Bocil Kontrak

Bocil Kontrak

Bab 1 : Hati yang sakit

Rintik hujan yang semakin deras tak membuatnya pergi dari tempat tersebut. Suasana yang sepi di jalanan ibu kota dan hujan yang sangat lebat membuat tempat itu tidak ada orang. Namun, seorang pria duduk di tepi jalan sambil menundukkan kepalanya.

Pakaian lengkap kantornya masih melekat di tubuhnya, ia belum pulang ke rumah sejak tadi siang, pikirannya sedang kacau, hatinya sedang tidak baik-baik saja. Satu jam berlalu ia di sana, tubuhnya mulai menggigil akibat kedinginan, tapi ia tidak menghiraukannya.

Flashback on

"Kenapa kau tidak ingin menikah dengan ku?" tanya Alva dingin.

"Aku tidak mencintaimu Alva," ucap Rinja dengan santai.

"Bagaimana dengan perjodohan kedua orang tua kita? kau tau semenjak kita di jodohkan aku sangat menyayangimu, aku sangat mencintaimu. Bahkan aku tak ingin kau lecet sedikit pun, bagaimana bisa kau tidak ingin menikahi ku? sungguh kau sangat kejam," ucap Alva menahan amarahnya.

"Sudah ku katakan dari awal aku tidak bisa mencintai mu, buat apa kau berusaha meluluhkan hati ku yang memang bukan untuk mu, jadi di sini ku katakan hubungan kita berakhir," ucap Rinja langsung pergi meninggalkan Alva sendirian.

"Rinja," panggil Alva tapi ia tak beranjak dari duduknya. Rinja mendengarnya tapi ia tak menghiraukannya, ia pun langsung pergi saat itu.

Alva menatap kosong ke arah kursi yang ada di depannya, tepat di mana Rinja tadi berada di sana. Ia tak menyangka Rinja tidak mau menikah dengannya, padahal Alva sudah mencintai Rinja sejak dulu.

Menit berikutnya Alva pun pergi dari tempat tersebut, makan siang yang sangat menyakitkan bagi Alva. Rinja yang mengajaknya untuk makan siang bersama dan ternyata Rinja ingin mengakhiri hubungannya dengan Alva.

Flashback off

Alva menatap kosong ke arah jalan raya, pikirannya kosong, tubuhnya tak berdaya sama sekali.

"Kenapa dia tega meninggalkan ku? aku sangat mencintainya," ucap Alva masih menatap ke arah jalanan.

Tiba-tiba sebuah mobil pun menghampiri Alva yang tengah kehujanan, seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil tersebut, ia mengenakan payung dan mendekati Alva.

"Apa yang kau lakukan di sini nak?" tanya pria paruh baya itu. Alva tak menjawab bahkan ia tak ingin melihat ke arah pria itu sedikit pun.

"Maafkan ayah, ayah yang salah telah menjodohkan mu dengannya, tapi ku mohon mari pulang bersama, aku tak ingin kau sakit." Ucap pria paruh baya itu.

Arjana adalah ayah dari Alva, arjana sudah tau bahwa Rinja tak ingin menikahi Alva. Arjana sangat kecewa dengan keluarga Rinja yang memutuskan hubungan perjodohan anak mereka.

Alva pun langsung bangkit dan menatap ke arah ayahnya, arjana menatap putranya dengan penuh salah, ia sangat merasa bersalah terhadap anak semata wayangnya itu.

"Maafkan ayah," ucap Arjana.

"Ayah tidak salah, tapi ku mohon jangan jodohkan lagi aku dengan siapa pun," ucap Alva kepada sang ayah. Arjana pun langsung mengangguk setuju.

Setelah percakapan yang singkat itu mereka pun langsung pulang ke rumah saat itu, tubuh Alva masih basah kuyup.

Alva seorang pengusaha kaya raya, ia anak satu-satunya dan mendapatkan semua harta warisan milik sang ayah. Ibunya telah meninggal saat Alva masih duduk di bangku SMA. Kini ia tinggal bersama sang ayah, ayahnya tak ingin menikah lagi lantaran takut jika istri barunya akan memperlakukan Alva semena-mena.

__________________________

"Bagaimana kau sudah memutuskan hubungan dengan Alva?" tanya Farid.

"Sudah," ucap Rinja yang fokus pada ponselnya.

"Bagus, aku akan segera menikah mu sayang." Ucap Farid bahagia.

"Tentu saja, kau tau aku memutuskan dia hanya karena untuk mu," ucap Rinja tersenyum.

"Terima kasih banyak baby." Ucapnya bahagia.

Alva dan Rinja sudah berhubungan selama satu tahun, Alva sangat mencintai Rinja berbeda dengan Rinja yang kurang menyukai Alva lantaran Alva terlalu polos dan cuek baginya, rinja ingin lelaki yang gagah seperti Farid. Rinja jatuh cinta terhadap Farid selama 5 bulan kebelakang, rinja berselingkuh tanpa sepengetahuan Alva.

__________________________

Setelah mandi dan berganti pakaian Alva dan Arjana sedang menikmati secangkir kopi di pinggir kolam renang, tempat di mana menjadi favorit mereka semenjak ibu Alva meninggal dunia.

"Ayah tau dari mana Rinja tak ingin menikahi ku?" tanya Alva.

"Tadi, ayahnya menemui ku. Aku sangat kaget dan kecewa terhadap mereka," ucap Arjana. Alva terdiam sebentar.

"Apa ayah tau kenapa dia tak ingin bersama ku?" tanya Alva lagi.

"Mereka bilang, Rinja tak menyukai mu dan dia sudah memiliki lelaki yang ia cintai." Ucap Arjana.

"Ha?" Alva kaget, ia pun langsung menatap ke arah ayahnya.

"Ada apa?" tanya Arjana.

"Dia memiliki lelaki yang lain? berarti dia akan menikah?" tanya Alva, entah kenapa jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya.

"Sepertinya begitu," tebak Arjana.

"Kapan dia kenal lelaki itu? padahal aku selalu bersama Rinja, apa Rinja berselingkuh selama ini di belakang ku?" ucap Alva bertanya-tanya.

"Sepertinya," Arjana menebak.

"Sungguh tega sekali dia," ucap Alva yang menghempaskan nafas kasar kasarnya.

"Sekali lagi ayah minta maaf, ini salah ayah. Ayah hanya ingin kau cepat menikah dan mendapatkan anak, mungkin karena ayah kesepian jadi ingin sekali rumah ini ramai suara anak kecil," ucap Arjana dengan tatapan kosong.

Alva terdiam, ini bukan salah ayahnya tapi juga termasuk salahnya, kenapa tidak dari dulu dia mencari pasangan? dia benar-benar kurang perhatian terhadap pasangannya sendiri.

"Ini bukan salah ayah, tapi ini salah ku. Aku akan berusaha untuk membuat ayah bahagia, walaupun itu tanpa kehadiran seorang istri dan anak dari ku," ucap Alva sambil tersenyum ke arah ayahnya.

"Jangan di pikirkan lagi, aku tak ingin kau sakit karena di tinggalkan olehnya." Ucap Arjana. Alva pun mengangguk sambil tersenyum ke arah ayahnya.

"Sudahlah, mari istirahat." Ucap Arjana.

"Luan saja yah," ucap Alva yang masih ingin menikmati suasana malam.

Ayah Alva pun langsung pergi dari sana meninggalkan Alva yang masih ingin bersantai. Alva menghempaskan nafas kasarnya. Hatinya masih kacau, ia belum bisa menerima kenyataan ini.

Alva melihat ke arah langit, pemandangan yang sangat indah, bintang-bintang yang bercahaya terang dan bulan yang bersinar terang, banyak yang mengatakan besok akan panas jika bintang malam ini banyak.

Alva tersenyum ke arah langit, ia harus berusaha untuk melupakan Rinja, walaupun itu sulit tapi ia harus bisa, masih banyak wanita di luar sana yang mungkin lebih cocok untuk Alva.

"Mah, aku sangat merindukanmu." Ucap Alva yang masih menatap langit, hanya mamanya lah yang tak pernah menyakiti hati Alva, ia benar-benar merindukan sosok mamanya yang lemah lembut terhadapnya.

Hai guys, author kembali menulis dengan judul "Bocil Kontrak" semoga kalian suka ya.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman-teman semua.

Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_Happy Reading_

Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!