" Pa tolong antar ke rumah sakit Edelweis" Pinta Zhafira pada supir taksi.
Zhafira pun segera masuk ke dalam taksi. Namun tiba tiba Zhafira terus menangis selama perjalanan.
Di sisi lain, Zein yang telah berada di parkiran mobil, segera membawa mobilnya dengan kencang sekali menuju sebuah tempat.
Tid... Tid... Tid..
Jalanan sepenuhnya macet total, semua kendaraan terjebak macet dan tidak ada yang bisa maju sedikitpun. Taksi yang Zhafira naiki terjebak di kemacetan tersebut, dan ternyata mobil Zein juga sama terjebak di dalam kemacetan.
" Pa, saya turun disini aja" Ucap Zhafira
" Tapi rumah sakitnya masih cukup jauh dari sini" Ucap Sopir taksi
" Tidak apa apa, saya bisa berlari karena saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi" Balas Zhafira sambil memberikan uang pada sopir taksi
Kini Zhafira terus berlari sambil menangis, disisi lain ternyata Zein juga berlari dan meninggalkan mobilnya di tengah kemacetan.
Selang beberapa waktu, Kini Zhafira telah tiba di rumah sakit.
"Permisi, apakah ada pasien bernama Arshad" Tanya Zhafira pada bagian administrasi
" mohon tunggu sebentar, Biar saya periksa dulu" Jawab salah satu pegawai
Lalu tiba tiba Zein juga datang ke rumah sakit dan segera menanyakan tentang Amira pada bagian administrasi.
" Apa apaan ini, apakah kamu membuntuti saya" Ucap Zhafira
" Buang buang waktu sekali jika saya membuntuti kamu " Balas Zein
" Permisi Pa, Bu, pasien atas nama Amira dan Arshad korban kecelakaan berada di ruangan yang sama " Ucap pegawai administrasi yang menghentikan sebentar pertengkaran antara Zein dan Zhafira
"Ruangan mana?" Tanya Zein dan Zhafira bersamaan
" Mohon sebenarnya kedua pasien dilaporkan telah meninggal di tempat kecelakaan, dan kini keduanya ada di ruang mayat" Balas Pegawai administrasi
" Apaaa, tidak mungkinnn" Teriak Zhafira
" Mustahil kenapa istri saya bisa meninggal seperti ini" Teriak Zein
"Sebaiknya Kalian segera memeriksa kebenarannya di ruang mayat yang letaknya di ujung sana" Ucap Pegawai administrasi sambil menunjuk ke ruang mayat
Zein dan Zhafira berjalan bersama menuju ke ruang mayat, tangisan Zhafira pecah sementara Zein hanya diam saja.
" Dimana Amira, biarkan saya memeriksanya sendiri, saya juga seorang dokter " Ucap Zein pada penjaga ruang mayat
" Oh ya mari ikuti saya" Ucap penjaga ruang mayat pada Zhafira dan Zein
Ketiganya kini masuk dan menuju ke tempat dimana ada dua mayat tengah berada.
" Ini adalah mayat Arshad, sementara yang ini adalah Amira" Ucap penjaga ruang mayat
" Aahhh tidak mungkinnn" Teriak Zhafira setelah membuka kain putih yang menutupi mayat Arshad
Zhafira pun kini menangis dengan sangat histeris. Zein juga turut membuka kain putih yang menutupi Amira, lalu ia segera memeriksa denyut nadi, nafas dan jantung Amira.
" Tidak, Amira tidak mungkin meninggalkanku sendirian di dunia ini" Teriak Zein yang masih tidak percaya
Tiba tiba dari luar datang beberapa orang secara bersamaan.
" Arshadku dimana arshad" Teriak seorang perempuan paruh baya
" Amiraaaaa" Teriak Perempuan paruh baya lainnya yang tidak lain adalah Melinda
Melinda segera menghampiri keberadaan Zein dan langsung menangis histeris saat melihat mayat Amira.
Plak Plakk, sebuah tamparan melayang di kedua pipi Zhafira.
" Hey, dasar perempuan pembawa sial, lihatlah karena kesialanmu itu membuat anakku meninggal seperti ini" Teriak Ibunya Arshad dengan marah sambil membentak bentak Zhafira
Tiba tiba dari luar datang lagi seorang perempuan paruh baya juga.
" Heyy, berani sekali menampar dan menyebut anakku pembawa sial" Teriak perempuan paruh baya yang baru datang (ibunya Zhafira)
" Lihatlah ini semua adalah bukti bahwa anak kamu sungguh pembawa sial" Balas Ibunya Arshad ( Maya)
" Hey kalian, apakah kalian tidak waras, malah bertengkar dan saling memaki di tempat seperti ini" Ucap Melinda tiba tiba dengan sangat marah
" Dia lah orang yang memulai semua pertengkaran ini" Ucap Ibu Zhafira (Sarah)
Tiba tiba dari luar seorang perawat perempuan masuk.
" Apakah kalian semua keluarga dari kedua pasien yang meninggal ini?" Tanya perawat
" Saya ibunya Amira" Jawab Melinda
" Saya keluarga dari Arshad" Ucap Ibu Zhafira ( Sarah)
" Ini semua barang barang kedua pasien yang ditemukan di dalam mobilnya" Ucap Perawat sambil memberikan barang barang tersebut
" Kenapa barang barang Amira ditemukan di dalam mobilnya?" Tanya Zein dengan terkejut
" Karena kedua pasien mengalami kecelakaan di mobil yang sama, dan untuk detail lebih jelasnya lagi sedang dilakukan proses penyelidikan oleh polisi" Jawab perawat
Aaaaaaa, suara tangisan dari Zhafira sambil memegang barang barang Arshad.
Tiba tiba kini polisi telah datang.
" Kecelakaan ini adalah murni karena kelalaian, dan untuk mobilnya sendiri hancur berantakan akibat jatuhnya ke jurang"Jelas Polisi
Semua orang yang berada di ruang mayat menangis histeris.
" Pa tolong segera urus jenazah Arshad, Saya yang akan membawa jenazah Arshad dan akan memakamkannya di dekat rumah saya" Ucap Ibunya Arshad pada pengurus ruang mayat.
" Tunggu, Bu kumohon biarkan aku yang membawa dan mengurus jenazah Arshad untuk terakhir kalinya" Ucap Zhafira sambil berlutut di kaki Maya
" Tidakk, saya tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk membawa jenazah Arshad" Balas Maya sambil mendorong tubuh Zhafira dari hadapannya
" Hey berani sekali kamu mendorong anak saya" Ucap Sarah
" Hey kalian jika terus bertengkar seperti ini saya laporkan pada keamanan" Teriak Melinda yang menyela pertengkaran
" Kamu siapa memangnya berani sekali ikut campur" Balas Maya
" Pertengkaran kalian sungguh menganggu disini" Balas Melinda
" Tolong maafkan ibu saya dan mertua saya" Ucap Zhafira pada Melinda
" Apa apaan lagi kamu" Ucap Maya
"Dasar tidak tau malu, seharusnya kamulah yang meminta maaf karena kamulah penyebab semua keributan ini" Bentak Sarah
Kini Sarah dan Maya masih terus bertengkar. Karena sudah tidak tahan Melinda segera memanggil security dan menyuruhnya untuk mengeluarkan Maya dan Sarah dari ruang mayat.
" Hey, siapa lagi kamu berani sekali menyeret saya seperti ini" Teriak Maya pada security perempuan yang membawanya
" Lihat ini ulah kamu sendiri" Ucap Sarah
Sementara Zhafira kini masih di dalam ruang mayat sambil terus menangis dan memelukku tubuh Arshad. Namun disisi lain Zein sikapnya tiba tiba berubah, dimana yang tadinya ia menangis dan cukup terkejut, namun kini ia diam membisu.
"Zein bagaimana ini?, kenapa Amira meninggal kan kita" Ucap Melinda yang menangis sambil memeluk tubuh Zein
Sementara Zein tidak berkata apapun. Tiba tiba dari luar datang seorang wanita dan pria paruh baya. Dan ternyata mereka adalah Rayan dan Tamara yang tidak lain adalah orang tua kandung Zein.
" Hey Melinda, lepaskan pelukanmu dari tubuh anakku, tidak sadarkah kamu bahwa kematiannya adalah akibat dari perselingkuhannya" Ucap Tamara dengan nada suara yang tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments