NovelToon NovelToon

Takdir Luar Biasa

Bab 1

" Sayang bangun" Ucap Amira pada Zein yang masih terlelap tidur di kasur dengan balutan selimut.

" sayang bangun udah siang" Ucap Amira kembali sambil menggoyangkan tubuh suaminya itu

" hoam (menguap), ada apa sayang?" Tanya Zein sambil membuka mata dan mencoba duduk

" Sayang kamu ga inget ini hari apa?" Tanya Amira

" Tentu saja inget dong sayang" Balas Zein yang sebenarnya lupa dan hanya berpura pura ingat

" Yaudah cepet kamu siap siap, mana aku kan sebentar lagi akan pergi" Pinta Amira

" Bisakah kamu tidak usah pergi sayang?" Tanya Zein

" Gabisa dong sayang, kan acara ini sudah direncanakan sejak lama dan juga kehadiran aku sangat diperlukan disana" Balas Amira

Zein pun segera ke kamar mandi sementara Amira ia sedang mengemas pakaiannya di koper.

Setelah selesai mandi dan bersiap, Zein duduk di sebelah koper Amira.

" Sayang bukankah ini buku dairy kamu?" Tanya Zein sambil menunjukkan sebuah buku

" Jangan dibaca atau dibuka" Ucap Amira sambil berlari untuk mengambil buku dairy dari tangan Zein

Kini Amira dna Zein bermain main sambil saling berebut buku diary

Tok Tok

" Zein, Amira, apakah kalian masih tidur?" Tanya Melinda atau ibunya Amira dari luar pintu

" Tidak bu, kami sudah bangun" Jawab Amira

" Ayo cepat turun untuk sarapan, bukankah kalian juga ada acara" Ucap Melinda

" iya bu, sebentar lagi kami akan turun" Jawab Zein

Akhirnya buku dairy telah berhasil direbut kembali oleh Amira, dan segera ia memasukkan buku dairy nya ke dalam koper.

"Sayang ayo turun" Ucap Zein sambil membawakan koper Amira

" Kamu duluan aja sayang, aku mau ke kamar mandi dulu" Pinta Amira

Zein pun turun sambil membawa koper Amira dan segera bergabung bersama Melinda untuk sarapan.

" Zein dimana Amira?" Tanya Melinda

" Ia izin ke kamar mandi dulu bu" Jawab Zein

" Hadiah apa yang telah kamu siapkan untuk Amira? Jangan bilang kamu lupa tentang hari ini" Tanya Melinda

" Ehmm, memangnya hari ini hari apa sih bu?" Tanya Zein dengan berbisik

" Ihhh dasar, masa kamu lupa sih sama hari ulang tahun istri kamu" Ucap Melinda

" oowww, sial kenapa juga aku bisa sampai lupa seperti ini, bagaimana sekarang bu, tolong bantu aku" Ucap Zein

" Kamu siapkan hadiahnya hari ini, dan ya nanti kamu bilang saja akan memberikan hadiah itu saat nanti Amira pulang" Balas Melinda

" Ya tentu bu" Balas Zein

Dari tangga terlihat Amira sedang turun dan menuju ke meja makan dimana Zein dan Melinda sedang duduk.

Amira adalah wanita yang sangat cantik dan juga cerdas, ia bahkan telah memiliki gelar Magister.

Di kediaman lain, di sebuah daerah yang dekat gunung terdapat sebuah perumahan mewah, Disana tinggallah sepasang suami istri yaitu Arshad dan Zhafira.

" Arshad, sayang kamu dimana?" Teriak Zhafira sambil mencari Arshad di seluruh rumah

" Bi liat Arshad ga?" Tanya Zhafira pada salah satu pembantu di rumahnya.

" Tuan Arshad sebenarnya tadi pagi bibi liat pergi jogging Non" Jawab Bi Wita

" Oh syukurlah, kirain aku Arshad pergi kemana"

" Non, bukankah hari ini adalah hari anniversary pernikahan kalian?" Tanya Bi Wita

" Iya betul sekali bi, hari ini aku juga ingin memberikan hadiah spesial untuk Arshad"

" Wah hadiah spesial apa non?" Tanya bi Wita

" Ada deh bi" Jawab Zhafira

Zhafira adalah orang yang sangat cantik dan sangat ramah, bahkan semua pembantunya telah ia anggap seperti keluarga sendiri.

Belum lagi di rumah mewahnya itu ia hanya tinggal dengan Arshad dan para pembantu saja.

Dan sebenernya juga Arshad memiliki perusahaan di kota, sehingga ia hanya pulang saat weekend saja.

Kini Zhafira hanya duduk saja di kursi taman depan rumahnya sambil menunggu Arshad pulang.

" Sayang" Teriak Zhafira saat melihat Arshad datang

Zhafira langsung berlari dan memeluk tubuh Arshad dengan erat.

" Sayang, kamu ingat kan hari ini adalah hari anniversary kita" Ucap Zhafira yang masih memeluk Arshad

" Ya tentu dong sayang" Jawab Arshad

" Lalu dimana hadiah untukku?" Tanya Zhafira sambil menggeledah tubuh Arshad

Tiba tiba dari saku jaket Arshad, Zhafira menemukan sebuah kotak cincin. Tanpa lama Zhafira segera membuka kotak tersebut dan memakai cincin yang ada didalamnya itu

" muah( cium Zhafira pada pipi Arshad), terimakasih banyak sayang, wow cincinnya sangat indah dan cantik sekali" Ucap Zhafira

" Tuan, Non, Sarapannya udah siap" Ucap Bi Wita sambil menghampiri Zhafira dan Arshad

" Bi, liat ini cantik kan?, ini hadiah anniversary dari Arshad Bi" Ucap Zhafira sambil memperlihatkan tangannya pad Bi Wita

" wow, cantik dan cocok sekali ditangan non" Jawab Bi Wita

Zhafira dan Arshad pun segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk sarapan.

" Sayang, kok kamu lupa sih sama ukuran tangan aku, ini sebenarnya kegedean sedikit " Ucap Zhafira sambil duduk di meja makan

" Maaf sayang, bukannya aku lupa sama ukuran tangan kamu namun sebenernya karena design cincin itu sangat cantik dan aku yakin kamu juga akan langsung menyukainya walaupun memang hanya beda sedikit dengan ukuran tangan kamu" Balas Arshad

Tring tring tring tring

Suara handphone Arshad berbunyi.

" Sayang aku angkat telpon dulu sebentar" Ucap Arshad sambil meninggalkan meja makan

Lima menit kemudian Arshad kembali ke meja makan.

"Siapa yang telpon?, padahal kan ini weekend dan hari libur" Tanya Zhafira

" Biasa, client ingin membahas kontrak, dan juga maaf banget sayang, aku sekarang harus pergi" Ucap Arshad

" Yah, tapi kamu harus pulang nanti malam ya aku mau kasih kejutan spesial " Balas Zhafira dengan sedikit cemberut

" Tentu sayang" Ucap Arshad sambil mencium kening Zhafira

Arshad pun kini segera pergi menuju kamar untuk bersiap siap.

Di kediaman Zein dan Amira, kini mereka telah selesai sarapan.

" Bu, kami pamit pergi ya" Ucap Amira pada Melinda

" Hati hati dijalan ya" Balas Melinda sambil melambaikan tangan

Zein dan Amira pun kini segera menuju mobil, dan langsung memasukkan koper Amira ke dalam bagasi. Segera mereka pun berangkat

" Sayang, bukankah kamu punya jadwal praktek yang padat?" Tanya Amira

" Iya, namun tetap saja aku harus mengantarkan istriku tercinta terlebih dahulu" Jawab Zein

" Terimakasih banyak sayang " Ucap Amira sambil mencium pipi Zein

Zein dan Amira pun kini telah tiba di bandara.

" Sayang aku pamit ya" Ucap Amira

Tanpa menjawab Zein langsung memeluk tubuh Amira.

" Sayang, cepatlah pulang" Bisik Zein pada Amira

Amira hanya mengangguk menjawab bisikan Zein, Segera Amira pun pergi dan meninggalkan Zein.

Tringg Tringg

Handphone Zein berbunyi, dan ternyata Safana atau salah satu perawat di rumah sakit tempat Zein bekerja menelpon.

Zein:" Halo, ada apa Safana?"

Safana:" Dok, apakah dokter telah melihat berita, ada sebuah kecelakaan beruntun di dekat gunung, dan para tim medis dari rumah sakit kita akan segera dikirim kesana, serta dokter juga diperintahkan untuk langsung kesana, dan lokasi tempat kecelakaannya akan saya kirim kan lewat pesan"

Zein:" Oh ya baiklah, lalu kalau gitu tolong atur kembali jadwal praktek saya dengan para pasien"

Safana:" Baiklah dok"

Zein pun segera membawa mobilnya menuju lokasi yang dikirim oleh Safana. Setibanya disana ternyata kecelakaannya sangat parah bahkan banyak sekali orang yang mengalami luka luka, baik yang luka berat ataupun ringan, dan bahkan jalanan disana pun ditutup.

Bab 2

" Dok, tolong anak saya" Ucap seorang wanita sambil menggendong anak kecil

" Mari kita bawa kesana dulu" Ucap Zein sambil menunjuk ke posko darurat medis

Setibanya di posko, Wanita tersebut segera menidurkan anaknya di salah satu ranjang yang kosong. Zein pun segera mengeluarkan stetoskop beserta peralatan medis lainnya untuk memeriksa keadaan anak kecil tersebut.

" Dok bagaimana keadaan anak saya?" Tanya wanita itu kembali

" Untungnya tidak ada masalah serius, hanya ada beberapa lebam dan luka gores di tubuhnya" Ucap Zein sambil mengobati luka luka gores pada tubuh anak kecil tersebut

" Terimakasih banyak Dok"

"Lalu apakah ibu memiliki keluhan atau rasa sakit?" Tanya Zein

" Tidak ada dok, saya sungguh baik baik saja"

Setelah selesai diobati, anak dan ibu tersebut segera pergi, tidak lupa mereka mengucapkan terimakasih. Semua orang yang mengalami luka luka, satu per satu diobati di posko medis oleh beberapa dokter termasuk oleh Zein.

Waktu terus berlalu, semua orang yang luka luka kini telah diobati, sementara jalan dan kerusakan kerusakan diurus oleh polisi dan pihak pihak terkait.

"Dokter Zein, terimakasih atas bantuannya, kini semua orang telah selamat dan selesai diobati" Ucap salah satu perawat yang menghampiri Zein

" Iya, kalau gitu saya pamit pergi karena ada urusan" Ucap Zein sambil meninggalkan tempat kecelakaan

Setelah selesai Zein segera menelpon Safana.

Safana:" Halo Dok, ada apa? Bagaimana dengan situasi disana?"

Zein:" Situasi disini telah aman, namun sepertinya saya minta agar semua jadwal praktek yang tertunda hari ini dipindahkan saja ke hari lain"

Safana:" Apakah ada masalah atau kendala yang lain Dok?"

Zein:" Tidak ada masalah apapun, hanya saja saya memiliki sebuah keperluan penting hari ini"

Safana:" Baiklah Dok, saya akan memindahkan semua jadwal praktek dokter hari ini ke hari lain"

Zein:" Terimakasih banyak Safana"

Safana" Sama sama Dok"

Zein segera membawa mobilnya menuju keluar dari daerah pegunungan tersebut, saat dijalan tiba tiba ia melihat sebuah toko barang antik yang membuatnya tertarik untuk masuk dan melihat lihat. Zein segera memarkirkan mobilnya dan masuk ke toko barang antik tersebut.

Na Na Na, terdengar suara lantunan nada yang indah. Melodi tersebut membuat Zein mencari asal sumber suaranya dan ia menemukan sebuh kotak musik antik yang terlihat sangat cantik.

Zein segera menuju tempat kotak musik tersebut dan akan langsung membelinya, namun saat akan mengambil kotak musik tersebut tiba tiba ada sebuah tangan yang juga akan mengambil kotak musik tersebut.

" Hey, Saya yang pertama" Teriak seorang wanita dengan keras

" Apa apaan, saya yang pertama memegangnya disini" Balas Zein dengan teriak juga

" Tidak, saya yang pertama" Ucap wanita tersebut sambil mengambil kotak musik dan berlari menuju kasir.

Zein pun segera mengejarnya.

" Paman, aku beli kotak musik yang ini" Ucap Wanita tersebut sambil memberikan kotak musik pada pemilik toko

" Zhafira, apa kabar? Sudah lama sekali kamu baru kesini lagi" Ucap pemilik toko dengan gembira

" Kabarku baik paman" Balas Zhafira sambil tersenyum

" Tunggu, saya yang akan membeli kotak musik tersebut Pa" Teriak Zein dari jauh

" Paman tau kan hari ini adalah hari anniversary pernikahanku, aku sangat ingin memberikan kotak musik ini sebagai hadiah untuk Arshad" Ucap Zhafira

" Maaf Tuan, sayang sekali kotak musik ini hanya tinggal satu, dan Maaf sekali saya harus memberikannya pada Zhafira" Ucap Pemilik toko

" Namun Pa, saya yang sebenarnya menemukan kotak musik itu lebih dulu" Ucap Zein

" Tapi Aku kan yang mengambilnya lebih dulu" Balas Zhafira

" Pa saya akan membayarnya dua kali lipat dari harganya" Ucap Zein

" Paman aku bayar tiga kali lipat pun tidak apa apa" Ucap Zhafira sambil memberikan kartu Debit

" Maaf sekali" Ucap Pemilik toko sambil menyelesaikan transaksi pembayaran Zhafira

Tanpa bicara apapun lagi, Zein berjalan pergi menuju pintu keluar.

" Paman kok harganya ga tiga kali lipat?" Tanya Zhafira

" Ya karena memang harga yang harus dibayarnya segitu Zhafira" Ucap pemilik sambil tersenyum

" Terimakasih banyak paman, aku pamit pulang ya" Ucap Zhafira sambil menuju keluar

" Hati hati dijalan, jangan lupa nanti sering mampir kesini ya" Ucap pemilik toko

Zhafira mengangguk sambil tersenyum seraya berjalan ke pintu keluar. Tiba tiba di pintu keluar ia bertemu Zein kembali dan ternyata Zein langsung merebut kotak musik tersebut, lalu Zein melemparkan beberapa lembar uang pada Zhafira dan Zein pun segera berlari.

" Heyyyyyyy" Teriak Zhafira dengan sangat marah

Zein terus berlari tanpa memedulikan Zhafira, namun Zhafira juga tidak mau kalah ia berlari sekencang mungkin untuk mengejar Zein.

Zhafira yang memang sangat tau tentang daerah disini, ia pun mengambil jalan pintas agar bisa menangkap Zein. Sementara saat Zein melihat ke belakang dan ternyata Zhafira sudah tidak ada, ia pun berhenti dan merasa lega. Namun tiba tiba saat Zein berbalik, Zhafira sudah ada di hadapannya.

" Heyy, kembalikan kotak musik saya" Teriak Zhafira dengan marah sambil mencoba merebut kotak musik itu kembali

" Tidak, Saya mohon biarkan saya yang membeli kotak musik ini, Saya sangat membutuhkannya untuk dijadikan sebagai hadiah ulang tahun istri saya" Ucap Zein dengan wajah memohon

" Tidakk bisaa, suami saya sangat menyukai musik seperti ini, dan juga saya membutuhkannya untuk dijadikan sebagai hadiah anniversary pernikahan kami" Balas Zhafira

Zein dan Zhafira terus berebut kotak musik, keduanya tidak ada yang mau mengalah.

Daggg

Kotak musik tersebut akhirnya malah terlempar ke tanah dan hancur berantakan akibat dari aksi rebutan Zein dan Zhafira.

" Ihhh, liat jadinya malah rusak kaya gini" Ucap Zhafira sambil memunguti pecahan pecahan kotak musik tersebut

" Kamu juga salah, suruh siapa tidak mau mengalah" Balas Zein

" Tapi liat, semua ini adalah akibat perbuatan kamu" Ucap Zhafira dengan marah kembali

" Tidak, ini bukan salah saya seorang, ini salah kita berdua" Balas Zein

" Aaaahhh bagaimana sekarang, hadiah suamiku jadi rusak seperti ini, kamu harus tanggung jawab, carikan kotak musik yang sama persis seperti ini" Ucap Zhafira

" Seharusnya kamu mengalah dari awal, pasti tidak akan ada kejadian seperti ini" Balas Zein

Sementara Zein dan Zhafira terus berdebat dan saling menyalahkan, tiba tiba handphone mereka ada yang menelpon. Mereka kini menghentikan perdebatan dan segera menjawab telpon masing masing. Setelah menerima telpon tiba tiba keduanya berlari saling berlawanan, dimana Zein berlari menuju ke tempat parkir mobilnya, sementara Zhafira berlari mencari taksi. Entah kabar apa yang mereka terima, namun mereka terlihat sangat khawatir dan juga sedih. Pada akhirnya kota musik yang telah rusak tersebut ditinggalkan begitu saja dan tidak dimiliki oleh siapapun.

Bab 3

" Pa tolong antar ke rumah sakit Edelweis" Pinta Zhafira pada supir taksi.

Zhafira pun segera masuk ke dalam taksi. Namun tiba tiba Zhafira terus menangis selama perjalanan.

Di sisi lain, Zein yang telah berada di parkiran mobil, segera membawa mobilnya dengan kencang sekali menuju sebuah tempat.

Tid... Tid... Tid..

Jalanan sepenuhnya macet total, semua kendaraan terjebak macet dan tidak ada yang bisa maju sedikitpun. Taksi yang Zhafira naiki terjebak di kemacetan tersebut, dan ternyata mobil Zein juga sama terjebak di dalam kemacetan.

" Pa, saya turun disini aja" Ucap Zhafira

" Tapi rumah sakitnya masih cukup jauh dari sini" Ucap Sopir taksi

" Tidak apa apa, saya bisa berlari karena saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi" Balas Zhafira sambil memberikan uang pada sopir taksi

Kini Zhafira terus berlari sambil menangis, disisi lain ternyata Zein juga berlari dan meninggalkan mobilnya di tengah kemacetan.

Selang beberapa waktu, Kini Zhafira telah tiba di rumah sakit.

"Permisi, apakah ada pasien bernama Arshad" Tanya Zhafira pada bagian administrasi

" mohon tunggu sebentar, Biar saya periksa dulu" Jawab salah satu pegawai

Lalu tiba tiba Zein juga datang ke rumah sakit dan segera menanyakan tentang Amira pada bagian administrasi.

" Apa apaan ini, apakah kamu membuntuti saya" Ucap Zhafira

" Buang buang waktu sekali jika saya membuntuti kamu " Balas Zein

" Permisi Pa, Bu, pasien atas nama Amira dan Arshad korban kecelakaan berada di ruangan yang sama " Ucap pegawai administrasi yang menghentikan sebentar pertengkaran antara Zein dan Zhafira

"Ruangan mana?" Tanya Zein dan Zhafira bersamaan

" Mohon sebenarnya kedua pasien dilaporkan telah meninggal di tempat kecelakaan, dan kini keduanya ada di ruang mayat" Balas Pegawai administrasi

" Apaaa, tidak mungkinnn" Teriak Zhafira

" Mustahil kenapa istri saya bisa meninggal seperti ini" Teriak Zein

"Sebaiknya Kalian segera memeriksa kebenarannya di ruang mayat yang letaknya di ujung sana" Ucap Pegawai administrasi sambil menunjuk ke ruang mayat

Zein dan Zhafira berjalan bersama menuju ke ruang mayat, tangisan Zhafira pecah sementara Zein hanya diam saja.

" Dimana Amira, biarkan saya memeriksanya sendiri, saya juga seorang dokter " Ucap Zein pada penjaga ruang mayat

" Oh ya mari ikuti saya" Ucap penjaga ruang mayat pada Zhafira dan Zein

Ketiganya kini masuk dan menuju ke tempat dimana ada dua mayat tengah berada.

" Ini adalah mayat Arshad, sementara yang ini adalah Amira" Ucap penjaga ruang mayat

" Aahhh tidak mungkinnn" Teriak Zhafira setelah membuka kain putih yang menutupi mayat Arshad

Zhafira pun kini menangis dengan sangat histeris. Zein juga turut membuka kain putih yang menutupi Amira, lalu ia segera memeriksa denyut nadi, nafas dan jantung Amira.

" Tidak, Amira tidak mungkin meninggalkanku sendirian di dunia ini" Teriak Zein yang masih tidak percaya

Tiba tiba dari luar datang beberapa orang secara bersamaan.

" Arshadku dimana arshad" Teriak seorang perempuan paruh baya

" Amiraaaaa" Teriak Perempuan paruh baya lainnya yang tidak lain adalah Melinda

Melinda segera menghampiri keberadaan Zein dan langsung menangis histeris saat melihat mayat Amira.

Plak Plakk, sebuah tamparan melayang di kedua pipi Zhafira.

" Hey, dasar perempuan pembawa sial, lihatlah karena kesialanmu itu membuat anakku meninggal seperti ini" Teriak Ibunya Arshad dengan marah sambil membentak bentak Zhafira

Tiba tiba dari luar datang lagi seorang perempuan paruh baya juga.

" Heyy, berani sekali menampar dan menyebut anakku pembawa sial" Teriak perempuan paruh baya yang baru datang (ibunya Zhafira)

" Lihatlah ini semua adalah bukti bahwa anak kamu sungguh pembawa sial" Balas Ibunya Arshad ( Maya)

" Hey kalian, apakah kalian tidak waras, malah bertengkar dan saling memaki di tempat seperti ini" Ucap Melinda tiba tiba dengan sangat marah

" Dia lah orang yang memulai semua pertengkaran ini" Ucap Ibu Zhafira (Sarah)

Tiba tiba dari luar seorang perawat perempuan masuk.

" Apakah kalian semua keluarga dari kedua pasien yang meninggal ini?" Tanya perawat

" Saya ibunya Amira" Jawab Melinda

" Saya keluarga dari Arshad" Ucap Ibu Zhafira ( Sarah)

" Ini semua barang barang kedua pasien yang ditemukan di dalam mobilnya" Ucap Perawat sambil memberikan barang barang tersebut

" Kenapa barang barang Amira ditemukan di dalam mobilnya?" Tanya Zein dengan terkejut

" Karena kedua pasien mengalami kecelakaan di mobil yang sama, dan untuk detail lebih jelasnya lagi sedang dilakukan proses penyelidikan oleh polisi" Jawab perawat

Aaaaaaa, suara tangisan dari Zhafira sambil memegang barang barang Arshad.

Tiba tiba kini polisi telah datang.

" Kecelakaan ini adalah murni karena kelalaian, dan untuk mobilnya sendiri hancur berantakan akibat jatuhnya ke jurang"Jelas Polisi

Semua orang yang berada di ruang mayat menangis histeris.

" Pa tolong segera urus jenazah Arshad, Saya yang akan membawa jenazah Arshad dan akan memakamkannya di dekat rumah saya" Ucap Ibunya Arshad pada pengurus ruang mayat.

" Tunggu, Bu kumohon biarkan aku yang membawa dan mengurus jenazah Arshad untuk terakhir kalinya" Ucap Zhafira sambil berlutut di kaki Maya

" Tidakk, saya tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk membawa jenazah Arshad" Balas Maya sambil mendorong tubuh Zhafira dari hadapannya

" Hey berani sekali kamu mendorong anak saya" Ucap Sarah

" Hey kalian jika terus bertengkar seperti ini saya laporkan pada keamanan" Teriak Melinda yang menyela pertengkaran

" Kamu siapa memangnya berani sekali ikut campur" Balas Maya

" Pertengkaran kalian sungguh menganggu disini" Balas Melinda

" Tolong maafkan ibu saya dan mertua saya" Ucap Zhafira pada Melinda

" Apa apaan lagi kamu" Ucap Maya

"Dasar tidak tau malu, seharusnya kamulah yang meminta maaf karena kamulah penyebab semua keributan ini" Bentak Sarah

Kini Sarah dan Maya masih terus bertengkar. Karena sudah tidak tahan Melinda segera memanggil security dan menyuruhnya untuk mengeluarkan Maya dan Sarah dari ruang mayat.

" Hey, siapa lagi kamu berani sekali menyeret saya seperti ini" Teriak Maya pada security perempuan yang membawanya

" Lihat ini ulah kamu sendiri" Ucap Sarah

Sementara Zhafira kini masih di dalam ruang mayat sambil terus menangis dan memelukku tubuh Arshad. Namun disisi lain Zein sikapnya tiba tiba berubah, dimana yang tadinya ia menangis dan cukup terkejut, namun kini ia diam membisu.

"Zein bagaimana ini?, kenapa Amira meninggal kan kita" Ucap Melinda yang menangis sambil memeluk tubuh Zein

Sementara Zein tidak berkata apapun. Tiba tiba dari luar datang seorang wanita dan pria paruh baya. Dan ternyata mereka adalah Rayan dan Tamara yang tidak lain adalah orang tua kandung Zein.

" Hey Melinda, lepaskan pelukanmu dari tubuh anakku, tidak sadarkah kamu bahwa kematiannya adalah akibat dari perselingkuhannya" Ucap Tamara dengan nada suara yang tinggi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!