Kelicikan Bara

Syara yang sudah menyiapkan sarapan untuk Bara, lagi lagi harus menerima penolakan dari Bara. Tak hanya menolak, Bara juga membentak Syara seperti biasanya. Syara terdiam memupuk kesabarannya, lalu mengikuti Bara keluar kamar dan menuruni tangga.

“Bara, Syara sudah buatkan sarapan kamu nih, makan yuk,” pinta Bu Desi.

“Gak, Ma. Bara buru-buru,” ucap Bara pamit pada Mamanya.

“Mau dibekalin aja, Bar?” tawar Syara.

“Kalau aku bilang nggak sarapan ya nggak! Pagi-pagi jangan bikin emosi dong!” bentak Bara seraya pergi meninggalkan rumah.

“Gak papa, kita makan aja yuk,” ucap Bu Desi menenangkan Syara.

“Sabar, ya, menghadapi Bara memang harus sabar.” Bu Desi terus menasehati dan menenangkan menantunya itu.

Syara mengunyah makanannya dan mengangguk.

###

“Udah makan?” tanya Syara pada Bara sepulang kantornya.

“Udah,” jawab Bara singkat seperti biasa.

“Bara, mau nggak kamu meluangkan waktu untuk ngobrol sama aku, sebentar aja?” tanya Syara dengan hati-hati.

“Tau gak aku baru pulang kerja? Aku capek! Kamu 'kan gak pernah merasakan capek abis pulang kerja, jadi jangan egois!” Lagi-lagi Bara membentak Syara.

“Aku cuma tanya baik-baik, kalau gak mau, bisa jawab baik-baik juga kan. Aku tau kamu belum bisa menerima aku, tapi kalau kamu nggak coba mana bisa?” protes Syara dengan santun dan nada pelan.

“Bisa diam gak? Dengar ya, aku gak akan pernah mau menerima kamu! Gak perlu mencoba dan berharap apa pun dalam pernikahan ini!” ucap Bara dengan nada tinggi.

“Satu lagi, gak usah sok baik sama aku, aku gak butuh! Dari awal aku gak pernah setuju dengan pernikahan ini jadi gak usah anggap aku suami kamu!” tegasnya lagi.

“Kenapa kamu nggak suka sama aku?” tanya Syara dengan berani namun tetap dengan nada lirih.

“Masih tanya kenapa? Kamu itu kampungan dan nggak berkelas! Liat 'kan temen-temen aku kemarin, liat bedanya sama kamu apa. Liat Selena dan Raya! Mereka jauh di atas kamu!” Bara terus memaki dan memandangi Syara dari atas sampai bawah.

Syara hanya mampu diam dan memandangi Bara yang berlalu ke kamar mandi. Tak sengaja Syara melihat sekilas notifikasi di hp Bara.

Raya : “Thank you for dinner tonight.”

Syara yang mengira dirinya belum begitu mencintai Bara, ingin sedikit lebih cuek menghadapi sikap Bara sembari menikmati perjalanan pernikahan ini. Namun kenyataannya, semakin Bara menyakitinya, semakin Syara merasakan benih-benih cintanya pada Bara.

“Bara, kamu abis pergi makan malam sama Raya?” tanya Syara memberanikan diri.

“Bukan urusan kamu! Jangan lancang buka hpku!” bentak Bara sembari mengecek ponselnya.

“Aku gak sengaja liat notifikasinya, nggak menyentuh hp kamu sama sekali,” jawab Syara jujur.

###

“Kok pagi banget, Bar berangkatnya?” tanya Syara pada Bara yang tak biasanya berangkat sepagi ini.

“Bukan urusan kamu!” jawab Bara ketus.

“Aku bawain bekal ya,” tawar Syara.

“Sekali lagi aku bilang gak usah ikut campur sama hidupku! Aku mau makan atau nggak, itu bukan urusanmu!” tutur Bara dengan nada tinggi.

“Mau gimanapun sikap kamu, aku adalah istri sah kamu! Aku berkewajiban untuk menyiapkan semua kebutuhanmu dan taat sama kamu, Bara,” tegas Syara.

“Terserah! Sampai kapan pun, aku nggak akan pernah anggap kamu ada! Jadi berhenti kamu mencari perhatianku!” seru Bara seraya mengambil ponsel dan tasnya.

“Iya, aku jemput sekarang,” ucap Bara di telepon.

“Kamu mau jemput Raya, Bar?” tanya Syara memastikan tebakannya.

“Kamu budek atau tuli sih? Aku bilang gak usah ikut campur urusanku! Urus aja penampilanmu yang kampungan itu! Jangan pakai baju murah! Minimal pakai parfum dan rawat badanmu biar bagus! Satu lagi, jangan pernah anggap aku suami kamu! Numpang hidup aja gak usah bikin ribet hidup orang!” bentak Bara meninggalkan Syara di kamar.

Deg.

Jantung Syara seakan berdegup kencang mendengar kata-kata kasar Bara. Anehnya, semakin hari semakin terasa sakit hatinya, namun justru Syara semakin ingin Bara berubah menjadi baik padanya.

Syara berdiri di depan cermin, memandangi sekujur tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki. Dia merasa selalu wangi dan memakai baju yang cantik saat berada di rumah Bara. Lalu, entah mengapa Bara tak pernah menyukainya.

###

"Jadi kamu maunya gimana, Bar?” tanya Raya yang duduk di sebelah kemudi Bara.

“Nggak tau Ray, aku sumpek banget tiap liat dia, dia beda banget sama kamu. Kamu yang selalu wangi dan cantik. Dia memang benar-benar gak berkelas,” ujar Bara kesal.

“Lalu kenapa nggak cerai aja?” tanya Raya.

“Sejujurnya aku udah eneg banget di rumah, tapi Mama minta aku untuk tetap bertahan dulu, entah sampai kapan,” jawab Bara penuh amarah.

“Atau mungkin Tante Desi mau liat kamu menderita dulu hidup sama orang yang nggak kamu suka, baru izinin kamu pisah,” ucap Raya beropini.

“Atau mungkin juga, aku yang emang harus bener-bener bikin dia gak betah sama aku sampai dia yang minta cerai,” curhat Bara.

“Yaudah, untuk menetralisir emosi kamu, aku akan selalu ada di deket kamu, biar gak stres marah-marah terus,” ucap Raya merayu.

Di tengah percakapannya dengan Raya, tiba-tiba ponsel Bara berdering.

“Halo, Ma, ada apa?” jawab Bara di telepon.

Terdengar Bu Desi mengatakan sesuatu pada Bara. Tak lama, Bara menutup teleponnya.

“Ada apa, Bar?” tanya Raya ingin tahu.

“Ray, aku boleh minta tolong nggak?” tanya Bara serius.

“Apa, Bar? Kalau aku bisa bantu pasti aku bantu,” jawab Raya optimis.

“Nanti malam Mama berangkat ke Bali, ada acara sama temen-temen arisannya sekalian mau liburan beberapa hari ini. Kamu mau nggak menginap di rumahku?” pinta Bara.

“Terus Syara gimana kalau aku menginap di sana?” tanya Raya.

“Ya biarin aja, nanti kita bisa karaokean, berenang bareng, have fun lah pokoknya. Besok kan akhir pekan, aku gak mungkin buang waktu untuk dia. Sekalian mau bikin Syara makin gak betah sama aku,” bujuk Bara.

Raya terlihat mempertimbangkan tawaran Bara. Baginya, tak ada ruginya menuruti permintaan Bara karena ini juga kesempatan baginya untuk bisa lebih dekat dengan Bara. Toh, Bara dan Syara memang tak saling cinta jadi tak ada yang harus dijaga perasaannya.

###

“Mama pergi dulu ya, kamu baik-baik sama Bara,” pamit Bu Desi yang diantar Syara sampai depan pintu rumah.

“Iya, Ma, hati-hati ya,” ucap Syara lembut.

Bu Desi meninggalkan Syara menuju mobil yang akan mengantarkannya menuju bandara. Syara menunggu mobil mertuanya melaju, namun saat ia akan masuk rumah, Bara datang bersama Raya dengan membawa tas besar. Syara memandangi kehadiran Raya dengan penuh tanya.

“Raya mau menginap di sini selama Mama pergi, kamu tidur di kamar kamu sendiri, bawa ini!” perintah Bara pada Syara untuk membawakan tas Raya.

“Hai, Ra,” sapa Raya tanpa rasa bersalah.

Syara berjalan membawakan tas Raya menuju kamar tamu.

“Raya nggak tidur di sana, dia tidur di kamar aku!” seru Bara.

“Bar, biar kita menikah tanpa cinta, tapi seharusnya kamu bisa menghargai aku!” balas Syara tegas.

Bara mendaratkan tamparan di pipi mulus Syara.

“Dari awal aku sudah bilang jangan mengharapkan kebahagian dalam pernikahan ini!” bentak Bara sembari meninggalkan Syara.

“Ra, aku ke sini justru mau membantu kamu biar bisa lepas dari pernikahan yang nggak kalian impikan,” tukas Raya lembut seraya menghampiri Syara.

“Maksud kamu apa?” tanya Syara tak paham.

“Semakin cepat kamu meminta cerai pada Bara, semakin tenang hidup kamu. Aku tahu kamu pasti juga gak menerima pernikahan ini kan,” lanjut Raya membujuk Syara.

“Siapa bilang? Aku sudah menerima kok,” jawab Syara tegas.

Raya yang ingin melanjutkan percakapannya, tiba-tiba ponselnya berdering.

“Halo, Har, ada apa?” jawab Raya di telepon.

“Ray, aku tau kamu suka sama Bara, tapi nggak begini caranya. Kita sebagai teman harusnya mendukung mereka bukan malah menghancurkan. Aku mohon kamu pergi dari rumah Bara sekarang juga,” pinta Haris pada Raya.

“Justru aku mau membantu mereka biar lepas dari ikatan ini. Mereka harus tegas menolak Tante Desi, bukan diam aja begini,” sahut Raya menjawab perkataan Haris sembari memperlihatkan mimik muka sinisnya pada Syara.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

haduh syara kok boding banget
..udah bara cuex kok cinta..

2024-12-09

1

El

El

sepertinya ini Bara ya, yang dimaksudkan Haris 🤔

2023-08-25

1

El

El

sok jadi pahlawan 😏

2023-08-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!