Bab 5

" Sayang, itu Zhafira ayo cepat kejar aku sangat khawatir apalagi jika ia mengetahui tentang fakta yang kamu barusan katakan" Ucap Sarah sambil menunjuk ke arah depan kaca

Fathan segera keluar dan berlari mengejar Zhafira.

" Zhafira, mau kemana kamu?" Teriak Fathan

"Aku akan pergi ke rumah ibunya Arshad, bukankah ayah tidak akan peduli pada apa yang akan aku lakukan sekarang " Balas Zhafira

Tanpa mengatakan apapun Fathan segera menarik dan menggenggam tangan Zhafira dengan kencang dan menyeretnya hingga ke depan mobil.

" Ayah lepaskan aku, lepaskan tanganku" " Ucap Zhafira sambil mencoba melepaskan genggaman Fathan

" Masuklah" Ucap Fathan sambil membuka pintu mobil

Zhafira pun terpaksa menurut dan masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang.

" Ayah kumohon biarkan aku pergi ke rumah ibunya Arshad" Ucap Zhafira sambil memohon dan menangis kembali

" Dengarkan baik baik apa yang akan ayah katakan" Ucap Fathan

Sarah yang sepertinya mengetahui apa yang akan dikatakan Fathan langsung memegang tangannya dan menggelengkan kepala sebagai isyarat agar Fathan jangan memberi tau tentang fakta tadi.

" Suami mu itu berselingkuh dan mati bersama wanita selingkuhannya" Ucap Fathan

" Ayah mengapa ayah juga mengatakan hal hal seperti ini, seperti orang lain yang ada di ruang mayat" Balas Zhafira

" Karena ini adalah fakta, Zhafira Sadarlah jangan menjadi bodoh seperti ini" Teriak Fathan

" Tidak, tidak ini semua pasti bohong, tidak mungkin Arshad mengkhianati ku" Ucap Zhafira sambil menangis

" Jika kamu tidak percaya pada ayah, tanyakan saja pada polisi yang menemukan jasad mereka, dimana kedua jasad saat ditemukan sedang berpegangan tangan" Ucap Fathan

" Tidak tidakkkkk" Teriak Zhafira sambil keluar dari mobil

" Zhafira, Zhafira" Teriak Sarah memanggil Zhafira

Namun Zhafira tidak berbalik ataupun mendengarnya, Ia langsung berlari dan mencari taksi.

Sementara itu di kediaman Melinda, ambulan telah tiba. Para tetangga dan pembantu di rumah Melinda telah membereskan rumah Melinda dan menyiapkan tempat untuk dijadikan rumah duka sebelum dimakamkan.

" Zein ayo turun" Ucap Melinda dengan lembut pada zein yang masih terduduk di dalam ambulan sementara jenazah Amira telah di turunkan dan dimasukkan ke dalam rumah.

" Zein, Melinda kami turut berdukacita" Ucap beberapa tetangga yang telah berada di rumah Melinda

" Amira adalah orang yang sangat baik, kami yakin ia pasti telah tenang dan bahagia sekarang" Ucap tetangga yang lain

Tanpa berbicara atau membalas perkataan para tetangga, Zein hanya berjalan masuk dan menuju ke kamarnya.

Selang beberapa waktu, kini jenazah Amira akan segera dimakamkan.

Tok..tok..tok

" Zein, ayo Kita harus segera memakamkan Amira" Ucap Melinda dari luar pintu kamar Zein

Sementara di dalam ternyata Zein sejak datang hanya duduk dan termenung.

" Zein, ayo cepat" Teriak Melinda sehingga menyadarkan Zein dari lamunannya

" Iya bu" Jawab Zein dengan singkat

" Zein segera lah turun jika kamu sudah siap" Ucap Melinda sambil meninggalkan kamar Zein

Sementara di kediaman Maya, disana juga keadaan dan suasana sama persis dengan kediaman Melinda. Para tetangga telah memenuhi rumah dan saling membantu. Namun Zhafira ternyata belum tiba disana.

Kini jenazah Arshad akan segera dibawa ke pemakaman, tiba tiba Zhafira datang tepat saat semuanya akan berangkat.

" Hei, wanita pembawa sial sedang apa kau disini, pergi jangan pernah berani menginjakkan kaki di rumahku" Teriak Maya

" Bu, kumohon bu biarkan aku ikut memakamkan Arshad" Balas Zhafira sambil berlutut memohon

Semua tetangga hanya melihat, tidak ada yang berani membantu Zhafira.

" Tidak, cepat menyingkir dan pergi dari hadapanku" Ucap Maya

" Hei, dasar wanita tidak punya hati, berani sekali kau memperlakukan putriku seperti ini apalagi di hadapan semua orang " Teriak Fathan yang entah datang darimana namun tiba tiba ada disana.

" Ayo bangun sayang" Ucap Sarah sambil membangunkan tubuh Zhafira yang sedang berlutut.

"Wow, selamat, sekarang kamu membawa ayah mu juga untuk melawanku" Ucap Maya sambil bertepuk tangan

" Hentikan semua drama ini, kau juga wanita tidak tau malu dan tidak bisa mendidik seorang anak, berani sekali anakmu itu berselingkuh dari anakku hingga akhir hidupnya pun ia habiskan dengan selingkuhannya itu" Ucap Fathan dengan keras

" Berani sekali ucapan mu itu, bawakan bukti bukti bahwa anakku berselingkuh hingga meninggal" Balas Maya

" Tidak perlu repot repot membawa bukti, kondisi jasadnya saat ditemukan saja itu sudah jadi bukti ia berselingkuh " Jawab Fathan

" Ayah, kumohon hentikan semua ini, biarkan Arshad pergi dengan damai" Ucap Zhafira sambil memohon pada ayahnya

Sementara semua tetangga hanya diam dan melihat semua hal yang terjadi di rumah Maya.

" Aku tidak peduli jika Arshad selingkuh dari anakmu, namun itu berarti bahwa Arshad tidak bahagia hidup bersama dengan anakmu, dan tentu saja pasti ia berselingkuh karena semua kekurangan wanita pembawa sial itu" Ucap Maya sambil bergegas pergi bersama para tetangga untuk ke pemakaman

Saat Zhafira juga akan pergi ke pemakaman tiba tiba tanganya ditarik.

" Sadarlah Zhafira, lihat semua yang telah terjadi, mertuamu itu bahkan terus menghina dan memaki kamu, ayah tidak rela melihat kamu diperlakukan seperti itu" Ucap Fathan

" Ayah kumohon biarkan aku ikut ke pemakaman, entah Arshad selingkuh ataupun tidak aku hanya ingin berada disampingnya hingga saat terakhir " Ucap Zhafira

" Baiklah sayang, namun kami juga akan menemani kamu, ibu tidak rela kamu terus diperlakukan dengan kasar oleh wanita itu" Ucap Maya sambil mengajak Fathan juga untuk turut ikut ke pemakaman.

Mereka semua kini segera pergi menyusul ke pemakaman.

Setibanya di pemakaman ternyata mereka semua bertemu kembali dengan Melinda dan Zein. Yang berarti bahwa Amira juga akan dimakamkan di pemakaman yang sama dengan Arshad. Dan ternyata juga makam Arshad dan Amira bersebelahan bagaikan suami dan istri yang meninggal besama.

Zhafira hanya bisa melihat dari kejauhan bersama Fathan dan Sarah karena ia tidak diizinkan mendekat oleh Maya, dan untuk menghindari keributan lagi akhirnya Zhafira pun mengalah.

Pemakaman telah selesai, semua orang telah bubar dan meninggalkan pemakamam. Hanya tersisa keluarga terdekat saja.

Maya terus menangis di makam Arshad begitu juga dengan Melinda. Sementara Zein ia masih hanya diam saja tanpa menangis ataupun berbicara.

Tiba tiba dari kejauhan datang ibu dan ayah Zein.

" Zein, ayo sekarang pulanglah ke rumah kami" Ucap Rayan sambil berteriak

" Ya Zein, jangan tinggal bersama dengan Melinda lagi, karena kalian kini tidak memiliki hubungan apapun" Ucap Tamara

Zein yang sejak tadi diam, kini tiba tiba berbicara kembali.

" Tidak, pergi saja kalian disini, jangan menodai pemakaman yang suci ini dengan pertengkaran yang tidak penting, mungkin memang Amira telah meninggal, namun ibu Melinda tidak hanya mertuaku, ia justru ibu ku yang sebenernya" Ucap Zein dengan tegas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!