Takdir Luar Biasa

Takdir Luar Biasa

Bab 1

" Sayang bangun" Ucap Amira pada Zein yang masih terlelap tidur di kasur dengan balutan selimut.

" sayang bangun udah siang" Ucap Amira kembali sambil menggoyangkan tubuh suaminya itu

" hoam (menguap), ada apa sayang?" Tanya Zein sambil membuka mata dan mencoba duduk

" Sayang kamu ga inget ini hari apa?" Tanya Amira

" Tentu saja inget dong sayang" Balas Zein yang sebenarnya lupa dan hanya berpura pura ingat

" Yaudah cepet kamu siap siap, mana aku kan sebentar lagi akan pergi" Pinta Amira

" Bisakah kamu tidak usah pergi sayang?" Tanya Zein

" Gabisa dong sayang, kan acara ini sudah direncanakan sejak lama dan juga kehadiran aku sangat diperlukan disana" Balas Amira

Zein pun segera ke kamar mandi sementara Amira ia sedang mengemas pakaiannya di koper.

Setelah selesai mandi dan bersiap, Zein duduk di sebelah koper Amira.

" Sayang bukankah ini buku dairy kamu?" Tanya Zein sambil menunjukkan sebuah buku

" Jangan dibaca atau dibuka" Ucap Amira sambil berlari untuk mengambil buku dairy dari tangan Zein

Kini Amira dna Zein bermain main sambil saling berebut buku diary

Tok Tok

" Zein, Amira, apakah kalian masih tidur?" Tanya Melinda atau ibunya Amira dari luar pintu

" Tidak bu, kami sudah bangun" Jawab Amira

" Ayo cepat turun untuk sarapan, bukankah kalian juga ada acara" Ucap Melinda

" iya bu, sebentar lagi kami akan turun" Jawab Zein

Akhirnya buku dairy telah berhasil direbut kembali oleh Amira, dan segera ia memasukkan buku dairy nya ke dalam koper.

"Sayang ayo turun" Ucap Zein sambil membawakan koper Amira

" Kamu duluan aja sayang, aku mau ke kamar mandi dulu" Pinta Amira

Zein pun turun sambil membawa koper Amira dan segera bergabung bersama Melinda untuk sarapan.

" Zein dimana Amira?" Tanya Melinda

" Ia izin ke kamar mandi dulu bu" Jawab Zein

" Hadiah apa yang telah kamu siapkan untuk Amira? Jangan bilang kamu lupa tentang hari ini" Tanya Melinda

" Ehmm, memangnya hari ini hari apa sih bu?" Tanya Zein dengan berbisik

" Ihhh dasar, masa kamu lupa sih sama hari ulang tahun istri kamu" Ucap Melinda

" oowww, sial kenapa juga aku bisa sampai lupa seperti ini, bagaimana sekarang bu, tolong bantu aku" Ucap Zein

" Kamu siapkan hadiahnya hari ini, dan ya nanti kamu bilang saja akan memberikan hadiah itu saat nanti Amira pulang" Balas Melinda

" Ya tentu bu" Balas Zein

Dari tangga terlihat Amira sedang turun dan menuju ke meja makan dimana Zein dan Melinda sedang duduk.

Amira adalah wanita yang sangat cantik dan juga cerdas, ia bahkan telah memiliki gelar Magister.

Di kediaman lain, di sebuah daerah yang dekat gunung terdapat sebuah perumahan mewah, Disana tinggallah sepasang suami istri yaitu Arshad dan Zhafira.

" Arshad, sayang kamu dimana?" Teriak Zhafira sambil mencari Arshad di seluruh rumah

" Bi liat Arshad ga?" Tanya Zhafira pada salah satu pembantu di rumahnya.

" Tuan Arshad sebenarnya tadi pagi bibi liat pergi jogging Non" Jawab Bi Wita

" Oh syukurlah, kirain aku Arshad pergi kemana"

" Non, bukankah hari ini adalah hari anniversary pernikahan kalian?" Tanya Bi Wita

" Iya betul sekali bi, hari ini aku juga ingin memberikan hadiah spesial untuk Arshad"

" Wah hadiah spesial apa non?" Tanya bi Wita

" Ada deh bi" Jawab Zhafira

Zhafira adalah orang yang sangat cantik dan sangat ramah, bahkan semua pembantunya telah ia anggap seperti keluarga sendiri.

Belum lagi di rumah mewahnya itu ia hanya tinggal dengan Arshad dan para pembantu saja.

Dan sebenernya juga Arshad memiliki perusahaan di kota, sehingga ia hanya pulang saat weekend saja.

Kini Zhafira hanya duduk saja di kursi taman depan rumahnya sambil menunggu Arshad pulang.

" Sayang" Teriak Zhafira saat melihat Arshad datang

Zhafira langsung berlari dan memeluk tubuh Arshad dengan erat.

" Sayang, kamu ingat kan hari ini adalah hari anniversary kita" Ucap Zhafira yang masih memeluk Arshad

" Ya tentu dong sayang" Jawab Arshad

" Lalu dimana hadiah untukku?" Tanya Zhafira sambil menggeledah tubuh Arshad

Tiba tiba dari saku jaket Arshad, Zhafira menemukan sebuah kotak cincin. Tanpa lama Zhafira segera membuka kotak tersebut dan memakai cincin yang ada didalamnya itu

" muah( cium Zhafira pada pipi Arshad), terimakasih banyak sayang, wow cincinnya sangat indah dan cantik sekali" Ucap Zhafira

" Tuan, Non, Sarapannya udah siap" Ucap Bi Wita sambil menghampiri Zhafira dan Arshad

" Bi, liat ini cantik kan?, ini hadiah anniversary dari Arshad Bi" Ucap Zhafira sambil memperlihatkan tangannya pad Bi Wita

" wow, cantik dan cocok sekali ditangan non" Jawab Bi Wita

Zhafira dan Arshad pun segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk sarapan.

" Sayang, kok kamu lupa sih sama ukuran tangan aku, ini sebenarnya kegedean sedikit " Ucap Zhafira sambil duduk di meja makan

" Maaf sayang, bukannya aku lupa sama ukuran tangan kamu namun sebenernya karena design cincin itu sangat cantik dan aku yakin kamu juga akan langsung menyukainya walaupun memang hanya beda sedikit dengan ukuran tangan kamu" Balas Arshad

Tring tring tring tring

Suara handphone Arshad berbunyi.

" Sayang aku angkat telpon dulu sebentar" Ucap Arshad sambil meninggalkan meja makan

Lima menit kemudian Arshad kembali ke meja makan.

"Siapa yang telpon?, padahal kan ini weekend dan hari libur" Tanya Zhafira

" Biasa, client ingin membahas kontrak, dan juga maaf banget sayang, aku sekarang harus pergi" Ucap Arshad

" Yah, tapi kamu harus pulang nanti malam ya aku mau kasih kejutan spesial " Balas Zhafira dengan sedikit cemberut

" Tentu sayang" Ucap Arshad sambil mencium kening Zhafira

Arshad pun kini segera pergi menuju kamar untuk bersiap siap.

Di kediaman Zein dan Amira, kini mereka telah selesai sarapan.

" Bu, kami pamit pergi ya" Ucap Amira pada Melinda

" Hati hati dijalan ya" Balas Melinda sambil melambaikan tangan

Zein dan Amira pun kini segera menuju mobil, dan langsung memasukkan koper Amira ke dalam bagasi. Segera mereka pun berangkat

" Sayang, bukankah kamu punya jadwal praktek yang padat?" Tanya Amira

" Iya, namun tetap saja aku harus mengantarkan istriku tercinta terlebih dahulu" Jawab Zein

" Terimakasih banyak sayang " Ucap Amira sambil mencium pipi Zein

Zein dan Amira pun kini telah tiba di bandara.

" Sayang aku pamit ya" Ucap Amira

Tanpa menjawab Zein langsung memeluk tubuh Amira.

" Sayang, cepatlah pulang" Bisik Zein pada Amira

Amira hanya mengangguk menjawab bisikan Zein, Segera Amira pun pergi dan meninggalkan Zein.

Tringg Tringg

Handphone Zein berbunyi, dan ternyata Safana atau salah satu perawat di rumah sakit tempat Zein bekerja menelpon.

Zein:" Halo, ada apa Safana?"

Safana:" Dok, apakah dokter telah melihat berita, ada sebuah kecelakaan beruntun di dekat gunung, dan para tim medis dari rumah sakit kita akan segera dikirim kesana, serta dokter juga diperintahkan untuk langsung kesana, dan lokasi tempat kecelakaannya akan saya kirim kan lewat pesan"

Zein:" Oh ya baiklah, lalu kalau gitu tolong atur kembali jadwal praktek saya dengan para pasien"

Safana:" Baiklah dok"

Zein pun segera membawa mobilnya menuju lokasi yang dikirim oleh Safana. Setibanya disana ternyata kecelakaannya sangat parah bahkan banyak sekali orang yang mengalami luka luka, baik yang luka berat ataupun ringan, dan bahkan jalanan disana pun ditutup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!