Istri Sempurna Untuk CEO Munafik

Istri Sempurna Untuk CEO Munafik

Terpaksa Menikah

“Apa, Ma? Mama nggak bisa ambil keputusan sendiri gitu dong tentang kehidupan pribadi Bara!” seru Hambara pada mamanya.

“Justru itu Mama mengajak kamu diskusi, Bara,” ucap Bu Desi, Mama dari Hambara dengan lembut.

“Diskusi? Mama bilang ini diskusi? Sedangkan Mama sendiri nggak mau mempertimbangkan pendapat Bara,” ucap Bara yang semakin tersulut emosi.

Bara terus berdebat dengan sang Mama untuk mempertahankan opininya, sedangkan sang Mama juga kekeh menjelaskan hubungan masa lampaunya dengan orang tua Syara, terlebih ibu Syara yang merupakan teman baiknya. Mama Bara merasa harus membalas hutang budi keluarga Syara yang sering membantu ia dan suaminya saat merintis bisnis dahulu kala. Mama Bara juga menceritakan kehidupan Syara semenjak ayah dan ibunya meninggal. Dia hanya mengandalkan uang dari sisa tabungan orang tuanya juga bisnis kecil yang Syara bangun.

“Kalau Mama mau bantu dia, Mama bisa kasih uang bulanan aja kan? Atau kalau Mama mau, Bara bisa bantu bisnisnya, Bara bisa kasih dia modal dan kirim orang untuk membimbing bisnisnya agar berkembang. Tapi tidak dengan menikahkan Bara dengan dia, Ma!” protes Bara.

“Nggak bisa gitu, Bara! Ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan,” ucap Bu Desi lembut.

“Ma, Bara itu CEO, Mama tahu kan teman-teman perempuan Bara seperti apa aja. Ada Selena, dia dokter gigi. Dan  juga Raya, banker,” ucap Bara yang masih tak terima dijodohkan dengan Syara.

Bu Desi yang tengah kewalahan membujuk Bara yang berwatak keras, terpaksa harus mengatakan tujuan mengapa ia menginginkan Bara menikahi Syara.

Terlihat Bu Desi membisikan sesuatu kepada Bara dengan sangat lama.

“Bara harus bantu Mama, ya, demi Papa,” ucap Bu Desi.

Dengan muka datar, Bara mengangguk.

“Jadi kamu mau menerima Syara sebagai istri kamu? Besok Mama akan bawa Syara ke rumah. Syara juga sudah Mama ajak bicara tentang pernikahan ini. Lebih cepat lebih baik, Bar. Minggu depan kalian sudah harus menikah,” pinta Bu Desi.

Bara mengangguk.

Bu Desi memeluk Bara dengan haru.

###

“Yuk, sini masuk jangan malu-malu.  Anggap saja rumah kamu sendiri. Anggap Mama sebagai Mamanya Syara juga ya. Dulu ibu kamu teman baik Mama. Ayah dan ibu kamu banyak membantu keluarga Mama. Sekarang biar Mama yang jadi ibu kedua untuk Syara,” ucap Bu Desi ramah pada seorang perempuan.

“Apa nggak papa, Tante, saya tinggal di sini?” tanya Syara lirih.

Bu Desi terus membujuk Syara agar mau menikah dengan Bara. Bu Desi juga menceritakan hubungan baiknya dengan orang tua Syara semasa hidup. Bu Desi mengatakan bahwa ini adalah pesan almarhumah ibunya untuk menikahkan Syara dengan Bara, anaknya.

“Syara juga masih bisa melanjutkan usaha Syara di sini, nanti kita cari penjahit atau konveksi sama-sama ya, Nak,” ucap Bu Desi lembut.

“Terima kasih ya, Ma, Mama sudah baik banget sama Syara. Tapi apa nggak terlalu cepat kalau harus menikahkan Syara sama Bara, Ma? Apa Bara bisa menerima Syara? Syara kan juga belum mengenal Bara,” ucap Syara sopan.

“Syara sayang, tujuan Mama bawa Syara ke sini kan biar kalian saling mengenal. Bara sudah setuju kok dengan pernikahan ini. Nanti kalian bisa ngobrol selesai Bara pulang kantor ya. Sekarang Syara istirahat dulu, kamar Syara ada di atas, samping kamar Bara, yang itu,” tunjuk Bu Desi ke atas.

“Yaudah, Ma, aku ke kamar dulu ya,” pamit Syara meniggalkan Bu Desi.

“Selamat datang, Syara, terima kasih sudah membantu Mama,” ucap Bu Desi dalam hati seraya tersenyum lebar.

###

Bara sampai di rumahnya sepulang dari kantor.

“Bara, sini, Nak,” perintah Bu Desi.

Bara yang sedari tadi memandangi Syara dengan sinis, berjalan menghampiri Mamanya. Mama Bara memperkenalkan satu sama lain. Bara hanya diam dan terus menatap Syara.

“Mama kasih kalian waktu untuk mengobrol ya,” pinta Bu Desi seraya meninggalkan Syara dan Bara yang sedang berada di ruang tamu.

“Memang bisa menikah tanpa cinta?” tanya Bara jutek.

“Bisa kalau mau belajar saling menerima,” jawab Syara lembut.

“Tapi aku nggak bisa. Siap menerima aku yang nggak akan pernah cinta sama kamu?” tanya Bara.

“Kita coba ya, Bar. Aku harap kamu mau belajar menerima aku juga,” jawab Syara penuh harap.

“Oke kalau kamu meminta aku untuk mencoba pernikahan ini. Kalau gak kuat, kamu boleh pergi,” tantang Bara.

Syara hanya menunduk dan mengangguk.

“Jujur, kamu dan keluargamu sudah merusak masa depanku. Harusnya aku bisa bahagia bersama perempuan yang aku suka. Apa karena demi bisa menumpang hidup di sini jadi rela mengorbankan pernikahan?” tanya Bara menguji kesabaran Syara.

“Nggak sama sekali. Kamu jangan salah menilai aku. Aku memang bukan berasal dari keluarga kaya seperti kamu. Tapi aku nggak gila harta seperti yang kamu pikir,” pungkas Syara meyakinkan.

Syara pun menjelaskan bahwa ketika ia dijemput oleh Mama Bara, ia sempat menolak dan ingin tetap tinggal di kampungnya. Namun Mama Bara terus membujuk Syara dengan alasan yang tak mungkin ditolak olehnya. Demi orang tuanya, juga demi Mama Bara yang sudah baik padanya, Syara mau menerima pernikahan ini.

“Kalau kamu menolak, aku juga nggak apa-apa. Aku cuma ikutin Mama kamu,” imbuh Syara lagi.

Bara terdiam memikirkan lagi permintaan sang Mama untuk menikahi Syara. Sedangkan dalam batinnya bergejolak tak ingin melakukan ini. Amarahnya meluap karena akan menjalani kehidupan yang tak akan bahagia bersama perempuan di sampingnya itu. Bara meninggalkan Syara yang juga terdiam terpaku.

Tak terasa, air mata Syara terjatuh membasahi sebagian wajah manisnya. Seolah dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak bisa dianggap remeh. Syara harus tepat dalam mengambil keputusan.

“Syara nggak tau harus apa, Ayah, Ibu, Syara rindu,” ucap Syara dalam tangisnya yang semakin pecah

###

“Saya terima nikah dan kawinnya Asyara Putri Binti Hasan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 50 juta rupiah dibayar tunai!” ucap Bara tegas dan jelas.

“Sah, sahhh. Alhamdulillah,”ucap para tamu undangan yang datang ke rumah Bara.

Bu Desi tersenyum lebar dan meneteskan air matanya.

“Mirna, cerita dimulai,” gumam Bu Desi tersenyum dalam hati.

Setelah prosesi akad nikah, para tamu undangan dipersilakan untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan dan mereka pun berbincang-bincang satu sama lain. Terlihat Bu Desi berbincang-bincang dengan beberapa tetangga yang hadir. Di sudut lain, Bara tengah mengobrol dengan Haris, sahabatnya.

“Selamat ya bro, sudah jadi suami sekarang. Kamu punya tanggung jawab besar,” ucap Haris sembari menepuk pundak Bara.

“Basi!” ucap Bara jutek.

Haris hanya tertawa.

“Nanti malam langsung gas gak bro?” canda Haris.

“Najis. Gak akan aku sentuh perempuan itu, catat baik-baik!” jawab Bara kesal.

“Laki-laki kalau sekamar sama perempuan masa iya gak nafsu. Lagian cakep juga kok istrimu,” ucap Haris semakin menggoda Bara.

“Itu kamu. Nafsu sama semua cewek. Aku mah gak bisa nafsu sama yang gak aku suka. Andai dia Selena atau Raya, udah abis dia sama aku nanti malam,” tegas Bara.

Selama kurang lebih 2,5 jam acara berjalan lancar, para tamu undangan yang datang satu per satu mulai meninggalkan rumah Bara.

###

Syara yang sudah berada di kamar Bara, mulai membersihkan riasan di wajahnya. Tak lama, Bara masuk ke dalam kamarnya dan menghampiri Syara.

“Kamu tidur di bawah!” tegas Bara dengan menggelar karpet untuk tempat tidur Syara.

Syara terkejut dengan ucapan Bara.

“Memang gak mau 1 kasur sama aku?” tanya Syara lembut.

“Waktu itu aku sudah pernah bilang kan, pernikahan ini bukan yang aku inginkan,” jawab Bara mengulangi perkatannya.

Syara terdiam karena hatinya terguncang mendapati peristiwa naas pada malam pertamanya.

“Masih baik kan aku, ini karpet tebal dan lembut, dari Turki,” ucap Bara dengan menepuk-nepuk karpet yang ia gelar.

“Terima kasih,” jawab Syara singkat.

Semalaman, Syara terpaksa tidur di bawah. Dia menahan tangis meratapi nasibnya. Pernikahan yang seharusnya membawa kebahagiaan, harus berawal dari sesuatu yang mengenaskan.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!