Sementara Zein masih diam membeku.
" Berani sekali kalian menuduh anakku berselingkuh" Ucap Melinda dengan sangat marah
"Bukankah sudah jelas, bahwa dia berselingkuh dan mengalami kecelakaan sehingga mereka meninggal dalam mobil yang sama" Ucap Rayan sambil menunjuk ke arah jenazah Amira dan Arshad
" Tuan, tolong jaga ucapan Anda, suami saya tidak akan pernah berselingkuh" Ucap Zhafira yang mendengar tuduhan selingkuh dari mulut Rayan
" Kamu juga sadarlah nona, suami mu itu telah berselingkuh dengan menantu kami" Ucap Tamara
"Tidak, tidak mungkin suami saya seperti itu, kalian pasti salah" Ucap Zhafira sambil menangis
" Zein, sadarlah dan lihatlah orang tua kamu telah memfitnah Amira dan suami dia" Ucap Melinda sambil menggoyangkan tubuh Zein dan menunjuk ke ara Zhafira
"Zein, kami tidak memfitnah, ini semua adalah kenyataan yang terjadi" Ucap Tamara
Kini semuanya saling ribut, namun Zein tetap tidak bergeming.
" Kumohon diam lah semuanya, jangan terus ribut dan membuat ku semakin pusing, kepalaku sungguh sedang tidak bisa berfikir jernih" Teriak Zein pada semua orang
Kini semua orang diam dan tidak ribut, dari luar tiba tiba datang kembali ibunya Arshad dengan beberapa perawat.
" Pa, itu jenazah anak saya tolong segera diurus dan persiapkan agar bisa segera saya bawa" Ucap Maya pada beberapa perawat yang datang bersamanya
" Tunggu, biarkan saya juga ikut mengurus jenazah suami saha untuk terakhir kalinya" Ucap Zhafira sambil memohon
" Tidak, jangan pernah dengarkan perempuan pembawa sial ini" Ucap Maya
Para perawat hanya menurut saja dengan semua perkataan Maya, namun Zhafira juga tidak mau kalah ia segera berlari dan mengikuti perawat yang membawa jenazah Arshad. Sementara Maya masih berada di ruang mayat.
" Hey, anakmu itu telah berselingkuh dengan menantu kami" Ucap Tamara pada Maya
" Omong kosong, berani sekali kau memfitnah dengan mengatakan hal hal keji seperti itu pada anakku" Balas Maya dengan sangat marah
" Ini sungguh fakta, jika tidak percaya tanyakan saja pada polisi yang menangani kasus ini" Ucap Rayan
Maya tidak peduli dengan semua omongan Tamara dan Rayan barusan, Ia langsung pergi dari ruang mayat tanpa berkata apapun lagi, ia segera menuju ke tempat pengurusan jenazah Arshad.
" Tuan Rayan, kumohon hentikan lah semua omong kosong ini" Ucap Zein pada Rayan yang tidak lain adalah ayahnya
" Dan juga Nyonya Tamara tolong hentikan semua ini dan bawa Tuan Rayan pergi dari sini" Ucap Zein kembali pada Tamara atau ibu kandungnya
Sebenernya Zein sejak kecil membenci kedua orangtuanya, karena keduanya berselingkuh dan hampir bercerai. Namun semua hal yang terjadi saat itu telah menjadi luka yang sangat dalam di hati Zein, sehingga Zein paling benci pada orang yang berselingkuh. Sejak kejadian itu, Zein memanggil kedua orangtuanya dengan sebutan tuan dan nyonya. Namun saat ia bertemu dengan Amira dan ibunya, ia seperti mendapatkan keluarga baru dan ibu baru, sehingga ia sangat menyayangi Melinda.
" Zein, ibu mohon sadarlah dna pikirkan dengan kepala dingin, apa yang kami ucapkan bukanlah fitnah namun kenyataan" Ucap Tamara sebelum pergi meninggalkan ruang mayat
Namun kini Zein hanya diam saja, dan saat para perawat perempuan datang untuk mengurus jenazah Amira hanya Melinda lah yang ikut menemani pengurusan jenazah Amira.
Setelah cukup lama hingga ber jam jam, kini kedua jenazah telah selesai diurus dan tinggal di makamkan saja. Kedua jenazahnya akan segera dimasukkan ke dalam ambulan
" Bu, kumohon biarkan aku ikut bersama jenazah Arshad" Ucap Zhafira sambil memohon
Dimana jenazah Arshad telah masuk ambulan dan Maya juga telah duduk di dalam ambulan, sementara saat Zhafira akan naik ia didorong oleh Maya hingga jatuh.
" Pa, tolong segera tutup pintunya dan berangkat saja" Ucap Maya pada supir ambulan tanpa mendengarkan perkataan Zhafira
Zhafira kini menangis sementara ambulan telah pergi dari hadapannya.
" Sayang, sudahlah jangan memohon seperti itu, tidak ada gunanya karena mertuamu itu sungguh membenci kamu dan tidak ada sedikitpun rasa sayang pada kamu" Ucap Sarah sambil membawa Zhafira dari tempat tadi
" Tapi Bu, aku adalah istrinya Arshad, akulah orang yang seharusnya berada disampingnya apalagi saat saat terakhir seperti ini" Ucap Zhafira sambil menangis di pelukan Sarah.
Tiba tiba datang seorang laki laki paruh baya.
" Sudahlah, hentikan semua drama ini dan pulang saja" Teriak laki laki yang bari datang pada Zhafira dan Sarah
" Tapi..." Ucap Zhafira yang terkejut saat melihat orang di hadapannya
" Sayang, kenapa kamu bersikap seperti ini pada anak kita satu satunya" Ucap Sarah
" Bukankah dia juga lebih memilih cinta laki laki itu daripada kedua orangtuanya" Ucap Laki laki tersebut yang tidak lain adalah ayahnya Zhafira ( Fathan)
" Sayang jangan meributkan hal seperti itu disini, ini bukanlah waktu dan tempat yang tepat" Ucap Sarah
" Ayo cepat pulang, jika dia tidak ingin pulang tinggalkan saja" Ucap Fathan
" Ayo sayang, kita pulang saja sekarang bersama papa kamu" Ucap Sarah
" Tidak Bu, aku tidak akan pulang ke rumah kalian, sekarang aku akan pergi ke rumah Ibunya Arshad " Ucap Zhafira
" Dasar keras kepala, terserah apapun yang akan kamu lakukan Ayah sungguh tidak peduli" Ucap Fathan dengan marah
Tanpa lama segera Fathan menarik tangan Sarah dan membawanya pergi meninggalkan Zhafira.
Ternyata disisi lain, Zein sejak tadi berada disana dan menyaksikan semua pertengkaran tadi.
" Zein, ayo cepat naik" Teriak Melinda dari dalam ambulan
Tanpa menjawab Zein langsung berjalan menuju ke ambulan, dan ia juga melewati Zhafira tanpa peduli.
Saat di dalam ambulan Zein juga hanya terdiam saja tanpa menangis ataupun berbicara, sementara Melinda terus menangis.
Mobil Fathan ternyata masih ada di rumah sakit.
" Sayang, aku sangat tau bahwa kamu juga merasakan kesedihan Zhafira, namun mengapa kamu bersikap kasar seperti itu pada Zhafira, padahal dalam lubuk hati kamu, kamu sangat menyayanginya" Ucap Sarah
" Karena aku masih sangat terluka oleh keputusan Zhafira, yang lebih memilih laki laki itu daripada ayah dan ibunya sendiri, belum lagi sekarang dengan adanya fakta bahwa dia selingkuh " Ucap Fathan
" Selingkuh? Kata siapa sayang, kamu mendengar hal seperti itu dari mana?" Tanya Sarah dengan sangat terkejut
" Saat aku mendengar kematiannya, aku segera menuju ke lokasi kecelakaan, namun yang kudengar disana adalah ha yang sangat tidak terduga, bahkan yang paling aku benci adalah fakta ia meninggal bersama seorang wanita di dalam mobilnya" Jelas Fathan
" Namun sayang mungkin saja wanita itu adalah temannya" Bantah Sarah
" Tidak mungkin ia sahabatnya, karena saat jenazahnya ditemukan juga mereka dalam keadaan berpegang tangan"
Sarah tidak bisa menjawab apapun, ia merasa sangat syok dan terkejut.
Tiba tiba dari depan kaca mobilnya terlihat Zhafira lewat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments