Semilir angin masih terlalu dingin untuk dirasakan. Pantulan cahaya yang berasal dari ufuk timur masih belum terlalu menyilaukan, setiap pagi Sindi selalu berangkat sekolah bersama Chika, pasti tau lah, best friend.
Kring kring kring
Suara lonceng sepeda chika yang sudah nangkring di depan rumah Sindi, sekolah mereka dekat jadi biasanya mereka berangkat sekolah dengan dua pilihan, denga bersepeda atau jalan kaki.
Sindi memutuskan menyembunyikan latar belakang keluarganya dan memilih untuk tidak memakai fasilitas yang berlebihan, ia ingin mengetahui siapa saja yang mau berteman dengannya tanpa harus tau latar belakang keluarganya, pasti banyak belut di balik lumpur, hanya saja ayah Sindi meminta agar anaknya tetep di ikuti oleh bodyguard dari kejauhan semua itu demi keamanan putri semata wayangnya.
Kring kring kring
" Cia buruan... ntar telat kita." Chika terus membunyikan loceng sepedanya.
"iya iya... Bentar lagi pakek sepatu rusuh banget sihhh masih jam segini juga nggak bakal telat." Ucap Sindi dengan santainya mengikat tali sepatu.
"Lu tu kaya putri solo tau nggak." Chika mulai geram.
"Iya iya udah ayo berangkat." Sindi menghampiri Chika.
"Lu bonceng gue?" Tanya Chika.
"Iya sepeda gue di pinjem pak Wawan katanya anaknya mau lomba sepeda sedangkan beliau belom ada rejeki." Ucap Sindi sambil memposisikan diri duduk di depan.
"Ouhhhh... ya udah kuy berangkat." Chika mulai melajukan sepedanya.
"Ci pegang setangnya gue yang goes." Langsung di turuti oleh Sindi.
"Ci sebagai sahabat yang baik nih ya gue mau tanya, lu ngga mau pacaran apa?" Tanya Chika.
"Sebagai sahabat yang baik apa karena kepo?" Jawab Sindi balik bertanya.
" hehehe kepo juga sih, kan lu banyak tuh dapet surat ataupun coklat bahkan yang nembak lu langsung juga banyak."
"Jijik gue lihat cara pacaran temen temen yang sok soan romantis eh jatuhnya malah alay, ayah bunda, papa mama, belum juga ada buntut dah berlaga punya buntut, bun suapin dong sumpah najis parah, geli dengernya, kenapa nggak sekalian mak'e pak'e aja." Sindi mengingat cara pacaran temen temanya.
"Hahaha bener bener geli juga dengernya." Chika ketawa.
"Eh eh jangan gerak gerak oneng, eh eh gue susah belok." Chika tetep ketawa.
"Woy udah jangan goes lagi udah kelewat gerbang tuh." Chika langsung berhenti ketawa plus berhenti goes.
"Kenapa lu nggak belo ganteng."
"Lu goyang goyang gue berusaha nyeimbangin jadi susah buat belok, udah ah ayo dorong." Sindi mendorong sepeda di ikuti Chika yang mendorong di belakang.
"Eh neng kenapa di dorong?" Tanya pak satpam.
"Eh iya ya pak kenapa di dorong." Sindi menaiki sepeda dan langsung menggoesnya.
"WOY TUNGGUIN CIA, SEPEDA GUE TUH." Teriak Chika membuat Sindi langsung berbalik.
"Eh iya lupa kuy naik." Tanpa babibu Chika langsung naik, mereka pun menuju parkiran sepeda.
"Ngapain lu di sini tong?" Tanya Chika ke Rafi yang berada di parkiran kelas 8A padahal dia kelas 8D.
"Gue mau ngomong sama Sindi." Jawab Rafi sedikit gugup.
"Ngomong apa? To the point gih mau bel" Tanya Sindi langsung.
"Lu mau nggak jadi pacaran gue?" Rafi memilin tangannya.
"Apaan lu udah punya Dewi ya kok nembak Cia." Chika sewot.
"Gue udah putus sama dia demi Sindi."
"Maaf ya Fi, bocah kaya gue belom pantes pacaran, gue sadar gue masih bocah nggak tau deh kalo lu bocah gede belom waktunya, nggak perduli lu mau mutusin berapa orang gue tetep nggak bakal terima lu atau siapapun." Ucapan Sindi santai tapi tajem.
"Sekolah yang bener aja Raf kalo udah ngehasilin duit baru tuh pilih, kita tetep temen, lupain kejadian ini anggap lu nggak pernah ngomong gitu ke gue, ya udah gue sama Chika masuk dulu ya udah bel." Lanjut Sindi.
Sindi dan Chika pergi meninggalkan Rafi yang masih diam di tempat mencerna ucapan Sindi, dia disuruh cari duit dulu? itu pikirnya.
"Noh kan lu di dor lagi, kenapa nggak coba pacaran gitu."
"Gini ya Chik, pacaran itu nggak ada gunanya dan dari keluarga juga nggak ngijinin buat pacaran, menghambat kebebasan, kalo lu pacaran pasti temenmu cuma dia, lu care ke cowo lain dia cemburu ah nggak enak kalo lu jomblo kan enak bebas berteman sama siapa aja dan yang penting kita bisa meminimalisir sakit hati, mending ta'aruf langsung nikah, pacaran pas halal, inget ya Chik gue nggak bakal pacaran sebelum umur 17tahun, jadi inget baik baik dan tolong bantu gue ngingetin kalo lupa!"
"Mantap kali bahasa lu, oke lah gue bantu, gue bakal jadi rambu rambu lu."
"Ngga rambu rambu juga kali perumpamaannya tapi makasih lu udah ada di samping gue."
"Ya iya lah kitakan sahabat untuk selamanya atasi semua perbedaan kau dan aku sahabat selama lamanya selama lamanya... setia..." Chika nyanyi.
"Eh malah nyanyi nih bangsul, udah ayo masuk kelas."
{\_/}
( •.•)
/>❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
jejak like dari aku thor, ditunggu feedbacknya
2020-09-19
2
Mia Poei
Semangat
2020-09-04
1
🧭 Wong Deso
like
2020-09-02
1