4. Menyelesaikan masalah

[Sesulit apapun masalah pasti akan ada jalan keluarnya.]

***

Natama group saat ini terlihat tegang. Ruang meeting besar itu terlihat sunyi. Orang-orang yang ikut dalam rapat itu terlihat menundukan wajah mereka, keringat dingin pun tak luput memenuhi pelipis mereka. Sesekali mereka terlihat mencuri-curi pandang pada Arik dengan sorot was-was.

"Jadi kita kalah saing dengan perusahan C&L. Proyek yang seharusnya membawa Natama pada kejayaan justru malah membuat mereka pada puncak!"

Brak

Gebrakan Arik barusan berhasil membuat para karyawan itu semakin menekuk wajahnya ke bawah. Kemarahan yang tercetak jelas di wajahnya itu berhasil membuat bawahannya menciut takut. Bahkan di antara mereka tidak ada yang berani angkat suara.

"Kenapa kalian diam saja? Lalu apa yang akan kalian lakukan setelah mendapat kabar ini?!" Rahang Arik mengeras, kedua tangannya mengepal. Dia lantas menghembuskan nafas kasar.

Selain marah dan kesal Arik juga kecewa karena proyek yang dia tangani berbulan-bulan terakhir ini justru malah dinikmati oleh pesaingnya begitu saja. Siapa pun yang sudah menjual proyek itu pada pesaingnya Arik berjanji tidak akan mengampuninya dan untuk C&L group. Arik pasti akan membalas mereka.

"Tuan." Pandangan Arik juga semua orang yang ada di sana berguling pada seorang laki-laki muda berwajah kebarat-baratan terlihat mengacungkan tangannya.

Laki-laki itu menurunkan tangannya dengan gugup. Dia sadar bahwa saat ini dirinya menjadi pusat perhatian namun karena sudah terlanjur maju maka dia tak bisa mundur lagi.

Dia berdehem sekilas, "Saya punya ide yang bagus untuk membuat perusahaan C&L grup itu bungkam tuan."

Arik mengangkat sebelah alisnya, terlihat tertarik.

"Apa itu? Kuharap itu adalah sesuatu yang berguna."

"Tentu saja ini berguna tuan. Saya sudah menyiapkan proyek baru untuk mengganti proyek lama kita yang gagal." Laki-laki itu lantas berdiri, memundurkan kursinya dan pergi menghampiri Arik.

"Ini tuan, tuan bisa melihatnya dulu sebelum memutuskan lanjut atau tidak." Dia menyerahkan tablet canggihnya pada Arik.

Arik menerimannya. Tatapannya terlihat serius saat memeriksa isi dalam tablet tersebut. Dia terdiam untuk sejenak namun sesaat kemudian senyum lebar terbit di bibirnya membuat semua orang yang ada di sana diam-diam menghela nafas lega tanpa disadar.

"Rencanamu bagus," puji Arik, "Siapa nama mu?" Dia melirik laki-laki disebelahnya.

"Saya Barama Lito, tuan," jawab Barama.

Arik mengangguk, "Baiklah. Aku menerima saranmu ini Barama."

Barama tidak bisa tidak menyembunyikan senyum lebarnya. Dia menundukan kepalanya untuk sesaat lantas berkata, "Terima kasih tuan."

"Kau boleh kembali ke tempat duduk mu," titah Arik yang langsung Barama turuti.

Setelah melihat Barama duduk kembali di tempatnya Arik berdiri untuk mempresentasikan proyek baru mereka sebagai proyek pengganti dari proyek sebelumnya yang sudah di curi dan di jual oleh oknum yang tidak bertanggung jawab pada perusahaan yang menjadi saingan Natama grup.

Meski proyek yang diajukan Barama tidak sebagus proyek buatan pertama tapi setidaknya ini cukup membantu dan Arik akan berusaha keras membuatnya menjadi lebih sukses dibandingkan dengan proyek sebelumnya yang sudah C&L group pakai tanpa merasa malu sama sekali.

***

Beberapa saat kemudian meeting selesai diadakan. Semua orang bertepuk tangan dengan gembira.

Arik tersenyum lebar, menatap semuanya dan mengucapkan terima kasih sebelum kemudian membubarkan karyawannya.

Satu persatu mereka semua pun keluar dari ruangan itu dengan raut kebahagian tercetak di wajah semuanya termasuk Arik sendiri. Meski awalnya meeting berjalan dengan suasana penuh ketegangan kini semua itu telah berlalu berkat Barama. Tanpa keberanian dia entah akan seperti apa nasib para karyawan selanjutnya. Mereka semua benar-benar berterima kasih pada Barama yang sudah menyelamatkan nasib mereka.

Arik menjabat Barama begitu mereka keluar dari ruang meeting dengan senyum lebar dibibirnya.

"Terima kasih kau sudah menyelamatkan keadaan." Dia menepuk pundak Barama sekali.

Barama terkekeh kalem, "Tidak masalah tuan. Justru ini adalah sebuah kehormatan bagi saya karena bisa membantu perusahaan meski awalnya saya ragu tuan mau menerima saran dari saya, mengingat saya adalah karyawan junior di sini."

"Senior atau pun Junior itu tidak menjadi hambatan selama apa yang mereka ajukan berguna untuk kelangsungan perusahaan," balas Arik sungguh-sungguh.

"Tuan." Zou datang menghampiri Arik. Ah iya, sekertarisnya itu tidak ikut dalam rapat karena Arik sudah lebih dulu memberikan tugas padanya. Apa lagi kalau bukan untuk mencari orang yang sudah berhianat pada perusahaan.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan orangnya?"

Zou menggeleng lesu, "Soal itu saya belum bisa menemukannya. Orang-orangku sedikit kesulitan untuk melacaknya karena orang itu pintar menyembunyikan jejaknya."

Arik mendesah, ekspresinya berubah datar, "Lalu untuk apa kau kemari jika dia saja belum ditemukan."

"Kedatangan saya kemari untuk memberitahu tuan bahwa tuan Ten hari ini berkunjung kemari untuk menemui tuan tentang kesepakatan apakah kita akan lanjut bekerja sama dengan beliau atau tidak."

Kerutan samar muncul dikening Arik.

"Ini sudah lebih dari seminggu dari kesepakatan yang sudah diberikan pihak tuan Ten, tuan."

Seakan disadarkan akan janji yang belum ditepatinya pada Ten, Arik sontak langsung beroh ria dan mengangguk-nganggukan kepalanya. Maklum karena masalah perusahaanya dia jadi melupakan perjanjiannya dengan Ten tentang kesepakatan kerja sama mereka sampai tak sadar bahwa dia juga sudah seminggu ini tinggal di indonesia.

"Tuan Ten sekarang tengah menunggu di ruangan tuan," lapor Zou lagi.

Arik mengangguk, "Baiklah terima kasih atas informasinya." Setelah mengatakan itu Arik lantas pergi dari sana meninggalkan Zou dengan Barama.

Sosok itu terlihat duduk membelakanginya ketika Arik membuka pintu. Sesaat kemudian dia berbalik memperlihatkan wajah tampannya yang halus terlihat memberenggut.

"Kau benar-benar keterlaluan Arik. Seharusnya kau yang mendatangiku tapi ini malah kebalikannya. Aku yang justru mendatangimu."

Arik tersenyum kalem, "Maaf. Bukannya aku bermaksud mengabaikanmu. Masalah di perusahaanku cukup merepotkan, sampai aku lupa bahwa memiliki janji denganmu."

Ten berdecak, bangkit berdiri dan memukul pundak Arik tidak kencang namun cukup membuat Arik meringis.

"Baiklah aku maafkan kau kali ini. Tapi sebagai jaminanya kerja sama kita harus terjadi tidak boleh tidak."

"Baiklah, jika itu mau mu." Arik berjalan menuju meja kerjanya lantas duduk di sana.

"Jadi, bagaimana dengan keparat itu? Apa sudah kau temukan?"

"Belum. Dia benar-benar licik." Sebelah tangan Arik yang berada di atas meja mengepal, tatapannya menyorot tajam.

"Kalau aku sudah berhasil menangkapnya, aku tidak akan membiarkan dia bisa menghirup nafas dengan lega."

Ten bergidik saat melihat tatapan tajam yang diperlihatkan Arik. Meski bukan untuknya, tetap saja itu terasa mengerikan.

Ten berdehem demi mencairkan suasana sekeliling yang terasa menegangkan, "Jadi kapan mau mulai meetingnya?"

Tatapan Arik kembali seperti semula, terlihat soft dan juga meneduhkan.

"Kita mulai saja sekarang," jawab Arik.

Ten mengangguk dia lantas menyerahkan berkas yang dibawanya pada Arik. Negoisasi kerja sama pun mulai berjalan. Arik membaca berkas Ten. Sementara Ten menerangkan maksud dari kerja sama tersebut. Dia juga memberitahu keuntungan dan kerugian yang akan terjadi juga beberapa masalah lainnya.

Arik mendengarkannya dengan cermat, dia lantas menutup berkas di tangannya begitu selesai membacanya. Tangannya bergerak mengambil bolpoin dan langsung menandatangani berkas itu sebagai bukti bahwa dia menyetujui kerja sama yang akan mereka jalin.

Ten yang melihatnya tersenyum riang, mereka berdua lantas saling berjabat tangan.

"Terima kasih atas kerja samanya pak Arik," ucap Ten dengan gaya formalnya.

Arik tersenyum dan mengangguk.

"Aku harap kerja sama ini bisa berjalan dengan lancar pak Ten," balas Arik tersenyum ramah.

Ten mengangguk, mengiyakan. "Semoga saja."

—My Soulmate—

Terpopuler

Comments

H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@

H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@

Barama... aku kira Kurama... hebat lho dia..Kyubi..alias rubah ekor 9..🤭🤭
Canda saya..

2021-06-30

2

Mharif

Mharif

Keren euy

2020-10-21

1

Mharif

Mharif

Serius amat Rik

2020-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Indonesia
2 2. Bertemu sahabat lama
3 3. Qanshana Alsava Zanisa
4 4. Menyelesaikan masalah
5 5. Mimpi
6 6. Bandung
7 7. Berita buruk
8 8. Merelakan
9 9. Bertemu
10 10. Tidak bisa melupakan
11 11. Apa yang terjadi?!
12 12. Perjanjian kontrak
13 13. Spin of Arik
14 14. Spin of Arik 2
15 15. Rencana Arik
16 16. Pengganggu
17 17. Kesepakatan
18 18. Patah hati
19 19. Pernikahan Radea & Cia
20 20. Arik?
21 21. Villa
22 22. Nomor ponsel
23 23. Permintaan Zara
24 24. Tamu tampan
25 25. New York?
26 26. Telepon dari Eliza dan penjelasannya
27 27. Pergi
28 28. Bandara
29 29. Apartemen Arik
30 30. Bertemu Sendral
31 31. Terkurung
32 32. Restauran
33 33. Tamu tak di undang
34 34. Pria bermata biru
35 35. Rumah sakit
36 36. Berusaha kabur
37 37. Ketakutan
38 38. Pesan
39 39. Kembali dengan selamat
40 40. Memasak bersama
41 Pengumuman
42 41. Mati lampu
43 42. Bukan wanita murahan
44 43. Perasaan yang kian berkembang
45 44. Orang misterius
46 45. Bertemu kedua orang tua Arik
47 46. Keinginan kedua orang tua Arik
48 47. Penolakan Arik & Kemunculan si pria bermata biru
49 48. Telepon
50 49. Teror
51 50. Pantai
52 51. Sakit
53 52. Sebuah kebenaran
54 53. Berita buruk
55 54. Keributan di pagi buta
56 55. Pesta mewah
57 56. Kejutan tak terduga
58 57. Pertunangan
59 58. Keputusan terakhir Qansha
60 59. Rumah Dozy
61 BAB 60. Keributan
62 BAB 61. Emosi
63 BAB 62. Kejutan dipagi hari
64 BAB 63. Arik yang prustasi
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Indonesia
2
2. Bertemu sahabat lama
3
3. Qanshana Alsava Zanisa
4
4. Menyelesaikan masalah
5
5. Mimpi
6
6. Bandung
7
7. Berita buruk
8
8. Merelakan
9
9. Bertemu
10
10. Tidak bisa melupakan
11
11. Apa yang terjadi?!
12
12. Perjanjian kontrak
13
13. Spin of Arik
14
14. Spin of Arik 2
15
15. Rencana Arik
16
16. Pengganggu
17
17. Kesepakatan
18
18. Patah hati
19
19. Pernikahan Radea & Cia
20
20. Arik?
21
21. Villa
22
22. Nomor ponsel
23
23. Permintaan Zara
24
24. Tamu tampan
25
25. New York?
26
26. Telepon dari Eliza dan penjelasannya
27
27. Pergi
28
28. Bandara
29
29. Apartemen Arik
30
30. Bertemu Sendral
31
31. Terkurung
32
32. Restauran
33
33. Tamu tak di undang
34
34. Pria bermata biru
35
35. Rumah sakit
36
36. Berusaha kabur
37
37. Ketakutan
38
38. Pesan
39
39. Kembali dengan selamat
40
40. Memasak bersama
41
Pengumuman
42
41. Mati lampu
43
42. Bukan wanita murahan
44
43. Perasaan yang kian berkembang
45
44. Orang misterius
46
45. Bertemu kedua orang tua Arik
47
46. Keinginan kedua orang tua Arik
48
47. Penolakan Arik & Kemunculan si pria bermata biru
49
48. Telepon
50
49. Teror
51
50. Pantai
52
51. Sakit
53
52. Sebuah kebenaran
54
53. Berita buruk
55
54. Keributan di pagi buta
56
55. Pesta mewah
57
56. Kejutan tak terduga
58
57. Pertunangan
59
58. Keputusan terakhir Qansha
60
59. Rumah Dozy
61
BAB 60. Keributan
62
BAB 61. Emosi
63
BAB 62. Kejutan dipagi hari
64
BAB 63. Arik yang prustasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!