Bara dan Syara bersiap akan menginap di Villa milik Papa Bara untuk bulan madu atas permintaan Mama Bara. Mereka mulai berpamitan karena harus segera berangkat pagi ini. Rencananya mereka akan menginap 3 hari di sana.
“Ma, kita pergi dulu ya,” pamit Bara.
“Hati-hati ya, selama bersenang-senang,” ucap Bu Desi.
Syara dan Bara mencium tangan Bu Desi dan masuk ke dalam mobil Bara. Selama perjalanan, Bara yang memegang kemudi, tak sepatah kata pun dikeluarkannya. Bahkan ketika Syara mengajaknya bicara, Bara hanya diam tak mau menanggapi. Syara kembali ikut terdiam.
Hingga sekitar 2 jam perjalanan, mereka sampai di Villa dan membawa barang-barang mereka masuk ke dalam Villa. Kemudian, Bara meninggalkan Syara sendiri di dalam Villa. Syara melihat suaminya itu berjalan di sekeliling Villa sembari memainkan ponselnya dan sesekali terlihat seperti menelepon seseorang.
Syara tampak menenangkan dirinya untuk beradaptasi dengan perlakuan Bara.
Bara yang tengah berada di kejauhan, mencoba menghubungi seseorang.
“Hai, Raya, sudah sampai mana?” tanya Bara di telepon.
“Ini udah dekat kok, 15 menit lagi sampai. Ini aku berangkat sama Selena,” jawab Raya, teman Bara.
“Oke, aku tunggu ya,” ucap Bara.
Tak lama, mobil Haris tampak berhenti di belakang mobil Bara.
“Woi, bro!” teriak Haris memanggil Bara.
Bara menghampiri Haris, dan Syara yang mendengar teriakan Haris pun ikut keluar dari Villa.
“Eh, hai Syara,” sapa Haris.
Syara tersenyum mengangguk.
“Raya dan Selena sudah mau sampai katanya,” ucap Haris.
“Iya barusan aku telepon udah deket,” jawab Bara.
Syara terkejut mendengar pembicaraan Bara dan Haris. Dia tak habis pikir mengapa Bara malah mengajak teman-temannya ke sini. Tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu dengannya.
Tak lama, mobil Raya datang. Raya yang datang bersama Selena turun dari mobil dan menghampiri Bara dan Haris yang sedang berdiri di depan Villa.
“Gila kamu ya, dadakan banget, untung cutiku diterima,” ucap Raya.
“Iya nih, untung aku memang udah ada rencana libur 2 hari ini,” sahut Selena.
“Ya udah yuk, masuk,” ajak Bara.
Syara yang sedari tadi berdiri di depan pintu hanya memandang tingkah Bara yang begitu di luar dugaannya.
“Kenalin, ini istri Bara yang aku ceritakan waktu itu,” ujar Haris memperkenalkan Syara pada Raya dan Selena.
Mereka pun saling bersalaman dan masuk ke dalam Villa.
###
Di pinggir kolam renang, terlihat Bara dan ketiga temannya sedang berbincang sembari memakan makanan ringan yang dibawa oleh Selena.
“Oh jadi gitu ceritanya. Tapi siapa tahu pilihan Mama kamu itu yang terbaik,” ucap Selena tenang.
“Ya tapi sebagai wanita nggak bisa asal terima gitu aja dong, kalau memang gak cinta ya nolak, itu baru wanita bernilai,” sanggah Raya.
“Aku gak komen deh, mau santai aja di sini,” sahut Haris.
“Udah deh intinya kalian temani aku di sini biar gak bosan sama perempuan itu,” pinta Bara.
Mereka berempat tertawa bercanda tanpa Syara.
Malam hari, saat semua orang sedang sibuk di kamarnya masing-masing, Syara melihat Bara sedang berbincang dengan Raya di balkon Villa. Hanya mereka berdua, tak ada Selena dan Haris. Namun, Syara tak bisa mendengar pembicaraan mereka, hanya mampu mengintip dari jendela kamarnya apa yang mereka lakukan.
“Bar, sebenernya aku kecewa sama pernikahan kamu,” ucap Raya.
“Maksudnya?” tanya Bara ingin tahu.
“Bar, aku suka sama kamu, aku pikir kita bisa dekat, eh sekarang kamu malah menikah sama orang lain,” jawab Raya penuh kecewa.
“Jadi kamu juga suka sama aku, sejak kapan?” tanya Bara ingin mengorek lebih dalam.
“Semenjak kita berempat dulu liburan di Bali, nggak tau kenapa aku tiba-tiba suka aja sama kamu,” jawab Raya.
“Sekarang masih suka?” tanya Bara lembut.
“Ya, masih sih tapi kan kamu udah nikah. Gak mungkin aku jadi pelakor. Gak level banget,” ucap Raya pesimis.
“Aku juga suka sama kamu kok, Ray. Aku juga kagum sama kamu, nggak tau kenapa aku suka aja sama wanita karir kayak kamu,” ucap Bara penuh kelembutan.
“Terus istri kamu mau dikemanakan?” tanya Raya yang tak habis pikir dengan ucapan Bara.
“Dia gak akan berani protes, tenang aja. Dia gak akan tau juga aku di luar ngapain aja, sama siapa aja. Aku pasti malas banget di rumah liat dia terus. Siapa tahu kalau dia liat aku sama kamu terus, dia akan minta pisah secepatnya. Aku menyetujui pernikahan ini demi mama, bukan karena aku mau sama perempuan itu,” ungkap Bara sembari mengelus pipi Raya mesra.
Syara terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Namun dia berusaha menetralkan perasaannya. Walaupun Syara belum begitu mencintai Bara, namun hatinya tetap bisa merasakan sakit. Syara yang menunggu Bara akan masuk ke kamarnya, tak kunjung datang juga. Dia pun berusaha tak memikirkannya lalu memilih untuk tidur.
###
Pagi hari, Syara yang telah lebih dulu bangun dan selesai mandi, berjalan-jalan di sekeliling Villa untuk menikmati kesegaran dan kesejukan udara pagi hari. Dan tak sengaja, dia bertemu Haris.
“Hai, Ra,” sapa Haris.
Syara tersenyum dan mengangguk.
“Har, sarapan yuk,” teriak Selena dari dalam villa.
“Yuk, Ra,” ajak Haris masuk ke dalam villa.
Di meja makan, telah siap makanan yang dihidangkan oleh penjaga villa milik Papa Bara. Terlihat Bara, Selena, dan Raya sudah siap di kursi masing-masing. Namun hanya ada 4 kursi di sana. Haris mengalah dan mempersilakan Syara duduk, namun Bara tak mengizinkannya. Bara meminta Syara untuk makan di dapur karena ia yang mengundang teman-temannya mengunjungi villa.
“Gak papa kok, Bar, aku bisa nanti aja makannya,” ucap Haris yang tak setuju dengan tindakan Bara.
“Gak bro, kamu di sini. Lagian Syara juga bisa makan di dapur,” ucap Bara tanpa rasa bersalah.
“Selesai sarapan kita berenang yuk, tadinya aku mau berenang dulu tapi karena udah laper banget jadi makan aja dulu,” ajak Raya.
Bara dan Selena mengangguk.
Beberapa menit kemudian mereka bersiap untuk berenang.
Syara yang juga telah selesai makan hanya mampu melihat keseruan mereka dari balik jendela. Sesungguhnya Syara tak bisa melihat pemandangan ini. Pemandangan dimana suaminya berenang dengan wanita-wanita lain yang berpakain sangat terbuka. Namun dia hanya ingin diam entah mengapa rasanya tak ingin sama sekali mempermasalahkan sikap Bara. Menurutnya, Bara memang belum bisa menerima pernikahan ini.
“Lakukan apa pun yang membuat kamu senang, Bara. Aku yakin suatu saat aku yang akan memenangkan hati kamu,” guman Syara dengan yakin.
“Ra, gak ikut?” tanya Haris yang tiba-tiba muncul di bekakang Syara yang sedang berdiri mematung melihat keseruan Bara dan teman-temannya.
“Nggak, kamu nggak ikut?” Syara berbalik bertanya.
“Lagi gak pengen nyebur,” ucap Haris tersenyum.
“Ra, maaf ya yang tadi,” imbuh Haris lagi.
“Gak papa kok, memang kamu 'kan juga tamu di sini,” jawab Syara lembut.
“Sabar ya, Ra, sama sikap Bara. Suatu saat dia pasti akan luluh sama kamu. Kamu baik dan kalem banget jadi cewek. Mungkin saat ini dia lagi proses menerima kamu,” ucap Haris menenangkan Syara.
Syara tersenyum mengangguk.
###
“Loh, kok udah pulang?” tanya Bu Desi saat mengetahui Bara dan Syara telah sampai di rumah kembali.
“Bara banyak kerjaan, Ma. Nggak bisa ambil cuti lama-lama,” jawab Bara datar sembari berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka diikuti oleh Syara.
Di kamar, Bara terdengar sedang menelepon Raya.
“Iya aku udah sampai juga, kamu istirahat dulu gih, jangan langsung kerja,” ucap Bara.
“Oke, bye,” lanjutnya mengakhiri teleponnya.
Syara terdiam seolah sedang melatih dirinya untuk kebal dengan sikap Bara.
“Hari ini langsung ngantor, Bar?” tanya Syara membuka obrolan.
Bara tak menjawab pertanyaan Syara, hanya memandang sinis.
“Kamu mau pakai baju yang mana biar aku siapkan,” tawar Syara.
“Gak usah,” jawab Bara ketus.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wirda Lubis
kalau ngak cinta mengapa mau di jodoh kan bikin sakit
2023-10-21
1
Arisya R
Awas lu ya Bara.. 😒😅 semangat kak.. 🫶🏻
2023-08-24
1
El
gitu banget bara
2023-08-23
1