Putri Yang Hilang 2

Putri Yang Hilang 2

Hanum 1

" ah.. maaf..maaf... Aku tak sengaja..." Seketika aku langsung berjongkok membantu seseorang yang telah menjadi korban karena keteledoran ku dalam berjalan

" Kalau jalan itu yang lihat..lihat dong.." sungut nya pula

Ku lihat wajah nya lumayan cantik, tapi sayang tidak dengan nada bicara nya

" Maaf Mbak, saya tidak sengaja.." ucap ku sekali lagi

Namun ia tak kunjung berhenti mengomeli ku, sampai para pengunjung yang datang berbelanja memperhatikan kami

" Ada apa mbak.." mbak Lala datang mendekat dan menanyakan ku

" Ini mbak, Hanum gak sengaja nabrak mbak nya karena mau ambil susu yang ada di jejeran belakang.." saut ku sambil menunjuk rak jejeran susu kemas

" Pokok nya aku gak mau tau, kamu ganti rugi semua nya, lihat tuh semua barang belanjaan ku pada penyok.." ucap nya sembari menunjuk barang nya yang berhamburan

Aku menilik seketika ke arah mana tunjuk nya, memang tidak semua brang yang ia beli penyok, hanya ada beberapa saja

" Maaf sekali lagi mbak, akan saya ganti semua .." saut ku karena aku juga merasa bersalah di sini

Aku jalan terlalu terburu-buru sekali, sehingga tidak memperduli kan kanan dan kiri, alhasil begini lah jadi nya

" Eleh.. palingan juga setengah nya. Apa kamu sanggup mengganti semua nya.." ujar nya dengan nada merendah kan ku

" Kami akan ganti dengan yang baru, nona tenang saja.." ujar mbak Lala membela ku

" Saya gak mau tau, pokok nya harus di ganti semua..," sungut nya lagi

" Ada apa ini.." tiba-tiba saja datang seorang pemuda menghampiri nya

Wanita yang menjadi korban ku tadi seketika bergelanyut manja di lengan seorang pemuda tersebut

" Ini Yang.. lihat lah, belanjaan ku jadi jatuh semua.." sungut nya sambil menunjuk ke arah ku

Membuat ku seketika jengah menatap nya dan memasang wajah masam, tadi saja memasang wajah garang sekarang kenapa menjadi kucing sok imut gitu

Ilfill sudah aku menatap nya begitu juga dengan mbak Lala ketika kami saling pandang

" Maaf mas,, Nona kami tadi terlalu terburu-buru, jadi tidak sengaja menabrak istri anda.." ujar mbak Lala ramah sebisa mungkin

" Lihat lah wanita itu Yang, bukan nya bertanggung jawab, malah mbak ini yang bertanggung jawab.." ucap nya mengadu

" Anu mbak.. biar saya saja yang memberes kan nya ." Ujar mbak Lala cepat sebelum aku angkat bicara

Bukan nya mau lari dari tanggung jawab, tapi sedari tadi wanita ini tak memberi ku kesempatan untuk berbicara

Sudah meminta maaf sekali pun tak di hirau kan oleh nya, membuat ku jengkel saja

" Sudah lah Yang, sudah di ganti juga.. kita tunggu di depan saja.." ajak kekasih nya dengan ramah

" Tapi Yang..."

Ucapan nya terputus seketika ketika kekasih nya angkat bicara kepada nya

" Kita tunggu di depan saja, lagian gak enak di lihat sama pengunjung yang lain, lagian sudah di ganti kan, kamu mau apa lagi.." ucap nya memotong perkataan kekasih nya

Aku hanya diam saja melihat interaksi antara kedua nya, membuat ku semakin jengah dengan pasangan kekasih ini

Mereka berdua pun pergi ke arah kursi tunggu yang ada di depan, dengan sigap mbak Lala mengganti semua barang belanjaan milik nya dengan yang baru

" Aku bantu mbak.." ujar ku inisiatif membantu mbak Lala

Bagai mana pun semua itu salah ku, tidak mungkin aku lari dari tanggung jawab seperti apa yang di ucap kan nya tadi kepada ku

" Gak usah mbak Hanum.. biar mbak Lala saja, lagian kan ini memang tugas saya.." ucap mbak Lala tersenyum ramah

Sejak dulu aku memang suka dengan mbak Lala, selain ramah, mbak Lala juga sangat menyayangi ku sejak kecil

Sedari dulu aku sering bermain dengan nya sambil bekerja, mbak Lala sering mengajar kan ku untuk berjualan

Terkadang kami sering live bersama dalam rangka mempromosi kan barang dagangan mama

" Nggak apa ini mbak, saya jadi gak enak sama mbak Lala.." ucap ku sedikit sungkan dengan mbak Lala

" Gak apa mbak, lagian kan, mbak Hanum mau kerja kan.." saut nya pula

" Astagfirullah mbak.. saya lupa ." Dengan langkah cepat, aku pun mengambil susu kemasan siap saji dan berjalan ke arah luar kembali

" Maaf ya.. mbak, merepot kan mbak Lala, nanti saya bilang deh.. sama mama, bonus nya di tambah ." Iming ku

" Nggak usah mbak,, lagian gaji mbak Lala sudah lebih dari cukup kok.." ujar mbak Lala sungkan

" Itung-itung ganti rugi mbak, barang yang rusak, mbak bawa balik saja, nanti saya ganti semua, tinggal total aja seperti biasa.." ucap ku lagi sebelum pergi meninggal kan nya

Terdengar sautan lagi, namun aku tak mendengar jelas, ku cepati langkah kaki ku keluar dari Alfamart milik mama ini

Dan ketika aku melewati ruang tunggu, mereka berdua masih di sana, mungkin menunggu barang belanjaan mereka yang baru

Aku pun tak menghirau kan ke dua nya, karena aku masih memiliki kesibukan ku sendiri,

Untung nya aku bekerja di perusahaan papa ku sendiri, kalau tidak, entah lah, mungkin aku sudah di pecat jauh-jauh hari

" Lama sekali sih kak,, terlambat nih aku kuliah nya, mana ban motor ku kempes lagi.." ketika aku sudah berada di halaman rumah,

Aku malah mendapati Omelan dari Aisyiah pula, pagi ini sudah tiga wanita yang telah memarahi ku

Yang pertama mama kedua wanita yang tak di kenal dan terakhir Aisyiah adik ku sendiri, entah siapa lagi nanti yang akan mengomel pada ku

" Berisik deh, kenapa kamu gak pakai motor bang Ihsan aja, kan ada di garasi.." ucap ku menatap kesal Aisyiah

" Motor gede kak, mana mungkin aku bawa motor Segede itu.." ucap nya geleng kepala menatap ku tak percaya

" Percuma dong.. badan kamu gede gitu, kalau gak bisa bawa motor gede.." ejek ku pada nya

" Ye.. bukan nya gak bisa, tapi takut jatuh aja, lagian kaki ku gak sampai.." ujar nya

Memang dua adik kembar ku lumayan berisi, ketimbang aku yang kurus tinggi, mereka berdua lebih ke melebar kesamping

Tapi masih ideal, sedang kan aku, entah lah, sudah seperti burung ruak-ruak saja, panjang kaki dan badan kurus

" Yang penting berani aja sih menurut Kakak.." ucap ku

" Bukan gak berani juga kak, pernah tuh aku bawa, tapi sayang nya kaki aku gak Sampek pas ada lampu merah, alhasil aku jatuh ketimpa motor gede itu, dan bang Ihsan mengomel panjang kali lebar sama aku.." ucap nya sambil mengerucut kan bibir nya

Membuat ku tertawa lepas di kala mengingat Aisyiah yang pulang terpincang-pincang dan di omeli oleh Ihsan sepanjang jalan

" Hei.. kalian berdua, kenapa belum berangkat juga.." mama menatap kami berdua dengan tatapan sengit

Membuat kami buru-buru masuk ke dalam mobil, mencari aman, dari pada di omeli lagi oleh mama

Lebih baik melarikan diri kan, apa lagi tatapan mama yang seperti belatih seakan-akan menghunus jantung

...****************...

Terpopuler

Comments

SAHRIANI

SAHRIANI

siap kak, saling support ya

2023-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!