentuk dari teknik keturunan Razemann, teknik tersebut dinamakan Aura Jingga Pelindung Raga.
Ledakan laser tersebut kemudian menabrak aura yang di keluarkan oleh Givari. Terjadi ledakan hebat yang hingga menggetarkan tanah serta menciptakan badai yang besar. Akan tetapi, desa Minka selamat dari ledakan laser tersebut akibat dari aura yang di bentuk oleh Givari. Aura tersebut membentuk seperti perisai yang luas dan lebar, luasnya mampu menutupi seluruh bagian depan gerbang desa Minka. Para warga desa takjub melihat kejadian tersebut dan mulai menyemangati orang yang di sebut pahlawan. Itulah kisah yang di bacakan oleh seorang ibu kepadaku pada saat masih aku masih kecil di dalam kamar sebelum aku mulai tertidur.
Di pagi yang cerah, pemandangan pegunungan yang indah serta hijaunya dedaunan membuat setiap orang terpana dan merasa nyaman melihatnya. Itulah yang aku lakukan setiap bangun tidur pada pagi hari. Saat ini aku mulai berumur 15 tahun, seperti biasanya kehidupanku selalu dihabiskan dengan membantu ayah berkebun apel. Saat apel mulai siap untuk di panen kemudian apel tersebut dimasukkan ke dalam bakul dan kemudian dibawa ke kota besar pulau Suma, yaitu kota Mandara untuk di jual. Ibuku merupakan seorang pedagang apel, saat matahari mulai meninggi ibuku langsung bergegas ke kota besar atau lebih tepatnya ke pasar untuk membuka toko. Aku adalah Riza Fernisia, merupakan anak pertama dari keluarga petani biasa. Aku memiliki dua adik laki-laki, yaitu Verdy Fernisia dan Alviy Fernisia. Saat aku mulai berumur 15 tahun adik-adikku masih berumur 9 tahun dan 7 tahun. Keluargaku selalu menjadi bahan ejekan dari saudara ayahku dan keluarga ibuku.
Keluarga ayahku, yaitu Fernisia dulunya merupakan keluarga yang cukup dikenal oleh kalangan masyarakat. Karena kakekku, Rom Fernisia merupakan seorang jendral kesatria yang hebat mampu mengalahkan monster dan melawan komplotan teroris yang awalnya terjadi karena adanya konflik dari kerajaan Moghapasia dan kerajaan Kartopania, yang mana kerajaan Kartopania merupakan kerajaan yang menolak hubungan kerja sama antara benua barat atau yang disebut benua Westenia dan benua Mashreg. Kemudian, ayahku yang bernama Rameza Fernisia merupakan seorang prajurit biasa pada saat muda, akan tetapi tiba-tiba ayahku berhenti karena melihat prajurit atau pegawai kerajaan banyak melakukan tindakan korupsi serta berleha-leha dalam tugas prajuritnya. Itulah yang membuat ayahku berhenti, kemudian pada saat itulah keluargaku mulai dikucilkan bahkan ditertawakan karena ayahku dikatakan oleh prajurit tersebut sebagai orang pecundang dan lari dari tugas sebagai prajurit.
Pada saat itu, aku pun mulai bertekad bahwa aku akan menjadi kesatria biasa yang bijaksana akan tetapi tidak terlalu dikenal banyak orang. Pada waktu malam, ketika aku makan malam bersama keluargaku, aku berkata dengan penuh semangat kepada ayah dan ibu serta adik-adikku. Dengan mata berbinar.
"Pa, aku ingin jadi kesatria biasa yang bijaksana, oleh karena itu izinkan aku masuk akademi biar keluarga kita tidak diremehkan lagi !".
Ayahku dan Ibuku pada saat itu tersenyum sedikit sedangkan adik-adikku malah tertawa.
"Kenapa kalian malah tertawa ?, emangnya abang mengatakan sesuatu yang lucu ha !", aku pun sedikit kesal dengan adik-adikku yang tertawa.
"Jangan kesal Riza, adik-adikmu hanya tertawa senang melihat abangnya mau menjadi kesatria, bukan maksud mengejek", itulah yang disampaikan oleh ibuku dengan senyum manisnya.
Kemudian pada saat suasana yang senang, tiba-tiba ayahku berkata kepadaku, "kau yakin ingin masuk ke akademi ?, ketahuilah !, kehidupan seorang kesatria pada saat ini tidak seperti yang kau bayangkan atau seperti dulu. Tekad mereka tidak ada, yang mereka kejar hanyalah uang dan materi bukan ketulusan dan kebaktian seorang kesatria".
Pada saat itu, aku mulai mengerti mengapa ayahku berhenti menjadi prajurit biasa. Kemudian aku pun berkata kepada ayahku dengan mata yang serius.
"Aku yakin, aku ingin mengangkat martabat keluarga kita, aku tidak terima keluarga kita direndahkan atau dihina oleh saudara papaku, keluarga mamaku, dan tetangga sekitar. Oleh karena itu aku akan menjadi kesatria biasa yang bijaksana untuk membungkam omong kosong mereka yang berupa ejekan tersebut".
Pada saat itu ayahku melihat diriku seperti sosok kakekku, Rom Fernisia. Saat melihat sosok tersebut, ayahku berkata, "Baiklah, akan aku ajarkan dan tunjukkan sedikit dari teknik dari kakekmu, yaitu teknik Fernisia. Ini akan membantumu untuk masuk dan belajar di akademi tersebut", apa kau siap Riza ?".
Mataku berbinar. Penuh semangat. Aku dengan tegas mengatakan bahwa aku sia untuk latihan yang diberikan ayahku. Dengan begitu dimulailah kisah ku dan perjuanganku untuk menjadi kesatria yang biasa dan bijaksana. Akan tetapi, aku tidak mengetahui bahwa jalan yang aku tempuh sangatlah sulit dan menguras mental yang berujung pada pahitnya kenyataan. Meskipun begitu, tidak ada kata menyerah saat berjuang. Lebih baik mencoba dan gagal dari pada melihat dan berdiam diri tanpa bertindak apa-apa.
Pagi hari yang cerah. Burung-burung berkicau dan embun pagi yang terasa di setiap permukaan. Aku beranjak dari tempat tidurku dan menghadap ke jendela sembari memandangi matahari yang mulai menampakkan sinarnya. Saat melihat sosok matahari, aku mengepalkan jari-jariku dan mengangkat tangan kananku. Dengan tekad yang kuat, aku bersiap untuk latihan dan menghadapi apa yang dikatakan oleh ayahku. Akan aku buktikan bahwa jalan aku berbeda dengan ayahku. Setelah sarapan, aku berlari cepat menuju tempat latihan di belakang rumah. Dengan segenap hati, aku akan berjuang dengan apa yang aku impikan. Inilah kisahku. Inilah perjuanganku yang baru saja dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments