NovelToon NovelToon

Bocil Kontrak

Bab 1 : Hati yang sakit

Rintik hujan yang semakin deras tak membuatnya pergi dari tempat tersebut. Suasana yang sepi di jalanan ibu kota dan hujan yang sangat lebat membuat tempat itu tidak ada orang. Namun, seorang pria duduk di tepi jalan sambil menundukkan kepalanya.

Pakaian lengkap kantornya masih melekat di tubuhnya, ia belum pulang ke rumah sejak tadi siang, pikirannya sedang kacau, hatinya sedang tidak baik-baik saja. Satu jam berlalu ia di sana, tubuhnya mulai menggigil akibat kedinginan, tapi ia tidak menghiraukannya.

Flashback on

"Kenapa kau tidak ingin menikah dengan ku?" tanya Alva dingin.

"Aku tidak mencintaimu Alva," ucap Rinja dengan santai.

"Bagaimana dengan perjodohan kedua orang tua kita? kau tau semenjak kita di jodohkan aku sangat menyayangimu, aku sangat mencintaimu. Bahkan aku tak ingin kau lecet sedikit pun, bagaimana bisa kau tidak ingin menikahi ku? sungguh kau sangat kejam," ucap Alva menahan amarahnya.

"Sudah ku katakan dari awal aku tidak bisa mencintai mu, buat apa kau berusaha meluluhkan hati ku yang memang bukan untuk mu, jadi di sini ku katakan hubungan kita berakhir," ucap Rinja langsung pergi meninggalkan Alva sendirian.

"Rinja," panggil Alva tapi ia tak beranjak dari duduknya. Rinja mendengarnya tapi ia tak menghiraukannya, ia pun langsung pergi saat itu.

Alva menatap kosong ke arah kursi yang ada di depannya, tepat di mana Rinja tadi berada di sana. Ia tak menyangka Rinja tidak mau menikah dengannya, padahal Alva sudah mencintai Rinja sejak dulu.

Menit berikutnya Alva pun pergi dari tempat tersebut, makan siang yang sangat menyakitkan bagi Alva. Rinja yang mengajaknya untuk makan siang bersama dan ternyata Rinja ingin mengakhiri hubungannya dengan Alva.

Flashback off

Alva menatap kosong ke arah jalan raya, pikirannya kosong, tubuhnya tak berdaya sama sekali.

"Kenapa dia tega meninggalkan ku? aku sangat mencintainya," ucap Alva masih menatap ke arah jalanan.

Tiba-tiba sebuah mobil pun menghampiri Alva yang tengah kehujanan, seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil tersebut, ia mengenakan payung dan mendekati Alva.

"Apa yang kau lakukan di sini nak?" tanya pria paruh baya itu. Alva tak menjawab bahkan ia tak ingin melihat ke arah pria itu sedikit pun.

"Maafkan ayah, ayah yang salah telah menjodohkan mu dengannya, tapi ku mohon mari pulang bersama, aku tak ingin kau sakit." Ucap pria paruh baya itu.

Arjana adalah ayah dari Alva, arjana sudah tau bahwa Rinja tak ingin menikahi Alva. Arjana sangat kecewa dengan keluarga Rinja yang memutuskan hubungan perjodohan anak mereka.

Alva pun langsung bangkit dan menatap ke arah ayahnya, arjana menatap putranya dengan penuh salah, ia sangat merasa bersalah terhadap anak semata wayangnya itu.

"Maafkan ayah," ucap Arjana.

"Ayah tidak salah, tapi ku mohon jangan jodohkan lagi aku dengan siapa pun," ucap Alva kepada sang ayah. Arjana pun langsung mengangguk setuju.

Setelah percakapan yang singkat itu mereka pun langsung pulang ke rumah saat itu, tubuh Alva masih basah kuyup.

Alva seorang pengusaha kaya raya, ia anak satu-satunya dan mendapatkan semua harta warisan milik sang ayah. Ibunya telah meninggal saat Alva masih duduk di bangku SMA. Kini ia tinggal bersama sang ayah, ayahnya tak ingin menikah lagi lantaran takut jika istri barunya akan memperlakukan Alva semena-mena.

__________________________

"Bagaimana kau sudah memutuskan hubungan dengan Alva?" tanya Farid.

"Sudah," ucap Rinja yang fokus pada ponselnya.

"Bagus, aku akan segera menikah mu sayang." Ucap Farid bahagia.

"Tentu saja, kau tau aku memutuskan dia hanya karena untuk mu," ucap Rinja tersenyum.

"Terima kasih banyak baby." Ucapnya bahagia.

Alva dan Rinja sudah berhubungan selama satu tahun, Alva sangat mencintai Rinja berbeda dengan Rinja yang kurang menyukai Alva lantaran Alva terlalu polos dan cuek baginya, rinja ingin lelaki yang gagah seperti Farid. Rinja jatuh cinta terhadap Farid selama 5 bulan kebelakang, rinja berselingkuh tanpa sepengetahuan Alva.

__________________________

Setelah mandi dan berganti pakaian Alva dan Arjana sedang menikmati secangkir kopi di pinggir kolam renang, tempat di mana menjadi favorit mereka semenjak ibu Alva meninggal dunia.

"Ayah tau dari mana Rinja tak ingin menikahi ku?" tanya Alva.

"Tadi, ayahnya menemui ku. Aku sangat kaget dan kecewa terhadap mereka," ucap Arjana. Alva terdiam sebentar.

"Apa ayah tau kenapa dia tak ingin bersama ku?" tanya Alva lagi.

"Mereka bilang, Rinja tak menyukai mu dan dia sudah memiliki lelaki yang ia cintai." Ucap Arjana.

"Ha?" Alva kaget, ia pun langsung menatap ke arah ayahnya.

"Ada apa?" tanya Arjana.

"Dia memiliki lelaki yang lain? berarti dia akan menikah?" tanya Alva, entah kenapa jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya.

"Sepertinya begitu," tebak Arjana.

"Kapan dia kenal lelaki itu? padahal aku selalu bersama Rinja, apa Rinja berselingkuh selama ini di belakang ku?" ucap Alva bertanya-tanya.

"Sepertinya," Arjana menebak.

"Sungguh tega sekali dia," ucap Alva yang menghempaskan nafas kasar kasarnya.

"Sekali lagi ayah minta maaf, ini salah ayah. Ayah hanya ingin kau cepat menikah dan mendapatkan anak, mungkin karena ayah kesepian jadi ingin sekali rumah ini ramai suara anak kecil," ucap Arjana dengan tatapan kosong.

Alva terdiam, ini bukan salah ayahnya tapi juga termasuk salahnya, kenapa tidak dari dulu dia mencari pasangan? dia benar-benar kurang perhatian terhadap pasangannya sendiri.

"Ini bukan salah ayah, tapi ini salah ku. Aku akan berusaha untuk membuat ayah bahagia, walaupun itu tanpa kehadiran seorang istri dan anak dari ku," ucap Alva sambil tersenyum ke arah ayahnya.

"Jangan di pikirkan lagi, aku tak ingin kau sakit karena di tinggalkan olehnya." Ucap Arjana. Alva pun mengangguk sambil tersenyum ke arah ayahnya.

"Sudahlah, mari istirahat." Ucap Arjana.

"Luan saja yah," ucap Alva yang masih ingin menikmati suasana malam.

Ayah Alva pun langsung pergi dari sana meninggalkan Alva yang masih ingin bersantai. Alva menghempaskan nafas kasarnya. Hatinya masih kacau, ia belum bisa menerima kenyataan ini.

Alva melihat ke arah langit, pemandangan yang sangat indah, bintang-bintang yang bercahaya terang dan bulan yang bersinar terang, banyak yang mengatakan besok akan panas jika bintang malam ini banyak.

Alva tersenyum ke arah langit, ia harus berusaha untuk melupakan Rinja, walaupun itu sulit tapi ia harus bisa, masih banyak wanita di luar sana yang mungkin lebih cocok untuk Alva.

"Mah, aku sangat merindukanmu." Ucap Alva yang masih menatap langit, hanya mamanya lah yang tak pernah menyakiti hati Alva, ia benar-benar merindukan sosok mamanya yang lemah lembut terhadapnya.

Hai guys, author kembali menulis dengan judul "Bocil Kontrak" semoga kalian suka ya.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman-teman semua.

Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_Happy Reading_

Bab 2 : Tentang Qaisya

Matahari mulai naik untuk menerangi setiap sudut bumi, kemacetan pagi ini membuat Alva bosan berlama-lama di dalam mobil. Akhirnya ia pun sampai di kantornya.

Alva berjalan menuju ruangannya, moodnya sangat buruk hari ini, perkataan Rinja yang kemarin masih terngiang di pikirannya, entah sampai kapan Rinja selalu menghantui pikiran Alva? entahlah Alva sangat bingung.

"Apa benar kau tidak jadi menikah dengan Rinja?" tanya Aldo saat mereka berada di ruangan Alva.

"Tau dari mana kamu?" tanya Alva heran.

"Dari pak Arjana," ucapnya jujur.

"Hmmm. . . begitulah," ucap Alva yang sebenarnya muak dengan pertanyaan Aldo barusan. Aldo adalah manager yang di perintahkan Arjana untuk menemani Alva di dalam bisnisnya, yang pasti Aldo siap siaga selalu berada di sisi Alva. Umur Aldo dan Alva tidak terlalu jauh, jadi mereka berbicara biasa seperti teman sendiri.

Alva seorang pengusaha yang terkenal dengan kepribadian yang baik, tapi ia sangat cuek dan dingin, banyak wanita yang terpikat padanya, tak jarang ia menemui wanita yang suka menggodanya. Bahkan banyak juga orang tua wanita yang datang ke rumah hanya untuk menjodohkan Alva dengan wanita-wanita itu, jelas Alva menolak karena di hatinya hanya ada Rinja seorang. Tapi kini Rinja malah meninggalkan dirinya tanpa alasan yang begitu jelas, hati Alva begitu sakit, ia tak pernah menyangka akan ditinggalkan oleh pujaan hatinya.

____________________

"Kenak kamu ha. . . ha . . . ha. . ." tawa renyah seorang gadis membuat suasana di bawah pohon itu semakin ramai, mereka sedang menggambar di sana.

Gadis itu sangat suka menjahili teman-temannya yang sedang belajar menggambar dengannya.

Siang yang begitu panas membuat mereka beristirahat di bawah pohon yang rindang, ia sedang mengajari anak-anak jalanan menggambar dengan bagus. Anak jalanan yang hidup di bawah jembatan.

Anak yang terlantar dan sangat malang itu selalu berjualan setiap harinya, mereka berjualan bersama di sana, tapi ada juga yang berjualan setelah pulang sekolah, ada beberapa antara mereka yang masih bersekolah.

"Lihat bagus kan gambar yang ku buat," ucap Qaisya menunjukkan hasil karya kepada para anak kecil yang ada di sana. Qaisya berumur 17 tahun, dia satu-satunya paling tua di sana, anak yang lain masih di bawah umur Qaisya.

Qaisya sering mengajarkan banyak hal kepada anak-anak yang ada di jalanan, karena hanya Qaisya yang paling tua di sana dan hanya dia yang bersekolah di sana.

"Kak bagaimana cara membuat bunga yang cantik?" ucap Imna ingin belajar menggambar bersama Qaisya.

"Sini kakak ajarkan," ucap Qaisya senang hati, ia mengajari Imna menggambar bunga yang cantik, Imna masih berumur 10 tahun, ia tidak sekolah di karenakan keluarganya yang tidak mampu untuk membayar uang sekolah.

Qaisya seorang gadis yang cantik yang sangat di sukai anak jalanan, ia sangat baik terhadap semua orang yang ada di sekitarnya, anak jalanan di sana sangat bersyukur bisa berteman dengan Qaisya, setidaknya mereka banyak mendapatkan ilmu dari Qaisya walaupun mereka tak bersekolah.

Qaisya anak yang tak pernah di anggap, dia anak yang tak di inginkan oleh kedua orang tuanya. Sejak kecil Qaisya di buang oleh kedua orang tuanya di jalanan, seorang nenek jalanan pun memungut dirinya. Nenek itu melihat saat sepasang kekasih yang masih muda meletakkan Qaisya di tempat sampah, nenek itu ingin memarahi sepasang kekasih itu, tapi mereka tak mendengarkan nenek itu, mereka pun pergi tak bertanggung jawab.

Nenek itu melihat ke arah bayi yang ada di tong sampah itu, bayi itu tidak menangis sama sekali, malah bayi itu tertawa ke arah nenek itu. Nenek itu pun menangis, ia membawa bayi itu pulang bersamanya. Nenek yang hidup sebatang kara akhirnya memutuskan untuk membesarkan Qaisya sendirian di rumahnya.

Awalnya nenek itu ingin melaporkan kepada polisi atas penemuan bayi, tapi setelah melihat Qaisya yang tidak rewel membuat nenek itu ingin membesarkan Qaisya.

Pukul 3 siang anak jalanan itu pamit kepada Qaisya, mereka ingin berjualan kembali di jalanan, anak itu sebagian besar menjual koran dan tisu. Qaisya tinggal sendirian di bawah pohon itu. Hampir setiap pulang sekolah Qaisya selalu singgah di bawah pohon itu, ia selalu bermain dengan anak jalanan yang ada di sana. Menit berikutnya Qaisya pun memilih pulang ke rumah.

Rumah yang sangat sederhana, memiliki taman yang begitu luas, taman itu di penuhi oleh bunga-bunga yang cantik, tak lupa dengan beberapa sayuran yang ada di sana. Nenek sangat suka memakan sayur begitu pun dengan Qaisya.

"Assalamualaikum nek." Ucap Qaisya masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam, ya Allah Qaisya!! berapa kali sudah nenek bilang, kalau mau main itu di ganti dulu bajunya." Ucap nenek marah, kebiasaan Qaisya yang membuat membuat nenek selalu marah setiap Qaisya pulang ke rumah.

"Hehehehe iya nenek ku sayang." Ucap Qaisya yang langsung mencium punggung tangan nenek itu.

"Kalau begini terus Qaisya gak boleh lagi bermain ke sana ya!!" nenek mengancamnya, nenek tau di mana Qaisya di setiap pulang sekolah.

"Nek, jangan gitu dong. Oke-oke Qaisya bakalan ganti baju dulu kalo mau main." Ucap Qaisya menatap nenek yang sedang marah padanya.

"Dari kamu kecil selalu berbicara seperti itu, sampai sudah berumur 17 tahun masih saja seperti itu." Ucap nenek gak percaya lagi dengan perkataan Qaisya.

"Hihihihi nek." Qaisya langsung memeluk nenek, ia tau bagaimana cara meluluhkan hati nenek yang sedang marah, nenek tak bisa marah jika Qaisya selalu memeluknya. Entah kenapa pelukan Qaisya begitu nyaman dan berarti baginya.

"Qaisya ganti baju dulu ya, babay." Ucap Qaisya yang langsung meninggalkan nenek yang hanya diam membisu di sana.

__________

Qaisya menghirup udara yang begitu segar sore itu, ia memandangi tumbuhan yang ada di depan rumahnya, ia baru selesai mandi.

"Qaisya kamu siram bunga ya, nenek mau ke pasar sebentar." Ucap nenek.

"Siap nek." Qaisya tersenyum. Ia pun langsung mengambil ember yang berisi air, ini adalah rutinitas Qaisya di setiap sorenya, ia selalu membantu nenek untuk menyirami bunga-bunga yang indah itu.

Nenek bekerja sebagai penjual nasi pagi, setiap pagi nenek selalu berjualan dekat pasar, yang jelas Qaisya tak bisa membantu pekerjaan nenek di pagi hari, tapi jika di malam hari Qaisya bekerja sebagai pelayan cafe di dekat taman kota, ia bekerja hanya empat jam saja, yang jelas Qaisya sangat bersyukur, walaupun gajinya sedikit setidaknya ia bisa meringankan beban nenek sedikit. Qaisya juga merupakan siswi yang sangat berprestasi di sekolahnya, dengan prestasi yang banyak membuat nenek sangat bangga padanya.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗

Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_Happy Reading_

Bab 3 : Undangan pernikahan

Sembari menyirami bunga di depan rumah, senja pun telah tiba, qaisya melihat ke arah senja dengan senyuman yang tulus, ia sangat suka melihat keindahan langit di sore hari.

Senja terjadi karena molekul dan partikel kecil di atmosfer mengubah arah sinar cahaya matahari, sehingga menyebabkannya berhamburan atau berpendar di udara. Pemendaran memengaruhi warna cahaya yang datang dari langit, tetapi detailnya ditentukan oleh panjang gelombang cahaya dan ukuran partikel.

______________________

Heningnya malam begitu candu, berbisik pada alam bercerita berjuta kisah yang telah di lewati. Hidup itu adalah perjalanan. Kehidupan itu merangkai kisah yang tak pernah putus. Ada senang dan bahagia, ada air mata dan nestapa, ada siang dan malam, ada terik dan hujan. Hidup itu seperti menulis bait puisi yang tak pernah selesai.

Alva menatap kosong ke arah langit yang di penuhi bintang-bintang, entah kenapa hatinya masih tidak terima jika Rinja akan menikah dengan orang lain, rasanya Alva tak sanggup melewati hari-hari tanpa Rinja. Apakah itu yang di namakan cinta itu buta dan tuli? walaupun Rinja tak mau menikah dengan Alva, tapi Alva masih tetap mencintai wanita cantik itu.

"Kenapa dia tidak mau bersama ku? apa yang kurang dariku? bahkan harta ku sangat banyak, kenapa malah dia tidak mau dengan ku." Ucap Alva yang bertanya pada bintang yang banyak, seakan-akan bintang itu sedang mendengarkan curhatan Alva malam ini.

"Tidurlah, masih banyak wanita yang baik di luar sana." Ucap Arjana yang tiba-tiba muncul di belakang Alva. Alva yang tadinya duduk santai kini ia langsung berdiri di hadapan ayahnya.

"Iya ayah." Ucapnya menurut.

__________________

Pagi ini Alva lebih cepat sampai ke kantor, ia berangkat lebih pagi agar tidak terjebak di kemacetan. Kemacetan ibu kota yang membuat orang yang bekerja pagi sangat kesulitan, tak jarang mereka banyak yang telat sampai ke tempat kerja.

Tok . . . tok . . . tok . .

"Masuk." Ucap Alva yang fokus pada ponselnya.

"Hai Alva, apa kabar?" suara seorang wanita terdengar ke telinga Alva. Alva pun langsung melihat ke arah sumber suara, betapa terkejutnya Alva saat melihat Rinja berada di hadapannya saat ini. Wanita yang sangat ia cintai dan sayangi kini berada di hadapannya.

"Rinja? apa aku mimpi? ini kamu kan?" ucap Alva yang langsung berdiri.

"Iya ini aku, emangnya kenapa?" tanya Rinja sedikit heran.

"Sini silahkan duduk." Ucap Alva langsung mengajak Rinja duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Alva tampak senang dan bahagia saat Rinja mendatanginya ke kantor.

"Maaf menganggu waktu mu, aku di sini tidak lama. Ini undangan pernikahan ku. Kamu datang ya." Ucap Rinja yang langsung memberikan undangan pernikahannya kepada Alva.

Deg. . .

Jantung Alva berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Apa-apaan ini? Alva sangat shok ketika Rinja mengeluarkan surat undangan dari dalam tas ranselnya.

"Hello kenapa diam?" tanya Rinja heran.

"Ka. . . ka. . . u akan me-nikah?" tanya Alva tak percaya.

"Iya aku akan menikah, mungkin kita bukan jodoh." Ucap Rinja sambil tersenyum.

"Bagaimana bisa baru dua hari kita putus kau langsung memberikan undangan pernikahan padaku? kenapa kau selalu menyakiti hatiku? apa yang salah dari ku Rinja?" ucap Alva dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kau terlalu polos untuk ku Alva!" ucap Rinja.

"Polos apanya? hanya karena aku menolak berhubungan badan dengan mu, kau langsung mengatakan aku polos? aku tidak mau menikmati mu sebelum menikah mu Rinja." Ucap Alva serius, ia tak sanggup lagi menahan air matanya, Alva pun menangis di hadapan Rinja.

"Kau terlalu baik, dan tidak paham apa yang aku mau, jadi ya sudah lebih baik kita tidak usah bersama kan." Ucap Rinja yang tak merasa bersalah sama sekali.

"Tidak, kau tidak boleh menikah dengan orang selain aku, kau tau? aku sangat mencintaimu mu. Jadi, ku mohon jangan tinggalkan aku." Ucap Alva sambil menangis.

Alva duduk di hadapan Rinja untuk memohon agar tidak meninggalkan dirinya, ia tak sanggup jika harus melihat Rinja di nikahi oleh pria lain.

"Ku mohon Rinja hiks. . . hiks. . . " Alva menangis.

"Untuk apa kau menangis, bukan kah kau lelaki yang kaya raya masih banyak di luar sana wanita yang cantik dan juga polos sama seperti mu, jadi menikah lah dengan mereka." Ucap Rinja benar-benar tak menyukai Alva sama sekali.

"Memang banyak wanita di luar sana, tapi hati ku hanya terpikat padamu Rinja, aku sangat mencintaimu. Semua akan ku lakukan demi diri mu Rinja." Ucap Alva tulus. Rinja langsung bangkit dari duduknya, ia muak mendengar Alva berbicara.

"Sudah ku katakan kita bukan jodoh. Aku harap kau datang ke acara pernikahan ku." Ucap Rinja yang langsung pergi dari sana.

"Rinja." Panggil Alva yang tak bergerak dari duduknya.

"Rinja ku mohon jangan tinggalkan aku." Ucapnya sambil menangis.

Satu jam berlalu, Alva masih menangis di dalam ruangannya. Ia menghancurkan apa yang ada di dalam ruangan itu, ia sangat hancur saat ini.

Tok. . . tok. . . tok . . .

Alva masih tetap menangis, ia tak tau siapa yang sedang mengetuk pintu ruangannya.

Klek. . . .

"Astaghfirullah!" Aldo kaget saat melihat ruangan Alva yang berantakan.

"Kamu kenapa? kenapa ruangan ini seperti kapal pecah? apa kamu baru saja kemalingan?" Aldo sangat panik dan langsung mendekati Alva yang sedang menangis di pojokan ruangan itu.

"Aldo . . . hiks. . . hiks . . . Rinja akan menikah." Ucap Alva yang langsung memberitahu Aldo.

"Buset dah, jadi kamu nangis gara-gara Rinja mau menikah hah? terus kamu berantakin ini semua karena sakit hati hah? dasar lo cowok tolol." Ucap Aldo yang merasa Alva benar-benar bodoh.

"Aku sangat mencintainya Aldo." Ucap Alva bersuara lagi.

"Sini dulu," ucap Aldo membantu Alva agar duduk di sofa bersamanya.

"Sudah berapa tahun kamu menangis di sini?" tanya Aldo saat mereka sudah duduk di sofa.

"Baru juga se jam." Ucap Alva jujur.

"Alva . . . Alva . . . ngoblok benar dah. Kalau dia gak cinta sama kamu ya sudah cari yang lain saja. Masih banyak cewek di luar sana yang mau sama kamu." Ucap Aldo. Alva hanya diam, ia berusaha menghapus air matanya saat ini. Seorang Alva yang terkenal sangat dingin malah kini menangis hanya karena seorang wanita yang sudah pasti bukan jodohnya, bukan kah itu hal yang bodoh?

"Sudah lah jangan menangis lagi." Ucap Aldo.

"Memang sangat mudah untuk mengatakan jangan menangis dan lupakan dia, kau tak merasakan jadi diriku, aku yang cinta dia bukan kau, jadi ya mungkin sangat mudah dirimu berbicara lupakan dia." Ucap Alva yang berusaha tegar di hadapan Aldo.

"Iya aku tau itu, aku tak suka kau menangisi dia lagi itu saja." Ucap Aldo paham akan keadaan Alva saat ini.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗

Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_Happy Reading_

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!