Mata indah dengan bola mata yang berwarna coklat tua. Mengerjab beberapa kali, terlihat begitu lucu, apalagi dipadukan dengan kaca mata bulat. Katriana tidak mampu lagi menguasai dirinya. Pria di depannya saat ini, terlihat sangatlah dewasa, tampan, dan penuh kharisma.
Wajahnya begitu indah, dengan garis pipi dan rahang yang sempurna. Mata berwarna biru langit disertai bulu mata yang lentik dan alis yang tebal. Hidung mancung, ditambah dengan bentuk bibir yang sangat seksi. Menurut Katriana, dari semua model pria tampan yang pernah bertemu dengannya, pria di depannya ini terlihat jauh lebih sempurna.
" Oh God.. Mimpi apa aku semalam? Kenapa aku merasa tertimpa durian runtuh saat ini.. " Batin Katriana berteriak senang sekali.
Katriana merasa sangat senang dan tidak kecewa kali ini dengan pilihan orang tuanya. Dia merasa beruntung karena mendapatkan calon suami yang secara keseluruhan tampaklah sangat sempurna. Tidak rugi jika dia merelakan masa depannya, demi pria di depannya ini. Katriana tersenyum sendiri, mengingat kejadian dua minggu yang lalu. Kejadian yang mengawali semua ini.
Flashback,
" WHAT? MAMA SERIUS? " pekik Katriana ketika mendapatkan kabar menggemparkan dari sang mama.
" Of course, mama serius. Seribu rius malah.. Pokoknya kamu harus mau mama jodohkan dengan anak teman mama. Atau besok, kamu pergi ke kantor papa mu, dan gantikan posisi papa mu.. " Ucap tegas mama Hannah.
" Ma, sekarang ini sudah zamannya semua hal itu modern. Dan mama mau menjodohkan aku.. Begitu? Mama jangan konyol ya.. " Katriana merasa jika saat ini, kebebasannya akan terampas darinya. Sehingga sebisa mungkin dia tidak akan kalah dari sang mama.
" Terserah.. Mau bicara mama konyol, atau sekarang sudah zaman modern. Yang jelas, dua minggu dari sekarang kamu akan mama dan papa ajak ketemu calon suami kamu.. Kalau tidak mau, ya.. Silahkan saja besok ikut papa mu ke kantor. " Mama Hannah tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membuat putri semata wayangnya tidak lagi bisa berbuat macam-macam.
Katriana dengan wajah memelas, menatap papa Gordon dengan maksud meminta bantuan sang papa untuk menjinakan nyonya besar Lucius agar tidak membuat hidupnya terancam.
" Papa di pihak mama.. Jadi ikuti saja ucapan mama mu.. Papa rasa kamu nggak akan rugi kok. Papa sudah bertemu dengan pria ini dan dia seribu kali lipat lebih baik dari mantan pacar kamu yang model itu. " Katriana mencebik mendengar ucapan papa Gordon.
" Jadi bagaimana, Katriana Lucius? Apa jawaban mu? " Tanya mama Hannah menantang.
Flashback off.
" Hei.. Halo.. " Terlihat sebuah tangan besar, melambai-lambai di depan wajah Katriana.
" Nona Katriana... Halo.. " Tangan besar itu kembali melambai. Dan kali ini, berhasil membangunkan Katriana dari lamunanannya.
" Eh.. Ya.. Maaf.. " Katriana berjingkat kaget.
" Kamu sejak tadi melamun.. Ada apa? " Mata Katriana berkedip-kedip cepat, sambil matanya menatap ke sekeliling dan betapa terkejutnya Katriana, dimana dirinya berada saat ini.
" Kok.. Aku sudah ada di sini? Bukannya tadi masih di dekat pintu masuk mansion ya? Selama itu aku melamun? Gila.. Gila.. Gila.. " Batin Katriana menjerit malu sekali. Tolong, adakah yang bisa menenggelamkan dirinya ke lautan sekarang.
" Santai saja.. Jangan terlalu formal, kita coba dekatkan diri kita selagi ada kesempatan. " Ucap pria yang duduk di samping Katriana.
" Iya.. Kita coba mendekatkan diri.. " Katriana menunduk.
Malu, rasanya sangat malu sekali karena ketahuan sedang melamun. Apalagi Katriana tahu apa yang dia lamun kan, dan dia sudah bisa menebak bagaimana ekspresi wajahnya saat dia melamun. Rasanya sangat malu sekali, terlihat seolah dirinya benar-benar baru saja mendapat jackpot. Padahal memang seperti itu kenyataannya.
Jackpot besar yang kali ini Katriana dapatkan, mungkin tidak akan bisa terulang untuk yang kedua kalinya. Mendapatkan calon suami yang perfect, dimana sudah mapan, dari keluarga terpandang yang kekayaannya nomor satu di negaranya. Kemudian bonus kemenangan, dimana calon suaminya terlihat tampan dan good looking.
Tampan saja bagi Katriana tidak cukup, karena sudah banyak pria tampan di dunia ini. Tapi untuk yang good looking, dari seribu pria mungkin hanya satu atau dua pria saja yang memilikinya. Katriana terlihat sudah mupeng sekarang, tidak sabar untuk benar-benar menikah dengan pria tampan di sebelah nya ini.
*********
Gafar mengajak wanita yang katanya adalah calon istrinya ini, untuk duduk memisahkan diri dengan anggota keluarga lainnya. Selain tidak ingin direcoki saudaranya yang sudah tua saja masih berkelakuan seperti anak ABG. Gafar juga ingin mendekatkan diri dengan calon istrinya dengan membangun komunikasi yang baik diantara keduanya.
Meski sejak tadi, yang Gafar lihat hanya calon istrinya ini tengah melamun dan senyum-senyum sendiri. Tapi hal itu tidak mengusiknya sama sekali. Wanita sudah biasa melamun, membayangkan betapa indahnya hidup meski kenyataan nantinya tidak seperti bayangannya.
Gafar banyak sekali bicara malam ini, dan ini untuk pertama kalinya. Biasanya, Gafar akan banyak bicara hanya ketika dia tengah membela kliennya di sebuah persidangan. Tapi malam ini spesial, karena dia bertemu dengan calon istrinya. Dan karena semua ini diawali dengan sebuah perjodohan, Gafar merasa dirinya harus mendekatkan diri terlebih dahulu.
" Apa yang membuat kamu, menyetujui rencana orang tua kita untuk dijodohkan dengan ku? " Tanya Gafar. Pembawaannya sejak tadi sangat tenang, tidak grogi sama sekali.
" Ehmm.. Mau tahu alasan yang jujur atau yang bohong? " Katriana nyengir. Merasa malu jika dia mengatakan alasan dirinya menerima perjodohan ini.
" Nggak apa, jujur saja.. Sebuah hubungan bisa berjalan lancar kalau komunikasi kita tidak ada kebohongan. " Gafar tersenyum.
" Karena aku tidak ingin, jika saat ini aku harus menggantikan posisi papa di kantor.. Aku masih ingin melakukan hal-hal yang aku sukai, jadi... Hehehehe.. " Gafar terkekeh mendengar ucapan Katriana.
" Kak Gafar sendiri, alasannya apa? " Katriana memberanikan diri untuk bertanya.
" Karena aku tidak memiliki waktu untuk mencari jodoh, jadi mommy menggantikan ku untuk mencari jodoh.. Pekerjaan membuat ku sangat sibuk hingga tidak sempat mengurus masalah jodoh. " Katriana tercengang. Jawaban pria yang merupakan calon suaminya ini terdengar sangat tidak masuk akal.
" Kakak jangan bercanda deh.. Kakak yang setampan ini, belum lagi mapan, mana mungkin kesulitan mencari jodoh.. Bohong banget.. " Katriana mengolok.
Gafar terkekeh cukup lama, mendengar komentar dari wanita di sampingnya ini. Memang benar terdengar konyol sekali alasannya untuk menerima perjodohan ini. Tapi itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Kesibukan kerja membuat dirinya malas mencari kekasih, hingga membuat mommy Noura khawatir kalau saja Gafar berubah menjadi belok.
" Bagi ku, menjalani sebuah hubungan tidak bisa kita main-main. Berkenan dengan banyak wanita, tidak akan membuat diri sendiri dianggap istimewa. Bagi ku, jika sudah menentukan siapa yang akan menjadi pendamping ku, maka aku tidak akan melepaskannya dengan alasan apapun. " Gafar yang tadinya menatap lurus ke arah keluarganya, kini berbalik menatap wanita yang menjadi calon istrinya.
" Aku tidak suka sebuah pernikahan dengan adanya kontrak di dalamnya. Tidak suka dengan pernikahan yang berujung dengan kata cerai. Tidak suka dengan pernikahan yang dianggap sebagai sebuah permainan.. Jadi... Sebelum kamu mengatakan benar-benar setuju melanjutkan perjodohan ini.. Aku ingin mengatakan sesuatu.. Apa kamu mau mendengarnya? " Tanya Gafar terlihat sangat serius sekali.
" A-apa itu... Kak? " Katriana jadi gugup saat ini.
" Pernikahan kita memang karena perjodohan dan belum ada cinta diantara kita berdua. Tapi, aku tidak menginginkan adanya kontrak dan perceraian di dalam pernikahan kita nantinya.. Apa kamu bisa menerima semua itu? "
Katriana terlihat berpikir dengan sangat keras. Memikirkan tentang ucapan Gafar baru saja. Katriana merasa ucapan Gafar perlu dipikirkan dengan serius, sebelum pada akhirnya nanti, dia akan memberikan jawabannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments