Aneh lu

"Chik gue deg deg kan nih, parah banget jantung gue ngedugemnya." Sindi berkeringat dingin.

"Tenang, tarik nafas... buang..." Sindi mengikuti intruksi Chika, mereka kali ini sedang menunggu pengumuman hasil penghitungan suara kemarin.

"Tapi kayaknya yang jadi si Dinda deh, secara dia kan vokal, suaranya bagus, cantik, pas orasi juga nggak ada nerfes nerfesnya biasa pegang mikrofon kali ya." Sindi mulai pesimis.

"Optimis oke, seperfect apapun seseorang di mata orang lain nggak bakal ngaruh kalo Allah percayanya sama lu." Chika meyakinkan.

"Eh ini nih calon ketua babu, tampangnya pantessi emang jadi babu." Ucap seseorang yang berdiri di depan Sindi.

"Jaga ya mulut lemes lu." Chika tersulut emosi.

"Eh temennya si babu ngebelain hahaha..." ganti orang yang berada di depan Chika yang ngomong.

"Lu juga lemes diem!" Gertak Chika.

"Kalo gue ketua babu emang kenapa? Gini gini cowo lu nganter gue pulang, gue tau lu dendam sama gue gara gara pacar lu nganter gue pulang, perlu lu tau kalo gw nolak ajakan pacar lu dan milih jalan kaki, garis bawahi gue nolak terus masalahnya apa lagi?"

"Halah lu nolak gara gara dia pacaran sama gue dan akhirnya dia mutusin gue, awas ya lu gue bales suatu saat nanti." Ucap Aknes lalu pergi.

"Dasar pelakor." Ucap Okta lalu mengikuti Aknes.

"Mereka putus? Astaga astaga pantes si Aknes kelihatan benci banget sama lu." Chika geleng geleng kepala.

"Bodo amat gue, harusnya dia bersyukur karena gue dia bisa lihat mana yang setia mana yang nggak, terlalu di butakan oleh cinta hah." Sindi tersenyum sinis.

"Eh eh eh udah di buka tuh madingnya." Chika menunjuk ke arah mading yang tadinya tertutup kain.

Di mading itu terpampang jelas bahwa bahwa ketua OSIS periode ini adalah DEVIRA SINDI ALICIA.

"Woaaahhhh selamat Cia..." Chika memeluk sahabatnya erat.

"Makasih..." Sindi membalas pelukan Chika, orang orang yang berada di sekitarnya memberikan selama kepada Sindi.

Sindi senang sekaligus takut, ia senang mereka telah percaya dengannya juga takut kalo ia tidak bisa menjaga kepercayaan mereka.

"Chik gue tinggal rapat dulu ya."

"Yoi gue juga mau kumpul bahas event di provinsi."

" Good luck, gue duluan." Sindi menepuk bahu Chika lalu pergi.

"Lu juga good luck, semangat." Chika mengepalkan tangannya ke udara yang di balas juga oleh Sindi.

Ini kali pertama Sindi memimpin rapat, nerfes, gerogi, deg degkan, panas dingin, campur aduk lah rasanya, tapi ia berusaha menyembunyikan semuanya dengan wajah santainya, ia berjalan tenang menuju lantai 3 dimana ruang OSIS sekaligus rapat berada.

"Selamat ya." Seseorang mengagetkan Sindi.

"Eh kaget, eh iya makasih." Sindi menepuk mulutnya sendiri lantaran malu karena kaget.

Seseorang itu senyum lalu pergi meninggalkannya.

"Aneh tu orang dateng dateng ngagetin turus pergi ninggal senyum, manis lagi senyumnya, eh apaan sih lu Cia baru aja kemaren nadzar, Astagfirullah..." Sindi melanjutkan jalannya yang tertunda.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

"Udah di buka?" Tanya Sindi ke Aini.

"Udah."

"Oke, Rapat saya ambil alih, pertama tama saya mengucapkan terimakasih telah menaruh kepercayaan kepada saya, saya minta kerjasamanya karena saya yakin saya tidak akan bisa kerja sendiri disini, ayo kita tunjukkan bahwa kita itu bisa, bahwa kita bukan hanya seorang babu seperti yang mereka pikir tapi kita di atas mereka, ingat semua murid sekolah ini adalah anggota OSIS sedangkan kita adalah pengurus OSIS, anggota makmur karena pengurusnya berhasil ingat itu, biakan celotehan di luar sana berkumandang karena mereka tidak bisa seperti kita, siap mengabdi di sini?"

"Siap"

"KURANG KERAS"

"SIAP"

"Siap, saya juga siap, oke rapat kali ini membahas struktur dan program kerja, selamat datang bagi anggota baru, anggap kita adalah keluarga, tidak ada perbedaan bagi senior dan junior tapi tetap yang muda menghormati yang tua, jangan sungkan untuk bertanya daripada keteteran, buat struktur bisa kak Aini catat di papan tulis sambil saya jelaskan program kerjanya."

Aini maju menulis struktur, karena ia adalah sekertaris tetap OSIS.

"Besok senin pelantikan, tahun ini setiap pengurus OSIS mendapatkan pin, untuk tanda pengenal dan kalian juga bisa mendapatkan bed di setiap event yang ada, siapa yang paling giat, siapa yang paling semangat nanti dan masih banyak lagi, bed itu bisa kalian pasang di lengan kiri. Buat program kerja nanti silahkan setiap seksi bidang untuk membuat program kerja dalam setahun sesuai dengan bidang yang kalian pegang, kalian bisa melihat program kerja tahun lalu, data datanya lengkap di lemari belakang, kalo sudah nanti kita ajukan ke pembina, ya walaupun semua keputusan ada di beliau beliau kita tetap harus mengusahakan yang terbaik, oh iya buat bidang kerohanian nanti setiap ada siswa atau siswi yang terkena bencana bisa kalian meminta dana sosial langsung dari siswa dan siswi, kalau kemarin kemarin kita mengambil dari kas OSIS dan sekarang kita meminta dansos dari murid, itu bisa menjadi sebuah amalan sedekah untuk mereka dan pastinya mengurangi pengeluaran kas karena rencana saya dan pembina akan mengundang bintang tamu untuk disnatalis tahun ini, saya sudah bilang ke pembina dan di setujui, untuk yang menarik tidak hanya bidang kerohanian tapi giliran dari pengurus OSIS tugas bidang kerohanian hanya memantau jalannya kegiatan, sampai sini ada yang ditanyakan?" Sindi membuka sesi tanya jawab, dari pojok belakang ada yang mengangkat tangannya.

Sindi kaget, bukannya itu yang tadi mengagetkannya, setahunnya ia bukan pengurus OSIS.

"Oh iya silahkan." Mempersilahkan.

"Bukannya memberatkan bagi siswa siswi yang bahkan untuk jajan saja pas pasan." Pandangan Sindi terkunci di mata orang itu, sedetik kemudian mereka sama sama mengalihkan pandangan.

"Insyaallah tidak, kita tidak mematok banyaknya yang harus mereka sumbangkan, kita ambil seikhlasnya saja, nanti kita mematok banyaknya yang kita berika ke korban, jika uang lebih bisa di simpan jika kurang ambil dari kas atau simpanan dansos, ada yang mau di tanyakan lagi?." Semua menggeleng, terdengar bisik bisik dari para laki laki yang tengah senang mendengarnya.

"Sepertinya sangat senang bisa TP TP ya... apa lagi pada adek kelas hahaha... Semoga kalian tambah semangat jangan malah sibuk pacaran sendiri sendiri, oke kak Aini selesai mencatat kalian bisa bergabung pada bidangnya masing masing, saling mengenal dan di cicil buat program kerjanya, masih ada waktu 20 menit sebelum rapat berakhir."

Sindi duduk bergabung dengan tim inti yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris satu dan dua juga bendahara satu dan dua, mereka membicarakan tentang latihan upacara dan pelantikan besok senin sedangkan ini sudah hari sabtu.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." Sindi keluar menemui Chika.

"Kenapa Chik?"

"Kata bu Ayu upacara besok senin yang hendel anak pasus dulu OSIS fokus ke pelantikan." Upacara adalah tanggung jawab OSIS yang di pegang oleh bidang upacara, petugas upacara dari kelas kelas yang sudah di tunjuk seminggu sebelumnya.

"Ouh gitu, oke lah satu beban tuntas, eh besok pasus latihan upacara?"

"Iya"

"Bilang yang lain ya OSIS sekalian ikut latihan pelantikan."

"Oke gampang itu kan pelantikannya di tengah tengah upacara jadi sekalian, ya udah gue ke bawah dulu, gue tunggu di depan TU."

"Oke ini mau gue tutup rapatnya."

Sindi kembali masuk.

"Aini udah di tutup aja rapatnya titip bilang besok pagi latihan upacara pelantikan jam 8 pakaian bebas sopan udah gitu aja." Yang bertugas membuka dan menutup rapat adalah sekertaris nanti bilang ada event yang menyampaikan materi adalah ketua panitianya.

Semua orang menunggu giliran keluar dari ruang rapat hingga tersisa Sindi, Aini, Dinda dan seorang yang duduk di pojok memainkan kunci motor, Sindi berjalan kebelakang menuju ke lemari dokumen menaruh selebaran selebaran yang berisi data data anggota OSIS baru.

"Sindi gue sama Dinda pamit dulu ya ada kerkom." Ucap Aini setelah membereskan bukunya.

"Yoi hati hati." Sindi masih sibuk mengurutkan selebaran yang ada di tangannya.

"Maaf nggak bisa nunggu." Ucap Dinda.

"Sans Din." Mereka berdua meninggalkan ruangan.

"Ekhem.."

"Astagfirullah... " Sindi kaget mendengar sebuah deheman, ia pikir itu adalah penghuni ruangan ini.

"Ekhem.." suara deheman lagi, Sindi tidak berani berbalik.

"Mau pulang kagak." Mendengar itu Sindi langsung berbalik.

"Astaga... gue kira siapa... ngapain lu disini, pulang gih."

"Nunggu lu udah cepet taruh tu berkas." Orang itu berdiri dari duduknya lalu mendekati Sindi dan duduk di atas meja depan Sindi berdiri.

Tak mau berdebat Sindi memilih melanjutkan pekerjaannya.

"Oh jadi lu Dava yang mengajukan diri ke bu Ayu..." Sindi melihat selebaran yang ada foto dan bertuliskan data diri orang yang saat ini duduk di belakangnya.

"Apa motivasi lu buat gabung ke OSIS? Kenapa nggak dari kelas 1?" Tanya Sindi.

"Karena lu, gue baru tau lue setelah event class meeting kemarin dan gue tertarik sama lu." Ucap Dava santai.

"Apaan, jangan campurin urusan pribadi sama urusan organisasi! dan jangan berharap karena itu nggak mungkin, udah ah keluar kagak lu apa mau gue kunci di dalem." Sindi melangkah menuju pintu keluar di ikuti Dava.

"Gue pengen deket sama lu, pengen kenal lu lebih jauh."

"Aneh lu, kita bisa deket karena kita patner organisasi tapi kalo lebih jangan harap." Sindi mengunci pintu.

"Kita lihat aja nanti."

"Bodo amat nggak perduli gue yang penting lu udah gue ingetin jangan berharap lebih, gue pulang by." Sindi pergi meninggalkan Dava yang tersenyum miring ke arahnya.

{\_/}

( •.•)

/>❤

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

mantapppp!!!

2020-09-22

2

Yosiana Irma

Yosiana Irma

Hadirrr....

mampir juga di ceritaku #Ternyata kamulah takdirku

2020-04-11

1

Febry Amoorea

Febry Amoorea

blm bisa ngasih komen...

2019-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!